RESEARCH ARTICLE
9
Anggi dan Sulemba
kematiannya yang tinggi, pneumonia terapi antibiotika yang tepat dan rasional
merupakan masalah kesehatan di dunia. akan menentukan keberhasilan pengobatan
Masalah terkait pneumonia terjadi tidak untuk menghindari terjadinya resistensi
hanya di negara maju, tetapi juga di negara bakteri, dikarenakan antibiotik merupakan
berkembang seperti Afrika Selatan dan Asia obat yang paling banyak digunakan pada
Tenggara. Insidensi pneumonia di dunia infeksi yang disebabkan oleh bakteri
sebesar 1,4 juta anak atau sekitar 18% anak (Marsono, Yuda. 2015). Berbagai studi
< 5 tahun setiap tahunnya meninggal akibat menemukan bahwa sekitar 40-62%
pneumonia. Di negara-negara berkembang antibiotik digunakan secara tidak tepat
pneumonia merupakan penyebab utama antara lain untuk penyakit-penyakit yang
kematian pada anak usia balita. Tahun 2012 sebenarnya tidak memerlukan antibiotik.
sebanyak 1,1 juta anak meninggal karena Pada penelitian kualitas penggunaan
pneumonia, sebagian besar balita yang antibiotik di berbagai bagian rumah sakit
meninggal berusia kurang dari 2 tahun. ditemukan 30%-80% tidak didasarkan pada
Setiap tahun lebih dari 2 juta anak balita indikasi (Kemenkes RI, 2011).
meninggal disebabkan oleh pneumonia, Berdasarkan hal tersebut, peneliti
kejadian tersebut melebihi kejadian pada terdorong untuk melakukan penelitian
penyakit AIDS, malaria, dan TBC (WHO, terhadap evaluasi penggunaan antibiotik
2013). pada pasien anak penderita penyakit
Di Indonesia pneumonia berada pada pneumonia di Rumah Sakit Wirabuana Palu
peringkat 10 besar penyakit penyebab periode Juli-Desember 2017.
kematian bayi dan balita yang mencapai
22,23% setiap tahunnya (Kemenkes RI, METODE PENELITIAN
2017). Tahun 2012 kejadian pneumonia di Penelitian ini menggunakan jenis
Indonesia pada balita mencapai 10%-20% penelitian deskriptif yaitu dengan
dengan angka kematian 6 per 1000 kelahiran memberikan gambaran secara akurat
hidup. Kejadian pneumonia di Indonesia tentang evaluasi penggunaan antibiotik pada
merupakan kejadian ke-6 terbesar di dunia pasien anak penderita penyakit pneumonia
(WHO, 2006). Pneumonia cenderung terjadi di Rumah Sakit Wirabuana Palu. Hal ini
pada anak laki-laki. Hal ini berdasarkan dilakukan agar dapat diketahui bagaimana
beberapa pendapat bahwa dominasi penggunaan antibiotik pada pasien anak
kejadian bronchiolitis yaitu pada anak laki- penderita penyakit pneumonia di Rumah
laki yang dirawat 1,25-1,6 kali lebih banyak Sakit Wirabuana Palu periode Juli-Desember
dari perempuan atau sebanyak 63% yang 2017. Data yang dikumpulkan dalam
disebabkan berat badan lahir rendah, tidak penelitian ini yaitu penelitian berdasarkan
mendapatkan ASI eksklusif, tidak rekam medis pasien yang sesuai
mendapatkan imunisasi secara lengkap, karakteristik pasien yaitu usia, jenis kelamin,
paparan asap rokok dan populasi, defisiensi dan diagnosa pasien. Kriteria yang
vitamin A dan gizi buruk (IDAI 2010). digunakan dalam menilai ketepatan obat
Konsep penggunaan obat yang rasional meliputi tepat obat, tepat indikasi, tepat
dalam beberapa tahun belakangan telah pasien dan tepat dosis. Penggunaan obat
menjadi topik perbincangan dalam berbagai dikatakan tepat indikasi yaitu perlu atau
pertemuan tingkat nasional maupun tidaknya pemberian antibiotik pada pasien
internasional. Pemilihan dan penggunaan anak penyakit pneumonia. Tepat obat
10
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita penyakit pneumonia ...
Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini 5. Waspada efek samping
dilakukan dengan cara mencatat hasil Persentase waspada efek samping
diagnosis atau terapi yang digunakan pada dihitung dari jumlah banyaknya efek
pasien anak pneumonia. Setelah data samping yang timbul dibagi banyaknya kasus
diperoleh, data dianalisis secara deskriptif yang diteliti dikalikan 100%.
presentase. Data akan dinyatakan dalam
bentuk persentase yang dilakukan dengan
cara melihat dan mengevaluasi penggunaan
antibiotik kemudian dibandingkan dengan Setelah menganalisis data dalam bentuk
standar yang ada, yaitu 4T 1W. Setelah persentase, kemudian hasilnya akan
menganalisis data dalam bentuk persentase, disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
kemudian hasilnya akan disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi. HASIL
Dari penelitian yang dilakukan, jumlah
1. Tepat indikasi pasien anak pneumonia di RS Wirabuana
Persentase tepat indikasi dihitung dari Palu adalah 35 orang yang telah memenuhi
banyaknya kasus yang tepat indikasi dibagi kriteria inklusi. Pada Tabel 1 dapat dilihat
banyaknya kasus yang diteliti dikalikan karakteristik pasien anak pneumonia terdiri
100%. dari jenis kelamin dan usia. Jenis kelamin
pria mendominasi persentase pasien anak
terbanyak yakni sebesar 65,71% dan sebesar
34,29% untuk anak dengan jenis kelamin
2. Tepat obat wanita. Kemudian hasil penelitian pada
Persentase tepat obat dihitung dari Tabel 2 yang menunjukan besaran nilai
banyaknya kasus yang tepat obat dibagi persentase antibiotik dan persentase bentuk
banyaknya kasus yang diteliti dikalikan sediaan antibiotik yang digunakan oleh
100%. pasien anak pneumonia di RS Wirabuana
Palu. Selain itu dilakukan analisis terhadap
11
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Anggi dan Sulemba
12
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita penyakit pneumonia ...
Tabel 2. Karakteristik distribusi antibiotik, bentuk sediaan pada pasien anak pneumonia di
RS Wirabuana Palu
FREKUENSI (N
NO Antibiotik PERSENTASE (%)
=35)
1 Distribusi Antibiotik
Cefadroxil 5 14,3%
Cefotaxime 17 48,6%
Cefixime 7 20%
Ceftriaxone 6 17,1%
Total 100 %
2 Bentuk Sediaan Antibiotik
Sirup 5 14,3%
Injeksi 23 65,7%
Pulveres 7 20%
Total 100%
Sumber: Data Rumah Sakit Wirabuana Palu
Grafik karakteristik distribusi penggunaan antibiotik
Tabel 3. Cairan elektrolit yang digunakan pada pasien anak pneumonia di RS Wirabuana
Palu
NO JENIS CAIRAN ELEKTROLIT N PERSENTASE (%)
1 Ringer Laktat 32 91,42%
2 Dextrose 5 % 3 8,58%
Total 35 100
Sumber: Data Rumah Sakit Wirabuana Palu
13
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Anggi dan Sulemba
Tabel 4. Evaluasi ketepatan (indikasi, obat, pasien, dosis & efek samping) penggunaan
antibiotik pada pasien anak di RS Wirabuana Palu
JUMLAH PENGGUNAAN PERSENTASE (%)
KRITERIA
KERASIONALAN TIDAK
SESUAI SESUAI TIDAK SESUAI
SESUAI
Tepat Obat 35 - 100 % -
Tepat Indikasi 35 - 100 % -
Tepat Pasien 35 - 100 % -
Tepat Dosis 35 - 100 % -
Waspada Efek
35 - 100 % -
Samping
Sumber: Data Rumah Sakit Wirabuana Palu
Grafik evaluasi kerasionalan obat berdasarkan tepat obat, tepat indikasi, tepat pasien, tepat
dosis, dan waspada efek samping
14
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita penyakit pneumonia ...
antibiotik yang digunakan pada banyak cara merobek jaringan kulit atau selaput
terapi anak umur 0 – 11 tahun di RS lendir (Graber, MA. 2003).
Wirabuana palu adalah antibiotik golongan
sefalosporin generasi ketiga yaitu cefadroxil, 2.3 Cairan elektrolit
cefotaxime, cefixime dan ceftriaxone. Hal ini Cairan elektrolit biasanya digunakan
dikarenakan antibiotik golongan sesuai dengan kondisi pasien. Pemberian
sefalosporin generasi ketiga lebih aktif cairan elektrolit digunakan untuk menjaga
terhadap Enterobacteriaceae. Secara keseimbaangan cairan tubuh pasien.
kimiawi, cara kerja dan toksisitas antibiotik Keseimbangan elektrolit berpengaruh
golongan sefalosporin mirip dengan terhadap kinerja sel-sel dan organ tubuh
penisilin. Oleh karena itu, antibiotik agar bekerja optimal. Pada tabel distribusi
golongan sefalosporin ini digunakan sebagai cairan elektrolit (tabel 3), ditunjukan bahwa
alternatif bila terjadi hipersensitivitas penggunaan cairan elektrolit seperti Ringer
terhadap terhadap penisilin. Kemudian, pada Laktat (RL) sebanyak 91,42% dan Dextrose
Tabel 2 nomor 1 juga menunjukan bahwa 5% sebanyak 8,58% sangat dibutuhkan
antibiotik yang paling banyak digunakan dalam proses pengobatan penyakit
adalah cefotaxime karena cefotaxime lebih pneumonia pada anak. Pemberian cairan
aktif terhadap bakteri Gram negatif dan Ringer Laktat berfungsi sebagai cairan
Streptococcus pneumoniae/ Pneumococcus elektrolit untuk menjaga keseimbangan
(Fisher & Boyce, 2005). elektrolit dalam tubuh dan sebagai air untuk
hidrasi dimana pasien anak penderita
2.2 Bentuk sediaan antibiotik penyakit pneumonia sering mengalami
Pada Tabel 2 nomor 2, pemberian kesulitan dalam menelan. Sedangkan
antibiotik dalam bentuk injeksi mencapai pemberian pemberian cairan Dextrose 5%
65,7% yang dilakukan pada anak penderita bertujuan untuk memasok glukosa dalam
penyakit pneumonia berat, dimana penderita tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi
tidak dapat makan dan minum bahkan (Anwari, 2007).
muntah-muntah sehingga pemberian
antibiotik secara oral tidak memungkinkan. 2.4 Evaluasi penggunaan antibiotik
Adapun pemberian antibiotik secara oral a) Tepat indikasi
yaitu dalam bentuk sirup dan puyer masing- Ketepatan indikasi pada panggunaan
masing 14,3% dan 20% pada anak penderita antibiotik dilihat dari ketepatan
penyakit pneumonia tidak terlalu berat. memutuskan pemberian obat yang
Kelompok ini tidak memiliki kesulitan dalam sepenuhnya berdasarkan alasan medis dan
menelan karena pemberian antibiotik secara terapi farmakologi yang benar-benar
oral lebih aman (Pudjiaji dkk, 2009). Pada diperlukan. Menurut data RS Wirabuana Palu
Tabel 2 menunjukan bahwa pemberian periode Juli-Desember 2017, pneumonia
antibiotik dalam bentuk sediaan injeksi lebih memenuhi kriteria tepat indikasi terhadap
banyak daripada bentuk sediaan sirup dan antibiotik yang didistribusikan karena sesuai
pulveres. Hal ini bertujuan untuk membantu dengan tanda-tanda yang tercantum dalam
atau memudahkan pasien dalam menerima rekam medik dan hasil diagnosa yang
distribusi antibiotik ketika mengalami menunjukan bahwa perlu adanya terapi
kesulitan dalam menelan dan juga untuk antibiotik. Pemakaian antibiotik tanpa
mempercepat efek yang diinginkan dengan didasari bukti infeksi dapat menyebabkan
15
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Anggi dan Sulemba
16
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita penyakit pneumonia ...
17
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)
Anggi dan Sulemba
18
Acta Holist. Pharm. Vol. 1 No. 1: 9-18 (2019)