Anda di halaman 1dari 34

W

E
TUGAS L
C
O
MANAJEMEN KESEHATAN HEWAN M
E
DI DAERAH LAHAN KERING

OLEH : KOLETA TRESI ROSARI (1909010026)

1
Tujuan
Untuk mengetahui penyakit-penyakit
hewan yang berpotensi serta ada di
daerah lahan kering.

2
Macam-Macam Penyakit

01 PMK 02 SE 03 ORF

04 HOG CHOLERA 05 BRUCELOSIS 06 COWPOX

3
Penyakit Mulut
dan Kuku

Penyakit yang bersifat akut, disertai demam, sangat


menular. Sapi dan kerbau memiliki kerentanan yang
tertinggi.

4
Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh
picorna-virus. Telah diketahui bahwa virus
PMK mempunyai 7 tipe, yaitu tipe-tipe A, O,
C, Asia 1 dan SAT 1, 2, dan 3.

5
Kenaikan suhu tubuh, nampak dungu dan nafsu makannya menurun, lepuh-lepuh terbentuk di dalam mulut,
salivasi akan meningkat dan disertai dengan terbentuknya busa disekitar bibir, serta leleran saliva yang
menggantung, kulit di sebelah atas korona dan celah tracak jadi bengkak, merah, panas, dan berasa sakit.
6
PATOGENESIS

Cara penularan PMK adalah melalui udara secara aerosol. Pada sapi, virus memasuki
saluran pernapasan bagian atas maupun bawah atau melalui mata. Dengan melalui darah
virus menyebar ke selaput lendir mulut, kaki, ambing, dan sebagainya. Rupanya
pengangkutan virus ke epitel yang tidak banyak mengandung pembuluh darah
berlangsung melalui papillae. Dalam pemeriksaan secara fluorescen antibodi terlihat
bahwa monosit yang membawa virus mengantarkannya ke sel-sel di dalam stratum
spinosum (Yilma, 1980). Sel inisial kemudian akan membengkak dan pecah, menyebarkan
virus ke sel-sel di sekitarnya, dan vesikel biasanya segera terjadi. Kadang-kadang juga
terjadi perembesan dari cairan vesikel melalui stratum corneum yang retak-retak, hingga
lesi yang terlihat bersifat kering. Pada saat vesikel terbentuk, epitel yang diatasnya
mengalami nekrosis dan vesikel kemudian pecah dalam waktu kurang lebih 24 jam.

7
PENGOBATAN PENGENDALIAN

Untuk PMK tidak ada pengobatan Dalam keadaan ekstrem pemberantasan


khusus yang dianjurkan. dilakukan dengan pemotongan semua
hewan yang tertular, dan yang berkontak
dengan penderita, serta tindakan
karantina terhadap daerah tertular.
Dalam keadaan lain lagi pengendalian
penyakit dilaksanakan dengan cara
vaksinasi masal, bersamaan dengan
pengaturan lalu lintas hewan dan produk-
produknya.

8
Penyakit Ngorok
(Septisemia Epizootika)

Septisemia epizootika merupakan penyakit tersifat pada


kerbau, sapi dan kadang-kadang pada spesies lainnya
misalnya babi, kijang, dan gajah.

9
Disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida
serotipe B:2 yang secara antigenik bersifat
kompleks, memiliki lebih dari 20 macam antigen
somatik maupun selubung (kapsuler).

10
Ditandai dengan kedunguan, salivasi serta demam yang mencapai 40-41 derajat celcius. Pada waktu
penyakit berkembang penderita terlihat berbaring, malas bergerak, serta mengalami kesukaran bernafas.
Penyakit ini ditandai dengan busung yang meluas ke daerah leher bagian ventral sampai ke gelambir dan
kadang-kadang juga ke satu atau dua kaki muka.
11
PATOGENESIS

Infeksi berlangsung melalui saluran pencernaan dan pernafasan. Gerbang


utama masuknya bakteri pasteurella multocida terletak di daerah tonsil.
Pembengkakan daerah tekak merupakan gejala awal dari penyakit. Pada
hewan-hewan yang sangat rentan, misalnya kerbau muda yang tidak
kebal, septisemia akan segera terjadi disertai dengan bakteriemia pasif
yang bersifat terminal. Pada hewan yang sepenuhnya rentan, kematian
dapat terjadi dalam waktu 24 jam setelah terjadinya infeksi. Beberapa sapi
Asia asli memiliki ketahanan yang lebih tinggi, dan jalan penyakit pada
sapi-sapi tersebut menjadi kurang cepat, dengan kematian terjadi setelah
3 atau 4 hari.

12
PENGOBATAN PENCEGAHAN

Sediaan sulfadimidine dan antibiotika Vaksinasi adalah cara yang terbaik


berspektrum luas memiliki sifat kuratif, untuk ditempuh. Dengan vaksinasi
bila diberikan sedini mungkin dan kejadian penyakit dapat di tekan
dengan dosis yang penuh. hingga mendekati nihil. Vaksinasi
tahunan secara teratur dianggap
penting.

13
Penyakit Ecthyma Contagiosa
(Orf)

Penyakit viral yang sangat infeksius pada domba dan


kambing, ditandai dengan terbentuknya lesi basah,
bernanah, dan berkeropeng pada moncong dan bibir.

14
Disebabkan oleh virus cacar pada ungulata
berkuku genap, bersifat dermatotropik. Virus
tersebut sedikitnya terdiri dari 6 galur yang
semuanya potensial menyebabkan penyakit orf.
Virus juga sangat mirip dengan penyebab penyakit
pseudocowpox, yang lesinya mirip dengan lesi
cacar pada puting susu sapi.

15
Lesi kulit terbentuk disekitar mulut dan hidung berupa papula, vesikula, pustula, radang basah, disertai
bentukan keropeng yang berukuran bervariasi sampai dengan 5 mm. Kulit jadi menebal karena adanya
granulasi jaringan. Lesi juga dapat ditemukan pada daerah pipi.
16
PATOGENESIS

Setelah virus memasuki mukosa kulit atau mulut, lalu mengadakan


proliferasi, dan segera menyebabkan timbulnya lesi primer papulae dan
vesikulae. Vesikulae segera berubah jadi pustulae setelah terjadi
reruntuhan jaringan dan sel-sel darah, hingga rongga diisi nanah.
Vesikula dan pustulae yang pecah diikuti dengan pembentukan keropeng,
dan terjadinya lesi superfisial. Radang kulit tersebut dikenal sebagai
dermatitis pustularis contagiosa. Lesi kulit tersebut sangat mirip lesi yang
disebabkan oleh virus cacar kambing. Antiserum cacar kambing dapat
menetralkan virus orf, akan tetapi tidak sebaliknya.

17
PENGOBATAN PENGENDALIAN

Yang perlu dilakukan mengganti pakan Pada awal wabah orf penderita
dan dibuat halus. Kalau kambing harus diupayakan diisolasi, dan yang
diberi hijauan, usahakan memilih yang sehat divaksin.
halus atau muda. Salep antiseptika dan
antimikrobial, misalnya sulfonamid,
dapat diberikan. Juga salep yang
memiliki daya mengkerutkan, misalnya
tawas

18
Penyakit
Hog Cholera

Penyakit viral yang sangat menular pada babi,


berlangsung sub akut, akut, atau kronik, dengan proses
penyakit yang tidak menciri, atau bahkan kadang-kadang
tidak tampak sama sekali gejala sakitnya.

19
Hog cholera virus (HCV) termasuk dalam familia
Togaviridae, genus Pestivirus. Virus memiliki
Splenic infarction in a pig injected with
ukuran 40-50 nm, dengan nukleocaksid berukuran
hog cholera virus (40X, HE, 91K)
29 nm. Virus RNA yang sifatnya single stranded
bersifat infeksius, dan memiliki 2 macam gliko-
protein dengan berat mol masing-masing 55 dan
46 kd.

20
Nampak lesu, tidak aktif, malas bergerak, dan bila dipaksa berjalan punggungnya nampak ditinggikan, dan gemetar. Beberapa penderita
tampak menundukan kepala. Nafsu makan menurun sampai hilang sama sekali, Pada awal sakit penderita mengalami konjungtivitis,
dengan air mata berlebihan. Leleran mata berlebihan, bersifat mucous atau mukopurulen, menyebabkan kelopak-kelopak mata bertaut.
Babi yang sakitnya terdahulu akan jadi kurus, daerah pinggang (flank) kempes, kalau jalan terlihat gontai, kaku, karena lemahnya kaki
belakang (posterior paresis). Sebelum mati pada kulit daerah perut, muka, telinga, dan bagian dalam dari kaki terlihat bintik-bintik
berwarna jingga.
21
PATOGENESIS

Infeksi alami biasanya terjadi melalui rute oro-nasal. Kadang-kadang virus masuk ke dalam tubuh
melalui konjungtiva, mukosa alat genital, atau melalui kulit yang terluka. Dengan affinitas yang
tinggi dari virus HC terhadap sel-sel system retikuloendotelial, virus HC segera menginfeksi sel-
sel endotel system vaskuler (capiler, vena maupun arteri dan pembuluh limfe) hingga mengalami
degenerasi hidropik serta nekrotik. Virus yang melakukan replikasi di dalam tonsil, dengan jalan
memasuki sel epitel dari kripte tonsil, segera meluas ke jaringan limforetikuler di sekitarnya.
Dengan perantaraan cairan limfe virus menyebar ke kelenjar limfe yang salurannya bermuara di
daerah tonsil. Di dalam kelenjar limfe virus memperbanyak diri dan selanjutnya terbawa ke daerah
perifer, dan kemudian ke jaringan limfoid limpa, sum-sum tulang, dan kelenjar limfe visceral.
Perkembangan virus yang cepat juga terjadi di dalam sel leukosit, hingga tingkat viremianya tinggi.
Proses penyebaran virus ke seluruh bagian tubuh penderita memakan waktu 5-6 hari.

22
PENCEGAHAN PENGENDALIAN

Negara yang bebas kolera babi tidak Negara yang mengalami enzooti
boleh mengimpor babi, daging babi, dan kolera babi harus melaksanakan
bahan berasal dari babi yang tidak program vaksinasi dan stamping
sempurna pengolahannya, yang berasal out.
dari negara atau daerah tertular kolera
babi.

23
Penyakit Keluron Menular
pada Sapi (Brucelosis)

Disebabkan oleh mikroorganisme yang termasuk dalam


genus brucella, dengan infeksi yang tersifat pada hewan
maupun manusia. Di Indonesia penyakit tersebut pada
sapi dimasukan dalam daftar penyakit menular yang
harus dicegah dan diberantas sejak tahun 1959.

24
Penyakit bruselosis pada sapi disebabkan oleh Brucella
abortus. Spesies Brucella diketahui memiliki 9 biotipe, yang
rupanya semuanya menghasilkan penyakit yang sama.
Spesies Brucella yang lain, Br. Suis dan Br. melitensis.

25
Pada brucelosis, retensi membran janin dan metritis merupakan hal yang banyak ditemukan
setelah keguguran janin.

26
PATOGENESIS

Penularan pada rahim terjadi secara hematogen apabila bakteri yang dibawa darah mencapai
rahim yang berisi janin, bakteri tersebut berbiak dengan cepat, baik pada pars maternal maupun
pars fetalnya. Perkembangbiakan bakteri yang cepat akan menyebabkan hewan yang baru
terinfeksi mengalami radang akut, yang dapat mengakibatkan keluron/brucelosis pada hari ke-33
sampai 230. Keluron pada masa kebuntingan tua lebih lazim terjadi dibandingkan pada masa
kebuntingan muda. Bila tanpa disertai komplikasi, misalnya retensi plasenta, bakteri di dalam
rahim akan menurun jumlahnya, dan lama kelamaan akan kecenderungan mati seluruhnya.
Kadang-kadang waktu yang dibutuhkan untuk habisnya bakteri di dalam rahim yang kosong sampai
mencapai dua tahun. Sebagai komplikasi keluron yang terbanyak berupa retensi dari plasenta.
Fokus infeksi yang kronik di dalam ambing dan kelenjar limfe dapat bertahan selama hidupnya
sapi. Dengan keadaan tersebut mungkin sapi dapat tertular lagi pada masa-masa bunting
berikutnya.

27
PENGOBATAN PENGENDALIAN

Pada ternak, pengobatan secara Pada umumnya disetujui bahwa


individual tidak perlu dilakukan karena prinsip uji dan potong (test and
kemungkinan sembuh secara total akan slaughter) merupakan cara terakhir
sulit dalam program pemberantasan.
Serta program vaksinasi. Vaksin
yang digunakan yaitu vaksin hidup
Str. 19 dan vaksin kuman mati Str.
45/20 yang diberi adjuvan.

28
Penyakit Cacar Sapi
(Cowpox)

Cacar sapi merupakan penyakit kulit menular pada


sapi ditandai dengan terbentuknya lesi cacar yang
khas pada ambing dan puting.

29
Penyebab cacar sapi sangat erat hubungannya dengan virus
cacar kuda dan juga cacar pada manusia. Tidak mustahil
ketiganya sebenarnya sama hanya berbeda karena variasi
dari hewan yang dijangkiti.

30
Bentukan lesi primer dan keropeng berdiameter 1-2 cm, tebal dan likat, berwarna kuning coklat atau hitam
terbentuk pada satu tempat atau lebih dari kulit puting, dalam bentuk terpisah atau beberapa lesi menyatu.
Tidak jarang cacar sapi berlanjut dengan radang ambing (mastitis) terutama bila lesi berkembang di dekat
sphincter puting. Lesi cacar yang berat tersebut dapat meluas ke bagian tubuh yang lain.
31
PATOGENESIS

Proses perkembangan penyakit cacar dibedakan ke dalam 5 tahapan, yaitu tahap


eritema, pembentukan papula, vesikula, dan pustula, yang lalu diikuti terbentuknya
keropeng. Setelah masa inkubasi yang berlangsung 3-6 hari dilampaui terbentuklah
lesi pada kulit puting atau ambing bagian bawah yang berwarna kemerahan dan
berbentuk bulat. Tahap selanjutnya berupa pembentukan papula yang berwarna
pucat, dilingkari zona kemerahan. Tahap pembentukan vesikula berupa lepuh yang
warnanya kuning dengan ditengahnya terdapat lekukan. Selanjutnya vesikula
berubah menjadi pustula yang berisi nanah, karena adanya sel-sel yang mati dan
rusaknya sel-sel darah. Warna pustula biasanya kuning-abu-abu berukuran 1-2 cm.
Pustulae yang pecah menyisahkan keropeng berwarna merah-coklat, tebal dan
likat, melekat pada jaringan kulit dibawahnya.

32
PENGOBATAN PENCEGAHAN

Salep atau krim yang melunakkan Sebelum dan sesudah


kulit baik dioleskan sebelum sapi pemerahan, terutama untuk
diperah. Salep salisil dan sulfonamid sapi yang menderita cacar,
juga dianjurkan, meskipun tidak untuk kain dan teat-cup mesin
membunuh virus. perah perlu didesinfeksi.

33
T

Thank you!
H
A
N
K
Do you have any questions?
Y
O
U

34

Anda mungkin juga menyukai