NAMA KISTA KETERANGAN TROFOZOIT 1. Entamoeba • Bentuknya biasanya sferis, histolytica subsferis atau avoid, dindingnya tipis. • Kista yang masak mempunyai 4 nukleus • Kista muda didalam sitoplasmanya terdapat benda – benda kromatoid berupa batang – batang seperti sosis dengan ujung membulat, refraktif, tapi pada kistanya benda – benda kromotoid menjadi kabur atau bahkan tidak tampak sama sekali • juga vakuola glikogen dapat terlihat pada kista muda, • Ukurannya bervariasi antara 12-60 um, pada sedang pada kista masak jarang feces cair dan baru, dapat ditemukan trofozoit ditemukan. yang besar. • Ektoplasma jernih, tebal, kadang-kadang bisa tampak pseudopodi yang berbentuk seperti jari • Endoplasma granular, di dalamnya terdapat vakuola makanan yang sering kali berisi eritrosit • Nucleus berbentuk sferis, diameternya sekitar 1/5-1/6 dari diameter amoeba seluruhnya, berisi kariosoma kecil yang terletak sentral dan dihubungakan dengan membrane nukleus oleh fibril akromatik halus tersusun raider, dinding sebelah dalam dari neklues terdapat penimbunan granula kromatin yang reguler halus. 2. Entamoeba coli • Berbentuk sferis atau (protozoa subsferis, berdinding tipis, normal dalam diameternya bervariasi antara 10-35 um. usus) • Pada kista yang belum masak terdapat benda – benda kromatoid berujung runcing, massa irregular dan massa glikogen yang agak padat dengan tepi yang kabur ; pada kista yang masak massa glikogen dan benda – benda kromotoid ini menjadi kurang padat atau hilang sama sekali. • Kista yang masak mempunyai 8 nuklues • Ukurannya bervariasi antara 15-50 um. kadang 16 atau lebih • Sitoplasma granular, ektoplasmanya sukar dibedakan dari endoplasma, dengan pengecatan iron – hematoksilin ektoplasma relative non – regular dibanding endoplasma yang lebih granular, pseudopodi pendek dan lebar. • Nucleus berbentuk sferis, membran nuklei relatif tebal dengan granula kromatin yang kasar irregular dengan kariosoma yang cukup besar dan terletak eksentrik. • Vakuola makanan berisi bakteri, tidak mengandung sel darah. 3. Balantidium coli • Bentuknya bulat, subsferis 4. (siliata atau lonjong, dinding kista 2 pathogen) lapis. • Ukuran rata-rata : 55 x 52 um, berkisar antara 45 – 56 um. • Tanpa pengecatan kista berwarna hijau kekuningan. • Didalam kista masak makronukleus, vakuola kontraktil dan silia. • bentuknya ovoid besar seperti kantong (balantidium – kantong kecil) ; panjangnya 50 – 100 um, lebar 40 – 70 um. • Badannya tertutup silia yang berjalan longitudinal dan tersusun sebagai spiral. • Ujung anterior agak meruncing, terdapat sitoplasma yang mempunyai silia panjang dan periostom sempit berupa lekukan yang dalam yang berbentuk segitiga atau conus. • Pada ujung posterior membulat lebar terdapat lubang ekskresi yang tidak jelas disebut sitopige. • Sitoplasma berisi sejumlah vakuola makanan atau vakuola kontraktil. • Mempunyai 2 nukleus , yang satu lebar disebut makronukleus, berbentuk seperti ginjal yang langsing dan padat dengan timbunan granula kromotin, sedang nukleus yang lain kecil disebut mikronuskleus, terletak pada bagian konkav dari makronukleus, berbentuk bulat dan tercat kuat. 5. Giardia lamblia • Berbentuk ovoid (oval), 6. (berflagela) panjang 8-19 um , rata- rata 11 – 14 um, lebar 7 – 10 um. • Ektoplasma padat, granular. • Mempunyai dinding kista • Trofozoit berbentuk pyriform (buah per), tipis, jernih ujungnya anterior membulat, ujung posterior • Flagella ditarik masuk meruncing, ukuran bagian yang terpanjang 10 – A: inti ke dalam aksonema B: aksonema 20 um, terlebar 5 – 15 um, tebal 2 – 4 um. sehingga memberikan • Permukaan dorsal cembung sedang separo C: benda parabasal gambaran sebagai 4 permukaan ventral, bagian anterior agak D: flagel pasang sikat yang cekung (“sucking disc”). melengkung (gambaran • Nukleus sepasang, dikanan – kiri linea mediana, serutan kayu). berbentuk ovoid berisi kariosoma berupa massa • Kista yang masak kromatin padat yang terletak sentral atau berupa mempunyai 4 nukleus, granula kromatin yang tersebar diseluruh pada preparat yang tidak nukleoplasma, membrane nucleus tipis dan tidak dipulas tidak terlihat jelas. ada penimbunan kromatin. • Mempunyai 1 pasang flagelia yang terpangkal pada organella superfisial, 2 pasang flagelia lateral, sepasang flagelia ventral, sepasang flagelia posterior. • Benda parabasal yang terbentuk pisang / sosis sedikit melengkung terletak melintang atau miring tepat di belakang sucking disc. TREMATODA USUS NAMA TELUR CACING DEWASA Fasciola hepatica operkula • Bentuk elipsoida • Besarnya bisa sampai 20- 30 panjang, besar, panjang mm x 8- 13 mm 130- 145 μ, lebar 70- 90 μ • Bentuknya pipih seperti • Berwarna kekuningan daun dengan gambaran saampai coklat terang, yang khas seperti bahu dinding satu lapis, tipis, • Mempunyai kerucut kepala transparan. (‘cephalic cone’) • Mempunyai operkula • Mempunyai batil isap kepala yang tidak begitu jelas (‘oral sucker’) dan batil isap kelihatan pada salah satu perut (‘ventral sucker’) yang ujungnya sama besar. • Sewaktu keluar bersama • Usus mempunyai banyak feses belum terjadi divertikulum segmentasi. • Testis bercabang banyak dan tersusun sebagai tandem. • Kelenjar vitellaria bercabang- cabang merata di bagian lateral dan posterior. • Uterus pendek, berkelok- kelok CESTODA NAMA TELUR CACING DEWASA (SCOLEX) PROGLOTID 1. Taenia saginata • Skoleks piriform, Segmen gravid panjang, uterus memiliki diameter 1,5 – 2 mm, 15- 30 cabang lateral, penuh berisi dilengkapi 4 batil telur. penghisap, tidak punya rostelum, bagian terminal berupa diskus berpigmen. 2. Taenia solium • Telur T. Solium dan T. Saginata sulit dibedakan • Bentuk membulat berukuran 30-43 x 29- 38 μ, dinding telur (embriofor) • Skoleks globuler, bergaris-garis radier, berisi onkosfer diameter ± 1 mm, (embrio heksakan) yang memiliki 3 dilengkapi 4 batil • Uterus seperti batang yang pasang kait kecil. penghisap (‘suckers’), memiliki 7- 12 percabangan rostelum berkait lateral (rata-rata 9), penuh berisi tersusun dua baris dan telur. terdiri dari kait-kait besar dan kecil. • Taenia solium memiliki sistiserkus NEMATODA NAMA LARVA RHABDITIFORM LARVA FILARIFORM CACING DEWASA TELUR TELUR DEWASA 1. Ascaris lumbricoides • Pada ujung anterior terdapat 3 buah labia/ • Berbentuk ellipsoid panjang, bibir, satu di mediodorsal, lebih besar dan lebih memanjang sepasang di ventrolateral, dibanding telur fertil, ukuran dan di tengah, di antara lebih bervariasi, panjang ±60-90 ketiga bibir terdapat μ. kavum bukalis kecil • Dinding telur tipis, berkelok- berbentuk segitiga. kelok, tipis, permukaan • Cacing jantan berukuran berbenjol-benjol (bandingkan panjang ± 10-31 cm, dengan dinding telur fertil), bisa diameter ± 2-4 mm, ujung tertutup atau tidak tertutup posterior melengkung ke selubung protein ventral dengan sepasang • Berisi massa yang disorganisasi spikula kopulatorius berupa granula yang sangat silindris dan bentuknya refraktil dengan bermacam- sederhana yang terletak macam ukuran. dalam kantong. • Cacing betina lebih besar dari cacing jantan, berukuran panjang 20-35 cm, Ø 3-6 mm, vulva terletak di ventral tengah, ± di sepertiga anterior tubuh. 2. Trichuris trichiura • Berbentuk seperti tong (barrel shape) • Berbentuk seperti • Ukuran panjang 50 -54μ, cambuk 3/5 anterior lebar 22-23 μ langsing, • Dinding tebal, terdiri dari makroskopis tampak dua lapis, bagian luar tercat seperti benang 2/5 pigmen empedu, berwarna bagian posterior coklat sampai coklat gelap gemuk lebar. • Pada kedua ujung tampak gambaran sumbat/pasak Cacing jantan: mukoid (mukoid plug) yang tidak tercat oleh pigmen • Ukuran jantan 30 – 45 empedu mm. ujung caudal • Sewaktu keluar bersama melengkung ≥ 360 o, tinja belum terjadi mempunyai S, berbentuk segmentasi seperti tombak yang menonjol dari lembaran penial refraktil dan berakhir sebagai bulbus dan mempunyai sisik kecil yang mengarah ke anterior. Cacing betina: • Ukuran betina 35 – 50 mm, ujung kaudal membulat tumpul, vulva bermuara pada permukaan ventral ujung anterior bagian badan yang membesar 3. Necator americanus • Telur Necator americanus tidak dapat dibedakan dari telur Ancylostoma • Silindris,lebih kecil dan duodenale lebih langsing dibanding • Berbentuk oval atau Ancylostoma duodenale, ellipsoidal melengkung ke dorsal, • Ukuran panjang 55-75 μ, membentuk huruf S. lebar 35-42 μ • Terdapat sepasang spikula • Berdinding hialin, kopulatorius seperti transparan, tipis, satu lapis cambuk, ujungnya bersatu • Telur yang diambil dari feses yang masih baru mengandung 4-8 sel, tapi dan melebar, membentuk bila diambil dari feses yang kait sudah lama bisa didapatkan telur yang telah Cacing Jantan: mengandung larva rhabtidiformis. • Cacing jantan ujung posteriornya melengkung ke ventral dan mempunyai bursa kopulatrik. • Dorsal, bercelah 2, dikatakan bercabang 3, atau trifida atau ‘tri partite’ • Jantan : panjang 7-9 mm, diameter 0,4 mm, bursa panjang dan lebar. Cacing betina: • Cacing betina lebih besar dari pada yang jantan. • Betina : panjang 9-11 mm, diameter 0,4 mm. 4. Ancylostoma duodenale • - Tubuhnya • Panjang ±0,25-0,5 mm, langsing, panjang Cacing jantan: diameter 17 μm 0,5-0,6 mm • Mulut terbuka, kapsula • - Mulut menutup, • Cacing jantan ujung bukalis panjang, sempit panjang esofagus posteriornya melengkung • Esofagus berbentuk seperti pendek, ±1/4 ke ventral dan mempunyai botol, panjangnya ± 1/3 panjang tubuh bursa kopulatrik. panjang tubuh • Bursa kopulatrik : ‘dorsal • Primordium genital kecil, ray’ mempunyai 1 celah, tidak jelas/ susah dilihat sehingga dikatakan ‘dorsal ray’ bercabang 2 (bifida, ‘bipartite’). Cacing betina: • Cacing betina lebih besar daripada yang jantan . • Terdapat sepasang spikula kopulatorius seperti cambuk yang ujungnya tetap terpisah atau sejajar. 5. Enterobius vermicularis (NON SOIL TRANSMITTED) • Berbentuk ellipsoid, salah satu sisi mendatar, sisi lain • Berbentuk silindris melengkung. • Pada ujung anterior • Panjang 50-60 μ, lebar 20- terdapat 3 labia dan 30 μ. sepasang alae berupa • Berdinding hialin, pelebaran kutikula ke arah transparan dorsal dan ventral, disebut • Biasanya ditemukan sudah ‘cephalic alae’ mengandung embrio dalam • Bulbus esofagus ganda stadium ‘tadpole’ (kecebong) Jantan : • panjang 2-5 mm; diameter 0,1-0,2 mm; ujung posterior sangat melengkung ke ventral dengan spikula kopulatorius yang jelas, tidak ada gubernakulum, mempunyai bursa yang kecil yang tampak sebagai alae kaudal. Betina : • panjang 8-13 mm, diameter 0,35-0,5 mm, bagian ekor meruncing, vulva terletak kira-kira 1/3 bagian anterior. 6. Strongyloides Telur S. Stercoralis sukar/ jarang stercoralis ditemukan karena biasanya sudah menetas menjadi larva rhabtidiformis sewaktu masih di dalam rectum. • Panjang 200 – 400 μ, • Panjang 400- 700 μ, S. Stercoralis jantan diameter 16-18 μ diameter 12- 20 μ • Kavum bukalis pendek, • Berbentuk langsing • Jantan : panjang 0,7- 1 mm, diameternya kecil, hanya panjang diameter 40- 50 μ, tampak sebagai suatu • Sangat menyerupai berbentuk rhabditoid, garis tipis larva filariformis fusiform lebar, ekor runcing • Panjang esofagus cacing tambang, dan melengkung ke ventral, dibanding panjang badan hanya disini mempunyai sepasang larva ± 1 : 3 esofagus relatif spikula dan gubernakulum. • Bagian posterior lebih panjang, ±1⁄2 esofagus terdapat panjang badan penyempitan oleh karena • Tidak ada bulbus cincin saraf dan di esofagus sebelah anal (posterior) • Ujung ekor bertakik penyempitan esofagus berbentuk sebagai bulbusàbulbus esofagus. • Primordium genital relatif jelas, terletak ± S. stercoralis betina dipertengahan usus. • Betina : panjang ± 1- 1,7 mm, lebar 50- 70 μ, badan gemuk, rhabditoid, terisi penuh dengan telur yang memenuhi sebagian besar tubuh.