Anda di halaman 1dari 14

NUTRISI DALAM PAKAN UNGGAS

Aspek nutrisi pakan ternak unggas yang baik tidak hanya sekedar ditinjau dari segi teknis
semata, melainkan juga melibatkan segi ekonomis. Pakan unggas yang secara teknis memenuhi
persyaratan, yang membutuhkan biaya mahal, namun jika tidak sebanding dengan hasil produksi
ternak unggas tidak ekonomis. Juga berlaku sebaliknya bila dari segi nutrisi pakan ternak unggas
dapat disusun sangat ekonomis, tetapi tidak dapat memberi imbalan produksi ternak unggas yang
optimal berarti secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu dalam penyusunan
pakan ternak unggas yang baik adalah mengusahakan penyusunan yang dari segi teknis dan
ekonomis memenuhi persyaratan. Dengan demikian, dapat diharapkan kesempatan untuk
memperoleh pengertian yang hakiki tentang nutrisi pakan ternak unggas yang baik.

Pakan ternak unggas bagi kehidupan unggas umumnya antara lain dikonsumsi untuk
memenuhi kegunaan sebagai bahan bakar terhadap zat hidrokarbon dan lemak. Peranan energy
yang diperoleh dari makanan berguna untuk memelihara jaringan tubuh, bila ada kelebihan
dipergunakan untuk produksi.

Pakan ternak membutuhkan lemak dalam jumlah yang cukup, seperti asam lemak tidak
jenuh linoleic, linolenik dan arakhidonik. Dengan demikian pakan menyediakan lemak yang
cukup. Asam lemak tidak jenuh perlu disediakan dalam pakan ternak unggas karena ternak
unggas tidak dapat membuatnya. Oleh karena itu asam lemak demikian disebut asam lemak
esensial.

Protein dalam pakan unggas sangat esensial bagi tubuh unggas. Fungsi protein dalam
tubuh unggas untuk memperbaiki jaringan, pertumbuhan, metabolisme untuk energy, enzim-
enzim fungsi tubuh dan hormone-hormon. Kebutuhan ternak unggas akan protein yang diperoleh
dari pakan ternak unggas, menurut ilmu makanan ternak modern akan bermanfaat lebih
sempurna bila terkandung asam-asam amino esensialyang seimbang seperti : metionin, lisin dan
tryptophan karena ternak unggas tidak dapat membuat asam amino esensial kecuali diperoleh
dari pakan yang dikonsumsi.

Pakan ternak unggas memerlukan mineral organic dalam jumlah yang cukup karena
ternak unggas tidak dapat membuat mineral. Kebutuhan yang mutlak diperlukan dan harus
disedaiakan terutama Kalsium (Ca) dan Fosfor (P). zat-zat mineral yang dibutuhkan kurang lebih
3-5% .

Vitamin adalah zat makanan organic yang sangat dibutuhkan untuk ternak unggas. Meski dalam
jumlah kecil, vitamin mempunyai fungsi penting untuk pertumbuhan dan produksi.

a. Fungsi Energi Untuk Unggas


Energy yang diperoleh dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak unggas digunakan untuk
gerak, serta proses produksi lainnya. Dalam kegiatan tersebut bentuk energy diubah menjadi
panas oleh sebab itu hubungan antara energy dengan proses-proses hidup tubuh selalu
dinyatakan dalam unit panas yaitu kalori.
Kalori kecil adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air
menjadi 10C lebih tinggi. Kilo kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaiikan
suhu 10C lebih tinggi terhadap 1 kg air.
Istilah energy yang umum dipergunakan dalam pakan ternak unggas adalah enegi
metabolism. Tinggi atau rendahnya kadar energy metabolism dalam pakan ternak unggas akan
mempengaruhi banyak sedikitnya ternak unggas mengkonsumsi pakan. Pakan yang
mengandung energy tinggi akan lebih sedikit dikonsumsi ternak unggas namun sebaliknya
untuk pakan dengan energy rendah, akan lebih banyak dikonsumsi ternak unggas.
Peranan energy dalam pakan ternak unggas umummnya dikonsumsi ternak untuk
memenuhi kebutuhan akan energi untuk kerja aktif maupun bergerak bebas dan dapat diubah
menjadi jaringan-jaringan tubuh seperti bentuk otot-otot daging, bulu, produksi daging atau
telur dan memelihara tubuh. Secara umum energy bagi ternak unggas adalah untuk memenuhi
kebutuhan pemeliharaan tubuh. Apabila ada kelebihan baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan
dan produksi. Karena fungsi energy bagi ternak unggas hanya untuk pemeliharaan tubuh dan
produksi maka perlu membuat perhitungan segi teknis dan biologis ternak unggas sehingga
dapat diperhitungkan pemanfaatan energy seoptimal mungkin dan penekanan pemborosan
penggunaan energy pakan yang dikonsumsi ternak unggas.
Apabila ada kelebihan energy setelah energy untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
ternak unggas tipe pedaging terpenuhi, akan disimpan dalam bentuk lemak karena
pemborosan energy mempunyai pengaruh buruk terhadap kualitas karkas setelah ternak
dipotong. Ternak unggas petelur perlu memperhitungkan kebutuhan energy pemeliharaan
tubuh dan pertumbuhan usia menjelang bertelur karena pemborosan energy yag disimpan
dalam bentuk lemak akan menghambat kemampuan produksi telur dan pertumbuhan.
Dalam ilmu makanan ternak unggas dikatakan bahwa pemberian pakan yang seimbang
dengan energy akan lebih kecil kehilangan panas dari tubuh unggas, dibandigkan dengan
nutrisi pakan ternak unggas yang tidak seimbang. Kehilangan panas yang demikian oleh
kalangan peneliti disebut efek dinamis yang khas dari pakan jadi, untuk mencegah
pemborosan energy sangat diperlukan perhitungan kebutuhan energy untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan yang seimbang sehingga efisiensi teknis dan ekonomis bias mendekati
kesempurnaan.
Karbohidrat dan lemak adalah zat amakanan sumber energy yang praktis dan efisien
untuk menyusun pakan unggas yang ekonomis dan berkualitas. Protein juga dapat berfungsi
sebagai sumber energy tetapi tidak ekonomis karena nilai protein lebih mahal dibandingkan
karbohidrat atau lemak. Oleh karena itu untuk menyusun pakan yang ekonomis diperlukan
dasar perhitungan teknis untuk pemakaian energy.
Menurut distribusi energy pakan yang dikonsumsi ternak unggas, penilaian energy yang
lebih umum dikenal seperti Eneri bruto (Eb), Energi feses (Ef), Energi dapat dicerna (Edd),
Energi urin (Eu), Energi metabolism (Em), Energi termis (Et), Energi neto (En), Energi
pemeliharaan (Ep) dan Energi produksi & pertumbuhan. (Epp).
1) Energy bruto (Eb), adalah energy pakan yang dikonsumsi ternak setelah melalui
proses oksidasi yang berupa karbondioksida, air dan gas. Jadi masih merupakan
energy total yang belum terpisahkan dari energy feses dan energy dapat dicerna
2) Energy dapat dicerna (Edd) adalah energy yang dapat dicerna dari energy bruto
dan sudah dikurangi energy feses yang dieksresi
3) Energy metabolism (Em) adalah energy yang dapat dicerna setela dikurangi
energy urine yang di eksresi. Jadi merupak energy bruto dikurangi energy urine
dan enegri feses.
4) Energy neto (En) adalah energy metabolism yang dikurangi energy termis atau
merupakan energy yang hilang sebagai panas. Apabila pakan yang dikonsumsi
mempunyai nutrisi yang sempurna maka kehilangan energy termis mengecil bila
pakan kurang sempurna atau tidak ada keseimbangan nutrisi, energy termis akan
meninggi. Penggunaan energy termis yang tinggi akan mengurangi jumlah energy
yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan produksi daging serta telur sehingga
pakan secara teknis tidak efisien.
5) Energy pemeliharaan (Ep) adalah energy yang paling pokok dibutuhkan untuk
menunjang proses dan memelihara jaringan-jaringan tubuh. Jadi, merupakan
energy kebutuhan minimal bagi ternak unggas saat pertumbuhan atau tidak dalam
masa pertumbuhan.
6) Energy pertumbuhan dan produksi (Epp) adalah energy neto yang sudah
dikurangi energy pemeliharaan. Jadi, kelebihan dari energy pemeliharaan itu baru
digunakan untuk pertumbuhan dan produksi seperti menghasilkan daging dan
telur

Memahami fungsi energy bagi ternak unggas yang diperoleh dari pakan yang dikonsumsi
dapat kita Tarik suatu pengertian bahwa energy paka dibutuhkan untuk :

1) Mempertahankan suhu badan normal agar dapat melakukan reaksi fisik dan biologis
atau aktivitas mempertahankan tubuh hangat dan menjaga tubuh dari kedinginan
2) Melangsungkan pertumbuhan normal dan produksi seperti membuat daging, lemak,
telur, bulu, kuku, sisik serta gerak

Energy dalam pakan unggas secara umum dikatakan dengan dengan kilo kalori per kg pakan
atau disingkat kcal/kg dan lebih terkenal dengan dengan energy metabolis.

b. Fungsi protein untuk ternak unggas


Protein dalam pakan ternak unggas sangat penting bagi kehidupan ternak karena zat
tersebut merupakan protoplasma aktif dalam sel hidup. Nilai yang terkandung dalam protein
pakan ternak unggas, secara umum merupakan zat organic yang mengandung karbon,
hydrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, serta fosfor
Dengan memperoleh protein dari pakan yang dikonsumsi ternak unggas sanggup
memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolism untuk energy, metabolism ke
dalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh, enzim-enzim yang esensial bagi fungsi tubuh normal
dan hormone-hormon tertentu.
Pembicaraan mengenai protein dalam pakan ternak unggas tidak bias terlepas dari asam
amino karena asam amino diperoleh sebagai hasil akhir hidrolitik bila protein dimasak atau
bila enzim-enzim tertentu bekerja pada protein tersebut.
Tinggi rendahnya protein dalam bahan baku makanan tergantung dari asam-asam amino
esensial yang terkandung di dalam bahan baku begitu juga halnya dalam komposisi pakan
yang dikonsumsi untuk ternak unggas. Protein hewan dan ikuntannya mempunyai kualitas
tinggi, misalnya tepung bulu unggas hidrolisa dan susu bubuk. Sedangkan protein pada
tumbuh-tumbuhan dan ikutannya umumnya mempunyai kualitas rendah kecuali bungkil
kedelai diketahui mempunyai kualitas tinggi. Oleh karena itu dalam penelitian pakan ternak
unggas ataupun dalam penyusunan pakan oleh pabrik kombinasi jagung dan bungkil kedelai
masih tetap popular.
Ternak unggas membuat protein jaringan tubuhnya terutama dari asam amino hasil
pencernaan protein dan makanannya. Sebelum protein bahan makanan dapat diserap dan
digunakan oleh unggas zat tersebut harus dirombak ke dalam asam-asam amino selama
pencernaan. Untuk membuat molekul suatu protein tubuh diperlukan sebagai asam amino dan
zat-zat tersebut harus dalam perbandingan tertentu untuk setiap macam protein.
Ternak unggas yang memiliki lambung sederhana mempunyai kesanggupan terbatas
untuk mengubah asam amino yang berlebihan kedalam asam amino tertentu yang diperlukan.
Untuk menghindari hal itu dibutuhkan pakan yang cukup. Istilah asam amino esensial secara
umum dipergunakan untuk pedoman penyusunan pakan ternak unggas. Hal ini berkaitan
dengan yang harus disediakan asam-asam amino yang tidak dapat dibuat oleh ternak unggas
seperti asam amino metionin, lisin dan tryptophan. Protein dalam pakan ternak unggas secara
umum dinyatakan denagna persen (%) dari seluruh komposisi pakan.

c. Fungsi Lemak Untuk Ternak Unggas


Pakan ternak unggas perlu mengandung lemak dalam jumlah yang cukup karena dalam
proses metabolism lemak mempunyai energy 2,25 kali lebih banyak dari pada karbohidrat.
Seperti halnya karbohidratlemak mengandung karbon dan hydrogen dari pada oksigen.
Sifat lemak ditentukan oleh susunan asam lemaknya. Asam lemak tidak hanya terdapat pada
lemak tetapi merupakan zat antara dari metabolism karbohidrat, lemak dan protein.
Diantara asam-asam lemak maka asam asetat mmepunyai peranan yang paling fungsional
sevagai zat antara dari siklus dimana karbohidrat , lemak dan protein dapat diubah atau
digunakan sebagai sumber energy dan pada akhirnya diubah lagi menjadi karbondioksida dan
air. Mekanisme ini dikenal dengan istilah siklus asam sitrat.
Asam-asam tidak jenus seperti linoleic, linolenik dan arakhidonik diperlukan dalam
pakan ternak unggas yang sempurna. Linoleic dalam pakan bias diperoleh dari bahan baku
tumbuh-tumbuhan sedang dalam bahan baku asal hewan dan ikutannya linoleic tersedia
dalam jumlah relative kecil. Asam arakhidonik terdapat dalam lemak jaringan ternak unggas
dengan jumlah terbatas. Asam klupanodonik adalah asam lemak yang sangat tidak jenuh dan
terdapat dalam minyak ikan. Asam-asam tidak jenuh seperti linoleic, linolenik dan
arakhidonik diperlukan dalam ransum karena ternak unggas tidak dapat membuatnya. Oleh
karena alas an itu lemak demikia disebut lemak esensial.
Lemak dalam tubuh unggas dpengaruhi oleh sifat sumber pakannya. Karena itu, nilai
kekarasan lemak yang dibentuk tubuh tidak mengalami perubahan dari asam-asam lemak
yang disimpan. Pada pakan yang banyak menggunakan bungkil kedelai atau kacang tanah
untuk ternak unggas tipe daging akan mempengaruhi karkas menjadi rendah kualitasnya.
Sebaliknya, bungkil kelapa kan menghasilkan karkas yang keras. Jadi makin tinggi derajat
tak jenuh dari lemak, makin tinggi bilangan iodiumnya dan makin lunak pula lemaknya.
Penimbunan lemak lunak dapat diatur dengan memperhitungkan penggunaan bahan baku
yang berkaitan dengan bahan baku yang mengandung lemak tak jenuh. Pada periode
pertumbuhan, ternak unggas tipe daging dapat diberi pakan dengan bahan baku yang lemak
tak jenuh iodium tinggi selanjutnya dalam periode penggemukan pakan mulai diganti dengan
bahan baku yang lemak iodium rendah sehingga lemak yang ditimbun pada masa periode
pertumbuhan akan menjadi keras, dan diperoleh nilai karkas yang baik. Pemberian lemak tak
jenuh dalam pakan ternak unggas perlu diperhatikan karena ternak unggas tidak dapat
membuatnya.
Asam lemak esensial seperti asam linoleic dan linolenik dapat diperoleh dari bahan baku
pakan seperti :
1) Jagung kuning meupakan sumber utama asam linoleic dan dipergunakan sebagian
besar dalam komposisi pakan
2) Jagung kuning bersama bungkil kedele cukup mengandung asam linoleic yang
sempurna dan baik untuk pertumbuhan dan pengaruh besar telur unggas optimal
3) Minyak ikan merupakan sumber asam linoleic dan relative kecil asam arakhidonik
4) Susu bubuk merupakan jenis lemak yang lebih baik dari jenis pakan tenak unggas
karena mengandung vitamin yang larut dalam lemak

Lemak dalam pakan unggas secara umum dinyatakan dalam gram persen (%) dari seluruh
komposisi pakan

d. Fungsi Mineral, Kalsium dan Fosfor

Pakan ternak unggas perlu mengandung mineral kalsium (Ca) dan Fosfor (P) dalam
jumlah yang cukup. Peranan kalsium dalam tubuh ternak unggas tercermin dengan jelas
bahwa 70-80% tubuh terdiri dari kalsium dan fosfor. Sebagian besar kalsium berbentuk an
organis berkisar 99% dalam tubuh terdapat dalam tulang, kerangka sebagai endapan kalsium,
fosfat dalam matriks tulang lunak yang berserabut. Kalsium yang diendapkan dalam matriks
tulang mempunyai susunan yang unik, dan penting untuk klasifikasi normal.

Unsur organic utama tulan terdiri atas Kristal-kristal kalsium fosfat dan kalsium fosfat
amorf non Kristal. Pada umumnya bentuk amorf ini banyak terdapat pada ternak unggas usia
muda dan kemudian pada usia dewasa diganti oleh Kristal apatit. Tulang mempunya struktur
yang sangat kompleks, bahan kering tulang ternak unggas terdiri dari 46% mineral, 36%
protein dan lemak 18% komposisi ini bervariasi sesuai dengan usia ternak unggas dan pakan
yang dikonsumsi. Kalsium dan fosfor bersatu membentuk mineral flour patit. Fungsi kalsium
dalam cairan tubuh yang berbentuk ion sangat penting, khususnnya dalam tugas pembekuan
darah, mempertahankan kepekaan normal jantung, otot syaraf dan dalam aspek permiabilitasi
membrane yang berlainan, membentuk dan mempertahankan struktur dan kerangka tubuh.

Dari pemahaman diatas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kalsium dan fosfor
memegang peranan penting karena tulang bersifat dinamis yang terus menerus dibentuk dan
diserap kembali. Kedaaan demikian lebih nyata terlihat pada ternak unggas usia muda dan
dalam usia dewasa mempunyai peranan dalam aktifitas beberapa ensim. Untuk menjaga
kesinambungan agar kalsium dalam tubuh tetap normal, maka perlu dipenuhi kebutuhan
ternak unggas melalui pakan yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Komposisi pakan
ternak unggas yang mengandalkan kadar kalsium dan fosfor dari bahan baku butirandan
tanpa diberikan bahan baku seperti tepung tulang, mempunyai pengaruh negative, karena
ternak akan terserang rakhitis. Keadaan demikian disebabkan bahan baku pakan jenis butiran
terdapat fitin yang sulit di serap ternak unggas.

Efisiensi penyerapan kalsium dipengaruhi beberapa factor seperti jenis pakan yang
diberiakn untuk ternak unggas, perbandingan kalsium dan fosfor dalam pakan, kadar protein
dan asam-asam amino esensial, dan kadara asan vitat, oksalat dan fosfat. Asam-asam ini
menyebabkan pembentukkan garam-garam kalsium yang tidak larut dalam usus, kondisi
traktus digestifus dari ternak, factor metabolic seperti intensitas proses metabolism kalsium
dalam tubuh, fungsi kelenjar pratiroid dan hormone-hormon.

Dalam pembentukkan kulit telur paling tidak diperlukan kalsium 2,2 gr sehingga untuk
dapat berproduksi optimal, minimal ternak unggas membutuhkan 2 kali lebih besar. Sampai
sekarang memang belum ada suatu patokan yang tepat mengenai kebutuhan kalsium ternak
unggas. Hal ini mungkin Karena kebutuhan kalsium dipengaruhi oleh kadar energy pakan,
syhu lingkungan, tingakt produksi telur, tingkat pertumbuhan, usia dan berat badan ternak
unggas. Dari hasil penelitian National Research Council dapat diketahui bahwa ransum
normal yang mengandung vitamin D cukup untuk pertumbuhan ternak unggas. Dan
dibutuhkan 0,8% kalsium dan 0,5% fosfor; untuk ternak unggas petelur produktif dibutuhkan
2,75% kalsium dan 0,6 % fosfor. Adapun dari penelitian lain, pada kondisi lingkungan tidak
normal seperti dilingkungan tropis, kebutuhan kalsium harus lebih tinggi, dan jumlahnya
berkisar 4-4,5% untuk mempertahan kan kualitas kulit telur. Selanjutnya disebutkan bahwa
untuk tingkat yang disarankan kebutuhan kalsim dan fosfor dalam pakan ternak unggas
adalah : untik ternak unggas tipe daging dalam masa pertumbuhan dibutuhkan kalsium 1%
dan fosfor 0,5% dalam masa penggemukkan dibutuhkan 0,8% kalsium dan 0,5% fosfor.
Sedangkan untuk ternak unggas tipe petelur dibutuhkan maupun tipe daging secara umum
diketahui bahwa kebutuhan kalsium dan fosfor selalu memiliki perbandingan 2:1, meski
perbandingan ini tergantung kadar vitamin D yang diperoleh dari pakan. Kekurangan kalsium
dan fosfor yang diperoleh dari pakan akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, produksi
menurun, tulang mudah patah, kulit telut tipis, persendian bengkak. Kalsium dan fosfor
dalam pakan ternak unggas, secara umum dinyatakan dengan gram persen dari seluruh
komposisi pakan.

e. Fungsi Vitamin Untuk Ternak Unggas

Pakan ternak unggas hendaknya mengandung vitamin dalam jumlah yang cukup karena
vitamin mempunyai fungsi penting dalam tubuh ternak unggas. Dari berbagai hasil
penelitian, telah terbukti bahwa pakan ternak unggas yang hanya mengandung protein murni,
lemak dan karbohidrat yang dicukupi zat an organic, ternyata jelek hasilnya karena dalam
pakannya tidak disediakan cukup vitamin.

Vitamin merupakan zat organic dan digolongkan bukan pakan karbohodrat, protein, lemak,
air maupun mineral. Dan vitamin mempunyai peran penting dalam reaksi
spesifikmetabolisme tubuh dan proses pertumbuhan, produksi serta kehidupan normal. Bila
kebutuhan vitamin dalam pakan unggas tidak tercukupi akan menyebabkan penyakit
defesiensi vitamin. Secara umum, dalam pakan ternak unggas, klasifikasi vitamin yang harus
dicukupi dalam pakannya digolongkan menjadi dua, yakni :

1) Vitamin yang larut dalam lemak


Jenis vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E,K
a) Vitamin A, berfungsi untuk pertumbuhan penglihatan, pemeliharaan sel epitel
yang meliputi : pernafasan, saluran kencing, pencernaan, kulit, reproduksi,
dan anti infeksi. Kekurangan vitamin A yang diperoleh dari pakan, akan
menyebabkan pertumbuhan terhambat, nafsu makn berkurang, gangguan
syaraf, mandul, penurunan produksi telur dan daya tetas rendah.
b) Vitamin D, berfungsi untuk membantu asimilasi penggunaan mineral, kalsium
dan fosfor, serta perkembangan tulang ternak unggas. Kekurangan vitamin D
yang diperoleh dari pakan, akan menyebabkan penulangan lunak pada unggas
muda, osteomalasia pada unggas dewasa, kualitas telur pada unggas jelek, dan
daya tetas telur rendah.
c) Vitamin E berfungsi untuk antioksidan (pengawet), sususan jaringan normal,
reproduksi, antiaflatoksin, anti stress serta pembentukan kekebalan.
Kekurangan vitamin E yang diperoleh dari pakan, akan menyebabkan
ensepalomalasia, diathesis eksudatif, daya tetas telur rendah dan kualitas
karkas rendah
d) Vitamin K berfungsi untuk pembentukkan protrombin dan proses pembekuan
darah. Kekurangan vitamin K yang diperoleh dari pakan akan menyebabkan
darah sukar membeku, terjadinya perdarahan dan bila kronis menyebabkan
kematian.

2) Vitamin yang larut dalam air

Jenis vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B12, biotin, kohlin, asam folat, asam
nikotinat, asam pantotenat, pridoksin atau vitamin B6, riboflavin atau vitamin B2, tiamin
atau vitamin B1 dan asam askorbat atau vitamin C.

a) Vitamin B12, berfungsi sebagai koensim dari bebarpa system enzim , terutama
yang berhubungan dengan asam folat. Kekurangan vitamin B12 yang diperoleh
dari pakan, akan menyebabkan petumbuhan terhambat dan daya tetas rendah
b) Biotin, berfungsi sebagai komponen dari beberapa system enzim.kekurangan
biotin yang diperoleh dari pakan akan menyebabkan dermatitis, perosis dan daya
tetas rendah.
c) Choline, berfungsi sebagai perangsang syaraf, komponen fosfolipid dan donor
metil. Kekurangan kholin yang diperoleh dari pakan akan menyebabkan
perlemakan pada hati dan perosis
d) Asam folat, berhubungan dengan metabolism vitamin B12 dan reaksi metabolism
dalam penggabungan unit karbon tunggal menjadi molekul yang lebih besar.
Kekurangan asam folat yang diperoleh dari pakan akan menyebabkan
pertumbuhan terhambat dan kekurangan darah
e) Asam nikotinat, berfungsi sebagai unsur dari koenzim dan pengangkut atom
hydrogen. Kekurangan asam nikotinat yang diperoleh dari pakan akan
menyebabkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan bulu kasar dan kulit bersisik
f) Asam pantotenat berfungsi untuk komponen dari koenzim vitamin dan
dibutuhkan untuk metabolism energy; kekurangan asam apntotenat dalam pakan
akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, enteritis, dermatitis dan kematian
embrio
g) Piridoksin atau vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim dalam metabolism protein
dan nitrogen, berperan dalam pembentukkan sel darah merah dan sangat penting
dalam system endokrin. Kekurangan pridoksin yang diperoleh dari pakan akan
menyebabkan kejang, pertumbuhan lambat dan pertumbuhan bulu abnormal
h) Riboflavin atau vitamin B2 berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
sebagai unsur dari beberapa system enzim yang penting untuk metabolism
karbohidrat dan asam amino. Kekurangan ribovlafin dalam pakan akan
menyebabkan pertumbuhan terhambat serta adanya perubahan dalam urat syaraf
pangkal paha.
i) Tiamin atau vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim dalam metabolism energy,
merangsang nafsu makan dan pertumbuhan untuk metabolism normal karbohidrta
serta membantu dalam reproduksi. Kekurangan tiamin dari pakan akan
menyebabkan nafsu makan berkurang dan produksi telur rendah
j) Vitamin C atau asam askorbat berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap
infeksi dan mengurangi stress di lingkungan suhu yang berubah-ubah. Kekuragan
vitamin C baik yang diperoleh dari pakan atau dari air minum akan menyebabkan
ternak unggas mudah terserang penyakit.

Vitamin dalam pakan unggas secara umum untuk ukuran vitamin A dan E digunakan
International Unit permiligram atau disingkat IU/mg. sedangkan untuk vitamin D
dipergunakan International Chick Unit permiligram atau dsingkat ICU/mg dan untuk
vitamin lainnnya dalam milligram perkilogram atau disingkat mg/kg.

f. Fungsi feed supplement untuk ternak unggas


Fungsi feed supplement atau pelengkap kompososisi pakan unggas dalam
penyusunan pakan ternak unggas komersial hamper selalu dipergunakan oleh pabrik
pakan ternak di Indonesia. Untuk mencapai kualitas pakan ternak unggas yang sempurna,
ekonomis dan memenuhi kriteria teknis memang sulit karena pada umummnya bahan
baku pakan yang dipergunakan sangat variatif kadar gizinya sehingga untuk menutup
kekurangan itu lebih praktis digunakan feed supplement dengan perabandingan tertentu
menurut jenis atau tipe ternak unggas yang akan diberi pakan.
Berdasarkan komposisi feed supplement yang diperdagangkan di Indonesia, ada
tiga macam komposisi, yakni :
1) Feed supplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan mineral dalam
pakan berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan mineral dari hasil
penyusunan pakan ternak unggas
2) Feed supplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan antibiotic dalam
pakan ternak berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan meningkatkan
efisiensi penyerapan zat-zat makanan yang dikonsumsi dari pakan
3) Feed supplement yang mengandung komposisi multivitamin, mineral dan
antibiotic; dalam pakan berfungsi untuk melengkapi kekrangan vitamin, mineral
dan meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan yang dikonsumsi dari
pakan.

Berbagai merk feed suplement yang diperdagangkan umumnya dimklasifikasikan


menjadi dua istilah, antara lain :

1) Feed supplement antibiotic


Antibiotik sendiri berarti hal yang bertentangan dengan hidup atau hal yang
merusak kehidupan. Suatu antibiotic adalah suatu zat yang dibuat oleh organisme
hidup yang menghambat atau merusak organisme lain.
Dari berbagai hasil penelitian ternyata penggunaan aureumison (khlortetrasiklin),
termisin (oksitetrasiklin) dan penisilin yang dicampur dalam pakan ternak unggas
mempunyai pengaruh positif khususnya sanggup memberi rangsangan
pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan ternak unggas dengan ternak
unggas usia muda. Sedangkan antibiotic seperti basitrasin, streptomisi dan lainnya
tidak dapat digunakan karena berpengaruh buruk.
Efisiensi lain dari penggunaan antibiotic yang dicampurkan dalam pakan
ternak unggas dengan dosis 1gr/100kg adalah adalah jumlah pakan yang
dikonsumsi dalam sehari bertambah dan jumlah pakan yang diperlukan untuk
berat tiap kilogramnya akan berkurang. Sedangkan penggunaan antibiotic dalam
jumlah 100 gr-200gr dalam jumlah pakan 1 ton ternak unggas yang terserang
penyakit radang alat pernafasan yang kronis dapat sembuh dalam waktu singkat
serta akan memulihkan kemampuan produksi dan pertumbuhan normal.
Dapat diambil kesimpulan bahwa feed supplement antibiotic yang
diberikan lewat pakan atau air minum pada ternak unggas berpengaruh positif.
Antibiotika yang diberikan dalam jumlah yang cukup dapat menghemat
penggunaan protein, asam amino dan vitamin-vitamin. Dari hasil penelitian telah
diketahui bahwa ternak unggas bias menghemat protein 3% disbanding ternak
unggas yang tidak memperoleh antibiotic dalam pakannya. Meskipun demikian,
antibiotic adalah suatu obat bukan zat makanan sehingga tidak berpengaruh
mutlak terhadap pakan ternak dan penggunaan antibiotic dalam pakan ternak
unggas dimaksudkan untuk mempertinggi laju dan efisiensi pertumbuhan berat
badan ternak unggsa komersial yang lebih ekonomis
2) Feed supplement pemacu pertumbuhan
Pemacu pertumbuhan sering disebut “ Undidentified Growth Factor” atau
disingkat UGF, umumnya unsur-unsur tersebut memang belum diketahui dengan
jelasseperti yang diperoleh dari tepung ikan dan kuning telur tetapi telah diketahui
dapat memacu pertumbuhan atau produksi. Unsur-unsur tersebut antara lain Zn.
Basitrasin, olaku indoks, flavomisin,dll.
Feeed supplement pertumbuhan adalah feed supplement non antibiotic. Bila
diberikan dalam pakan ternak unggas akan memacu pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan ternak unggas yang dalam pakannya tidak diberikan.
Pada umumnya feed supplement pemacu pertumbuhan adalah substansi
sintetis, nonantibiotik, nonsulfamid dan nonnitrofurans. Karena sifatnya tidak
mengandung zat antigenikmaka feed supplement dapat mengeliminasikan secara
cepat tanpa meninggalkan residu setelah 24 jam. Dan feed supplement sangat
stabil meski pakan dibuat dalam bentuk pellet yang memerlukan pemasakan suhu
tinggi.
Penggunan feed supplement komersial yang dicampurkan dalam komposisi
pakan ternak unggas, secara umum dianjurkan dengan dosis 100-200 gram untuk
100kg pakan. Karena secara umum diketahui bahwa unsur pemacu pertumbuhan
nonantibiotik dalam kemasan hanya mengandung 10 gram setiap premix.

Anda mungkin juga menyukai