ENSEPALOPATI UREMIUM
Penyusun
P27820717039
2021/2022
LAPORAN PEDAHULUAN PENYAKIT
ENSELOPATI UREMIUM
1.1 Definisi
Enselopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi
otak menyeluruh yang akut atau kronik, progresif/statis. Enselopati yang terjadi
sejak dini dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis (WHO,2006).
Enselopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik perjalanan akut
hingga sub akut (jam hingga beberapa hari), secara nyata terdapat fluktuasi dari
tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan delusi yang sering dan
perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara umum meningkat, akan tetapi
dapat menurun).
Ginjal adalah salah satu organ utama pasa sistem kemih atau traktus urinarius
yang akan menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan
di dalam tubh dan mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan melalui urin.
Fungsi ginjal adalah membantu memepertahankan stabilitas lingkungan cairan
internal dengan cara mempertahankan keseimbangan cairan internal dengan cara
mempertahankan osmolaritas, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
eritropoiesis atau fungsi ginjal dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan
fosfor, regulasi tekanan darah, ekresi sisa metabolik dan toksin.
Enselopati uremik adalah kelaianan otak organik yang terjadi pada pasien
dengan gagal ginjal akut maupun kronik. Biasanya dengan nilai kadar creatinine
clearance menurun dan tetap dibawah 15 mL/menit.
Sedangkan uremik adalah suatu sindrom klinis dan laboratorik yang terjadi
pada asemua organ akibat penurunan fungsi ginjal, dimana terjadi retensi sisa
pembuangan metabolisme protein, yang ditandai dengan peningkatan kadar
ureum diatas 50 mg/dl. Uremia lebih sering terjadi pada gagal ginjal Kronis
(GGK), tetapi dapat juga terjadi pada gagal ginjal akut (GGA) jika penurunan
fungsi ginjal terjadi secara cepat. Hingga sekarang belum ditemukan satu toksin
uremik yang ditetapkan sebagai penyebab segala manifestasi klinik pada uremia.
1.2 Patologi
Enselopati uremikum adalah gangguan otak yang terjadi pada pasien gagal
ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Kondisi ini biasanya ditandai dengan angka
laju filtrasi glomerulus (eGFR) menurun dan tetap dibawah 15 mL/menit.
Enselopati uremik adalah penyakit yang disebabkan akibat adanya komplikasi
dari penyakit ginjal seperti GGK dan GGA. Kondisi ini juga lebih sering terjadi
pada pasien yang mengalami hemodialisis dan sudah memasuki usia lebih dari 55
tahun.
Setiap harinya tubuh akan menghasilkan zat yang disebut urea, yaitu sisa hasil
metabolisme protein yang setiap hari dibuang melulai ginjal dalam rangka proses
pembentukan urine. Urea dalam kadar normal biasanya tidak akan menyebabkan
gangguan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan, kadar urea akan
meningkat dan menyebabkan berbagai penyakit. Bila terjadi gagal ginjal, baik
akut maupun kronis, kadar urea akan meningkat dengan cepat karena ginjal tidak
mampu membuang limbah dan cairan berlebih. Akibatnya, penumpukan urea
dalam darahpun terjadi atau disebut uremia.
Uremia dapat memicu gangguan neurotransmitter di dalam otak, seperti
penurunan kesadaran GABA (gamma aminobutyric acid), yaitu salah satu
neurotransmitter otak. Alhasil enselopati uremikum pun terjadi.
1.3 Pathway
1.6 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan jika sampai pada terjadinya Enselopati
Uremikum salah satunya adalah penurunan kesadaran atau koma, terjadinya
kelemahan otot baik anggota ekstermitas ataupun otot-otot organ vital seperti
jantung dan paru-paru. Sehingga terkadang sedikit dari banyaknya kasus ini
memerlukan bantuan medis seperti intubasi selama pasien mengalami koma
meskipun angka kejadian seperti hal tersebut sangat jarang ditemui selain juga
ditemui penyakit penyerta lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ENSELOPATI UREMIKUM
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
C. Keluhan Utama
Tidak ada (klien tidak dapat berbicara karena penurunan kesadaran, namun
sebelum mengalami penurunan kesadaran klien muntah sebanyak 5 kali dalam
sehari. Klien juga mengalami nyeri kepala dan rasa kaku di leher belakang. Klien
sempat mengalami hipertermi (39°C)).
D. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, klien tidak rutin
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan karena pekerjaannya. 3 bulan yang lalu
klien didiagnosa mengalami Gagal ginjal kronis dan harus menjalani Terapi
Hemodialisa. Klien sudah mengikuti terapi hemodialisa sebanyak 3 kali.
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik obat maupun Zat makanan
E. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath/Pernapasan)
Inspeksi : klien trakeostomi dengan ventilator (mode DuoPAP, minute vol : 6,1, total
rate, 17x/m, peep Pressure : 7 mmHg, FIO2 : 30%, SPO2 : 100%) Dada naik turun
simetris, ada kontraksi otot bantu napas, ada retaksi dinding dada, napas dangkal,
RR : 22x/menit
Auskultasi : suara napas Ronchi +/+, terdengar bunyi napas tambahan Gargling
Palpasi : tidak ada tonjolan
Perkusi : Paru kanan dan kiri redup.
B2 (Blood / Kardiovaskuler)
Inspeksi : konjungtiva anemis, Edema pada kaki +/+, Edema pada tangan +/+,
sianosis pada kaki dan jari-jari tangan, akral hangat kering pucat TD : 165/95 mmHg,
S : 37,7°C, klien terpasang Kateter Vena Sentral di vena femoralis (D) sejak 07
Oktober 2019.
Auskultasi : S1 S2 tunggal, tidak ada murmur, N : 108x/menit
Palpasi : CRT : 2s
Perkusi : perkusi jantung terdengar pekak, tidak ada pembesaran
B3 (Brain / Persarafan)
Inspeksi : GCS 3-x-2, klien masih mampu bereaksi pada rangsang cahaya.
Kemampuan menelan buruk, kemampuan batuk menurun, klien mengalami kejang
beberapa kali.
Auskultasi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
Perkusi : Tidak terkaji
B4 ( Bladder / Perkemihkan)
Inspeksi : Klien menggunakan kateter urin, produksi urin = -/+ 100 ml/ hari,
berwarna kuning jernih.
Auskultasi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak ada undulasi
Perkusi : Tidak terkaji
B5 (Bowel/ Pencernaan)
B6 (Bone / Muskuloskeletal)
Inspeksi : kulit tampak pucat, terdapat luka decubitus di daerah glutea (berdiameter 7
cm, berwarna kemerahan, terdapat jaringan nekrotik, terdapat produksi pus,
kerusakan pada lapisan epidermis dan dermis) , sisi dalam lengan kiri atas dan dada
(berdiameter masing-masing 2 cm, berwarna kemerahan, terdapat produksi pus,
kerusakan pada lapisan epidermis). Turgor baik, terdapat atropi otot, klien tirah
baring, nilai kekuatan otot :
2 2
2 2
Defisit Nutrisi
Sabtu / 06 DS : Kerusakan sel ginjal Hipervolemia
Februari 2021/ DO:
17.20 Penurunan Albumin
- Edema pada kaki +/+
dan Retensi Na.
- Edema pada tangan +/+
- terdengar Ronchi +/+
- Produksi urin : 100
Perubahan
ml/24 jam (normal 400-
permeabilitas jaringan
2000ml/24jam).
- Natrium : 128,5 mmol/l
(kurang dari normal)
Edema
- Albumin : 2,9 g/dl
(Kurang dari normal)
Hipervolemia
Sabtu / 06 DS : Edema Serebral Penurunan Kapasitas
Februari 2021/ DO : Adaptif Intrakranial
17.20
- TD : 165/94 mmHg
Perubahan Tekanan
- Pola Napas Irreguler
Intrakranial
- GCS : 3-X-2
- Hasil pemeriksaan CT
Scan menunjukkan
Penurunan Kapasitas
adanya Edema otak
Adaptif Intrakranial
akibat iskemik
Sabtu / 06 DS : - Edema Serebral Gangguan Mobilitas
Februari 2021/ DO : Fisik
17.20 - Penurunan kesadaran
GCS 3X2 Kerusakan
- Mobilasasi dengan neuromuskuler
bantuan penuh
- Risiko jatuh tinggi
dengan skor 19. Keterbatasan gerak
- KU Lemah
- Terdapat atropi otot
- klien tirah baring Mobilitas
- nilai kekuatan otot Gangguan
2 2
222
2 2
Sabtu / 06 DS : Aliran darah menurun Gangguan integritas
Februari 2021/ DO: atau hilang pada kulit
17.20 - Klien mengalami jaringan kulit
penurunan kesadaran,
GCS 3X2. Hipoksia
- Klien tirah baring
- Klien tidak mampu Iskemia
melakukan mobilisasi
secara mandiri Dekubitus
- terdapat luka decubitus
di daerah glutea Hilangnya sebagian
(berdiameter 7 cm, kulit
berwarna kemerahan,
terdapat jaringan Gangguan integritas
nekrotik, terdapat kulit
produksi pus, kerusakan
pada lapisan epidermis
dan dermis) , sisi dalam
lengan kiri atas dan dada
(berdiameter masing-
masing 2 cm, berwarna
kemerahan, terdapat
produksi pus, kerusakan
pada lapisan epidermis)
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL / TANDA
TINDAKAN KEPERAWATAN
JAM TANGAN
Sabtu / 06 - Mengobservasi TTV
Februari 2021 R/ TD : 162/90 mmHg N : 90x/menit
Rr : 20x/menit S : 37,6 C