Anda di halaman 1dari 26

BUPATI KETAPANG

PROVINSI KALIMANTAN BARAT


PERATURAN BUPATI KETAPANG
NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER AGOESDJAM
KETAPANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KETAPANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


Direncanakan oleh:
Kabid Keuangan, dan kinerja rumah sakit, perlu adanya sistem
remunerasi berbasis kinerja sebagai bentuk motivasi
Dra. C. ENNY A
NIP.19640727 199303 2 008 dan penghargaan terhadap pegawai;
b. bahwa berdasarkan Pasal 24 ayat (1) Peraturan
Disetujui oleh:
Plt, Kepala RSUD dr. Agoesdjam, Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, remunerasi BLUD
dr. HERMAN BASUKI
NIP. 19710413 200212 1 007 diatur dengan peraturan Daerah berdasarkan usulan

Diteliti Oleh Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah;


Kepala Bagian Hukum, c. bahwa berpedoman pada ketentuan Pasal 58 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
MINTARIA, SH. MH
NIP. 19700703 199903 1 007 Pengelolaan Keuangan Daerah, pemerintah daerah
dapat memberikan tambahan penghasilan kepada
Diteliti kembali oleh pegawai ASN dengan memperhatikan kemampuan
Asisten Sekda Bidang
Perekonomian, Pembangunan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan
dan Kesejahteraan Rakyat Kab.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan
Ketapang
ketentuan peraturan perundang undangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
Drs. MARWANNOR, MM
NIP. 19670427 200003 1 003 dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka

Disempurnakan Oleh :
perlu menetapkan Peraturan Bupati Ketapang tentang
Pj. Sekretaris Daerah
Remunerasi Badan Layanan Umum Daerah Rumah
Sakit Dokter Agoesdjam Ketapang;
SUHERMAN, SH.MH
NIP.1970110 200212 1 005
-2-

Memperhatikan : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Perpanjangan Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1953 Nomor 9), sebagai Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkar II Tanah Laut, Daerah
Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Perpanjangan Pembentukan
Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573) ;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
-3-

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
9. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 874);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);
12. Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700
Tahun 2020 tentang Tata Cara Persetujuan Menteri
Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai
Aparatur Sipil Negara Di lingkungan Pemerintah
Daerah
13. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 36 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
-4-

Rumah Sakit Umum Daerah dokter Agoesdjam


Kabupaten Ketapang;
14. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 37 Tahun 2019
tentang penetapan penilaian dan kelas jabatan
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang (Berita
Daerah Kabupaten Ketapang Tahun 2019 Nomor 37);
15. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 53 Tahun 2020
tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Ketapang.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI KETAPANG TENTANG
REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DOKTER AGOSEDJAM
KETAPANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati Ketapang ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Ketapang.
2. Bupati adalah Bupati Ketapang.
3. Pemimpin BLUD adalah Direktur RSUD dr. Agoesdjam.
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin Pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten Ketapang.
5. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Agoesdjam, yang selanjutnya
disebut dengan RSUD dr. Agoesdjam adalah rumah sakit umum milik
Pemerintah Kabupaten Ketapang, yang mempunyai fasilitas kemampuan
pelayanan medik dasar dan spesialistik serta dikelola sebagai badan
layanan umum.
6. Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji atau tunjangan
yang melekat pada gaji, honorarium, tunjangan tetap, dan insentif.
7. Gaji atau tunjangan melekat pada gaji adalah imbalan kerja berupa uang
yang bersifat tetap diberikan kepada pegawai dan diterimakan setiap
bulan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

8. Honorarium adalah imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap dan
diberikan setiap bulan kepada Dewan Pengawas.
-5-

9. Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Agoesdjam


Ketapang, yang selanjutnya disebut dengan BLU RSUD dr. Agoesdjam
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Ketapang yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
10. Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah
Dokter Agoesdjam, yang selanjutnya disebut Pejabat Pengelola adalah
pimpinan BLU RSUD dr. Agoesdjam yang bertanggung jawab terhadap
kinerja operasional rumah sakit, yang terdiri atas pemimpin, pejabat
keuangan dan pejabat teknis, yang sebutannya dapat disesuaikan
dengan nomenklatur yang berlaku pada BLU RSUD dr. Agoesdjam
Kabupaten Ketapang.
11. Tunjangan tetap adalah imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan penghasilan pendapatan di luar gaji setiap bulan yang
diterima Pegawai ASN dan diberikan dengan mempertimbangkan absensi
dan berdasarkan kriteria beban kerja, prestasi kerja, untuk menunjang
kinerja pegawai sehingga lebih produktif.
12. Insentif adalah imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar.
13. Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disebut Dewan Pengawas adalah organ yang dibentuk oleh Bupati untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan Badan
Layanan Umum Daerah.
14. Sekretaris Dewan Pengawas BLUD yang selanjutnya disebut Sekretaris
Dewan Pengawas adalah organ di luar Dewan Pengawas Badan Layanan
Umum Daerah yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantu kelancaran
tugas Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Daerah.
15. Pegawai BLUD RSUD dr. Agoesdjam adalah Pegawai BLUD Rumah Sakit
Umum Dokter Agoesdjam Ketapang yang terdiri dari Pegawai
Aparatur Sipil Negara dan Pegawai Non Aparatur Sipil Negara .
16. Pegawai Aparatur Sipil Negara BLUD RSUD yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN BLUD adalah Aparatur Sipil Negara yang bekerja pada
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Dokter Agoesdjam
Ketapang terdiri dari tenaga medis dan non medis.

17. Pegawai Non Aparatur Sipil Negara BLUD RSUD yang selanjutnya
disebut Pegawai Non ASN BLUD adalah pegawai yang berasal dari tenaga
profesional lainnya pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
-6-

Umum Dokter Agoesdjam Ketapang yang terdiri dari pegawai tetap dan
pegawai kontrak.

BAB II
RUANG LINGKUP, MAKSUD DAN TUJUAN REMUNERASI

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi :

a. Asas dan Prinsip

b. Bentuk

Pasal 3
Peraturan Bupati ini ditetapkan dengan maksud :
(1) Sebagai pedoman bagi RSUD dr. Agoesdjam Ketapang dalam pemberian
remunerasi.
(2) Peraturan Bupati bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dalam
pemberian remunerasi kepada pegawai RSUD dr. Agoesdjam Ketapang
dalam meningkatkan kinerja pelayanan. Remunerasi bertujuan untuk
memberikan imbalan secara proporsional, setara, patut, wajar dan
berbasis kinerja.

BAB III
ASAS DAN PRINSIP REMUNERASI

Pasal 4

(1) Asas remunerasi terdiri atas:


a. asas pengalokasian; dan
b. asas pendistribusian.
(2) Asas pengalokasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah:
a. proporsional yang diukur berdasar besarnya APBD yang dianggarkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran
RSUD dr. Agoesdjam ketapang dan besaran pendapatan jasa layanan
RSUD Dokter Agoesdjam Ketapang yang diterima;
b. setara yang memperhatikan pelayanan sejenis;

c. patut yang disesuaikan dengan kemampuan dalam memberikan


imbalan kerja kepada pegawai dan kebutuhan pengembangan BLUD
RSUD dr. Agoesdjam;
d. wajar yaitu menurut keadaan yang ada sehingga tidak ada
-7-

penyimpangan; dan
e. kinerja, yaitu prestasi pelayanan atau hasil kerja yang ditunjukkan
baik secara individu, tim ataupun organisasi, yang berhasil mencapai
target kinerja yang ditetapkan oleh organisasi.
(3) Asas pendistribusian untuk medis dan non medis mendasarkan pada
kinerja pelayanan dan kelas jabatan sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB IV
BENTUK REMUNERASI

Pasal 5

Remunerasi diberikan dalam bentuk :


a. Gaji atau Tunjangan Melekat pada gaji;
b. Honorarium;
c. tunjangan tetap; dan
d. insentif.
BAB V
PENGANGGARAN
Pasal 6
(1) Penganggaran Remunerasi berasal dari sumber dana:
a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Ketapang;
b. pendapatan jasa layanan;
c. pendapatan hasil kerjasama pihak ketiga; dan
d. pendapatan lain-lain yang sah.
(2) Remunerasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kabupaten Ketapang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
digunakan untuk :
a. gaji dan tunjangan melekat pada gaji bagi ASN;
b. tunjangan tetap berupa tambahan penghasilan Aparatur Sipil
Negara; dan
c. upah bagi tenaga medis dan non medis Non ASN Pemerintah
Kabupaten Ketapang.

(3) Remunerasi yang bersumber dari pendapatan jasa pelayanan RSUD dr.
Agoesdjam Ketapang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
digunakan untuk:
-8-

a. Insentif bagi Pegawai ASN BLUD dan Pegawai non ASN BLUD; dan
b. honorarium bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan
Pengawas.

BAB VI
PEMBERIAN REMUNERASI
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 7

(1) Remunerasi yang diberikan kepada tenaga Medis dan Non Medis ASN
berbentuk:
a. gaji dan tunjangan melekat pada gaji;
b. tunjangan tetap; dan
c. insentif.
(2) Remunerasi yang diberikan kepada tenaga Medis Non ASN dan Non
Medis Non ASN berbentuk:
a. gaji; dan
b. insentif.
(3) Remunerasi yang diberikan kepada Dewan Pengawas dan Sekretaris
Dewan Pengawas berupa honorarium.

Bagian Kedua
Gaji dan Honorarium
Pasal 8

(1) Gaji dan tunjangan melekat pada gaji untuk Pegawai ASN BLUD
diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Gaji untuk Tenaga Profesional Non ASN diberikan sesuai dengan
Peraturan Bupati tentang Standar Honorarium.
(3) Besaran honorarium bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan
Pengawas diatur sebagai berikut:
a. Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh
persen) dari gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji Direktur;

b. Anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh


enam persen) dari gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji
Direktur; dan
c. Sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas
-9-

persen) dari gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji Direktur.

Bagian Ketiga
Tunjangan Tetap
Pasal 9

(1) Tunjangan tetap bagi Pegawai ASN BLUD mengacu pada kelas
jabatan dan basic TPP yang telah ditetapkan sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Per Undang-Undangan.
(2) Tunjangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dibayarkan berdasarkan kriteria
a. beban kerja;
b. prestasi kerja;
c. kondisi kerja; dan
d. perhitungan objektif lain.

Pasal 10
(1) Tunjangan tetap berdasarkan Beban Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) huruf a, diberikan kepada Pegawai ASN BLUD
yang dalam melaksanakan tugas melampaui beban kerja nomal atau
batas waktu normal, minimal 112,5(Seratus Dua Belas Koma Lima) jam
perbulan atau 6.750 (Enam Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh) menit perbulan.
Pemberian TPP berdasarkan beban kerja sebesar 40% (empat puluh per
seratus)dari basic tunjangan tetap.
(2) Tunjangan tetap berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (3) huruf b, diberikan kepada Pegawai ASN BLUD
yang memiliki prestasi kerja sesuai bidang keahliannya dan diakui oleh
pimpinan diatasnya, Pemberian tunjangan tetap berdasarkan prestasi
kerja sebesar 60% (Enam Puluh Per Seratus) dari besaran basic
tunjangan tetap.
(3) Besaran alokasi tunjangan tetap berdasarkan beban kerja dan prestasi
kerja dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

A Tunjangan tetap BKPK = ((40% * B Tunjangan tetap)+(60% * B Tunjangan tetap))


Keterangan :
A Tunjangan tetap BKPK = Alokasi Tunjangan tetap berdasarkan Beban
Kerja dan Prestasi Kerja Kabupaten
B TPP = Basic TPP
- 10 -

Pasal 11
(1) Tunjangan tetap berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (3) huruf c, diberikan kepada Pegawai ASN BLUD
yang melaksanakan tugas pada kriteria sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular;
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radiasi, bahan radioaktif;
c. Pekerjaan yang beresiko dengan keselamatan kerja;
d. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum;
e. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau
jabatan yang setingkat, namun tidak ada jabatan
pelaksananya;dan/atau
f. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah didukung oleh jabatan
fungsional dan tidak ada jabatan struktural dibawahnya.
Jabatan yang memenuhi kriteria tunjangan tetap berdasarkan kondisi
kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (3) diatur lebih lanjut
dalam Keputusan Bupati
(2) Besaran alokasi tunjangan tetap berdasarkan kondisi kerja sebesar 10%
(sepuluh per seratus) dari basic TPP
A Tunjangan tetap KK = 10% * B Tunjangan tetap

Keterangan :
A Tunjangan tetap BKPK = lokasi Tunjangan tetap berdasarkan
Kondisi Kerja
B Tunjangan tetap = Basic Tunjangan tetap

(3) Tunjangan tetap berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud


dalam pasal 8 ayat (3) huruf d, diberikan kepada Pegawai ASN BLUD
sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, sesuai
kemampuan keuangan Daerah dan karakteristik Daerah.

Pasal 12

Tunjangan tetap diberikan kepada Pegawai ASN BLUD di lingkungan


RSUD dr. Agoesdjam Ketapang

Pasal 13

Total Tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Agoesdjam Ketapang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
- 11 -

T Tunjangan tetap = A Tunjangan tetap BKPK + A Tunjangan


tetap KK + A Tunjangan tetap POL

Keterangan :

T Tunjangan tetap = Total Tunjangan tetap


A Tunjangan tetap BKPK = Alokasi Tunjangan tetap berdasarkan
Beban Kerja dan Prestasi Kerja
Kabupaten
A Tunjangan tetap KK = Alokasi Tunjangan tetap berdasarkan
Kondisi Kinerja
A Tunjangan tetap POL = Alokasi Tunjangan tetap berdasarkan
Pertimbangan Objektif Lainnya

Pasal 14

Tunjangan tetap diberikan dengan komposisi:


(1) penilaian produktifitas kerja sebesar 60% (enam puluh per seratus
dari besaran tunjangan tetap yang diterima Pegawai ASN BLUD); dan
(2) penilaian disiplin kerja sebesar 40% (empat puluh per seratus dari
besarantunjangan tetap yang diterima Pegawai ASN BLUD).

Pasal 15

(1) Pembayaran tunjangan tetap dihitung dengan menggunakan rumus


sebagai berikut :
Tunjangan tetap (yang diterima) = tunjangan tetap Capaian Produktifitas
Kerja + tunjangan tetap Capaian Disiplin
Kerja
(2) Penghitungan besaran tunjangan tetap yang diterima Pegawai ASN
BLUD tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 16

(1) Tunjangan tetap diberikan setiap bulan dalam 1 (satu) tahun anggaran
kepada Pegawai ASN BLUD di RSUD dr. Agoesdjam.
(2) Untuk tunjangan tetap bulan 13 (tiga belas) dan ke 14 (empat belas)
dapat diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan Daerah.
(3) Tunjangan tetap diberikan berdasarkan kelas jabatan.

Pasal 17

Faktor pengurangan/pemotongan pemberian Tunjangan tetap Pegawai


ASN BLUD meliputi :
a. penilaian kinerja harian Pegawai ASN BLUD;
- 12 -

b. presensi;

c. kewajiban administrasi;
d. tidak mengembalikan aset Daerah; dan
e. tidak mengikuti apel rutin yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah.

Pasal 18

(1) Laporan kinerja harian digunakan untuk penilaian capaian


produktifitas kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a.
(2) Laporan kinerja hanya ditujukan untuk manajemen dan bagian
administrasi, sedangkan tenaga fungsional kesehatan tidak perlu
membuat laporan kinerja.
(3) Setiap pegawai wajib membuat laporan kinerja harian.
(4) Laporan kinerja harian pegawai memuat catatan harian pekerjaan
atau tugas yang dilakukan Pegawai ASN BLUD setiap hari.
(5) Catatan harian pekerjaan atau tugas yang dilakukan Pegawai ASN
BLUD dihitung dalam satuan menit.
(6) Pekerjaan atau tugas harian yang dicatat paling banyak 6.750 (enam
ribu tujuh ratus lima puluh) menit dalam satu bulan.
(7) Apabila dalam satu bulan Pegawai ASN BLUD dapat mencatat
pekerjaan atau tugas harian lebih dari 6.750 (enam ribu tujuh ratus
lima puluh) menit maka kelebihan dapat diakumulasikan pada bulan
selanjutnya paling banyak 360 (tiga ratus enam puluh) menit.

Pasal 19

(1) Laporan kinerja harian Pegawai ASN BLUD sebagaimana dimaksud


dalam pasal 16 ayat (1), diunggah ke dalam aplikasi perhitungan
kinerja.
(2) Laporan kinerja harian Pegawai ASN BLUD wajib diunggah ke dalam
aplikasi perhitungan kinerja paling lambat tanggal 3 (tiga) bulan
berikutnya.
(3) Laporan kinerja harian Pegawai ASN BLUD yang diunggah kedalam
aplikasi perhitungan kinerja tidak berlaku bagi tenaga fungsional
kesehatan.

(4) Setiap Pegawai ASN BLUD yang melaksanakan tugas perjalanan


dinas/pendidikan pelatihan sekurang-kurangnya 1 (satu) hari penuh
tidak perlu mengunggah laporan kinerja harian.
(5) Laporan kinerja harian divalidasi oleh atasan langsung secara
berjenjang.
- 13 -

(6) Atasan langsung Pegawai ASN BLUD yang tidak melakukan validasi
laporan kinerja harian terhadap bawahannya satu orang atau lebih
dikenakan pemotongan tunjangan tetap sebesar 10 % (sepuluh per
seratus) dalam bulan yang bersangkutan)
(7) Dalam hal laporan kinerja harian yang tidak dilakukan validasi oleh
atasan langsung sampai tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya, maka
laporan kinerja harian dianggap disetujui.

Pasal 20

Penghitungan besaran Tunjangan Tetap yang diterima Pegawai ASN BLUD


berdasarkan produktifitas kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1) tercantum pada Lampiran II Peraturan Bupati ini.

Pasal 21

(1) Presensi digunakan untuk penilaian disiplin pegawai sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2).
(2) Presensi elektronik dibuka pukul 07.00 dan ditutup pukul 18.00.
(3) Disiplin pegawai meliputi :
a. tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah;
b. tidak masuk kerja karena cuti;
c. terlambat masuk kerja;
d. pulang cepat/pulang sebelum waktunya;
e. tidak melakukan presensi masuk kerja; dan
f. tidak melakukan presensi pulang kerja.
(4) Presensi untuk tenaga Fungsional Medik dan Fungsional Lain yang
memberlakukan jam kerja berdasarkan pembagian shift ditetapkan
dengan keputusan Pimpinan RSUD dr. Agoesdjam.

Pasal 22

(1) Pegawai ASN BLUD yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang
sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a,
dikenakan pengurangan/pemotongan tunjangan tetap sebesar 5 %
(lima perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari.

(2) Pegawai ASN BLUD yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang
sah sebanyak 5 (lima) hari secara kumulatif untuk bulan berkenan
tunjangan tetap tidak dibayarkan.
(3) Pegawai ASN BLUD yang tidak masuk kerja karena cuti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf b, dikenakan
- 14 -

pengurangan/pemotongan tunjangan tetap sebesar 1 % (satu per


seratus) untuk tiap 1 (satu) hari.
(4) Pegawai ASN BLUD yang terlambat masuk kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf c, dikenakan
pengurangan/pemotongan tunjangan tetap dengan ketentuan sebagai
berikut untuk tiap 1 (satu) hari:

KETERLAMBATAN LAMA PERSENTASE


(TL) KETERLAMBATAN PENGURANGAN
1 menit s.d. <31
TL 1 0,5 %
menit
31 menit s.d. <61
TL 2 1%
menit
61 menit s.d. <91
TL 3 1,25 %
menit
TL 4 >91 menit 1,5 %

(5) Pegawai ASN BLUD yang pulang cepat/pulang sebelum waktunya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf d, dikenakan
pengurangan/pemotongan tunjangan tetap dengan ketentuan sebagai
berikut untuk tiap 1 (satu) hari :

PULANG SEBELUM LAMA PERSENTASE


WAKTUNYA MENINGGALKAN PENGURANGAN
PEKERJAAN
SEBELUM WAKTUNYA
PSW 1 1 menit s.d. <31 menit 0,5 %
PSW 2 31 menit s.d. <61 1%
menit
PSW 3 61 menit s.d. <91 1,25 %
menit
PSW 4 >91 menit 1,5 %

(6) Pegawai ASN BLUD yang tidak melakukan presensi masuk kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf e, dikenakan
pengurangan/pemotongan tunjangan tetap sebsar 1,5 % (satu koma
lima per seratus) untuk tiap 1 (satu) hari.

(7) Pegawai ASN BLUD yang tidak melakukan presensi pulang kerja
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (3) huruf f, dikenakan
pengurangan/pemotongan tunjangan tetap sebesar 1,5 % (satu koma
lima per seratus) untuk tiap 1 (satu) hari.

Pasal 23
- 15 -

(1) Penilaian kehadiran Pegawai ASN BLUD dibuktikan dengan


rekapitulasi kehadiran yang menggunakan perangkat kehadiran
elektronik/mesin presensi elektronik.
(2) Setiap Pegawai ASN BLUD wajib melakukan presensi menggunakan
mesin presensi elektronik.
(3) Perangkat kehadiran elektronik/mesin presensi elektronik harus
terkoneksi server pada Perangkat Daerah yang membidangi urusan
komunikasi dan informatika.
(4) Dalam kondisi tertentu, apabila perangkat kehadiran elektronik/mesin
presensi elektronik terjadi kendala/tidak dapat dioperasikan karena
error sistem/error perangkat, maka Pemimpin BLUD dr. Agoesdjam
bertanggung jawab untuk segera memfungsikan kembali mesin
dimaksud.
(5) Selama perangkat kehadiran elektronik/mesin presensi elektronik
tidak dapat berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka
penggunaan daftar hadir manual wajib digunakan sampai perangkat
kehadiran elektronik/mesin presensi elektronik berfungsi kembali.
(6) Penggunaan daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), hanya dilakukan untuk kurun waktu paling lama 1 (satu) bulan
dan dikendalikan/diawasi oleh Pemimpin BLUD RSUD dr. Agoesdjam.
(7) Selama kurun waktu 1 (satu) bulan perangkat kehadiran elektronik/
mesin presensi eletronik tidak difungsikan, maka mulai bulan kedua
sejak terjadi kendala/tidak dapat dioperasikan dan seterusnya,
tunjangan tetap berdasarkan disiplin kerja Pegawai ASN BLUD
dibayarkan sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus.)

Pasal 24

Melaksanakan tugas kedinasan yang dibuktikan dengan Surat Penugasan


tidak dikenakan pemotongan.

Pasal 25

Perhitungan besaran tunjangan tetap yang diterima Pegawai ASN BLUD


berdasarkan disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
tercantum pada Lampiran III Peraturan Bupati ini.
- 16 -

Pasal 26

(1) Kewajiban administrasi Pegawai ASN BLUD meliputi :


a. Penilaian Prestasi Kerja PNS;
b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan;
c. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN); dan
d. Laporan Harta Kekayaan ASN (LHKASN).
(2) Pegawai ASN BLUD yang tidak menyampaikan kewajiban administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dikenakan
pengurangan/pemotongan sebesar 10 % (sepuluh per seratus) untuk
tiap kewajiban dari total tunjangan tetap yang diterima sesuai dengan
aolikasi perhitungan kinerja dan presensi elektronik bulan tersebut.
(3) Pengurangan/pemotongan mulai dilakukan pada bulan berikutnya
setelah batas akhir penyampaian.
(4) Pengurangan/pemotongan dilakukan sampai dengan Pegawai ASN
BLUD menyampaikan laporan.

Pasal 27

(1) Bagi Pegawai ASN BLUD yang dimutasi dan belum mengembalikan
aset Daerah/barang milik Daerah yang dipegang kepada Perangkat
daerah asal maka dikenakan pengurangan/pemotongan tunjangan
tetap sebesar 50 % (lima puluh per seratus).
(2) Pengurangan/pemotongan mulai dilakukan sesuai dengan tanggal
SPMT jabatan baru.
(3) Pengurangan/pemotongan dilakukan sampai dengan Pegawai ASN
BLUD mengembalikan aset Daerah/barang milik daerah kepada
Perangkat Daerah asal.
Pasal 28
PNS dengan jabatan Fungsional yang belum diangkat dalam jabatan
tersebut maka tunjangan tetap dibayarkan sebesar 50 % (lima puluh per
seratus) dari nilai Tunjangan tetap kelas Jabatan Fungsional
bersangkutan.

Pasal 29
(1) Pegawai ASN BLUD yang tidak mengikuti Apel rutin yang dilaksanakan
oleh Perangkat Daerah dikenakan pemotongan tunjangan tetap
sebesar 2% (dua per seratus) untuk tiap 1 (satu) kali kegiatan.
(2) Dalam hal Pegawai ASN BLUD tidak mengikuti Apel rutin yang
- 17 -

dilaksanakan oleh Perangkat Daerah dengan alasan yang sah tidak


dikenakan pengurangan tunjangan tetap dengan melampirkan
dokumen pendukung.
Pasal 30
Apabila dalam perhitungan aplikasi perhitungan kinerja terhadap
persentase pengurangan lebih dari 100 % (seratus per seratus), maka
akan dilakukan pengurangan tunjangan tetap sebesar 100% (seratus per
seratus).
Pasal 31
(1) Pemimpin BLUD dr. Agoesdjam mengajukan surat permintaan
pembayaran tunjangan tetap paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
(2) Surat permintaan pembayaran tunjangan tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Perangkat daerah yang
membidangi urusan pengelolaan keuangan Daerah, dengan
melampirkan :
a. Hasil cetak produktivitas dari aplikasi perhitungan kinerja;
b. Hasil cetak presensi harian pegawai dari mesin absensi sidik jari;
dan
c. Daftar pembayaran tunjangan tetap.

Pasal 32

Segala biaya yang diperlukan untuk pemberian Tunjangan tetap


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Ketapang.
Pasal 33

(1) Bagi Pegawai ASN BLUD yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt)
diberikan tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD tambahan, yang
menjabat dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) bulan kalender.
(2) Ketentuan mengenai tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD tambahan
yaitu :

a. pejabat setingkat yang merangkap Pelaksana Tugas (Plt) Jabatan


lain dengan kelas jabatan yang sama menerima tunjangan tetap
Pegawai ASN BLUD definitif, ditambah 20 % (dua puluh per seratus)
dari tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD yang dirangkapnya;
b. pejabat setingkat yang merangkap Pelaksana Tugas (Plt) jabatan
- 18 -

lain menerima tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD yang lebih


tinggi, ditambah 20 % (dua puluh per seratus) dari tunjangan tetap
Pegawai ASN BLUD yang lebih rendah pada Jabatan definitif atau
Jabatan dirangkapnya;
c. pejabat satu tingkat di bawah pejabat definitif yang berhalangan
sementara yang merangkap sebagai Pelaksana Tugas (Plt) hanya
menerima tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD pada Jabatan
tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD yang tertinggi; dan
d. Tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD tambahan bagi Pegawai yang
merangkap sebagai Pelaksana Tugas (Plt) dibayarkan terhitung
mulai tanggal menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt).

Pasal 34

(1) Tunjangan tetap diberikan terhitung mulai bulan Januari 2021.


(2) Penetapan Besaran tunjangan tetap Pegawai ASN BLUD dan Perangkat
Daerah yang mengisi laporan kinerja harian dan daftar hadir secara
manual ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Selama masa transisi dan uji coba infrastruktur, tunjangan tetap
dibayarkan 100 % (seratus perseratus) dan Pegawai ASN BLUD wajib
melakukan absen serta mengisi aplikasi perhitungan kinerja.
(4) Jika terjadi pergantian atau perubahan jabatan (mutasi) maka
tunjangan tetap pada Jabatan baru dibayarkan sesuai dengan tanggal
Surat Perintah Melaksanakan Tugas.
(5) Apabila dalam 1 (satu) bulan terdapat libur nasional atau cuti bersama
maka kinerja harian dinilai 300 menit untuk tiap 1 (satu) hari.

Bagian Kelima
Insentif
Pasal 35
(1) Insentif Jasa Pelayanan merupakan hasil imbalan kerja yang diperoleh
rumah sakit dari pengguna jasa layanan setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sudah termasuk dalam komponen tarif
rumah sakit dengan besarannya sesuai ketentuan Peraturan per
Undang-Undangan yang berlaku.

(2) Besaran jasa sarana dan prasarana dalam komponen tarif rumah sakit
sebagai pengganti biaya operasional rumah sakit ditetapkan sebesar 58%
(lima puluh delapan persen) dari pendapatan yang bersumber dari jasa
layanan, hasil kerjasama dengan pihak lain, dan lain-lain pendapatan
yang sah.
- 19 -

(3) Besaran jasa pelayanan dalam komponen tarif rumah sakit sebagai
imbalan kerja berupa insentif ditetapkan sebesar 42% (empat puluh dua
persen) dari pendapatan yang bersumber dari jasa layanan, hasil
kerjasama dengan pihak lain, dan lain-lain pendapatan yang sah.
(4) Insentif pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang terdiri
dari:
a. insentif langsung; dan
b. insentif tidak langsung.
(5) Insentif langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
ditentukan sebesar 55% (lima puluh lima persen) yang didistribusikan
kepada individu dan/atau kelompok yang menghasilkan jasa pelayanan;
dan
(6) Insentif tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
ditentukan sebesar 45% (empat puluh lima persen), yang didistribusikan
kepada pejabat struktural dan kepada seluruh pegawai di lingkungan
BLU RSUD dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang;

Pasal 36
(1) Komponen tarif rumah sakit terdiri dari jasa sarana dan prasarana dan
jasa pelayanan.
(2) Jasa sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengganti biaya fasilitas rumah sakit, biaya operasional
rumah sakit, dan biaya tetap rumah sakit berdasarkan harga satuan
(unit cost).
(3) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari jasa
medis, jasa keperawatan, jasa administrasi, jasa kefarmasian, jasa
tenaga kesehatan lain, dan jasa pelaksana teknis.

Pasal 37
(1) Insentif termasuk tunjangan tetap tidak diberikan kepada pegawai
Rumah Sakit dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang, apabila yang
bersangkutan:

a. pemberhentian sementara tunjangan tetap bagi Pegawai ASN BLUD;


b. ASN yang menjalankan tugas belajar;
b. menjalani masa persiapan pensiun (MPP);
c. berstatus penerima uang tunggu;
d. berstatus sebagai pegawai titipan;
- 20 -

e. menjalani cuti diluar tanggungan negara;


f. dibebaskan dari jabatan negara;
g. terbukti menggunakan narkoba;
i. menjalani masa tahanan atau dihukum penjara yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
j. berstatus diperbantukan/dipekerjakan ke instansi lain diluar
lingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang.
(2) Dalam hal Pegawai ASN BLUD yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a setelah dikembalikan
status kepegawaiannya yang bersangkutan berhak mendapat insentif
terhitung sejak SK dicabut.

Pasal 38

(1) Imbalan kerja berupa insentif bagi pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam
Kabupaten Ketapang, dihitung berdasarkan indikator penilaian sebagai
berikut:
a. pengalaman dan masa kerja (basic index);
b. keterampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index);
c. resiko tinggi keterpaparan pekerjaan (risk index);
d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index);
e. jabatan yang disandang (position index); dan
f. hasil/capaian kinerja (performance index).

Pasal 39
(1) Pengalaman dan masa kerja (basic index) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf a, merupakan indek dasar untuk penghargaan sebagai
insentif bagi Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam dan standarnya
diadopsi dari gaji pokok pegawai yang bersangkutan dengan ketentuan
setiap Rp500.000,00 gaji pokok sama dengan 1 (satu) nilai indeks.
(2) Pengalaman dan masa kerja (basic index) sebagai dasar penghargaan
untuk insentif bagi pegawai non ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam, gaji
pokoknya disetarakan dengan gaji pokok Pegawai ASN BLUD terendah
sesuai dengan tingkat pendidikannya.

(3) Bagi pejabat pengelola dan Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam
yang berstatus ASN, gaji pokok mengikuti peraturan perundang-
undangan tentang gaji dan tunjangan Aparatur Sipil Negara

Pasal 40
- 21 -

(1) Keterampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf b, sebagai dasar untuk
memberikan penghargaan nilai kualifikasi (capacity) berdasarkan
pendidikan pegawai bersangkutan atau keterampilan yang bersertifikat
dengan ketentuan sebagai berikut:
No Competency Index Index
1. Sekolah Dasar (SD)/Sederajat 1
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat 3
4. Diploma Satu (D1) 4
5. Diploma Tiga (D3) 5
6. Sarjana (S1)/Diploma Empat (D4) 6
7. dr.Umum/dr. Gigi/Apoteker/Ners 7
8. Magister (S2) 8
9. Dokter Spesialis 9
10. Doktor (S3) 10

(2) Piagam penghargaan sesuai dengan posisi kerja pegawai, diberikan


penghargaan dengan tambahan nilai 0,2 (nol koma dua) dan hanya
berlaku selama 3 (tiga) tahun.
(3) Tingkat pendidikan atau keterampilan yang tidak sesuai dengan posisi
kerja pegawai, tidak diakui dalam sistem pembagian jasa ini.
(4) Kursus/pelatihan bersertifikat (paling cepat 24 jam) sesuai dengan
posisi kerja pegawai, diberikan penghargaan dengan tambahan nilai 0,2
(nol koma dua) dan hanya berlaku 3 (tiga) tahun atau sesuai dengan
masa berlaku sertifikat.
(5) Kursus/pelatihan bersertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
paling banyak 5 (lima) sertifikat keahlian sebagai bentuk penghargaan
kepada masing-masing pegawai yang diperhitungkan dalam sistem
pembagian jasa ini.
Pasal 41
(1) Resiko tinggi keterpaparan pekerjaan (risk index) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 huruf c, merupakan nilai untuk resiko yang diterima
Pegawai ASN dan Non ASN RSUD dr. Agoesdjam akibat pekerjaannya.

(2) Nilai resiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 4 (empat)
tingkatan (grade) yaitu:
a. grade 1 (satu) dengan nilai indeks 1 (satu) adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat fisik apabila Pegawai ASN dan Non
ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam yang bersangkutan bekerja sesuai
dengan prosedur tetap (protap) dan prosedur kerja (SOP) yaitu
pegawai yang bekerja dibidang administrasi perkantoran, petugas
klaim jasa, petugas loket, petugas kebun, kasir penerimaan, dan
- 22 -

supir;
b. grade 2 (dua) dengan nilai indeks 2 (dua) adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila pegawai
bersangkutan bekerja sesuai dengan prosedur tetap dan prosedur
kerja (SOP) yaitu pegawai yang bekerja di rawat jalan, Gizi, IPSRS,
rehabilitasi medik, diagnostik, cleaning service, ambulance,
hemodialisa, dan farmasi;
c. grade 3 (tiga) dengan nilai indeks 4 (empat) adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat radiasi apabila pegawai
bersangkutan bekerja sesuai dengan prosedur tetap dan prosedur
kerja (SOP) yaitu pegawai yang bekerja di rawat inap, poli paru,
radiologi, laboratorium, dan bedah sentral;
d. grade 4 (empat) dengan nilai indeks 6 (enam) adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat infeksius walaupun pegawai
bersangkutan bekerja sesuai dengan prosedur tetap dan prosedur
kerja (SOP) yaitu pegawai yang bekerja di IGD, ICU/NICU/PICU,
isolasi, laundry, forensik, dan IPAL.

Pasal 42
(1) Tingkat kegawatdaruratan (emergency index) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 huruf d, merupakan indeks dasar untuk penghargaan
sebagai insentif bagi Pegawai ASN dan Non ASN BLUD RSUD
dr. Agoesdjam yang bekerja pada daerah emergency yang setiap saat
harus siap melaksanakan tugas tanpa mengenal batas waktu.
(2) Tingkat kegawatdaruratan (emergency index) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari 4 (empat) tingkatan (grade) yaitu:
a. grade 1 (satu) dengan nilai indeks 1 (satu) yaitu pegawai yang
bekerja dibidang administrasi perkantoran, petugas loket, supir,
dan petugas kebun;

b. grade 2 (dua) dengan nilai indeks 2 (dua) yaitu pegawai yang


bekerja dibidang administrasi keuangan, gizi, laundry, farmasi,
rawat jalan, cleaning service, hemodialisa, rehabilitasi medik,
radiologi non shift, dan laboratorium non shift;
c. grade 3 (tiga) dengan nilai indeks 4 (empat) yaitu pegawai yang
bekerja di rawat inap, laboratorium shift, dan radiologi shift; dan
d. grade 4 (empat) dengan nilai indeks 6 (enam) yaitu pegawai yang
bekerja di IGD, ICU/NICU/PICU, dan bedah sentral.
- 23 -

Pasal 43
(1) Jabatan yang disandang (position index) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf e, merupakan indeks dasar untuk penilaian sebagai
insentif bagi Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam Ketapang, yang
memiliki beban jabatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. nilai indeks 1 (satu) untuk pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam
Ketapang yang tidak memilki jabatan;
b. nilai indeks 2 (dua) untuk pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam
Ketapang yang menduduki jabatan sebagai kepala ruangan;
c. nilai indeks 4 (empat) untuk pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam
yang menduduki jabatan sebagai kepala sub bidang, kepala seksi,
dan kepala instalasi;
d. nilai indeks 6 (enam) untuk pegawai Rumah Sakit dr. Agoesdjam
Ketapang yang menduduki jabatan sebagai kepala bidang, kepala
bagian, dan ketua komite medik; dan
e. nilai indeks 8 (delapan) untuk kepala rumah sakit.

Pasal 44
(1) Hasil/capaian kinerja (performance index) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf f, merupakan indeks dasar untuk memberikan
penghargaan sebagai insentif bagi Pegawai ASN BLUD RSUD dr.
Agoesdjam yang memiliki capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas
kinerja.
(2) Nilai indekhasil/capaian kinerja (performance index) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu dua kali nilai indeks berdasarkan
pengalaman dan masa kerja (basic index).

Pasal 45
(1) Penilaian (rating) berdasarkan nilai indeks Pegawai ASN BLUD RSUD dr.
Agoesdjam ditentukan sebagai berikut :
a. rate 1 (satu) adalah basic index dengan nilai 1 (satu);
b. rate 2 (dua) adalah competency index dengan nilai 3 (tiga);
c. rate 3 (tiga) adalah risk index dengan nilai 3 (tiga);
d. rate 4 (empat) adalah emergency index dengan nilai 3 (tiga);
e. rate 5 (lima) adalah position index dengan nilai 3 (tiga); dan
- 24 -

f. rate 6 (enam) adalah performance index dengan nilai 4 (empat).


(2) Score adalah nilai individu Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam
yang merupakan hasil perkalian antara indeks dengan rating.
(3) Total score individu Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam merupakan
hasil penjumlahan score berdasarkan hasil perkalian antara nilai indeks
dengan penilaian (rating).
(4) Hasil penjumlahan score individu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
menjadi total score Pegawai ASN BLUD RSUD dr. Agoesdjam.

Pasal 46
Perhitungan besaran insentif sebagaimana dimaksud pada pasal 38 ayat
(1) tercantum dalam lampiran IV.
Pasal 47
(1) Pemberian Remunerasi dan Insentif dapat ditinjau dan dievaluasi paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 47
(1) Tunjangan tetap berupa tambahan penghasilan ASN BLUD RSUD dr.
Agoesdjam Ketapang dibayarkan terhitung sejak bulan Januari 2021.
(2) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati
Ketapang Nomor 5 Tahun 2016 tentang Sistem Pembagian Jasa
Pelayanan pada BLUD dr. Agoesdjam Ketapang masih tetap berlaku
sampai dengan ditetapkannya hasil evaluasi jasa pelayanan baru dengan
Keputusan Bupati yang diusulkan oleh Pimpinan BLUD dr. Agoesdjam
Ketapang.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita Daerah
- 25 -

Kabupaten Ketapang.

Ditetapkan di Ketapang
pada tanggal
BUPATI KETAPANG,

MARTIN RANTAN
- 26 -

LAMPIRAN I
PERATURANBUPATI KETAPANG
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG
REMUNERASI BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH RUMAH SAKIT
DOKTER AGOESDJAM KETAPANG

PENGHITUNGAN PEMBERIAN TUNJANGAN TETAP BERUPA TAMBAHAN


PENGHASILAN YANG DITERIMA BERDASARKAN CAPAIAN PRODUKTIFITAS
KERJA DAN BERDASARKAN CAPAIAN DISIPLIN KERJA

1. Pemberian besaran TPP yang diterima berdasarkan capaian


produktifitas kerja dan berdasarkan capaian disiplin kerja

TPP yang diterima = TPP Capaian Produktifitas Kerja + TPP Capaian


Disiplin Kerja
 Contoh berdasarkan produktifitas kerja
ASN A di kelas jabatan 8 dengan total TPP sebesar
Rp. 6.394.550,-
Pada bulan berjalan capaian waktu kinerja 6.300 menit
Jadi 6.300/6.750 x 100 % = 93,33 %, maka besaran TPP
berdasarkan capaian produktifitas kerja yang diperoleh ASN A
yaitu :
(Rp. 6.394.550,- x 60 %) x 93,33 % = Rp. 3.580.820,-

 Contoh berdasarkan disiplin kerja


ASN A di kelas jabatan 8 dengan Total TPP sebesar Rp.
6.394.550,- Pada bulan berjalan ketidakhadiran ASN A
mencapai 11 %
(Rp. 6.394.550,- x 40 %) – 11 % = Rp. 2.276.459,-

2. Jumlah TPP yang diterima ASN pada bulan bejalan adalah sebesar
(Rp. 3.580.820,- + Rp. 2.276.459,-) – 5 % (Pph21) = Rp. 5.564.415,-

BUPATI KETAPANG

MARTIN RANTAN

Anda mungkin juga menyukai