Hikayat Bunga Kemuning
Hikayat Bunga Kemuning
Latar/setting :
1. Latar tempat :
Kerajaan (bukti: hikayat ini mengisahkan tentang kerajaan jaman dahulu.)
Taman (bukti : tanpa ragu, putri kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman
itu.)
Danau (bukti : ketika sang raja tiba di istana kesembilan putrinya masih bermain di danau.)
Teras istana (bukti : sementara putri kuning sedang merangkai bunga di teras istana.)
2. Latar waktu : Pada zaman dahulu kala
3. Latar suasana : Sedih (bukti: berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang
berhasil menemukan Putri Kemuning. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk,"
katanya.)
Tokoh:
1. Protagonis : Raja dan Putri Kuning
2. Antagonis : Putri Jingga, Putri Nila, Putri Hijau, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah
Merona, Putri Kuning dan 2 putri lainnya.
Karaker tokoh-tokoh
1. Raja :
Bijaksana (bukti: sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana)
Penyayang (bukti: sang raja sangat menyayangi anak-anaknya)
2. Putri kuning :
Baik hati (bukti: karna para inang sibuk untuk menuruti permintaan kakak-kakaknya, taman
menjadi tidak ada yang membersihkan. Tapi dengan senang hati putri kuning mau membantu
membersihkan taman.)
Penyabar (bukti: “Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil
melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Putri kuning
diam saja dan menyapu sampah sampah itu.)
Ramah (bukti: Sebaliknya ia selalu riang dan tersenyum ramah kepada siapa pun.)
3. Puteri Hijau : Jahat, mudah iri (bukti: Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai
kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi
milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri)
4. Kakak-kakak putri kuning : Nakal, manja, jahat. (bukti: sering membentak inang pengasuh
dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka, merampas kalung putri kuning, menangkap
dan memukul kepala putri kuning sampai putri kuning meninggal dan menguburnya tanpa
memberitahu ayahnya (raja).
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai Sosial
Mencoba untuk lebih baik
Nilai Agama
Berbuat baik walaupun dibalas kejahatan
(Bukti agama islam)
“Sesungguhnya rahmat Allah Swt amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu
sabil (orang yang bepergian) dan hamba sahayamu (pembantu).” (QS. An-Nisa [4]:
36).
“Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yg lebih baik. Kami lebih mengetahui apa
yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 96)
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60).
“Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah Kami
rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”(QS. Al-Qashash [28]:54)
“Siapa yang datang membawa kebaikan, baginya pahala yang lebih baik daripada
kebaikannya itu; dan siapa yang datang membawa kejahatan, tidaklah diberi
balasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan
seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (SQ. Al-Qashash [28]:84)
Allah Ta’ala berfirman,
( زبهأبن هربهك أهلوهح ى4) ( هيلوهمزئٍذذ ضتهحدضث أهلخهب اهرهه ا3) للنهس اضن هم ا هلهه ا للر ض ه ( هوأهلخهرهجزت لا ل ه1) ض ززللهزلاهلهه ا إزهذلا ضزللززهلزت لا ل ه
( هوهق اهل لا ل ز2) ض ألثهق اهلهه ا للر ض
6) صضدضر لالبن اضس أهلشهت اتت ا زلضيهرلولا أهلعهم اهلضهلم( هيلوهمزئٍذذ هي ل5) هلهه ا
(8) ( هوهملن هيلعهمل زمثهق ال هذبرٍذة هشررلا هيهرضه7) هفهملن هيلعهملل زملثهق اهل هذبرٍذة هخليترلا هيهرضه
ه ل ل
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan
(yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)
(8) ( هوهملن هيلعهملل زملثهق اهل هذبرٍذة هشررلا هيهرضه7) هفهملن هيلعهملل زملثهق اهل هذبرٍذة هخليترلا هيهرضه
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.“
ضترلا هوهم ا هعزملهلت زملن ضسوٍذء هتهودد لهلو أهبن هبليهنهه ا هوهبليهنضه أههمتدلا هبزعيتدلا
هيلوهم هتزجضد ضكدل هنلفٍذس هم ا هعزملهلت زملن هخليٍذر ضملح ه
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga)
kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang
jauh.“ (QS. Ali Imran: 30).
Nilai Moral
Keburukan akan terbongkar dengan sendirinya walaupun ditutupi.
Nilai Budaya
Sopan dan santun kepada orang tua, Pada jaman dahulu tentang pemberian nama putri atau
putra.
Gaya Bahasa :
Majas metafora : Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung
batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi!
Majas ironi : "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi
milikku”
Majas Paradoks : Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit
berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum
ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan
kakak-kakaknya.