1 2 3
Mampu melaksanakan
Mengenal dokumentasi asuhan
klasifikasi pasien keperawtan gawat
darurat
01 02 03 04
01 02
Pelaksana (Care Giver) Pengelolah(Manager)
perawat dapat melakukan pengkajian, perawat dapat mengelolah sumber daya
menganalisis, mendiagnosis, merencanakan, keperawatan dalam upaya meningkatkan
mengimplementasikan dan mengevaluasi kualitas dan mutu pelayanan keperawatan
asuhan keperawatan gawat darurat gawat darurat
03 04
Pendidik (Preceptor) Peneliti(Research)
Peran sebagai pendidik, perawat dapat perawat melakukan penelitian dan
memberikan pendidikan kesehatan, pengajaran melakukan praktik yang berbasis bukti
dan atau pembimbingan kpeada pasien dan (Evidance Based Practice) yaitu menerapkan
keluarga, perawat dan peserta didik hasil penelitian sebagai intervensi dalam
keperawatan mengatasi permasalahn pasien
(Nusdin,2020).
KONSEP EVIDANCE
BASED PRACTICE
Definisi Evidance Based Practice
● Evidence based practice merupakan kerangka kerja praktik klinik yang
dilakukan berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang didapat melalui penelitian,
pengalaman klinik perawat serta pilihan pasien dalam menentukan keputusan
klinik dalam pelayanan kesehatan (Carlson, 2010).
Tujuan Evidance Based Practice
●Tujuan dari penerapan EBNP mengidentifikasi solusi dari pemecahan masalah
dalam perawatan serta membantu penurunan bahaya pada pasien (Almaskari, 2017).
Praktik keperawatan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) merupakan ciri khas dari
praktik keperawatan profesional untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Evidence Based Nursing Practice (EBNP) digunakan oleh perawat sebagai pemberi
pelayanan asuhan keperawatan yang baik karena pengambilan keputusan klinis
berdasarkan pembuktian (Irmayanti et al., 2019).
Adanya bukti
eksternal
Bukti eksternal meliputi hasil penelitian, teori-teori yang
lahir dari penelitian, pendapat dari ahli, serta hasil dari
diskusi panel para ahli Komponen
Adanya bukti Internal Penerapan
Bukti internal meliputi penilaian klinis, hasil dari proyek
peningkatan kualitas pelayanan klinis, hasil dari Evidance
pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, serta
evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan
yang diperlukan untuk melakukan penatalaksanaan yang Based
dipilih
Adanya manfaat terbaik untuk Practice
kondisi pasien dan keinginan
pasien serta meminimalkan
pembiayaan
Proses Evidance Based Practice
● Kekurangan : Populasi dan sampel yang digunakan sangat sedikit sehingga data perlu
dikembangkan kembali. Dikarenakan lokasi penelitian di RSUD yang mayoritas jumlah
perawat seharusnya sangat banyak untuk dapat dijadikan responden terutama yang bekerja di
ruangan perawatan kritis. Tidak diberikan penjelasan terkait waktu pengambilan data.
Analisis PICO
PROBLEM Aspek dasar dari dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah pengetahuan perawat tentang
asuhan keperawatan. Perawat dan tim medis lainnya dituntut untuk memberikan pelayanan yang
cepat karena waktu adalah nyawa (Time saving is life saving) dalam pelayanan keperawatan
kritis. Perawat sebagai pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan harus melakukan
pengkajian secara terfokus dan mengobsevasi tanda vital agar dapat menilai dan mengetahui
resiko terjadinya perburukan pasien, mendeteksi dan merespon dengan mengaktifkan
emergency call. Pelayanan cepat dan pengobatan yang efektif merupakan awal meningkatkan
kelangsungan hidup pasien. Di dunia telah diperkenalkan sistem scoring pendeteksian dini atau
peringatan dini untuk mendeteksi adanya perburukan keadaan pasien dengan penerapan Early
Warning Scores.
INTERVENTION Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey melalui
kuesioner pengetahuan tentang Early Warning Scoring System dan kuesioner yang terdiri dari
karakteristik perawat meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan
pelatihan kegawatan daruratan pasien kritis. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bekerja di ruang Nakula 2 dan 3 di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang dengan sampel
sebanyak 39 perawat menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan tabel
distribusi frekuensi.
Comparison Tidak ada pembanding
Outcome Hasil karakteristik responden yqang didapat bahwa mayoritas usia responden 20-40 tahun,
jenis kelamin perempuan, berpendidikan DIII Keperawatan, dengan pengalaman kerja 1
sampai 10 tahun dan responden sudah memiliki pengalaman pelatihan kondisi pasien kritis.
Hasil Penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar perawat terhadap
early warning score dalam penilaian dini kegawatan pasien kritis dikategorikan cukup.
Sehingga diharapkan Perawat harus memiliki kemampuan atau ketrampilan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan
kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan.
JURNAL II
● Judul :Analisis Peran Perawat Terhadap Ketepatan Penentuan Proiritas I,II, Dan III
Pada Ruang Triage Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Pengetahuan perawat tentang early warning score dalam penilaian dini kegawatan
pasien kritis adalah perawat harus memiliki kemampuan atau ketrampilan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat karena peran perawat sebagai
bagian penting dari rumah sakit dituntut memberikan perilaku yang baik dalam
rangka membantu pasien dalam mencapai kesembuhan.
Secara keseluruhan perawat yang menjalankan care giver yaitu sebagai pemberi
asuhan fisik, psikososial, budaya, dan spiritual. Peran perawat sebagai komunikator
merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh perawat ruang triage .
Kurangnya pelatihan tentang triase memiliki hubungan dengan keputusan triase
yang tidak akurat karena pengetahuan tentang triase telah diidentifikasi sebagai
faktor kunci yang mempengaruhi keakuratan keputusan triase.
Terima Kasih