TINJAUAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
DATA UMUM
No MR 491xxx
Nama Pasien By. Ny. D
Agama Islam
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 0 Th (31-01-2018)
Ruangan Perinatologi
Diagnosis BBLR
Mulai perawatan 31 Januari 2018
Akhir perawatan 6 Februari 2018
DPJP Dr. Y, Sp.A
- Ibu leukositosis
- Resiko Infeksi
1
1.3.1 Data Pemeriksaan Fisik
- Berat badan : 1900 g
- Panjang : 45 cm
Tanggal
Data Klinik
31/1 1/2 2/2 3/2 4/2 5/2 6/2
Suhu (◦C) 36,7 37,5 36,9 37,4 36,2 37,3 37,1
Nadi (x/menit) 140 136 142 122 152 129 134
Nafas (x/menit) 45 53 49 54 52 48 50
BB (Kg) 1,9 1,95 2,02 2,1 2,14 2,12 2,13
1.4 Diagnosis
2
- menaikkan berat badan bayi
- neo-K
- ampisilin injeksi
- gentamisin injeksi
3
BAB II
ANALISA FARMAKOTERAPI – DRP
4
No Aturan Tgl Tanggal Pemberian
Nama Obat 4/2 5/2
. Pakai Mulai 31/1 1/2 2/2 3/2 6/2
1 Neo K 1x1mg 31/1 √ - - - - - -
2 Tetes Mata 1x 31/1 √ - - - - - -
3 Inj Ampicilin 2x100mg 31/1 √ √ √ √ √
√ √
4 Inj Gentamicin 1x10mg 31/1 √ √ √ - - - -
1x36 jam
5 Inj Gentamicin 3/2 - - - √ √ √ √
10mg
5
2.3.1 Ketepatan Indikasi
Golongan/Kelas
No. Obat Indikasi pada Pasien Keterangan
Terapi
1 Neo K Vitamin K1 Pencegahan pendarahan pada bayi baru lahir Tepat
Tetes Mata
2 Antibiotik Pencegahan infeksi mata pada bayi baru lahir Tepat
Gentamisin
3 Inj Ampicilin Antibiotik Penanganan Infeksi sistemik pada bayi Tepat
Penanganan Infeksi sistemik pada bayi (terapi
4 Inj Gentamicin Antibiotik Tepat
kombinasi)
6
pemakaian pemakaian
25-50
mg/kg x 1,9 tiap 12 <7
3 Inj Ampicilin 100mg 2 x sehari 7 hari AHFS, 2011 Tepat
kg = 47,5 – jam. hari
95 mg
5 mg/kg x
Tiap 24 <7
4 Inj Gentamicin 10mg 1 x sehari 2 hari 1,9 = 9,8 AHFS, 2011 Tepat
jam hari
mg
Tepat,
penyesuaian
5 mg/kg x
Tiap 24 <7 dosis dengan
5 Inj Gentamicin 10mg 1 x 36 jam 4 hari 1,9 = 9,8 AHFS, 2011
jam hari mengubah
mg
frekuensi
penggunaan
No Evaluasi
Hari/Tgl Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO
. Tgl Uraian
Nefrotoksisitas & Tidak melebihi dosis yang dianjurkan & Tidak dilakukan
1. - Gentamisin
ototoksisitas pantau kadar creatinin serum pemeriksaan SCr
7
2.3.5 Drug Related Problem
Kode
No. Hari/Tanggal Uraian Masalah Rekomendasi/Saran Tindak Lanjut
Masalah
Tidak terdapat permasalahan
. selama terapi pasien
Kode Masalah:
1. Indikasi 5. Cara/Waktu Pemberian a. Resep
a. Tidak ada indikasi 6. Rute Pemberian b. Buku Injeksi
b. Ada indikasi, tidak ada terapi 7. Lama Pemberian 11. Kesalahan Penulisan Resep
c. Kontra Indikasi 8. Interaksi Obat 12. Stabilitas Sediaan Injeksi
2. Pemilihan Obat a. Obat 13. Sterilitas Sediaan Injeksi
3. Dosis Obat b. Makanan/Minuman 14. Kompatibilitas Obat
a. Kelebihan (over dose) c. Hasil Lab 15. Ketersediaan Obat/Kegagalan Mendapatkan Obat
b. Kekurangan (under dose) 9. ESO/ADR/Alergi 16. Kepatuhan
4. Interval pemberian 10. Ketidaksesuaian RM dengan: 17. Duplikasi Terapi
Sasaran terapi pada bayi Ny. D adalah menaikkan berat badan bayi (dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup berupa
pemberian PASI 1 sendok setiap 3 jam) dan mencegah terjadinya infeksi sistemik/sepsis, karena setelah dilakukan cek laboratorium,
diketahui bayi Ny. D mengalami leukositosis dengan nilai WBC 34,33 x 103 uL, hal ini juga ditandai dengan ketuban ibu bayi yang
berwarna hijau kental, dimana air ketuban yang normal berwarna bening, sehingga bayi beresiko terkena infeksi sistemik (sepsis).
8
Terapi sepsis yang diberikan yaitu antibiotik ampisilin injeksi 2x100 mg dan gentamisin injeksi 1x10mg, terapi ini sesuai dengan
panduan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Alasan pemberian dua macam antibiotik adalah karena resiko sepsis pada bayi sangat
tinggi, sehingga bayi membutuhkan obat infeksi yang adekuat, maka diberikan kombinasi ampisilin dan gentamisin. Dosis yang diberikan
Ditinjau dari aspek farmakologisnya ampisilin merupakan antibiotik golongan penisilin (betalaktam) dengan mekanisme kerja
menghambat secara irreversibel aktivitas enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesis di dinding sel bacteria. Sedangkan
gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang bekerja dengan cara berikatan secara irreversibel dengan sub unit 30S dari
ribosom bakteri, sehingga menghambat sintesis protein bakteri. Dengan mekanisme kerja yang berbeda, penggunaan kombinasi antibiotik
ini dinilai tepat dan efektif dalam mengeliminasi bakteri penyebeb infeksi
Parameter yang dimonitor berdasarkan sasaran terapinya yaitu berat badan bayi dan kondisi bayi, apakah ada tanda-tanda terjadi
infeksi atau tidak. Tanda terjadi infeksi bisa dilihat dari nilai WBC, dari hasil cek laboratorium yang dilakukan 2 kali selama bayi di ruang
rawat, pada hari pertama nilai WBC sangat tinggi (34,33 x 103 /uL) dan pada cek laboratorium hari ke-4, nilai WBC sudah normal (14,2 x
103 /uL) yang menandakan sasaran terapi tercapai. Selain dari nilai WBC, tanda infeksi juga bisa dilihat dari suhu tubuh bayi, selama di
9
Pada bayi Ny. D diberikan injeksi neo K yang berisi vitamin K / fitomenadion, karena bayi baru lahir cenderung mengalami
defisiensi vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah. Dosis yang diberikan yaitu 0,5 mg sesuai dengan
Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2003 yang merekomendasikan pemberian vitamin K 0,5 sampai 1 mg dosis tunggal intramuskular
pada semua bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K (vitamin K deficiency bleeding atau VKDB).
Terapi awal untuk bayi baru lahir selain pemberian vitamin K yaitu pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan
infeksi mata. salep atau tetes mata antibiotika profilaksis diberikan harus tepat 1 jam setelah kelahiran, upaya pencegahan infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Pada bayi Ny. D diberikan tetes mata
gentamisin.
Selama pemberian terapi obat, perlu pemantauan keadaan fungsi ginjal bayi karena ditinjau dari aspek farmakokinetiknya
gentamisin dieksresikan 50-93% dalam bentuk tidak berubah oleh filtrasi glomerulus dalam waktu 24 jam, dan sekitar 73-90% dari dosis
Selain pemberian terapi farmakologis, juga dilakukan tindakan dengan meletakkan bayi di dalam inkubator infant warmer untuk
menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat agar tidak hipotermia sbagai asuhan keperawatan.. Setelah 7 hari masa rawatan dan sasaran terapi
10
telah tercapai, bayi Ny. D telah mengalami perbaikan kondisi kesehatan. By Ny. D diperbolehkan pulang dengan kondisi yang baik dan
BAB III
11
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Pemberian terapi antibiotik kombinasi ampisilin dan gentamisin dinilai tepat dan efektif dalam mencegah terjadinya sepsis pada
bayi Ny. D
2. Dosis terapi yang diberikan selama perawatan bayi Ny. D sudah tepat
3. Kerjasama antar profesi kesehatan sesuai tugas masing-masing yang mengutamkan keselamatan pasien (patient oriented) dapat
3.2 Saran
1. Perlunya dilakukan skin test sebelum penggunaan antibiotik terhadap bayi baru lahir guna menghindari timbulnya reaksi
alergi/hipersensitivitas.
2. Perlunya apoteker ruangan di bangsal anak & perinatologi agar pemantauan terapi obat serta fungsi kefarmasian berjalan dengan
baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
14