DISUSUN OLEH:
Nim : 2019206203120P
Dosen pembimbing :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memberikan makanan sehat untuk anak sejak kecil sangat baik bagi tumbuh
terserang penyakit kronis ketika dewasa juga bisa menurun. Sebagai awalan
untuk menanamkan kebiasaan anak ini, tentu orang tua harus pintar dalam
Penanganan masalah gizi sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan SDM yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan SDM
bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan
lingkungan yang higenis, asupan makanan, pola asuh terhadap anak, dan
Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak adalah gizi kurang. Anak balita (0-5
kekurangan gizi atau termasuk salah satu kelompok masyarakat yang rentan gizi.
Di negara berkembang anak-anak umur 0–5 tahun merupakan golongan yang
Ketepatan pemberian makan pada balita dapat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
tentang gizi karena ibu sebagai tombak dalam penyedia makanan untuk keluarga.
Selain pengetahuan ibu tentang asupan pemberian makanan balita juga dapat
secara langsung mempengaruhi status gizi balita tersebut. Kurang gizi tentunya
berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh sehingga Si Kecil rentan terkena
Penyakit yang muncul jika tidak segera diatasi hingga tuntas bisa berakibat fatal.
(www.sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20170216/0519737/status-gizi-
balita-dan-interaksinya)
Status gizi khususnya status gizi anak merupakan salah satu indikator kualitas
Status gizi anak batita secara langsung maupun tidak langsung dapat dipengaruhi
ibu untuk merawat anak batita sejak dalam kandungan, pelayanan kesehatan, dan
tua karena balita termasuk dalam kelompok usia yang memiliki risiko tinggi
(rentan terhadap penyakit). Masalah gizi yang dapat terjadi pada balita adalah
tidak seimbangnya antarajumlah asupan makan atau zat gizi yang diperoleh dari
Hipoproteinemia.
kematian bayi dan balita di dasari oleh keadaan gizi yang buruk. Menurut bank
dunia tahun 2002 sekitar 47% anak-anak India kurang gizi. Malnutrisi pada
pemberian makanan pada bayi dan anak-anak sejak lahir hingga tiga tahun.
Sekitar 30% anakanak India dilahirkan dengan berat badan kurang dan umumnya
Bumi Ruwa Jurai ini selama tahun 2017 dan Lampung masih menjadi sebagai
dihimpun Dinas Kesehatan yang diberikan kepada Lampost.co, kasus gizi buruk
136 ditahun 2015, 128 ditahun 2014, dan 134 kasus pada tahun 2013.
Data posyandu tiga bulan terakhir (Juli – Agustus 2020) jumlah balita yang
mengalami gizi buruk sebesar 1,7%, dan gizi kurang sebesar 19% Diwilayah
Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Status Gizi Pada Balita (24-60 Bulan) Di
B. Rumusan Masalah
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Status Gizi Pada Balita (24-60 Bulan) Di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Status
Tahun 2020?”
2. Tujuan Khusus
Tentang Gizi Dan Status Gizi Pada Balita (24-60 Bulan) Di Wilayah Kerja
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Balita
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia
24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
(Wikipedia)
Masa Balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara
2. Status Gizi
(Gibson, 2005).
a) Antropometri
tinggi badan, dan lingkar lengan sesuai dengan usia adalah paling
dilepas.
ini.
(Soekirman, 2000).
b) Biokimia
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine,
tinja, dan juga berbagai jaringan tubuh seperti hari dan otot. Metode ini
c) Klinis
klinis secara cepat (rapid clinical surveis). Survei ini dirancang untuk
d) Biofisik
zat gizi.
gizi.
c) Faktor Ekologi
Control - CDC (terlampir), hal ini membantu penentuan status gizi dengan
1. Faktor Langsung
a) Konsumsi Makanan
b) Infeksi
Penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antara lain diare,
basal; (3) penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang
a) Ketersediaan Pangan
ketersediaan pangan itu sendiri yang diperoleh baik dari hasil produksi
sendiri maupun pasar atau sumber lain, harga pangan, daya beli
makanan anak usia dibawah lima tahun mencakup dua aspek pokok
b) Pelayanan Kesehatan
yang lain sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi
pada tubuh. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler
d) Budaya Pangan
pangan. Hal itu juga mempengaruhi jenis pangan apa yang harus
(Suhardjo, 2002).
e) Pengetahuan Gizi
pagan dan nilai pangan merupakan masalah yang sudah umum. Salah
b. Ibu
Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan
biologis maupun sosial. Ibu memiliki peranan yang sangat penting bagi
anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang
tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya
adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri dari ayah
Peranan yang dimiliki seorang ibu dalam keluarga adalah sebagai istri,
c. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
4) Analisis (analysis)
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
1) Faktor pendidikan
dengan pengetahuan.
disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan sangat
teknologi.
2) Faktor pekerjaan
angket yang menyatakan tantang isi materi yang ingin diukur dari
4) Keyakinan
seseorang.
5) Sosial budaya
yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
manusia.
2) Pekerjaan
langsung.
3) Pengalaman
4) Usia
5) Kebudayaan
Kebudayaan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan
6) Minat
suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
7) Paparan informasi
8) Media
4. Kerangka Konsep
BERDASARKAN (BB/U)
USIA
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional, yaitu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko
(independen) dan faktor efek (dependen) dimana pengukuran variabel bebas
dan variabel terikat sekaligus pada waktu yang sama (Riyanto, 2015).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan (variabel independen)
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Status Gizi dengan (variabel dependen)
Status Gizi Pada Balita.
B. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini penulis membedakan antara
dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent) dimana variabel bebasnya adalah Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
dan Status Gizi sedangkan variabel terikat adalah Status Gizi Pada Balita
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti
secara operasional dilapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
akan diteliti serta untuk pengembangan instrumen (Riyanto, 2015).
Rendah
Sedang
Pekerjaan Tinggi
Bekerja
Tidak berkerja
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu
yang memiliki Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi 1 Tahun
2020 yaitu sebanyak 100 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diambil
dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoadmodjo, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
Ibu yang memiliki Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi 1 Tahun
2020 yaitu sebanyak 100 orang.
3. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple
random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak (Notoatmodjo,
2014).
4. Kriteria sampel
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu yang memiliki balita (24 – 60 bulan)
2) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu yang memiliki balita
F. Etika Penelitian
Peneliti dalam melakukan peneliti hendaknya memegang teguh sikap ilmiah
(scientik attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun
mungkin peneltiian yang dilakukan tidak akan merugikan atau
membahayakan bagi subjek peneltiian. (Milton, 1999 dalam Notoatmodjo
(2018), mengatakan ada empat prinsip yang harus dipegang teguh yakni:
untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Oleh
Inclusivenes)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
1. Instrument Penelitian
penelitian.
a. Observasi
b. Wawancara
c. Kuisioner
pengguna sistem