Anda di halaman 1dari 85

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN

Judul penelitian : Struktur kesenian talempong anam salido pada alek


malewakan penghulu di kecamatan IV Jurai Sumatera
barat.
Subjek penelitian : Struktur kesenian talempong anam salido.
Objek Material : Talempong anam salido.
Objek Formalitas : Struktur, makna, dan nilai kesenian talempong anam
salido.
A. Pendahuluan

Instrument penelitian ini adalah pedoman awal untuk melakukan wawancara


saat di lokasi penelitian. Instrument penelitian ini terdiri dari kisi-kisi pokok
materi peneltian dan pertanyaan wawancara penelitian. Pedoman pertanyaan pada
penelitian ini bersifat fleksibel, karena nantinya akan disesuaikan dengan kondisi
saat dilapangan. Pada pedoman pertanyaan wawancara penelitian ini, tidak
menutup kemungkinan akan digunakan kepada jenis informan yang tidak tertera
disini. Hal ini bertujuan demi mendapatkan informasi-informasi penting yang
mungkin tidak diketahui oleh pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini.

B. Pedoman Pertanyaan Wawancara Pemain dan Budayawan Talempong


Anam Salido

1. Kisi-kisi Pokok Materi Penelitian


No. Aspek yang dikaji Indikator Butir no
1 Mendeskripsikan tentang  Sejarah kehadiran A
kesenian talempong anam talempong di Pesisir B
salido. Selatan. C
 Struktur kesenian talempong D
anam salido.
E
 Fungsi kesenian talempong
anam salido. F
 Makna kesenian talempong G
anam salido.

129
2 Hubungan kesenian F
talempong anam salido G
dengan alek malewakan H
penghulu.
I
J

2. Pertanyaan Wawancara Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian yang ditunjukan kepada pemain dan


budayawan talempong anam salido berdasarkan kisi-kisi pokok materi
penelitian:
a. Kapan anda mengenal dan mulai belajar kesenian talempong anam
salido?
b. Bagaimana sejarah kesenian talempong anam salido?
c. Bagaimana bentuk permainan talempong anam salido?
d. Apa saja fungsi kesenian talempong anam salido di masyarakat?
e. Makna apa yang terkandung dalam kesenian talempong anam salido?
f. Apa fungsi talempong anam salido dalam alek malewakan penghulu?
g. Apa makna talempong anam salido dalam alek malewakan penghulu
baru?
h. Bagaimana proses pewarisan talempong anam salido?
i. Bagaimana perkembangan talempong anam salido pada zaman sekarang?
j. Nilai karakter apa saja yang terkandung dalam kesenian tersebut?

C. Pedoman Pertanyaan Wawancara Tokoh Masyarakat

1. Kisi-kisi Pokok Materi Penelitian


No. Aspek yang dikaji Indikator Butir no
1 Alek malewakan penghulu  Menjelaskan tentang alek A
baru, dan peran kesenian malewakan penghulu di B
talempong anam salido pada Nagari Salido. C
alek malewakan penghulu.  Menjelaskan peran dan fungi D
kesenian talempong anam
E
salido pada alek malewakan
penghulu dari sudut pandang F
tokoh adat. G

130
2. Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian yang akan ditunjukan kepada tokoh


masyarakat berdasarkan kisi-kisi pokok materi penelitian:
a. Apakah anda mengenal kesenian talempong?
b. Bagaimana perkembangan kesenian talempong?
c. Bagaimana proses penyelenggaraan alek malewakan penghulu di
Kecamatan IV Jurai?
d. Apa fungsi talempong pada alek malewakan penghulu?
e. Apa makna kesenian talempong dari sudut pandang anda?
f. Nilai-nilai karakter apa saja yang terdapat dalam kesenian talempong?
g. Bagaimana kesan anda terhadap kesenian talempong?

D. Pertanyaan Penelitian Kepada Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN)

1. Kisi-kisi Pokok Materi Penelitian


No. Aspek yang dikaji Indikator Butir no
1 Penjelasan mengenai alek  Mendeskripsikan tentang A
malewakan penghulu, dan alek malewakan penghulu. B
peran dan fungsi kesenian  Menjelaskan peran dan C
talempong anam salido fungsi kesenian talempong D
pada alek malewakan anam salido pada alek
penghulu. E
malewakan penghulu dari
sudut pandang tokoh adat. F
G
H

2. Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian yang akan ditunjukan kepada lembaga


Kerapatan Adat Nagari (KAN) berdasarkan kisi-kisi pokok materi penelitian:
a. Sudah berapa lama anda menjabat sebagai ketua KAN?
b. Apakah anda asli putra daerah Salido?
c. Bagaimanakah prosesi malewakan seorang penghulu?
d. Apa-apa saja syarat pengangkatan seorang penghulu?
e. Bagaimana peran dan fungsi kesenian talempong pada upacara tersebut?

131
f. Sejauh mana anda mengenal kesenian talempong?
g. Bagaimana peran pemerintah terkait upaya pelestarian kesenian
talempong?
h. Makna apa saja yang anda ketahui dalam kesenian tersebut?

E. Pertanyaan Penelitian Kepada Pelatih atau Pemilik Sanggar

1. Kisi-kisi Pokok Materi Penelitian


No. Aspek yang dikaji Indikator Butir no
1 Pandangan pelatih sanggar  Mencari informasi mengenai A
seni daerah setempat keberadaan para tetua dan
B
terhadap talempong anam seniman kesenian talempong
salido. anam salido. C
 Menjelaskan tentang struktur D
kesenian talempong di
Kabupaten Pesisir Selatan E
secara umum. F
 Meminta perizinan untuk
menggunakan sanggar G
sebagai fasilitas penelitian.

2. Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian yang akan ditunjukan kepada pelatih atau


pemilik sanggar berdasarkan kisi-kisi pokok materi penelitian:
a. Sejak kapan anda mengenal kesenian talempong anam salido?
b. Bagaimana struktur kesenian talempong anam salido?
c. Apakah pelatihan kesenian ini berjalan dengan baik?
d. Apa peran kesenian talempong di tengah masyarakat Nagari Salido?
e. Apakah anda mengetahui tempat berkembangnya kesenian tradisional di
Kecamatan IV Jurai?
f. Bagaimana kesan anda terhadap kesenian tersebut?
g. Harapan anda terhadap kesenian ini ke depanya seperti apa?

132
LAMPIRAN 2
FIELDNOTE FALSAFAH DAN FUNGSI TALEMPONG DI
MASYARAKAT

Lokasi : Kantin SMKI Kota Padang TOPIK


Person : Irmun Krisman selaku 1. Falsafah kesenian talempong
pengajar bidang kerawitan 2. Fungsi kesenian talempong
di SMKI Padang sekaligus
seniman kerawitan
Sumatera Barat.
Tanggal : 07 Februari 2018
Waktu : pk. 18.55 WIB
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Assalamua’alaikum wr. Wb
Pengantar dari peneliti : Iko pak a, awak
batanyo tentang talempong dari salido ko
pak a, untuak data penelitian awak pak.

Terjemahan:
Begini pak, saya mau bertanya kepada
bapak mengenai talempong di Sumatera
pak.
2 Irmun : Kesenian tradisional minang kan
talempong, kalau di baok ka pepatah
minang, adaik basandi syara’, syara’
basandi kitabullah. Baa kok talempong ko
ado limo? apo nan ado limo? anak, dasar,
paningkah, kan tigo macam e t, nan di
anam tetap juo tabgi tigo macamnyokan.

Terjemahan:
Talempong adalah kesenian dari
Minangkabau, kalau dihadapkan dengan
falsafah adat Minang, “adaik basandi
syara’, syara’ basandi kitabullah”, kenapa
talempong yang ditenteng itu menggunakan
lima talempong? Apa yang lima itu?
Ensambel talempong itu terbagi atas tiga
bagian yaitu anak, dasar, dan paningkah,
pada Ensambel talempong yang
menggunakan enam talempong pun juga
seperti itu pembagiannya.

133
3 Peneliti : Yang di limo t sorang ciek, yang
di anam duo-duo macik.

Terjemahan:
Ensambel talempong yang menggunakan
lima talempong pada bagian anak itu
menggunakan satu talempong. Sedangkan
ensambel talempong yang menggunakan
enam talempong, setiap pasangannya
menggunakan dua talempong.
4 Irmun : Iyo, kini ma nan dulu limo jo anam,
Kok baretong awak, ma dulu rukun islam
dari pado rukun iman? tu kasinan larinyo.

Terjemahan:
Iya, sekarang mana yang dulu lima dari
pada enam, kalau kita berhitung, mana yang
dulu rukun islam dari pada rukun iman?
Tentu arah penyimbolannya bisa kesana.
5 Peneliti : Oo...filosofinyo itu t

Terjemahan:
Oo,..jadi falsafahnya bisa kesitu ya.
6 Irmun : Kalau awak sampai kasinan, urang Hubungan antara
ndak sampai kasinan do. Itu nan ndak ado, talempong dengan rukun
Ma nan limo, limo rukun islam, talempong islam dan rukun iman (L2
ado limo, masiang-masiang nan sajalan T1 N6).
duo-duo nan ciek baakok tapisah. Duo
kalimat syahadaik Allah jo Muhammad,
duo kalimat syahadaik ko sambayang, ko
nan duo.

Terjemahan:
Kalau pemikirian saya tentang talempong
sampai ke arah sana, seniman lain belum
ada yang sampai kesana pemikirannya.
Inilah yang belum pernah ada dibahas.
Sekarang yang mana yang lima itu, lima
rukun islam, talempong yang menggunakan
lima talempong, pasangan talempong dasar
dan talempong paningkah masing-masing
sejalan, sedangkan yang dasarnya kenapa
terpisah? Dua kalimat syahadat Allah dan
Muhammad, dua kalimat syahadat dan
shalat. Inilah yang membuat pasangan pada
talempong dasar itu menggunakan dua

134
talempong.
7 Peneliti : Oo.. bitu

Terjemahan:
Oo,..seperti itu ya.
8 Irmun : Makonyo duo duo, satu duo, tigo Kesenian talempong
ampek, makonyo duo-duo talempong ko. tradisional adalah simbol
Iko istilah lah. Bekonyo bisa di larian ka dari rukun islam dan
nada, tp wak ndk ka nada lari e do. Baakok rukun iman dilihat dari
nyo duo duo, dasar sajalan duo, paningkah fungsi masing-masing
sajalan duo, baako anak ko ciek tunggal, pasangan talempong itu
dek anak ko di kecek an fungsi e ndk (L2 T1 N8).
paralu, nyo paralu, baakok naiak haji di
rukun islam, naiak haji kn bagi yang
mampu. Naiak haji tu ndak harus lo ka
makkah do, kan ado lo urang pengajian
tarekat kn, kalo la niaek sajo lu, samantaro
pitih ndak ado do, niaeknyo hati ingin, t ala
sampai t ma.

Terjemahan:
Inilah yang menyebabkan pada bagian
talempong dasar dan talempong paningkah
itu pasangannya dua-dua. Saya tidak
menyimbolkan melalui nadanya. talempong
dasar dan talempong paningkah masing-
masing sejalan seperti rukun islam yang
pertama sampai yang keempat. Sedangkan
talempong anak itu hanya menggunakan
satu talempong saja dengan kata lain
tunggal. Kalau dilihat dari fungsinya
talempong anak bisa dikatakan tidak terlalu
penting, namun dia harus tetap ada. Dilihat
pada rukun islam yang kelima adalah naik
haji. Naik haji kan hanya bagi yang mampu
saja. Namun untuk menyempurnakan
agama, setiap umat islam pasti berusaha
untuk bisa haji. Yang penting ada niatnya,
dalam sebagaian ajaran islam, kan ada
pengajian yang mengatakan demikian,
kalau niatnya haji sudah ada, maka jiwa dan
hatinya bisa dikatakan sudah haji. Begitu
pula dengan posisi talempong anak ini dan
berdasarkan hal inilah mengapa talempong
anak itu hanya menggunakan satu
talempong saja.

135
9 Peneliti : Oo bitu pak, berarti talempong
ado nan limo jo ado nan anam t, dek
karano rukun iman jo rukun islam.

Terjemahan:
Oo begitu ya pak, berarti talempong di
Minangkabau ada yang menggunakan lima
talempong dan ada yang menggunakan
enam talempong itu disebabkan oleh
keterkaitannya dengan rukun iman dan
rukun islam.
10 Irmun : Kalau awak kaja kasinan, awak Irmun mempertegas
kaja labiah dalam tentang itu, kan lah wak argumennya keterkaitan
sabuik an, kok iyo falsafah minang Adaik talempong dengan
basandi syara’ syara’ basandi kitabullah, falsafah adat
kesenian harus tahubuang. Jadi awak ndak Minangkabau.
sio-sio bamain Talempong pacik ndak
maanggap sapele do. Ba a kok bitu?

Terjamahan:
Kalau dari sudut pandang saya, memang
seperti itu jika falsafah Minangkabau
adalah adat basandi syara’, syara’ basandi
kitabullah. Kesenian Minangkabau pun
juga harus terhubung dengan falsafah ini.
jadi kita tidak sia-sia mempelajarai
Talempong pacik dan tidak menganggap
sepele Kesenian Talempong pacik. kenapa
harus begitu?
11 Irmun : Dasar tu apo? Dasar tu nyo ndak Talempong dasar adalah
lari do, tu syariat, duo kalimat syahadat tu simbol dari syariat dan
nyo ndak bisa jadi tigo do. Tetap, dasar tu dua kalimat syahadat, dan
tetap, syariat di situ. Jadi dasar ko ndak juga simbol rukun iman
bisa di paulah-ulahan, ndak bisa di rubah, pertama dan yang kedua
kalau la iko dasar e ko padoman, jadi kalau (L2 T1 N11).
dasarnyo duo tigo, tu duo tigo sampai abih,
kalau cak din din dasarnyo, cak din din
sampai abih.

Terjemahan:
Dasar itu apa? Dasar itu tidak pernah
berubah, itu adalah syariat, dan dua kalimat
syahadat pun tidak bisa menjadi tiga. Tetap,
dasar itu sifatnya tetap, disitulah syariat.
Jadi dasar ini tidak bisa diganggu gugat,
tidak bisa dirubah-rubah, karena dasar

136
adalah pedoman. Jadi kalau dasarnya
memainkan pola duo tigo, sampai
permainan talempong selesai dasarnya tetap
pola duo tigo. Kalau dasar meaminkan pola
cak din din, sampai permainan
talempongnya selesai pola permainan
dasarnya tetap cak din din.
12 Peneliti : Oo iyo iyo

Terjemahan:
Oo...iya..iya
13 Irmun: Jadi paningkah ko, itulah Paningkah pada kesenia
kahidupan, benturan dalam kehidupan ko, talempong adalah simbol
pasti wak dalam melakukan iko ko, pasti dari rintangan dalam
beko ado benturan. Dalam bakeluarga pun kehidupan (L2 T1 N13).
ado, urang lo beko maapoan pasti ado itu.
Sadangkan dalam perjalanan ko mambao
onda, kan ndak mulus se jalan onda do,
kadang takajuik-takajuik dek ado urang
kancang bagai, tu kan paningkah namo e
tu. Paningkah dalam kehidupan.

Terjemahan:
Jadi paningkah ini, inilah kehidupan,
benturan-benturan dalam kehidupan. Pasti
kita dalam melakukan berbagai macam hal
pada kehidupan sehari-hari selalu bertemu
dengan permasalahan-permasalahan. Dalam
kehidupan dirumah tangga pun juga begitu.
Sedangkan dalam perjalanan mengendarai
kendaraan pun. Terkadang jalan yang kita
tempuh belum tentu mulus kan. Terkadang
kita sempat terkejut dengan adanya orang
lain yang mengendarai kendaraan dengan
kecepatan tinggi, begitulah paningkah itu.
14 Peneliti : Jadi filosofi e adaik basandi
syara’, syara’ basandi syara’ tu do pak?

Terjemahan:
Jadi filosofi talempong itu adat basandi
syara’, syara’ basandi kitabullah ya pak?
15 Irmun: Iyo la, ko dari segi adaik jo agamo Sudut pandang irmun
kan adaik wak sajalan jo agamo ma. Jadi didasarkan pada falsafah
ko urang bantanyo ma nyo, ko lah nyo, adat dan agama. Karena
urang kan ndk sampai kasitu do, Urang ISI adat Minangkabau itu
Padang Panjang se ndak tau do, jadi beko sejalan dengan agama

137
ado yang baru dari talempong tradisi ko. islam (L2 T1 N15).

Terjemahan:
Iya, ini dari segi adat dan agama, adat kita
kan sejalan dengan agama, maka inilah
kebernarannya. Kebanyakkan seniman lain
di Minangkabau tidak sampai pemikirannya
kesini. Orang ISI Padang Panjang pun
belum mengetahui tentang ini. Jadi nanti
ada pembaruan mengenai talempong tradisi
ini.
16 Peneliti : Iyo pak

Terjemahan:
Iya pak.
17 Irmun : Baa kok talempong pacik tu ado
limo ado anam, makonyo talempong ko
kesenian tradisional minangkabau, karano
filosofi tadi. Kan iyo punyo Minangkabau.

Terjemahan:
Kenapa talempong tradisi di Minangkabau
itu ada lima dan ada enam, kerena
berdasarkan filosofi tadi makanya
jumlahnya menjadi demikian. Kan memang
benar ini kesenian milik Minangkabau.
18 Peneliti : Iyo, ko kan minang punyo pak.

Terjemahan:
Iya, ini memang punya Minang pak.
19 Irmun : Kok mainnyo kan jo raso, untuak a  Kunci permainan
gunonyo, untuk upacara panen padi, acara- talempong (L2 T1
acara adat, kan itu gunonyo. N19).
 Fungsi kesenian
Terjemahan: talempong di
Kalau memainkannya dengan rasa, masyarakat (L2 T2
kegunaanya untuk upacara panen padi. N19).

Kesimpulan
Wawancara dengan Irmun Krisman pada tanggal 07 Februari 2018
membicarakan tentang falsafah dan fungsi kesenian talempong. Falsafah kesenian
talempong adalah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Sedangkan
fungsinya adalah sebagai sarana upacara adat diantaranya upacara panen padi,
alek babako dalam pernikahan, dan upacara batagak penghulu. Hubungan antara
agama dan adat Minangkabau dengan kesenian talempong terdapat pada struktur

138
penyajiannya. Hubungan antar unsur dalam struktur pola talempong sesuai dengan
relasi antara rukun islam dengan rukun iman. Rukun islam terdiri dari lima unsur
dan rukun iman terdiri dari enam unsur. Hal ini sama dengan penyajian kesenian
talempong yang menggunakan lima dan enam talempong. Oleh karena itu
kesenian talempong merepresentasikan keislaman masyarakat Minangkabau.

Struktur penyajian talempong yang menggunakan lima talempong, terdiri


dari talempong dasar, talempong paningkah, dan talempong anak. Sturktur pola
talempong dasar ini terdiri dari dua talempong. Relasi pada struktur pola
talempong dasar mirip dengan dengan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar
dalam ajaran agama islam. Dasar itu sifatnya tetap, tidak bisa diganggu gugat, dan
tidak bisa dirubah-rubah yang dipresentasikan dengan pola permainan. Jika
talempong dasar memainkan lagu duo tigo atau cak din din, maka sampai akhir
permainannya talempong dasar tetap memainkan pola tersebut. Hal juga berlaku
pada pasangan talempong paningkah dan talempong anak. Sedangkan pada
kesenian talempong anam salido merepresentasikan rukun iman karena
menggunakan enam talempong.

139
LAMPIRAN 3
FIELDNOTE WAWANCARA PEMILIK SANGGAR SENI NAN
GOMBANG

Lokasi : Sanggar Seni nan TOPIK


Gombang 1. Mencari informasi mengenai
Person : Hj. Elly Ridanti, S. Pd, keberadaan para tetua dan seniman
M. Si sebagai pemiliki kesenian talempong anam salido.
sekaligus pelatih di 2. Menjelaskan tentang struktur
Sanggar Seni Nan kesenian talempong di Kabupaten
Gombang. pesisir selatan secara umum.
Tanggal : 11 Februari 2018 3. Meminta perizinan untuk
Waktu : 20.20 WIB menggunakan sanggar sebagai
fasilitas penelitian.
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Peneliti : Assalamua’alaikum wr. wb. Peneliti mendatangi
Sanggar seni nan
gombang.
2 Bu Danti: Wa’alaikumsalam wa. Wb. Sebelum mendatangi
Masuak la Fan. sanggar ini, peneliti telah
membuat janji dengan
Terjemahan: pemilik sanggar.
Silahkan masuk Fan
3 Peneliti: Jadi mode ko buk, awak ka
meneliti kesenian tradisional dari dearah
awak ko. Kesenian talempong di pasisia ko
buk.

Terjemahan:
Jadai begini bu, saya akan melakukan
penelitian kesenian tradisional daerah kita
ini. Kesenian talempong di Pesisir Selatan
ini bu.
4 Bu Danti: Rancak ma, bilo lo kesenian
awak ko dikenal urang lei kan.

Terjemahan:
Bagus itu, kapan lagi kesenian kita ini
dikenal orang kan.
5 Peneliti: Hahaha…Iyo bana ma buk.
Dima-dima se biasanyo pamain talempong
di tampek awak ko ado bu tu buk?. Tu
kesenian talempong awak disiko la mode
talempong melodi bantuik kini-kini ko atau

140
masih mode talempong ba pacik tu juo
buk?

Terjemahan:
Iya bu, dimana saja biasanya pemain
talempain yang bisa kita temui ditempat
kita ini bu? Dan kesenian talempong kita
ini sudah seperti talempong melodi seperti
sekarang atau masih seperti seperti
talempong yang dipegang itu bu?
6 Bu Danti: Masih nan ba pacik tu a. nyo Lokasi kesenian
talempong tradisi ma. Biasonyo yang tradisional di Pesisir
mamainkan itu urang-urang salatan, Selatan (L3 T1 N6).
urang-urang masuak ka dalam bayang
sagalo macam tu. Pokoknyo abak-abak
mamainkan atau cucu-cucunyo, ma
pernahnyo bisa main melodi. Melodi tu
hanya kita temukan ketika kita di
perguruan tinggi.

Terjemahan:
Masih seperti yang dipegang karena itu
kan talempong tradis. Biasanya yang
memainkannya orang-orang daerah
selatan, orang-orang daerah Bayang.
Pokoknya yang memainkannya bapak-
bapak atau cucu-cucunya. Makanya tidak
pernah ada yang memainkan jenis
talempong melodi di kampong-kampung
ini. Kerana melodi itu hanya kita temukan
ketika kita di perguruan tinggi.
7 Peneliti: Ala talempong kreasi tibonyo
ndak buk.

Terjemahan:
Sudah termasuk talempong kresasi itu ya
bu.
8 Bu Danti: Aaa…iyo. Jadi memang apo Fungsi talempong di
sajo kegiatan di kampuang yang acaranyo masyarakat (L3 N8).
bersifat tradisi, dulu tu tetap talempong tu.
cuman kalau di pasisia ko, kecek urang
namonyo pararakan.

Terjemahan:
Benar, jadi memang apa saja kegiatan
kampung yang acara bersifat ketradisian

141
adat, dulu tetap memakai talempong itu.
Cuma kalau di Pesisir ini, kata orang
namanya acara pararakan.
9 Peneliti: Ma arak?

Terjemahan:
Ma arak maksudnya bu:
10 Bu Danti: Mungkin iyo, pararakan kecek
urang gaek-gaek tu dulu.

Terjemahan:
Mungkin iya, dulu pararakan kata orang-
orang tua.
11 Bu Danti: Kalau di perguruan tinggi awak Jenis-jenis lagu talempong
tamui cak din-din, tupai bagaluik, tigo pacik yang dipelajari
duo, kan bantuak itu basobok jo awak diperguruan tinggi (L3 T2
ndak. Di urang-urang kampuang tu dulu, N11).
di painan ko namonyo ma kecek apa ko ma
pararakan namonyo ma.

Terjemahan:
Kalau diperguruan tinggi kan kita
menemui yang namanya cak din din, tupai
bagaluik, tigo duo. Di daerah painan ini
namanya kalau kata orang untuk
pararakan.
12 Peneliti: Ndak ado “do” nyo do.

Terjemahan:
Tidak ada nada “do” nya kalau talempong
tradisional.
13 Bu Danti: Sabab ko ndak, ndak ado “mi”, Karakteristik dari
antah iyo “mi” tu atau antah indak, talempong anam salido itu
pokoknyo lai lamak kincuang e jadinyo. terletak pada “kincuang”
Jadi kalau talempong tradisional tu, (L3 T2 N13).
kincuang nyo tu a.

Terjemahan:
Intinya tidak ada nada seperti itu. Yang
penting itu kincuangnya enak didengar,
jadi kalau talempong tradisional itu yang
penting kincuangnya.
14 Bu Danti: Lai tau Irfan? Tingkah tu
kincuang namonyo ma.

Terjemahan:

142
Apakah Irfan tau kalau tingkah itu
namanya kincuang?
15 Peneliti: Kalau bahaso akademiknyo
interlocking tekniknyo tu.

Terjemahan:
Kalau bahasa akademiknya interlocking
nama teknik itu kan bu.
16 Bu Danti: Iya, jadi buk cuboan dulu, katiko Bu Danti menceritakan
letting si Gugum ko a di SMP, dapeknyo tentang pengalaman beliau
piagam sapulua terbaik tu ma. Bisa nyo sewaktu melatih muridnya
main duo kelompok tu ndak batingkah do. yang dulu. Bahwa dulu
Bisa nyo cari sorang, tu kehebatannyo beliau pernah menemukan
waktu it tu a. ba a kok kini ndak ado anak anak SMP yang bisa
nan mode itu a, itu yang ibuk binguang mengexplorasi bunyi
kini ndak. Ba a kok ndak basobok, kini di talempong sendiri dengan
tarangkan ciek ndak, ilang ampek. Kalau modal sedikit materi saja.
dulu di kecek an sakali, co cubo cari Namun beliau heran
temukan dek kalian. Bisa anak-anak tu kenapa di zaman sekarng
mancari sorang. berarti kan lah lamo tidak anak yang bisa
anak pandak ma explorasi ko ko a yang di seperti itu lagi. Di zaman
kurikulum 2013 kecek awak kini t a. sekarang, setiap di ajarkan
Aaa…ba a kok bisa anak dulu tu bisa yo? satu materi baru, materi
yang lama hilang. Artinya
Terjemahan: model pembelajaran
Iya, jadi saya pernah mencoba talempong seperti dulu
mengajarkan teknik ini ketika anak saya sudah tidak bisa lagi
Gugum masih di SMP. Hasilnya dia digunakan untuk anak-
mendapatkan piagam sepuluh terbaik pada anak di zaman sekarang
saat mengikuti lomba kesenian tradisional. (L3 N16).
Dulu saya hanya mengajarkan teorinya
sekali saja. Selanjutnya dia bisa
menerapkan teknik itu dengan baik
bersama teman-temanya. Namun sekarang
ini saya tidak menemukan lagi anak-anak
seperti mereka saat mengajar. Padahal cara
saya mengajarkannya sama dengan saat
saya mengajarkan kelompok si Gugum ini.
17 Peneliti: Rencananyo awak mode itu bu, ka Peneliti meminta izin
mancuboannyo mamainkan iko disiko. untuk melakukan
pertemuan dengan tetua
Terjemahan: kesenian talempong di
Rencananya saya ingin mempraktekkannya Sanggar Seni Nan
disini bu Gombang.
18 Bu Danti: Iyo, ndak ba a do, jadi apo pun Fungsi kesenian
tari, aslinyo selalu talempong pacik. Tu talempong (L3 N18).

143
yang ibuk tau dari ketek a.

Terjemahan:
Silahkan, tidak apa-apa. Jadi dulu apa pun
tarinya pengiringnya tetap selalu
talempong pacik ini. Itu yang saya tau dari
saya kecil dulu.
19 Peneliti: Dulu urang gaek-gaek bajalannyo
yo tu mairiangkannyo tu. pakai pupuik
katopong, pakai itu dulu disiko.

Terjemahan:
Dulu orang-orang tua berjalan kaki untuk
ma arak. Menggunakan pupuik katopong
disini dulu ya.
20 Bu Danti: Iyo, pupuik katopong, pupuik Alat musik tiup yang
batang padi. digunakan dalam kesenian
talempong di Kabupaten
Terjemahan: Pesisir Selatan.
Iya, pupuik katopong, pupuik batang padi.
21 Bu Danti: Jadi ba a, kalau ingin apo, Ibu Danti menawarkan
imbau da Val tu bagai, bergabungnyo. seorang tetua talempong,
untuk diajak bergambung
Terjemahan: dalam pertemuan di
Jadi bagaimana? kalau ingin, kita panggil sanggar nantinya (L3 T3
Uda Val itu bergabung dengan kita. N21).
22 Peneliti: Iyo, rancak bana bu

Terjemahan:
Iya bu, itu malah lebih bagus.
23 Bu Danti: Si Cagun grup tu namuanyo, Ibu Danti juga
kalau kami baok biasonyo namuanyo. menawarkan memangil
Aaa,.. iyo, tapi kalau urang tradisi ko di grup kesenian talempong
baok a. tua dari Nagari Salido (L3
T3 N23).
Terjemahan:
Si Cagun grup itu biasanya dia mau kalau
kami yang mengajaknya. Tapi kalau orang-
orang tradisional ini di panggil. Harap
dimengerti saja ya fan.
24 Peneliti: Iyo bu, tau awaknyo

Terjemahan:
Iya bu, saya tau maksudnya.
25 Bu Danti: Bilo ka di apoaan tu? ibuk bisa Penetuan waktu pertemuan
juo, beko di imbau urang tradisi tu, urang (L3 T3 N25).

144
Painan ko jadi juo, urang Salido ko jadi
juo.

Terjemahan:
Kapan rencananya? Saya bisa memanggil
para tetua kesenian talempong dari Painan
atau dari Salido.
26 Peneliti: Sarancaknyo malam buk.
Biasonyo kalau maimbau urang tradisi ko,
apo lai yang tuo-tuo a, malam biasonyo,
ka ladang nyo kalau siang.

Terjemahan:
Sebaiknya malam bu, karena biasanya
orang-orang tradisi ini siang-siang mereka
ke kebunnya.
27 Bu Danti: Iyo,rabu malam yo, kito surua Hari, waktu dan tempat
da Val tu sakali ma apo, mambaok pertemuan telah di sepakiti
katopongnyo sakali. yaitu rabu malam tanggal
14 Februari 2018, selsai
Terjemahan: magrib (L3 T3 N27).
Iya, rabu malam ya, kita suruh Uda Val itu
membawa katopngnya sekalian.
28 Peneliti: Jadi bu, tarimo kasih banyak buk
a. Lah malam juo hari, pamit dulu bu. Ciek
lai wak minta izin juo untuak mancaliak
latihan anak-anak disiko yo bu?

Terjemahan:
Baik bu, terima kasih banyak ibu banyak.
Karena sudah malam saya pamit dulu ibu.
Satu lagi bu, saya juga minta izin untuk
mengamati latihan anak-anak sanggar ya
bu?
29 Bu Danti: Aaa iyo, samo-samo , ndak ba a Izin melakukan
do. Datang ajo la kamari bilo anak-anak pengamatan di sanggaar
ko latihan. Seni Nan Gombang telah
diterima (L3 T3 N29).
Terjemahan:
Iya, sama-sama. tidak apa-apa, datang saja
kesini kalau anak-anak sedang latihan

145
Kesimpulan
Wawancara pada tanggal 11 Februari 2018 dengan Hj. Elly Ridanti, S. Pd,
M.Si membicarakan tentang pencarian lokasi tetua kesenian tradisional talempong
di Kabupaten Pesisir Selatan, perizinan untuk menggunakan sanggar sebagai
fasilitas penelitian, dan menjelaskan struktur kesenian talempong. Kesenian
talempong tradisional dimainkan oleh para orang tua dan cucu-cucu mereka di
daerah pedalaman Kabupaten Pesisir Selatan yaitu daerah pedalaman Kecamatan
Bayang, dan kecamatan lain yang terletak di bagian selatan Kabupaten Pesisir
Selatan. Kemudian diputuskan untuk memilih kesenian tradisional yang berada di
Nagari Salido Kecamatan IV Jurai. Penggunaan sanggar seni milik Danti yaitu
Sanggar Seni Nan Gombang ditetapkan sebagai tempat pertemuan dengan para
tetua kesenian talempong dari Nagari Salido. Kemudian kesenian talempong
anam salido diajarkan kepada anak-anak sanggar seni tersebut.
Pada wawancara ini juga ditemukan perbedaan antara kesenian talempong
yang biasa diajarkan pada perguruan tinggi dengan kesenian talempong di
Kabupaten Pesisir Selatan. Perbedaan itu terdapat pada struktur polanya. Struktur
pola talempong diperguruan tinggi adalah cak din din, tupai bagaluik, tigo duo.
Sedangkan struktur pola talempong di Kabupaten Pesisir Selatan memiliki nama
dan nada yang berbeda. Jadi dapat dikatakan kesenian talempong di kabupaten ini
tidak memiliki nada. Kunci dalam talempong anam salido terletak pada kincuang.
Jadi karakteristik dari talempong anam salido itu terletak pada kincuang.
Kesenian talempong anam salido selalu dihadirkan pada upacara adat di
Kabupaten Pesisir Selatan. Kesenian talempong juga digunakan sebagai musik
pengiring segala tari-tarian di Pesisir Selatan. Namun terjadi penurunan hasil
belajar talempong pada generasi muda sekarang jika dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Pada generasi tahun 2009, mereka sangat cepat mempelajari
kesenian ini, dan apresiasi mereka terhadap kesenian talempong pun sangat tinggi.
Sebaliknya, generasi muda sekarang sulit untuk mempelajari kesenian ini dan
tingkat apresiasi mereka terhadap kesenian ini juga rendah.

146
LAMPIRAN 4
FIELDNOTE SEJARAH, FUNGSI, STRUKTUR, DAN MAKNA
KESENIAN TALEMPONG ANAM SALIDO

Lokasi : Pendopo Sanggar Nan TOPIK


Gombang. 1. Mendeskripsikan tentang kesenian
Person : Gusman dan Nurival talempong anam salido.
(seniman dan tetua a. Sejarahnya kehadiran talempong
talempong anam salido). di Pesisir Selatan.
Tanggal : 14 Februari 2018 b. Fungsi kesenian talempong
Waktu : 22. 22 WIB anam salido.
c. Struktur musik kesenian
talempong anam salido.
2. Hubungan kesenian talempong anam
salido dengan alek malewakan
penghulu.
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Assalamua’alaikum wr. Wb
Pengantar dari peneliti: Iko pak a, awak
batanyo tentang talempong dari salido ko
pak a, untuak data penelitian awak pak

Terjemahan:
Begini pak, saya mau bertanya kepada
bapak mengenai talempong dari Pesisir
Selatan lebih tepatnya di Nagari Salido pak.
2 Peneliti: Kalau talempong di pasisia ko bilo
mulai adonyo pak?

Terjemahan:
Sejak kapan mulai adanya kesenian
talempong di kabupaten Pesisir Selatan ini
pak?
3 Gusman: Kalau talempong untuak nan di Sejarah kesenian
pasisia, mungkin tahun 60an. Sabek tahun talempong di kabupaten
60an ka 70an sanggar ala badiri. Dulu kan pesisir selatan
ndak sanggar namonyo do, sasaran (L4 T1a N3).
namonyo dulu. Sasaran tu tampek
bakumpua, samo jo sanggar kini. Jadi
satiok sasaran tu ado talempong.

Terjemahan:
Kalau talempong untuk di daerah Pesisir
Selatan, sekitar tahun 60an. Karena pada
tahun 60an ke 70an sanggar sudah di

147
dirikan. Dulu namanya bukan sanggar,
sasaran orang zaman dahulu menyebutnya.
Sasaran adalah tempat berkumpul, sama
fungsinya dengan sanggar di zaman
sekarang ini. jadi setiap sasaran itu
memiliki kesenian talempong.
4 Peneliti: Jadi sejarahnyo ba a kok bisa
masuak Talempong disiko pak?

Terjemahan:
Jadi bagaimana sejarah masuknya kesenian
talempong disini pak?)
5 Nurival: Kalau daulu kan, baso zaman Sejarah kesenian
daulu kan damang. Damang dulu kan rajo- talempong di Kabupaten
rajo, kalau zaman kini samo jo bupati kini. Pesisir Selatan (L4 T1a
Jadi wakatu itu di adokanlah suatu baralek N5).
antaro rajo-rajo. Rajo baralek diaadoakn
permainan sadonyo. Dulu ndak talempong
namonyo do, sayak nyo gua di urang daulu.
Alum ado talempong mode iko dulu lei. Jadi
sajak badiri sasaran ko, baru nyo gugua
basi jo urang sarupo bunyi sayak tadi.

Terjemahan:
Begini, kalau dalam bahasa dahulu raja-raja
itu disebut Damang, kalau zaman sekarang
sama dengan bupati. Jadi pada waktu itu di
adakanlah suatu pesta oleh para raja-raja.
Dalam pesta itu diminta agar setiap
pemainan yang ada di dalam nagari baik itu,
kesenian, olah raga dan lain sebagianya, di
adakan. Pada zaman itu talempong belum
seperti zaman sekarang ini, orang-orang di
pesisir selatan memainkan sayak (Kulit
Kelapa), jadi setelah sasaran di dirikan
barulah seniman talempong menggunakan
talempong dari besi, seperti saat ini.
6 Peneliti: Kalau jo sayak t ndak ado nada
nyo do pak?

Terjemahan:
Kalau dengan batok kelapa, tentu tidak ada
nadanya pak?
7 Gusman: Kalau nada sayak tu kalau di gua, Relasi antar talempong
kan nan satu tigo tadi nan mambunikan, nyo pada talempong anam
ambek jo duo tigo, nyo olah jo tigo tigo. Nyo salido (L4 T1c N7).

148
masuak juo bunyinyo. Nan buni nyo t kan
ndak sarupo jo buni talempong kini.

Terjemahan:
Kalau pola permainannya sama seperti
talempong saat ini. ketika talempong satu
tigo dimainkan, talempong duo tigo
menghambat bunyi talempong satu tigo,
kemudian bunyi kedua bunyi talempong itu
diolah oleh talempong tigo tigo.
8 Peneliti: Nan sabanta ko apak mainan, a
namonyo tu pak?

Terjemahan:
yang barusan bapak mainkan, apa namanya
pak?)
9 Nurival: Aa.. nyo kan bitu. Nan buni nada Nama-nama pola
talempong ko tigo, siamang tagagau, talempong anam salido.
lengang karayia, kacimpuang mandi.

Terjemahan:
Begini, bunyi talempong ini ada tiga
macam, yang pertama siamang tagagau,
lenggang karayia dan kacimpuang mandi.
10 Peneliti: Tu kalau untuak apo gunonyo
talempong ko di masyarakat selain untuak
upacara adat?

Terjemahan:
Selain untuk upacara adat kesenian
talempong ini digunakan untuk apa saja
pak?
11 Nurival: Ko untuak baralek, ma arak Fungsi kesenian
babako. talempong anam salido di
masyarakat (L4 T1b
Terjemahan: N11).
Untuk pesta pernikahan, dalam arak-arakan
babako.
12 Peneliti : Salain itu untuak a lei?

Terjemahan:
Selain itu untuk apa lagi
13 Gusman: Mairiang tari. Fungsi kesenian
talempong anam salido
Terjemahan: (L4 T1b N13).
Mengiringi tari.

149
14 Peneliti : Kalau dalam baralek datuak, ado
ndak pakai iko pak? untuak apo gunonyo
pak?

Terjemahan:
Kalau dalam pesta pengangkatan datuk,
adakah talempong dipakai? Sebagai apa
fungsinya pak?
15 Nurival: Ado, ma arak jo untuak mairiang Fungsi kesenian
tari galombang. talempong anam salido
Terjemahan: dalam alek malewakan
Ada, sebagai musik arak-arakkan dan penghulu (L4 T1b N15).
pengiring tari gelombang.
16 Nurival: Datuak tu kan di lantik di kantua, Fungsi kesenian
bekonyo kannyo di arak ka rumah talempong anam salido
gadangnyo, beko nyo dinanti jo tari pada alek malewakan
galombang, beko talempong ma iriangnyo penghulu (L4 T1b N16).
dari kantua k rumah gadang, jadi
talempong ko langsuang di bagabuang
mariang tari galombang.

Terjemahan:
Datuk itu kan dilantik di kantor wali nagari,
setelah itu diarak dari kantor ke rumah
gadang kaumnya, setelah itu dinanti dengan
tari gelombang di depan rumah gadangnya.
talempong terus dimainkan mengiringi tari
gelombang dengan musik yang sama.
17 Peneliti : Kiro-kiro filosofinyo talempong ko
ado ndak pak?

Terjemahan:
Kira-kira filosofi talempong ini apa pak?
18 Nurival : Ado lah, suatu contoh satiok alek Fungsi talempong anam
di nagari ko, pakai talempong sadonyo. salido di masyarakat (L4
T1b N18).
Terjemahan:
Ada, karena setiap alek Nagari,
menggunakan talempong.
19 Peneliti : Berarti harus ado yo pak?

Terjemahan:
Berarti kesenian ini harus ada di setiap acara
adat ya pak?
20 Pak Ival : Haruslah, Kalau kini ko dek dunia 1. Permasalahan pada
ala modern, jadi urang jo odong-odong, kesenian talempong

150
pakai kaset sajo lei, jadi talempong ko la anam salido di
tingga ajo. Kalau disiko salamo ma arak masyarakat Nagari
nak daro jo marapulai tu, sampai, inyo Salido (L4 N20).
balimau, talempong ko harus dimainkan. 2. Mitos tentang
Pameonyo “kalau ndak ba buni talempong kesenian talempong
anak bisu kalau ndak pakak” t pameonyo. anam salido (L4 N20).
Tapi antah iyo antah indak, ndak jaleh do.

Terjemahan:
Harus, karena sekarang dunia sudah
modern, jadi orang-orang berarak-arakan
menggunakan mobil odong-odong saja
dengan memutar kaset nyayian talempong
saja sebagi pengganti pertunjukan
talempongnya. Jadi kesenian talempong ini
sudah ditinggalkan saja. Kalau disini
talempong dimainkan selama arak-arakan
pesta penikahan sampai mempelai wanita
dan mempelai pria dimandikan dengan air
jeruk di rumah saudara ayah dari pihak
mempelai prianya. Mitosya, kalau tidak di
bunyikan talempong maka anaknya nanti
akan bisu atau budeg, tapi apakah itu benar
atau tidak, kebenarannya tidak jelas.
21 Peneliti : Untuak manurunkannyo ka anak-
anak cucunyo ba a caronyo t pak?

Terjemahan:
Untuk pewarisan kesenian ini bagaimana
caranya pak?
22 Nurival : Tu di adoan sasaran namonyo, Permasalahan pada sistem
tapi kini ko co ma elo aua d ujuangnyo. pewarisan kesenian
talempong anam salido
Terjemahan: (L4 N22).
Itulah sebab kenapa diadakan sasaran
namanya, tapi sekarang ini, ibaratkan
menarik bambu dari pangkalnya.
23 Peneliti : “Maelo aua di ujuang” ba a
makasuik e t pak?

Terjemahan:
“Maelo aua di ujuang” maksudnya gimana
pak?
24 Nurival: Indak ka mambayia nyo do, pai Permasalahan pada sistem
baraja ajo, ndak namuanyo t do. pewarisan kesenian
talempong anam salido

151
Terjemahan: (L4 N24).
Tidak ada yang mau datang untuk belajar,
walaupun tidak di pungut biaya sedikit pun.
25 Gusman: Aua tu bulua, Permasalahan pada sistem
pewarisan kesenian
Terjemahan: talempong anam salido
Aua itu artinya bamboo (L4 N25).
26 Ilman : Manyangkuik sado Permasalahan pada sistem
pewarisan kesenian
Terjemahan: talempong anam salido
Merlibatkan semua permasalahan lainnya (L4 N26).
yang tidak berhubungan dengan proses
pembelajaran.
27 Peneliti : Iyo urang ndak banyak lo tertarik
kini do kan

Terjemahan:
Iya, orang zaman sekarang sudah tidak
tertarik lagi
28 Nurival : Jadi kalau ado acara, bia di Permasalahan pada
kabupaten, di nagari, ndak barubah pemain-pemain
urangnyo, itu itu ajo. talempong anam salido
(L4 N28).
Terjemahan:
Jadi ketika ada acara yang memakai
talempong ini entah itu di Kabupaten atau di
Nagari, orang-orang yang akan
memainkannya hanya yang ini-ini saja.
29 Peneliti : Ala lamo berarti t pak?

Terjemahan:
Berarti bapak sudah lama memainkan ini
ya?
30 Nurival : Ala, kalau apak dari tahun 80 an t Waktu seniman mulai
ala bakacimpuang jo iko, ndak lapeh t do. aktif berkesenian.

Terjemahan:
Iya, sudah lama, kalau saya sudah dari tahun
80an berkecimpung sebagai seniman
Talempong pacik sampai sekarang.
31 Peneliti : Anggota nyo batuka tuka ndak
pak?

Terjemahan:
Apakah anggotanya sering berganti-ganti
pak?

152
32 Nurival : Indak, iko-iko ajo ko nyo. Ado Permasalahan pada
bana ndak bisa pai, yang ado ajo. Biasonyo pemain-pemain
kami kan pakai gandang duo, pakai giriang- talempong anam salido
giriang ciek. (L4 N32).
Alat musik tambahan
Terjemahan: pada talempong anam
Tidak, hanya ini, kalau pun ada yang tidak salido (L4 T1c N32).
bisa ikut atau berhalangan ikut, ya seadanya
saja. Biasanya kami memakai dua buah
gendang, dan satu tamborin.
33 Peneliti : Berarti yang main talempong ko
dasarnyo ndak seniman tu do pak?

Terjemahan:
Berarti pemain talempong ini bukan
seniman aslinya y pak?
34 Gusman: Aa nyo bitu ma, kalau di katoan Nilai karakter pada
ndak dasar seniman, ndak pandainyo permainan talempong
manggua talempong do. Jadi manjiwai anam salido (L4 N34).
musik ko, nan urang ala mangguan satu jo
tigo, nan awak kalamak di awak ajo
manggua, mangko e satu tigo tadi di gua
bairiang jo duo tigo tadi,di susun masuak la
lenggang karia, aa mode itu la lamak bunyi
nyo. Makonyo kalau kami manggua
talempong ko jo prasaan, jadi kalau
manggua talempong ko ndak pakai
perasaan, ndak bisanyo jadi seniamnnyo t
do ndak cocok jadi seniman talempong do.

Terjemahan:
Jadi begini, kalau di bilang pemaian
talempong ini tidak memiliki dasar seniman,
tidak akan mungkin pandai memainkannya.
Kami memainkan talempong ini
menggunakan perasaan, kalau tidak dengan
perasaan, tidak akan bisa memainkan.
35 Nurival : Iyo dari dalam bana, jo raso. Nilai karakter pada
permainan talempong
Terjemahan: anam salido (L4 N35).
Benar-benar dari dalam hati, memakai rasa.
36 Peneliti : Ko bara bua talempongnyo pak?

Terjemahan:
Pak, berapa talempong yang digunakan
dalam kesenian talempong dari Salido ini?

153
37 Gusman : Kalau kami, ateh namo pasisia, Jumlah talempong yang
talempong anam. digunakan pada kesenian
talempong anam salido
Terjemahan: (L4 T1c N37).
Kalau kami atas nama kesenian talempong
dari Pesisir Selatan, menggunakan
talempong anam.
38 Peneliti: Ciek-ciek talempong ko adolo
namonyo t pak?

Terjemahan:
Apakah setiap pasangan talempong ini,
memiliki nama-namanya pak?
39 Gusman: Ado, nan satunyo, ko nan Penamaan tiap-tiap
talempong mandi, siamang tagagau t talempong pada kesenian
lenggang karayia. talempong anam salido
(L4 T1c N39).
Terjemahan:
Ada, yang pertama, talempong mandi,
siamang tagagau, lenggang karyia.
40 Peneliti : Kalau kami baraja di sakolah- Peneliti membandingkan
sakolah, namonyo kan, ado anak, dasar jo dengan penamaan
paningkah. talempong yang di dapat
dari kampus S1 peneliti
Terjemahan:
Kalau kami, belajar di kampus, nama-
namanya, anak, dasar dan, paningkah
41 Gusman: Jadi kalau urang biasonyo Tetua talempong
manyabuiknyo kan talempong mandi ko satu menjelaskan tentang asal
tigo, siamang tagagau duo tigo, lenggang nama dan relasi antara
karayia tigo tigo, tigo tigo ko untuak unsur kesenian
maolah bunyi duo tigo, kalau talempong anam salido
mamainkannyo, nan duo tigo harus danga (L4 T1c N41).
satu tigo lu, harus masuak bunyi duo tigo
ko, kalau ndak masuak, ndak bisa manarimo
nan tigo-tigo do.

Terjemahan:
Kalau disni orang menyebut talempong
mandi dengan satu tiga, satu kali dipukul
talempong yang bawah, tiga kali dipukul
talempong yang diatas, siamang tagagau
disebut duo tigo, lenggang karayia, disebut
tigo tigo, tigo tigo itu tugasnya mengolah
bunyi duo tigo, duo tigo mengolah bunyi
satu tigo, kalau duo tigo salah memasukan

154
bunyinya ke satu tigo, maka tigo tigo tidak
bisa dimainkan.
42 Gusman: Tadi kan talempong kito baco, nan Gendang katindiak dan
gandang katindiak kan masuak kalau katopong pada kesenian
talempong la jalan, katindiak ko nan talempong anam salido
manantuan rancak atau ndak rancaknyo (L4 T1c N42).
bunyinyo, nan tarakhir baru pupuik
katopong.

Terjemahan:
Tadi kita membaca talempong saja kan,
sedangkan gendang katindiak, gendang ini
masuknya setelah talempong sudah mulai
dimainkan, yang menentukan bagus atau
tidaknya permainan talempong ini adalah
gendang katindiak ini. Setelah itu barulah
masuk pupuik katopong.
43 Peneliti : Jadi mode iko pak a, ba a kok Asumsi peneliti terhadap
awak maambiak judul talempong dalam kesenian talempong anam
upacara batagak panghulu, talempong ko salido.
kan ado tigo, nan sistim adat miangkabau
kan ado tungku tigo sajarangan. Nan
talempong ko kan kalau harus tigo lo.

Terjemahan:
Jadi begini pak, kenapa saya menggambil
objek tesis kesenian talempong dalam
upacara batagak penghulu, Karena kesenian
talempong ini memiliki tiga pasang
talempong yang berbeda-beda dan teknik
permainannya yang saling sahut menyahut,
saya kira itu dikarenakan talempong
memiliki konsep sistem adat Minangkabau
yaitu tungku tigo sajarangan.
44 Gusman: Aa iyo, ko kan nampak tigo ko a, Tetua talempong
kalau ndak tigo talempong ko ndak jadinyo mengkonfirmasi
do. kebenaran dari asumsi
penelliti (L4 T2 N44).
Terjemahan:
Benar, seperti yang anda lihat talempong ini
memang terdiri dari tiga pasang, kalau
kurang dari tiga maka bukan talempong
anam salido namanya.
45 Peneliti : Aa iyo itu, samo jo tungku tigo
sajarangan tadi.

155
Terjemahan:
Iya begitu, jadi sama dengan konsep tungku
tigo sajarangan ya.
46 Gusman: Nan tigo sajarangan tadi iko nyo, Konsep tungku tigo
adat, syara’, indang. sajarangan pada struktur
penyajian talempong
Terjemahan: anam salido (L4 T2 N46).
Yang tigo sajarangan itu adalah Adat,
syara’ dan Indang.
47 Nurival: Adat basandi syara’, syara’ Struktur penyajian
basandi kitabullah. Adat bisa mamakai tapi talempong anam salido
nyo paciin jo syara’. berlandaskan pada
falsafah adat
Terjemahan: Minangkabau (L4 T2
Adat basandi syara’, syara’ basandi N47).
kitabullah. Adat bisa memakai tetapi di
kendalikan oleh Syara’.
48 Peneliti : Jadi nilai-nilai pendidikan apo Peneliti mengarahkan
yang takanduang dakam talempong ko pak? pembahasan ke nilai-nilai
yang tekandung dalam
Terjemahan: kesenian Talempong
jadi nilai-nilai pendidikan apa yang anam salido.
terkandung di dalam Kesenian talempong
ini pak?.
49 Gusman: Jadi mode iko kalau, kalau Seniman talempong
misalnyo awak sadang bamanuang- menjelaskan mengenai
manuang, sadang baibo-ibo, kalau tadanga nilai yang terkandung
bunyi talempong ko, namua balari kalua dalam kesenian
rumah untuak mancaliak talempong ko a. talempong (L4 N49).
Takana maso-maso dulu, maso basamo-
samo. Jadi kalau di apak talempong ko la
jadi darah dagiang.

Terjemahan:
Jadi begini kalau kita sedang bersedih hati,
kalau terdengar bunyi talempong ini, maka
akan membuat kita berlari keluar rumah
hanya untuk melihat talempong ini, teringat
masa-masa dahulu bersama teman-teman
seperjuangan, jadi kalau bagi saya sendiri
talempong ini sudah mendarah daging.
50 Peneliti : Ndak bisa dipisahaan do lei yo
pak

Terjemahan:
Berarti tidak bisa terpisahkan lagi ya pak?

156
51 Gusman: Ndak bisa, karano jo iko untuak Seniman talempong
manjago kebersamaan. menjelaskan mengenai
nilai yang terkandung
Terjemahan: dalam kesenian
Tidak bisa lagi, karena demi menjaga talempong.
kebersamaan kami.
52 Nurival: Iyo untuak kebersamaan talempong Tetua talempong
ko. menjelaskan mengenai
nilai yang terkandung
Terjemahan: dalam kesenian
Benar, talempong ini adalah untuk menjaga talempong (L4 N52).
kebersamaan.
53 Nurival: Kalau untuak tingkat kabupaten, Tetua menyebutkan
nan talempong kami ko paliang ba beda, Eksistensi kesenian
nomor satu tarui kalau lomba ma, kadang talempong anam salido.
ndak namua a urang ma undang lei. Kalau
talempong kreasi banyak nan pandai. Mode
talempong duduak kini, tu sado urang
pandai ma.

Terjemahn:
Kalau untuk tingkat Kabupaten, garapan
talempong Kami lah paling berbeda dengan
Grup lain. Setiap ikut perlombaan selalu
mendapat juara satu. Kalau talempong
kreasi banyak orang yang pandai
memainkannya. Seperti model talempong
duduak sekarang ini, semua orang pasti bisa
memainkannya.
54 Gusman: Jadi kalau urang baralek, tu ba Fungsi kesenian
arak-araknyo, ukuran bajalan sakilonyo, talempong anam salido di
Jadi duo kilo raso, kosong ajo. Ndak raso masyarakat (L4 T1b
urang baralek do. N54).

Terjemahan:
Jadi kalau ada acara pesta pernikahan, pada
saat arak-arakan, seharusnya mereka
berjalan 1 km, serasa berjalan 2 km, karena
terasa hampa. Tidak serasa pesta penikahan.
55 Nurival: Ndak raso Baralek do, Langang, sa Fungsi kesenian
langang-langang alek, kalau lai pakai talempong anam salido di
talempong, rami jadinyo. masyarakat (L4 T1b
N55).
Terjemahan:
Tidak terasa suasana pesta pernikahannya.
Jadi sekecil-kecilnya pesta pernikahan,

157
kalau masih memakai talempong, acaranya
pasti akan tetap meriah.

Kesimpulan

Wawacara pada tanggal 14 Februari 2018 dengan Gusman dan Nurival


membicarakan sejarah, struktur, makna, fungsi, dan peran kesenian talempong
anam salido pada alek malewakan penghulu. Dalam sejarahnya kesenian
talempong anam salido telah ada sejak sistem pemerintahan Kabupaten Pesisir
Selatan masih dalam bentuk kerajaan. Pada masa itu kesenian talempong anam
salido masih menggunakan sayak (batok kelapa) sebagai alat musik
talempongnya. Alat musik talempong pada kesenian talempong anam salido
diganti dengan talempong logam sekitar tahun 1960-1970. Karena pada tahun itu
telah didirikan sasaran. Sasaran adalah tempat berkumpulnya para pemuda di
Nagari Salido untuk menciptakan beragam permainan anak nagari. Dengan kata
lain sasaran adalah sanggar seni, oleh karena itu setiap sanggar memiliki kesenian
talempongnya sendiri.
Struktur kesenian talempong anam salido terdiri lima unsur yaitu, gua
kacimpuang mandi dimainkan oleh talempong satu tigo, gua siamang tagagau
dimainkan oleh talempong duo tigo, gua lenggang karayia dimainkan oleh
talempong tigo tigo, kantindiak kapalo duo, dan pupuik katopong. Terkadang para
seniman talempong anam salido menggunakan dua gendang katindiak dan
ditambahkan satu tamborin. Dalam struktur penyajiannya ketika talempong satu
tigo dimainkan, talempong duo tigo berperan untuk menghambat bunyi talempong
satu tigo. Dengan kata lain talempong duo tigo memberi benturan dengan pola
yang berbeda terhadap talempong satu tigo. Kemudian talempong tigo tigo
mengolah bunyi talempong satu tigo dan talempong duo tigo juga dengan pola
yang berlawanan. Selanjutnya gendang katindiak masuk, sebagai penentu bagus
atau tidaknya permainan talempong ketiga talempong tersebut. Setelah gendang
kaindiak dimainkan barulah pupuik katopong bersenandung memberi warna
dalam ensambel musik talempong anam salido.
Talempong anam salido adalah kesenian talempong yang menggunakan
enam talempong pada penyajianya. Ke enam talempong itu dikelompokkan
menjadi tiga pasang sehingga masing-masing pasangan terdiri dari dua talempong.
Penamaan tiap-tiap talempong diambil cara memainkannya. Misalnya pada
talempong satu tigo, disebut demikian karena cara memainkannya adalah dengan
memukul talempong yang bawah tiga kali, kemudian memukul talempong yang
diatas dua kali. Hal ini juga berlaku kepada pasangan talempong selanjutnya.
Struktur penyajian talempong anam salido ini menjadi identitas tersendiri
baginya. Karena jika kurang dari tiga maka tidak dapat disebut talempong anam
salido. Sehingga konsep penyajian talempong anam salido merepresentasikan

158
“tungku tigo sajarangan”. Tungku tigo sajarangan adalah dasar dari sistem adat
Minangkabau. Tungku tigo sajarangan terdiri dari adat, syara’ dan Indang. Oleh
karena itu konsep penciptaan kesenian talempong anam salido berlandaskan pada
“adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, yaitu adat yang menggunakan
syariat islam sebagai sumbernya hukumnya.
Talempong anam salido berfungsi sebagai sarana upacara adat diantaranya
alek babako pada acara pernikahan dan alek malewakan penghulu pada upacara
batagak penghulu. Talempong anam salido juga digunakan sebagai musik
pengiring tari. Dalam acara pernikahan talempong anam salido berperan untuk ma
arak pada acara babako. Mitosnya jika pada upacara pernikahan tidak
menghadirkan talempong maka anak dari pasangan pengantin itu akan bisu atau
tuli.
Pada upacara batagak penghulu, talempong anam salido berperan sebagai
musik iring-iringan penghulu baru beserta perangkat dan kaumnya. Kehadiran
talempong anam salido pada setiap alek nagari adalah sebuah simbol semaraknya
pesta adat itu. Jadi meskipun upacara adat itu dibuat sesederhana mungkin tapi
tetap menghadirkan talempong didalamnya, acara itu akan tetap terasa meriah.
Kehadiran kesenian talempong anam salido juga berperan sebagai penjaga
kebersamaan bagi masyarakat pendukungnya. Karena talempong anam salido
telah mengalami perjalan waktu yang cukup lama, sehingga ketika kesenian ini
dimainkan membuat masyarakat daerah setempat mengingat kembali suka dan
duka masa lalunya. Oleh karena itu kesenian talempong anam salido sangat
bernilai dimata masyarakat pendukungnya. Dalam memainkan talempong anam
salido yang paling diutamakan adalah olah rasa. Karena para pemain talempong
anam salido tidak menggunakan bantuan media interaktif seperti partitur dan atau
alat perekam. Dengan kata lain akan mustahil bagi seseorang untuk memainkan
talempong tanpa mengolah rasa.
Namun di zaman sekarang ini kesenian ini sudah mulai ditinggalkan.
Contohnya pada upacara pernikahan orang-orang di daerah setempat sudah
menggunakan mobil odong-odong dalam arak-arakan pengantin baru. Saat proses
arak-arakan tersebut mereka mengganti pertunjukan talempong dengan bunyi
kaset rekaman talempong. Maksudnya apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada anaknya, para orang tua cendrung melibatkan permasalahan lain
dengan pelatih yang tidak berhubungan pada pelatihan talempong anam salido.
Jadi tidak ada yang mau datang untuk belajar, walaupun tidak dipungut biaya
sedikit pun. Oleh karena itu ketika ada acara yang memakai talempong ini baik
pada tingkat kabupaten atau pun pada tingkat nagari, yang menjadi pemain
talempong anam salido adalah para tetua kesenian tersebut.

159
LAMPIRAN 5
FIELDNOTE PROSESI ALEK MALEWAKAN PENGHULU

Lokasi : Kantor Wali Nagari dan TOPIK


KAN Salido 1. Mendeskripsikan tentang alek
Person : H. Arlin, Dt. Tambijo malewakan penghulu.
(Ketua KAN Salido). 2. Menjelaskan peran dan fungsi
Tanggal : 26 Februari 2018 kesenian talempong anam salido pada
Waktu : 09:14 WIB alek malewakan penghulu.
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Pengantar dari peneliti :
Assalamua’alaikum wr. wb,langsuang
sajo pak bia ndak banyak maabian wakatu
apak, awak ka batanyo proses batagak
pangulu ka pak?

Terjemahan:
langsung saja pak, supaya tidak terlalu
banyak menghabiskan waktu bapak, saya
ingin menanyakan bagaimana prosesi
upacara batagak penghulu.
2 Dt. Tambijo : Upacara batagak pangulu,
makasuiknyo ndak dasar batagak
panghulu do e? kecek apak awal ba a
proses batagak penghulu.

Terjemahan:
Upacara batagak penghulu, maksudnya
bukan dasar batagak penghulu kan? Saya
kira bagaimana proses awal batagak
penghulu.
3 Peneliti : Ado tu pak? Kalau ado rancak
bana, kok dapek sadonyo pak.

Terjemahan:
Ada ya pak? Kalau ada malah lebih bagus
pak, kalau bisa semua data tentang itu pak.
4 Dt. Tambijo : Kalau batagak penghulu ko Prosesi batagak penghulu
proposalnyo, jadi kalau ka batagak (L5 T1 N4).
pangulu buek permohonan ka KAN, ko
contohnyo

Terjemahan:
Kalau akan mengadakan batagak penghulu

160
ini harus mengajukan permohonan ke
KAN, berupa proposal, ini contohnya (Dt.
Tambijo memperlihatkan prosposal
pengadaan batagak penghulu yang lama).
5 Peneliti : Syaratnyo jadi pangulu ko apo
pak?

Terjemahan:
Syarat untuk menjadi seorang penghulu ini
apa pak?
6 Dt. Tambijo : Kesepakatan kaum, itu apak Persyaratan menjadi
caliak an ko, jadi batagak penghulu kok penghulu (L5 T1 N6).
kuncinyo kesepakatan kaum, disiko ado
surek kesepakan kaum, jo tando tangan
dari kaumnyo. Jadi syarek batagak
pangulu ko rapek di rumah nan gadang,
dalam kesepakan kaum ko baru di tunjuak,
a kan bitu., sabanta yo.

Terjemahan:
Adanya kesepakatan dari kaum si calon
penghulu, itulah mengapa saya
memperlihatkan ini, jadi batagak penghulu
ini kuncinya adalah kesepakatan dari
kaum, disini ada surat kesepatan kaum
yang telah ditanda tangani oleh kaumnya.
Jadi untuk mengadakan batagak penghulu
ini harus rapat dirumah gadang, setelah
sepakat untuk mengadakan batagak
penghulu, barulah ditunjuk siapa calonnya.
7 Peneliti : Nan sa ranji ko sasuku?
Terjemahan:
Seranji ini maksudya sesuku ya pak?
8 Dt. Tambijo : A iyo, mode ko syarat-
syaratnyo kan bitu.

Terjemahan:
Iya, seperti yang inilah syaratnya.
9 Dt. Tambijo : Jadi kiro-kiro a nan bisa Pepatah adat tentang
apak bantu, kan jadi suatu keterangan tu pengangkatan penghulu (L5
a, “ma angkek panghulu sakato kaum”, T1 N9).
sapakat kaum ko dulu. Dalam adaik kan
sakato namonyo, kesepakan kaum, ado
sureknyo ditulis kan itu.

Terjemahan:

161
Mengangkat penghulu adalah menurut
kesepakatan kaum. Dalam adat disebut
sakato kaum namanya. Hasil kesepakatan
itu dituliskan, kan seperti itu. Jadi kira-kira
apa yang saya bisa bantu lagi?
10 Peneliti : Iyo

Terjemahan:
Iya.
11 Dt. Tambijo : Nan kaduo untuak urang nan Peryaratan menjadi
ka manjadi datuak tu ado “sako”. Sako tu penghulu (L5 T1 N11).
keturunan datuak.

Terjemahan:
Yang kedua, untuk orang yang akan
diangkat menjadi penghulu itu haruslah
memiliki Sako. Sako itu adalah bukti
bahwa dia keturunan datuk sebelumnya
12 Peneliti : Warisan tibonyo yo

Terjemahan:
Itu warisan maksudnya ya
13 Dt. Tambijo : A itu a, “warih nan bajawek, Pepatah adat mengenai sako
pusako nan batolong” kan bitu. (L5 T1 N13).

Terjemahan:
Nah, itu maksudnya, jadi “warih nan
bajawek, pusako nan batolong”, begitulah
falsafahnya.
14 Peneliti : Nyo kan upacara dulu,… Peneliti mengarahkan topik
pembicaraan ke sistem
Terjemahan: penyelenggaraan upacara
Begini pak, ini tentang upacara dahulu adat.
15 Dt. Tambijo : Iyo, batagak gala

Terjemahan:
Iya, tadi itu tentang batagak gala
16 Peneliti : Batagak gala ko, itu yang di Peneliti menanyakan posisi
rumah tadi ndak pak? sebenarnya batagak gala
pada upacara batagak
Terjemahan: penghulu
Batagak gala ini, yang diselenggaran di
rumah gadang tadi ya pak?

162
17 Dt. Tambijo : Aa…nan patamo, batagak Prosesi alek malewakan
gala ko siap sidang paripurna ma, dilantik penghulu (L5 T1 N17).
di kerapatan adat, di lewak dirumah nan
gadang di labuah nan golong. Aa iyo di
lewakan iyo tu ma di rumah nan gadang,
di imbaukan di rumah nan gadang, tapi di
SK kan di KAN ko, dilantik di KAN,
sudah tu pai karumah gadang basamo-
samo. Di sinan di lewakan oleh ketua
KAN.

Terjemahan:
Begini, pertama batagak gala
diselenggarakan pada sidang paripurna
dikantor KAN. Setelah penghulu baru
dilantik kemudian dilewakan dirumah nan
gadang dilabuah nan golong. Alek
malewakan penghulu itu di rumah nan
gadang, dihimbaukan dirumah nan
gadang. Tapi di SK kan dikantor KAN,
setelah dilantik dikantorkan KAN,
kemudian berjalan bersama-sama menuju
rumah gadang penghulu baru. Disanalah
dilewakan oleh ketua KAN.
18 Peneliti : Nah, disiko masih pakai kesenian Peneliti mengarahkan topik
atau ba a pak? pembicaraan kepada
kesenian yang terdapat pada
Terjemahan: alek malewakan penghulu.
Nah, apakah disini masih menggunkan
kesenian dalam alek itu atau bagaimana
pak?
19 Dt. Tambijo : Pakai kesenian

Terjemahan:
Pakai kesenian.
20 Dt. Tambijo : Nyo bitu ma, kalau kesenian Talempong berperan dalam
untuak baralek datuak ko nyo talempong alek malewakan penghulu
ciek a ko nyo. (L5 T2 N20).

Terjemahan:
Begini, kalau kesenian untuk baralek
datuak ini hanya menggunakan talempong
saja.
21 Peneliti : Ndak ado yang lain do?

Terjemahan:

163
Apakah ada kesenian lain selain kesenian
talempong pak?
22 Dt. Tambijo : Ndak ado yang lain do. Tu Fungsi kesenian talempong
kan tradisi minang bana tu, walaupun dalam alek malewkan
disiko beko diarak sampai karumah penghulu (L5 T2 N22).
gadang. Setelah dilantik disiko beko, kan
diarak jo talempong karumah gadang tu,
tetap jo talempong, indak ado jo rabana,
indak ado jo sibunin. tetap jo talempong.
Talempong tu bisa di iriangi jo sarunai,
tapi nan dasar tetapi talempong.

Terjemahan:
Tidak ada, telempongkan kesenian asli
minagkabau, setelah penghulu dilantik di
kantor KAN, selanjutnya penghulu akan
diarak menggunakan talempong, tidak
dengan rebana atau kesenian lainnya, tetap
dengan talempong. Talempong bisa di
iringi dengan sarunai, tapi dasar kesenian
itu tetap talempong.
23 Peneliti : Tu nan tuo ma

Terjemahan:
Itu kesenian tertua soalnya
24 Dt. Tambijo : Aaa…kan itu a katopong, Katopong alat musik tiup
kalau dulu kan pakai katopong mairiang pengiring dalam kesenian
talempong tu, ndak tau ntah ba a buni e tu talempong di Nagari Salido
a, tapi kalau daerah siko masih katopong (L5 N24).
juo.

Terjemahan:
Jadi begini, Kalau dulu namanya katopong,
pakai katopong mengiringi permainan
talempong itu. Kurang tau saya bunyinya,
tapi kalau daerah ini masih menyebutnya
katopong.
25 Peneliti : Katopong yo,….

Terjemahan:
Katopong ya…
26 Dt. Tambijo : Iyo katopong namonyo, kan
tau katopong ndak?

Terjemahan:
Iya katopong, tau kan katopong?

164
27 Peneliti : Iyo, pupuik batang padi,

Terjemahan:
Iya, saya pernah mendengar alat musik
Minangkabau namanya pupuik batang
padi.
28 Dt. Tambijo : Aaa tu a, tapi nan tradisi Alat musik tiup tradisional
tetap katopong. minagkabau yang digunakan
dalam kesenian talempong
Terjemahan: anam salido (L5 N28).
Iya, tapi nama tradisionalnya tetap
katopong.
29 Peneliti : Itu ndak ado bukunyo, atau
catatan-catatan lamo, ndak ado do?

Terjemahan:
Apakah ada buku atau catatan lama
mengenai hal ini?
30 Dt. Tambijo : Kalau buku di tampek lain Kurangnya dokumen tertulis
mungkin ado, nan adat ko kan salingka mengenai kegiatan tradisi
nagari, tibo di Lengayang lain lo caro adat di Nagari Salido. baik
pengangkatannyo datuaknyo. itu tentang upacara adat,
maupun permainan anak
Terjemahan: Nagari termasuk talempong.
Kalau ditempat lain mungkin ada, yang (L5 N30).
namanya adat ini kan, adat salingka
nagari, contohnya kalau di daerah
lengayang berbeda cara pengangkatan
penghulunya.
31 Peneliti : Kalau di Salido? Peneliti mengecek ulang
mengenai kebenaran data
Terjemahan: yang dipaparkan oleh Dt.
Kalau di Salido bagaimana pak Tambijo, pada percakapan
tadi.
32 Dt. Tambijo : Kalau di Salido ndak, Salido Dt. Tambijo,
tetap caronyo sarupo tadi tu, batalempong, mengkonfirmasi kebenaran
bakatopong, dilantik di kantua KAN, dari data yang dia
diarak karaumah gadang, dilewakan sampaikan tadi, mengenai
dirumah gadang, di sinan la sambut- fungsi kesenian talempong
sambutan beko, kalau ado dari bupati dalam alek malewakan (L5
bagai, pemerintah daerah. T2 N32).

Terjemahan:
Kalau di Salido seperti yang saya katakan
tadi, batalempong, bakatopong, dilantik di
kantor KAN, di arak kerumah gadang.

165
Disanalah nantinya akan ada sambutan-
sambutan seperti dari bupati, atau lembaga
pemerintah daerah lainnya.
33 Peneliti : Ooo disinan yo,….

Terjemahan:
Ooo…disana ya.
34 Dt. Tambijo : Iyo, dirumah gadang. Di Prosesi alek malewakan
kantua KAN paripurna namonyo, sidang penghulu baru (L5 T1 N34).
paripurna Kerapatan Adat Nagari Salido,
pelaksanaan sajo lei, nan disiko yang
kadipasang saluak, disumpah, disiko
disempurnakan. Nyo beda ma, kalau di
Lumpo nyo dilantik di tanah lapang tu,
ndak di kantua do. Jadi dirumah gadang di
lewakan ajo lei. Kan itu yang disabuik
urang, dilewakan dilabuah nan golong, di
rumah nan gadang. Dilabuah nan golong
di tapi jalan kan bitu a. labuah ko kan
jalan ko a. a di rumah gadang.

Terjemahan:
Iya, dirumah gadang, dikantor KAN
paripurna namanya, sidang paripurna.
Kerapatan Adat Nagari (KAN) Salido,
adalah tempat pelaksanaan saja.
Dipasangkan saluak, dan pelaksanaan
sumpah, disinilah disempurnakan
semuanya. Kalau di daerah Lumpo,
dilantik di lapangan, tidak di kantor KAN.
Jadi dirumah gadang dilewakan saja,
dilewakan dilabuah nan golong, dirumah
nan gadang. Labuah adalah jalan. Jalan di
daerah ini, jalan menuju rumah gadang.
35 Peneliti: Nan talempong ko ko ba a setau Pendapat ketua KAN Salido
apak tu? yang mengakui kesenian
talempong itu tradisi asli
Terjemahan: Minangkabau
Menurut bapak, bagaimana pandangan
bapak terhadap talempong ini pak?
36 Dt. Tambijo: Itu memang tradisi kesenian Ragam tradisi masyarakat
Minang dari dulu-dulu bana talempong Salido pada upacara adatnya
pacik tu tu. Dulu kan itu, alat kesenian (L5 T2 N36).
urang kan itu dulu. Nan lain-lain tu kan la
jaman orde baru kini tu.co baorgen kaniak
kanin tu. Dulu itu kan kesenian yang

166
paliang aponyo tu. Ado randai, di ateh
rumah baralek, nyo bae barandai pakai
talempong, di tangah halaman, kan bitu
tradisi minang awak ko.

Terjemahan:
Talempong itu memang tradisi kesenian
Minang dari dulu-dulunya . Dulu alat
kesenian orang kan cuma itu. Kalau yang
lain-lain itu kan ada setelah zaman orde
baru sekarang. Seperti orgen tunggal
disana sini. Kalau zaman dahulu kesenian
yang paling popular itu cuma talempong.
Tradisi dulu, ada randai, dirumah ada
alek/pesta, dihalaman orang memainkan
randai dan talempong. Begitulah tradisi
Minang kita ini.
37 Dt. Tambijo: Nyo kan bitu. Kalau dikaji  Peran talempong anam
guno e, nyo kan untuk maramikan alek, salido sebagai simbol
supayo meriah dek e, kan itu.demi alek nagari (L5 N37).
meriahnyo baralek, contoh e made itu,  Permasalahan pada
indak pakai talempong mairiangkan iduak- kesenian talempong
induak tu do. Kan ndak ceria ndak apo, anam salido di
aniang-aniang a nyo, tu ndak ado tando e masyarakat Nagari
do. Sadangkan urang jo odong-odong kini Salido (L5 N37).
tu a, pakai talempong juo tu a, nyo bae
induak-induak tu naiak odong-odong tu a,
nyo iduik an kaset talempong tu a, ndak
talempong nyo gugua do. Kaset talempong
nan nyo puta de. Kan itu

Terjemahan:
Begini, kalau di kaji perannya, itu kan
untuk meramaikan alek/pesta, supaya acara
itu meriah. Jadi demi kemeriahan suatu
alek/pesta. Contohnya jika tidak
memainkan Talempong dalam iring-
iringan para ibu-ibu itu, tentu mereka tidak
ceria karena suasananya hening saja,
otomatis tidak terlihat tanda-tanda sebuah
alek/pesta. Sedangkan sekarang para ibu-
ibu kan menggunaka odong-odong, tapi di
atas odong-odong itu diputar kaset
talempong, bukannya memainkan
talempong. Kan begitu.

167
38 Peneliti: Nan nampak di awak dalam alek
batagak penghulu ko kan sistem adat, nan
ma atua adaik Minang ko kan niniak
mamak, tungku tigo sajarangan.

Terjemahan:
Yang saya lihat dalam alek batagak
penghulu itu, berkumpulnya semua unsur
yang membangun sistem adat, yang
mengatur ada Minang ini, “Tungku tigo
sajarangan”.
39 Dt. Tambijo: Iyo, batua

Terjemahan:
Iya, benar.
40 Dt. Tambijo: Kan bitu, sia-sia nan Struktur kepemimpinan
perangkat penghulu tu, malin manti, kaum dalam suku dan aspek
dubalang kan itu a. Urang nan ampek jinih penting dalam adat Nagari
kan itu a, pangulu, malin, manti, dubalang. Salido (L5 T1 N40).
Pi kini ko a maningga malin kini ko a,
ndak mungkin lo ka dituka nan katigo ko
do. Atau maningga datuek, ndak
kamungkin juo ka dituka nan katigo ko do.
Takecuali kalau inyo mambuek surek
pengunduran diri. Di dalam adat istiah
diganti tu ndak ado do, dek adat ko pakai
raso pareso. Co a bana kesalahannyo ndak
bisa dibaratiin do. Cuma suruanyo buek
surek pengunduran diri, bia jan malunyo
di kaum jo nagarinyo kan itu a.. kalau
surek pengunduran diri kan inyo nan niyo
mangundurkan diri kan tu a.

Terjemahan:
Kan begitu, siapa-siapa saja perangkat
penghulu itu, malin, manti, dubalang kan
itu. “Urang nan ampek jinih” kan itu,
penghulu, malin, manti, dubalang.
Sekarang misalnya meninggal malin, tidak
akan mungkin itu yang lain diganti juga.
Atau meninggal penghulu, tidak akan
mungkin juga yang lain digantikan.
Terkecuali kalau dia mengajukan surat
pengunduran diri. Di dalam adat tidak ada
istilah “diganti”. Karena adat itu memiliki
“raso pareso”. Seberat apapun

168
kesalahannya tetap tidak akan bisa
diberhentikan. Cuma nantinya dia akan
disuruh untuk membuat surat pengunduran
diri, supaya dia tidak malu di kaumnya dan
di nagarinya.Kalau surat mengundurkan
diri, berarti dia sendiri yang ingin
mengundurkan diri, kan begitu.
41 Peneliti: Iyo la pak. Tarimo kasih banyak
pak.

Terjemahan:
Baik pak, Tarima kasih banyak atas waktu
dan tempatnya pak
42 Dt. Tambijo: Aa…iyo…samo-samo. Kok
masalah adat pai ka KAN, kok maslah
agamo pai ka depag, kok masalah
pememrintahan pai ka wali nagari, jo
bupati.

Terjemahan:
Iya, sama-sama. Kalau untuk permasalahan
adat pergi ke KAN, kalau untuk masalah
agama pergi ke Depag, kalau untuk
permasalahan pemerintahan pergi ke wali
nagari dan bupati.

Kesimpulan

Wawancara pada tanggal 26 Februari 2018 dengan H. Arlin, Dt. Tambijo


membicarakan tentang tentang alek malewakan penghulu serta peran dan fungsi
kesenian talempong anam salido pada alek malewakan penghulu. Alek malewakan
penghulu adalah bagian akhir dari rangkaian upacara batagak penghulu. Upacara
batagak penghulu adalah upacara pengangkatan seorang penghulu baru dalam
suatu kaum. Syarat untuk mengadakan mengangkat penghulu baru sapakek kaum
dan sako.
Sapakek kaum atau sakato kaum adalah hasil dari kesepakatan kaum yang
ditulis dalam bentuk proposal. Kemudian proposal itu diajukan ke KAN. Sapakek
kaum dibuat dalam rapat kaum di rumah gadang calon penghulu. Hal ini
disebutkan dalam pepatah minangkabau “ma angkek panghulu sakato kaum”,
Mengangkat penghulu adalah menurut kesepakatan kaum. Yang kedua, untuk
orang yang akan diangkat menjadi penghulu itu haruslah memiliki Sako. Sako
adalah bukti bahwa dia keturunan datuk sebelumnya. Sako merupakan warisan
untuk laki-laki di Minangkabau sebagai simbol penjaga pusaka kaumnya. Hal ini

169
disebutkan dalam pepatah Minagkabau “warih nan bajawek, pusako nan
batolong”. Maksudnya warisan itu diterima untuk dijaga.
Selanjutnya prosesi pengangkat penghulu dilanjutkan dengan batagak gala
yang diselenggarakan pada sidang paripurna KAN di hari pelantikannya. Pada
sidang paripurna tersebut penghulu baru juga menerima SK penghulu dari KAN.
Kemudian dilanjutkan dengan berjalan bersama-sama menuju rumah gadang
penghulu baru. Disanalah dilewakan oleh ketua KAN penghulu baru dilewakan
dirumah nan gadang, dilabuah nan golong. Jadi alek malewakan penghulu di
laksanakan di rumah gadang. Dalam pengangkatan penghulu baru itu tidak hanya
penghulu saja yang dipilih, tetapi juga perangkatnya. Perangkat penghulu itu
adalah bundo kanduang, malin, manti, dubalang. Penghulu beserta perangkatnya
ini disebut “Urang nan ampek jinih”.
Pada alek malewakan penghulu menghadirkan seluruh kesenian daerah
seperti randai, talempong dan tari-tarian daerah setempat. Dalam alek malewakan
penghulu kesenian talempong anam salido menjadi musik pengiring rombongan
penghulu berjalan dari kantor KAN menuju rumah gadang. Dengan kata lain
kesenian talempong anam salido berperan untuk memberi tanda kepada seluruh
masyarakat setempat bahwasanya telah lahir sebuah kaum baru di nagarinya. Jadi
selain sebagai media hiburan, kesenian talempong anam salido juga berfungsi
sebagai sarana upacara adat.
Terdapat permasalahan pada lembaga adat Nagari Salido yaitu, kurangnya
dokumen tertulis mengenai kegiatan tradisi adat di Nagari Salido, baik tentang
upacara adat, maupun permainan anak nagari termasuk talempong. Selain itu
ketua KAN Salido juga mengatakan permasalahan yang sama dengan yang telah
disampaikan oleh para tetua talempong anam salido. Masalah itu adalah kondisi
dimana kesenian talempong anam salido diganti dengan musik talempong yang
dikasetkan.

170
LAMPIRAN 6
FIELDNOTE PERAN TALEMPONG ANAM SALIDO PADA ALEK
MALEWAKAN PENGHULU

Lokasi : Rumah Ilhamdi Taufik, Dt. TOPIK


Sutan Sinaro. 1. Menjelaskan tentang alek
Person : Ilhamdi Taufik, Dt. Sutan malewakan penghulu di Nagari
Sinaro (penghulu pucuak Salido.
suku Melayu Salido). 2. Menjelaskan peran dan fungi
Tanggal : 1 Maret 2018 kesenian talempong anam salido
Waktu : 14.25 pada alek malewakan penghulu dari
sudut pandang tokoh adat.
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Pengantar dari peneliti :
Assalamua’alaikum wr. wb.
2 Dt. Sutan Sinaro : Wa’alaikum salam, apo Peneliti dan informan
kaba irfan? Ado yang bisa ambo bantu? memang sudah saling
kenal sebelum penelitian
Terjemahan: ini dilakukan.
Wa’alaikumsalam, apa kabar irfan? Ada
yang bisa saya bantu?
3 Peneliti: Awak sadang melakukan
penelitian tentang kesenian Talempong
dalam upacara batagak penghulu di
nagari Salido pak. Jadi awak lah
menentapkan bapak sebagai salah satu
informan penelitian dari tokoh masyarakat
nagari Salido.

Terjemahan:
Saya sedang melakukan penelitian
kesenian talempong dalam upacara
batagak penghulu di Nagari Salido pak.
Jadi saya sudah menetapkan informan dari
tokoh masyarakat Nagari Salido.
4 Dt. Sutan Sinaro : Silahkan la irfan dulu.

Terjemahan:
Kalau begitu, silahkan Irfan yang memulai.
5 Peneliti: Dalam prosesi upacara batagak
penghulu tu, talempong ko posisinyo dima
tu pak?

Terjemahan:
Dalam prosesi upacara batagak penghulu,

171
posisi talempong pacik itu sebagai apa
pak?
6 Dt. Sutan Sinaro: Kini kalau dihubungkan Falsafah Minangkabau
upacara batagak penghulu jo talempong. yang menyatakan bahwa
Yang partamo prosesi batagak penghulu di setiap adat tiap-tiap nagari
Sumatera barat ko ndak standard. Sebab di Sumatera Barat itu
penghulu salingka kaum, adaik salingka berbeda-beda (L6 T1 N6).
nagari, beda-beda. Pepatah itu dikutip
sebagai dasarnya.

Terjemahan:
Kini kalau dihubungkan upacara batagak
penghulu dengan talempong. Yang
partama, prosesi batagak penghulu di
Sumatera Barat ini tidak memiliki standar.
Hal itu dikarenakan “pusako salingka
kaum, adaik salingka nagari”. Artinya
adat setiap Nagari itu berbeda-beda.
Pepatah itu dikutip sebagai dasarnya.
7 Peneliti: Iyo.

Terjemahan:
Iya
8 Dt. Sutan Sinaro: Tidak ada pola yang
standar dalam rangka batagak penghulu
kalau dikaitkan dengan talempong.
Kenapa itu terjadi? Karena daerah adat di
Minangkabau ko, tabagi ampek. Luhak
tanah data, luhak agam, luhak limo puluah
kota, luhak rantau.

Terjemahan:
Tidak ada pola yang standar dalam
batagak penghulu kalau dikaitkan dengan
talempong. Kenapa itu terjadi? Karena
daerah adat di Minagkabau itu terbagi
empat, Luhak Tanah Data, Luhak Limo
Puluah Kota, Luhak Rantau.
9 Peneliti: Iyo

Terjemahan:
Iya
10 Dt. Sutan Sinaro: Awak kalau di pasisie tu Dt. Sutan Sinaro,
tamasuak luhak rantau. Jadi di luhak menyebutkan tentang
rantau itu pun terdiri dari nagari-nagari. posisi daerah tempat
Nagari-nagari tu ndak samo adaiknyo do. penelitian adalah wilayah

172
Terjemahan: rantau.
Kalau kita di Pesisir itu termasuk Luhak
Rantau. Jadi di luhak rantau itu pun terdiri
dari beberapa Nagari. Setiap Nagari itu pun
adatnya tidak sama.
11 Peneliti: Iyo, babeda-beda e.

Terjemahan:
Iya pak, berbeda-beda.
12 Dt. Sutan Sinaro: Akibatnya itu, mengarah Menurut Dt. Sutan Sinaro
ke prosesi kesenian yang mengiringi, perbedaan wilayah itu
batagak pangulu tu. Tapi kalau mengakibatkan perbedaan
keseragaman mungkin dari sisi pada kesenian dan tradisi
administrasi, misalnya setiap penghulu adatnya. Persyaratan
yang di angkek, harus ado “sapakek kaum, pertama untuk batagak
tu ciek tu. Kemudian ado sisi penghulu di Nagari Salido
administrasinyo, baso KAN akan (L6 T1 N12).
mamutuikan dengan SK.

Terjemahan:
Akibatnya itu, mengarah ke prosesi
kesenian yang mengiringi, batagak
pangulu itu. Tapi kalau keseragaman
mungkin dari sisi administrasi, misalnya
setiap penghulu yang di (angkat), harus
ado “sapakek kaum”, itu satu. Kemudian
ada sisi administrasinya, bahwa KAN akan
mamutuskan dengan SK.
19 Peneliti: Iyo…

Terjemahan:
Iya…
20 Dt. Sutan Sinaro: Aaa…tu dilewakan.
Dalam rangka dilewakan tu lah, ado
persoalan-persoalan ko a.

Terjemahan:
Barulah dilewakan, dalam pelewaan itu,
terdapat persoalan-persoalan dalam
penelitian ini.
21 Peneliti: Iyo, kan diarak.

Terjemahan:
Iya, kan penghulu baru itu diarak pak.
22 Dt. Sutan Sinaro: Di arak. Jadi itu tadi, Peran talempong pada alek
baso tidak ada yang standar. malewakan penghulu.

173
Terjemahan:
Benar, diarak. Jadi itu tadi, bahwa tidak
ada standarnya.
23 Peneliti: Aaa..tu khusus yang di Salido,
kalau pas di apak dulu ba a pak?

Terjemahan:
Kalau khusus yang di Salido, bagaimana
prosesinya ketika pengangkatan bapak
dulu?
24 Dt. Sutan Sinaro: Di Salido, umumyo Prosesi alek malewakan
palewaan pangulu ko, setelah inyo ma isi penghulu dimulai setelah
adaik limbago di tuang, syaraik sebagai pelantikan penghulu di
penghulu lah lengkap, sudah itu SK lah di kantor KAN. Menurut Dt.
tangannyo, dilewakan lah gala ko. Tipenyo Sutan Sinaro, ada dua tipe
macam-macam. Ado yang dari kantua alek malewakan penghulu
KAN ka rumah penghulu, tipe 1, tipe 2, di Nagari Salido (L6 T1
dari rumah penghulu ka kantua KAN, N24).
baliak karumah penghulu.

Terjemahan:
Kalau di Salido, pelewaan penghulu itu
setelah dia mengisi adaik limbago di
tuang, persyaratan sebagai penghulu sudah
dilengkapi dan SK pun sudah di tangan
penghulu, barulah dilewakan gelarnya.
Tipenya pun bermacam-macam, ada yang
dari kantor KAN ke rumah penghulu, itu
tipe 1. Tipe 2, dari rumah penghulu ke
kantor KAN, dan balik lagi ke rumah
penghulu.
25 Peneliti: Patangko awak batanyo ka Dt.
Tambijo kan. Kalau di Salido, d sahkan
dikantua KAN, dilewakan karumah
gadang. Tapi kalau di Lumpo beda.
Terjemahan:
Kemaren saya bertanya kepada Dt.
Tambijo, kalau di Salido, di sah kan
terlebih dahulu dikantor KAN, kemudian
baru dilewakan di rumah gadang, tapi
kalau di Lumpo berbeda.
26 Dt. Sutan Sinaro: Lumpo kan ndak nagari Nama kecamatan IV Jurai
Salido. Nyo IV Jurai tu ampek nagarinyo. berasal dari jumlah nagari
Nagari Salido, Salido ketek, Lumpo, di kecamatan ini, yaitu
Painan. Jadi KAN nyo tu. terdiri dari empat nagari.

174
Terjemahan:
Lumpo itu bukan Nagari Salido.
Kecamatan IV Jurai itu terdiri dari empat
nagari . nagari Salido, Salido Ketek,
Lumpo, dan Painan.
27 Peneliti: Ooo…KAN nyo ciek-ciek.

Terjemahan:
Ooo…jadi KAN nya satu-satu ya.
28 Dt. Sutan Sinaro: Pengangkatan pangulu Keharusan penggunaan
itu di Sumatera Barat, tiok-tiok luhak ba talempong dalam setiap
beda. Tetapi di dalam perbedaan itu ada alek malewakan penghulu
persamaan. Karena beraku kato-kato tadi, hampir 100% iya di
“panghulu sapakaek kaum”, kalau ndak seluruh Sumatera Barat
sapakaek taganti kini tu kan yang di (L6 T2 N28).
painan tu kini. Kini awak focus dulu ka
talempong. Apakah seluruh lewakan
panghulu mamakai talempong pacik?
Ampia 100%.

Terjemahan:
Pengangkatan penghulu itu di Sumatera
barat, tiap-tiap luhak itu berbeda. Tetapi di
dalam perbedaan itu ada persamaan.
Karena berlaku pepatah tadi, “panghulu
sapakaek kaum”, kalau tidak dengan
kesepakaan kaum sudah pasti diganti yang
di Salido itu sekarang. Sekarang kita fokus
dulu ke talempong. Apakah seluruh
lewakan panghulu mamakai talempong?
Jawabannya hampir 100%.
29 Peneliti: Kalau yang lah wak tanyo-tanyo
di salido, painan, harus.

Terjemahan:
Kalau yang telah saya tanya-tanya untuk di
daerah Salido dan Painan itu harus
memakai talempong.
30 Dt. Sutan Sinaro: Yo, ampia 100%. Di
Sumatera Barat la.
Terjemahan:
Iya, hampir 100% untuk di seluruh
Sumatera barat.
31 Peneliti: Karano yang paliang tuo
kesenian musik tu talempong. Kalau kini la
berubah tu ma.

175
Terjemahan:
Karena kesenian musik yang paling tua
disini talempong.
32 Dt. Sutan Sinaro: Iyo, cuma kini
pertanyaannya apa? Apakah kalau tidak
ada talempong pengangkatan penghulu
menjadi tidak sah? Aaa…jadi pertanyaan
kan, nyo ndak pernah disaratkan.

Terjemahan:
Iya, cuma kini pertanyaannya, apakah
kalau tidak ada talempong pengangkatan
penghulu menjadi tidak sah? Itu menjadi
tanda tanyakan, karena tidak pernah
menjadi persyaratan.
33 Peneliti: Iyo, ndak di dasaratkan. Tapi itu
kan simbolisnyo pak.

Terjemahan:
Benar, itu tidak pernah menjadi
persyaratannya pak. Tapi itukan
simbolisnya pak.
34 Dt. Sutan Sinaro: Aaa….simbolisnyo. itu Dt. Sutan sinaro setuju
kalau diteliti, talempong tu dima bahwa alasan kesenian
tagaknyo? Umumnyo dibelakang, tapi ado talempong anam salido
di tangah, ado lo dimungko. Karano menggunakan tiga pasang
sifatnyo ceremonial. talempong adalah sebagai
simbol kepemimpinan
Terjemahan: yaitu “Tungku tigo
Benar simbolisnya, itu kalau diteliti sajarangan”
talempong itu berdirinya dimana?
Umumnya dibelakang, tapi ada yang
ditengah, ada juga yang di depan. Karena
sifatnya seremonial.
35 Peneliti: Kalau Salido di mungko atau di
balakang?

Terjemahan:
Kalau Salido didepan atau dibelakang?.
36 Dt. Sutan Sinaro: Rato-rato dibalakang. Posisi talempong pada
alek malewakan penghulu
Terjemahan: di Nagari Salido (L6 T1
Rata-rata dibelakang. N36).
37 Peneliti: Nan kecek seniman, kalau ndak
pakai Talempong, ukuranyo bajalan 200m
bisa raso 200km ma, itu kecek e.

176
Terjemahan:
Kalau kata senimannya, kalau tidak ada
Talempong, yang jarak jalannya hanya
200m, akan serasa 200km.
38 Dt. Sutan Sinaro: Iyo, kini kan mancaliak Peran talempong dalam
pandangan urang. Ado tigo kalompokan, alek malewakan penghulu
sudah tu anggota penghulu jo kaumnyo. menurut Dt. Sutan sinaro
Yang katigo masyarakat. Ba a sebagai orang hukum,
pandangannyo terhadap talempong ko. bukan sebagai Datuk.
Umumnyo pendapek samo, tapi itu bukan
syarat penghulu.

Terjemahan:
Iya, sekarang inikan melihat pandangan
orang lain. Ada tiga kelompok kan,…
setelah itu penghulu dengan kaumnya dan
yang ketiga masyarakat. Bagaimana
pandangan mereka terhadap talempong ini.
Umumnya pendapatnya sama, tapi itu
bukan persyaratan dalam alek menjadi
penghulu.
39 Peneliti: Iyo, aa…ba a kok awak maangkek
iko? Ko ado ide dulu, ado nampak
gambaran di talempong tradisi tu. Ba a
kok tigo? pemerintah minangkabau yang
maolahkan tigo, tungku tigo sajarangan,
disitu dapeknyo.

Terjemahan:
Baik, begini pak asumsi saya meneliti
talempong tradisi ini karena saya melihat
kenapa talempong itu hanya menggunakan
tiga pasang talempong saja. Dari situ saya
mendapat gambaran, bahwa ada
hubungannya dengan sistem pemerintah
Minangkabau yaitu “tungku tigo
sajarangan”.
40 Dt. Sutan Sinaro: Jadi seperti itu, kini apak
turuikan irama Irfan dulu. Irfan
mangecekkan ado falsafah talempong yang
dikaitkan dengan aspek pemerintah di
Sumatera Barat.

Terjemahan:
Jadi seperti itu, Irfan mangatakan bahwa
falsafah talempong berkaitan dengan aspek

177
pemerintah di Sumatera Barat.
41 Peneliti: Di Minangkabau tu nyo pak.

Terjemahan;
Di Minangkabau maksud saya pak.
42 Dt. Sutan Sinaro: Pendapat silahkan tu,
bisa ditambahkan dalam tesis. Yang jaleh
di pahami dulu baso iko tipikalnyo iko.
Kemudain kalau digali tarui, pertanyaan-
pertanyaan berikutnyo. Apakah kesenian
masyarakat di Minangkabau khususnya
talempong pacik, mempunyai roh
keterkaitan ndak jo pemerintahan adat?.
Tadi kan si pan mulai mambukak, ado
“tungku tigo sajarangan”.

Terjemahan:
Kalau berpendapat silahkan, itu bisa
ditambahkan dalam tesisnya. Yang jelas di
pahami dulu bahwa ini tipikalnya seperti
ini. Kemudian kalau digali tarui,
pertanyaan-pertanyaan berikutnyo. Apakah
kesenian masyarakat di Minangkabau
khususnya talempong tradisi, mempunyai
roh keterkaitan dengan pemerintahan adat?
tadi kan Irfan mulai mambuka bahwa ada
“tungku tigo sajarangan”.
43 Peneliti: Iyo.

Terjemahan:
Iya
44 Dt. Sutan Sinaro: Yo,…ternyata kalau Pendapat ini bisa di
diselidiki sejarah pemerintah nagari, jadikan alasan untuk
ya…sajak dulu sampai kini ko, tidak meneliti talempong di
pernah dia ngomong soal talempong, tidak nagari Salido (L6 N44).
pernah. Sebab tidak terkemuka dalam
pemerintahan nagari itu soal kesenian.
Lebih mengemuka masalah bela diri.

Terjemahan:
Iya ,…tapi ternyata kalau diselidiki sejarah
pemerintah nagari, dari dulu sampai
sekarang, tidak pernah membicarakan soal
talempong. Sebab tidak terkemuka dalam
pemerintahan nagari itu soal kesenian.
Lebih mengemuka masalah bela diri.

178
45 Dt. Sutan Sinaro: Di Salido balaku “rajo Pandangan Dt. Sutan
alim rajo di sambah, rajo lalim rajo Sinaro terhadap kesenian
disanggah”. talempong dalam alek
malewakan penghulu
Terjemahan: berpatokan pada falsafah
Di Salido berlaku “rajo alim rajo di ini (L6 T2 N45).
sambah, rajo lalim rajo disanggah”.
Artinya: raja alim itu wajib ditiru, raja
yang lalai perlu sanggah. Maksudnya jika
hal itu mengandung nilai-nilai yang positif
perlu diterima. Sebaliknya jika hal itu
mengadung hal-hal yang sifatnya negatif,
perlu untuk dibuang.
46 Peneliti: Aaa…iyo. Kesan apak sebagai
datuak terhadap kesenian talempong dalam
alek malewakan penghulu tu bagaimana?

Terjemahan:
Benar pak, sekarang pendapat bapak
sebagai datuak tentang kesenian talempong
dalam alek maleawakan penghulu
bagaimana?
47 Dt. Sutan Sinaro: Jadi pandapek apak, Kesan Dt. Sutan Sinaro
ambo setuju sepanjang itu tidak sebagai Panghulu Pucuak
menimbulkan kemudaratan. suku melayu di Nagari
Salido tentang perlunya
Terjemahan: diadakan kesenian
Jadi menurut saya, saya setuju sepanjang talempong pada alek
itu tidak menimbulkan kemudaratan. malewkan penghulu.
48 Peneliti: Iyo juo yo. Ok lah, tarimo kasih
pak a, la maluangkan waktunyo. Jadi
kalau seandainyo ado apo-apo beko awak
talepon se beko pak.

Terjemahan:
Benar juga itu pak. Baik, kalau begitu
terima kasih atas waktu yang
diluangkannya pa. Jadi kalau seandainya
ada perlu apa-apa nanti saya talepon saja
bapak.
49 Dt. Sutan Sinaro: Aaa…iyo ndak baa do.

Terjeamahan:
Iya, tidak apa-apa
50 Dt. Sutan Sinaro: Wa”alaikum salam
warah matullahi wabarakatuh.

179
Kesimpulan

Wawancara tanggal 1 Maret 2018 dengan Ilhamdi Taufik, Dt. Sutan Sinaro
membicarakan tentang alek malewakan penghulu, fungsi talempong anam salido
pada alek malewakan penghulu, dan bagaimana pandangan masyarakat, serta
intitusi di Nagari Salido terhadap ksenian tersebut. Alek batagak penghulu di
Sumatera Barat tidak memiliki standarisasi. Hal itu dikarenakan pusako salingka
kaum, adaik salingka nagari. Artinya pusaka berlaku untuk kaumnya, adat nagari
berlaku untuk nagari itu saja. Akibatnya mengarah ke kesenian yang mengiringi,
batagak pangulu. Sehingga terdapat perbedaan tradisi dan kesenian pada masing-
masing nagari di Sumatera barat.

Adapun keseragamannya hanya terletak pada sisi administratif. Misalnya


calon penghulu harus memiilki sapakek kaum atau pihak KAN yang akan
mengeuarkan SK-nya. Alek malewakan penghulu di Nagari Salido dilaksanakan
setelah pelantikan penghulu di kantor KAN. Posisi kesenian talempong pada alek
malewakan penghulu rata-rata berada di bagian paling belakang rombongan
kaum. Tapi di Nagari Salido kesenian talempong berada di tengah-tengah
rombongan kaum penghulu. Hampir seratus persen seluruh nagari di Sumatera
Barat menghadirkan talempong pada alek malewakan penghulu.

Ketidakpastian ini disebabkan karena dalam pemerintah nagari tidak


mengemukakan tentang kewajiban menggunakan kesenian talempong pada setiap
alek nagarinya. Karena di Minangkabau khusunya Nagari Salido berlaku rajo
alim rajo disambah, rajo lalim rajo disanggah. Maksudnya jika hal itu
mengandung nilai-nilai yang positif, maka perlu diterima. Sebaliknya jika hal itu
mengadung hal-hal yang sifatnya negatif, maka harus ditolak.

180
LAMPIRAN 7
FIELDNOTE SEJARAH, STRUKTUR DAN MAKNA TALEMPONG
ANAM SALIDO

Lokasi : Di desa Laban, rumah pak TOPIK


Gusman. 1. Mendeskripsikan tentang kesenian
Person : Gusman, tetua sekaligus talempong anam salido.
seniman, talempong anam a. Struktur kesenian talempong
salido. anam salido.
Tanggal : 05 Maret 2018 b. Makna kesenian talempong anam
Waktu : 09.14 WIB salido.
c. Sejarah penyajian talempong
anam salido.
Keterangan:
Wawancara ini adalah wawancara kedua dengan tetua talempong anam salido.
Wawancara kali ini dilakukan secara lebih mendalam mengenai makna dibalik
kesenian talempong anam salido. Pada wawancara kali ini juga melakukan
praktek memainkan talempong anam salido secara langsung.
NO DATA WAWANCARA INDIKASI DAN KODE
DATA
1 Gusman: Kalo baso dulu pupuik mandi kalo Struktur kesenian
kini ko di baok satu tigo. Iko ko siamang talempong anam salido
tagagau jatua ka duo tigo, iko ko kincuang (L7 T1a N1).
jadi kini ko, pupuik mandi, siamang tagagau,
lenggang karayiah.

Terjemahan:
Kalau dalam bahasa dahulu, pasangan
talempong yang pertama disebut pupuik
mandi, kalau sekarang namanya menjadi satu
tigo. Pasangan kedua siamang tagagau,
sekarang disebut duo tigo. yang terakhir ini
kincuang, dulu namanya lenggang karayia.
Jadi seluruhnya, pupuik mandi, siamang
tagagau dan lenggang karayia.
2 Peneliti: lenggang karayia, berarti ko tigo
tigo ndak?
Terjemahan:
Lenggang karayia ini berarti tigo tigo ya pak.
3 Gusman: Iyo, tigo-tigo, lenggang karayiah Fungsi kincuang dalam
sabek inyo nan ka mangincuang, nan ka struktur talempong anam
malenggang lenggok. salido (L7 T1a N3).

Terjemahan:
Iya, tigo-tigo, sebab lenggang karayia inilah
yang mangincuang, yang akan melenggok.

181
4 Peneliti : Ko duo tigo, duo tigo ko a namonyo
tadi?

Terjemahan:
Yang ini namanya duo tigo ya pak, tadi
namanya apa pak?
5 Gusman: Siamang tagagau. .

Terjemahan:
Siamng tagagau. Artinya kera hitam yang
kaget jadi ragu-ragu.
6 Peneliti : Kalau yang satu tigo?

Terjemahan:
Kalau yang satu tigo?
7 Gusman: Pupuik mandi. Pupuik mandi jatua Makna kesenian
satu tigo, siamang tagagau jatua duo tigo, talempong anam salido
lenggang karaiah jatua kini ko mangincuang (L7 T1b N7).
mangincah, maningkah tibonyo. Jadi kalau di
jatuahan ka duya, duo pakaro, jatua ka
akirek tigo pakaro.

Terjemahan:
Pupuik mandi. Pupuik mandi itu satu tigo,
siamang tagagau itu duo tigo, lenggang
karayia ini mangincuang, mangincah,
maningkah. Jadi kalau dibawa ke duya, dua
perkaranya, dibawa ke akhirat tiga perkarnya.
8 Peneliti : Nan duo tu a tu?

Terjemahan:
Yang dua itu apa pak?
9 Gusman: Aa..Nan duo tadi, iyo ado padusi jo Makna kesenian
laki-laki, jatuah ka alam. Kalau jatuah ka talempong anam salido
akirek, Nabi Adam, Nabi Muhammad, Allah. (L7 T1b N9).
Nan Allah ko manitipkan roh kapado tubuah,
kan nabi adam yang manciptakan tubuh
manusia. Nyo titipkanlah roh, Nabi Adam
indak pandai ma ambiak angok do.

Terjemahan:
Yang dua itu, ada perempuan dan laki-laki
jatuhnya ke alam. Kalau diibaratkan ke
akhirat, Nabi Adam, Nabi Muhammad dan
Allah. Allah menitipkan roh ke tubuh, nabi
Adam yang menciptakan tubuh manusia.

182
Dititipkan roh karena nabi Adam tidak bisa
mengambil nyawa.
10 Peneliti: Iyo

Terjemahan:
Iya
11 Gusman: Aaa…mangkonyo la nyo titipkan Makna kesenian
roh ka batang tubuah tadi. Tu lah tigo talempong anam salido
pakaro Allah, Nabi Adam, Nabi Muhammad. (L7 T1b N11).

Terjemahan:
Makanya, setelah roh itu dititpkan ke tubuh
tadi. Itulah kenapa menjadi tiga perkranya,
Allah, nabi Adam, nabi Muhammad.
12 Peneliti: Kalau pupuik mandi tu kiro-kiro
tentang apo bunyi e t pak?

Terjemahan:
Pupuik mandi itu mencerminkan tentang apa
bunyinya pak?
13 Gusman: Bunyinyo utang nan katumbua. Bunyi talempong satu
Hahaha…. tigo (L7 T1b N13).

Terjemahan:
Bunyinya “utang nan katumbua” (yang akan
tumbuh), hahaha…
14 Peneliti: Hahahah…ndak, itu paralu ma pak.

Terjemahan:
Hahaha…tidak, maksud saya itu perlu lo pak.
15 Gusman: Iyo iyo….utang nan katumbua, Dialektika pada bunyi
uatang nan katumbua. Nan kecek duo tigo, talempong satu tigo dan
gulai cubadak nan ka di idang kecek duo duo tigo (L7 T1b N15).
tigo. coba la tokok, nan kecek duo tigo ko,
gulai cubadak nan ka abi…

Terjemahan:
Iya iya…hutang yang akan tumbua, utang
yang kan tumbuh. Yang kata duo tigo, gulai
cubadak nan ka di idang kecek duo tigo (gule
nangka yang akan dihidangkan). Coba saja
pukul. Yang kata duo tigo ini, gule nangka
yang akan habis…
16 Peneliti : Jaweknyo yo pak

Terjemahan:

183
Jawabnya ya pak?
17 Gusman: Iyo, jaweknyo, masuak lo iko, abih Bunyi talempong tigo tigo
la abih la. (L7 T1b N17).

Terjemahan:
Iya, jawabnya. Kemudian masuklah ini, abih
la abih la (habis la habis la).
18 Peneliti: kincuangnyo tu yo …,
Terjemahan:
Itu bunyi kincuang nya ya …
19 Gusman: Nan kecek gandang pacah lah ka Dialektikal antara tiga
pacah pacah la ka pacah pasangan talempong
dengan gendang (L7 T1b
Terjemahan: N19).
Yang kata gendang, “pacah lah ka pacah
pacah la ka pacah” (pecah lah yang akan
pecah).
20 Peneliti : A namo gandangnyo?

Terjemahan:
Apa nama gendangnya?
21 Gusman: Katindiak kapalo duo.

Terjemahan:
Katindiak kapala dua.
22 Peneliti : Nah kalau pupuik baa pak?

Terjemahan:
Nah kalau pupuik katopong gimana bunyinya
pak?
23 Gusman: Malangua la ka malangua Nama pola katopong (L7
T1a N23).
Terjemahan:
Melenguh la maka melenguh.
24 Peneliti: Sajak bilo talempong ko ado disiko
ko pak?

Terjemahan:
Sejak kapan talempong ko ada disini pak?
25 Gusman: Jadi dulu, talempong ko ado di Sejarah talempong anam
sawah, nyo baok jo ayah apak maunin padi salido dari Kabupaten
ko ma, a nan ditanyo e, talempong ko sia nan Pesisir Selatan (L7 T1c
buek ko pak? Kecek apak lo. Urang N25).
mambuek, urang padang panjang mabuaek
di Aua Kuning, kecek liau lo. Pandai sikek
kini ma, di sikek tu urang pandai mambuek

184
talempong kuniang ko. Aaa…talempong ko
alum den layia ala ado juo ko ma, tu bahaso
liau, ba kiro-kiro.

Terjemahan:
Dulu, talempong ini ada di sawah. Dibawa
oleh ayah saya ketika beliau mengawasi
padinya. Jadi saya bertanya kepada beliau
“talempong ini siapa yang membuatnya
pak?” kata saya bertanya. Beliau pun
menjawab “ orang padang panjang yang
membuatnya di Aua Kuning. Kalau sekarang
daerah itu disebut Pandai Sikek. Disitulah
orang yang pandai membuat talempong
kuning ini. Lalu beliau berkata “Sebelum
saya lahir, talempong ini memang sudah
ada”. Begitulah bahasa beliau, kira-kira
bagaimana.
26 Peneliti: Wuiih….Jadi tahun bara tu pak?

Terjemahan:
Wow,…Jadi tahun berapa itu pak?
27 Gusman: Tu makonyo kecek apak bitu, alum Sejarah talempong anam
layia Nabi Adam jo Siti Hawa talempong ko salido dari Kabupaten
la ado juo ma. Liau layia tahun 1925, la ado Pesisir Selatan (L7 T1c
juo kecek liau. Nan tibo di apak tahun 1970 N27). Maksud dari
pernyataan ini adalah
Terjemahan: Gusman tidak mengetahui
Itulah makanya saya katakana, sebelum Nabi dengan tepat sejak kapan
Adam dan Siti Hawa lahir. Talempong ini munculnya talempong di
memang sudah ada. Beliau lahir tahun 1925, daerah ini.
talempong ini memamang sudah ada kata
beliau. Sementara saya lahir tahun 1970.

Kesimpulan

Wawancara kedua dengan Gusman tanggal 05 Maret 2018 membicarakan


tentang struktur, makna, dan sejarah talempong anam salido secara lebih
mendalam. Dalam sejarahnya talempong dari logam pertama kali diciptakan oleh
orang Padang Panjang di desa Aua Kuning, sekarang tempat itu disebut yaitu
Pandai Sikek. tahun kelahirannya sudah tidak terdekteksi lagi, namun untuk
talempong di Kabupaten Pesisir Selatan dapat diperkirakan jauh sebelum tahun
1925.
Struktur penyajian talempong anam salido terdiri dari talempong satu tigo,
talempong duo tigo, talempong tigo tigo, katindiak kapalo duo, dan pupuik

185
katopong. Masing-masing pasangan talempong itu memiliki pola tersendiri. Pola
yang dimainkan talempong satu tigo disebut pupuik mandi atau gua kacimpuang
mandi, Pola talempong duo tigo disebut siamang tagagau, dan pola talempong
tigo tigo adalah lenggang karayia. Dalam kontek alek nagari kesenian talempong
anam salido merepresentasikan dialektika antara pihak tuan rumah penyelenggara
acara. Hal ini terlihat dari pola kelima intrumen musik kesenian talempong anam
salido. Bunyi talempong satu tigo yaitu utang nan katumbua artinya hutang yang
akan tumbuh. Bunyi talempong duo tigo yaitu gulai cubadak nan ka diidang
artinya gule nangka yang akan dihidangkan. Bunyi talempong tigo tigo adalah
abih la abih la ,artinya habis la maka habis. Bunyi kantindiak kapolo duo yaitu
pacahlah ka pacah artinya pecahlah maka pecah. Kemudian bunyi pupuik
katopong yaitu, malangua la kamalangua, artinya melenguh lenguh. Dialektika
dalam talempong anam salido ini bermakna sebuah peringatan agar tidak terlalu
larut dalam suasana meriah alek nagari.
Ketiga jenis talempong dalam kesenian talempong anam salido terdiri dari
dua talempong. Dua talempong itu bermakna sepasang makhluk di dunia yaitu,
laki-laki dan perempuan. Sedangkan ketiga pasang talempong itu bermakna
hubungan antara Allah SWT, nabi Adam AS, dan nabi Muhammad SAW. Allah
menitipkan roh kepada sebuah tubuh, sehingga lahirlah Adam. Kemudian Adam
dan pasangannya menciptakan tubuh manusia baru, dan terus berlanjut hingga
lahirnya nabi akhir zaman yaitu Muhammad SAW.

186
LAMPIRAN 8
BIODATA INFORMAN PENELITIAN

No. Foto Keterangan


1. Nama : Irmun Krisman

Umur : 44 th

Alamat : Kuranji, Padang

Pekerjaan : Guru SMKI kota Padang

Status dalam penelitian seniman


kerawitan Sumatera Barat.

2 Nama : Hj. Elly Ridanti, S. Pd,


M. Si

Umur : 54 th

Alamat : Jl. Imam Bonjol Gang


Sakato Painan Pesisir
Selatan.

Pekerjaan : Guru SMP NEGERI 1


PAINAN Kabupaten
Pesisir Selatan.

Status dalam penelitian sebagai pelatih


dan pemilik Sanggar Nan Gombang.
3 Nama : Nurival

Umur : 62 th

Alamat : Desa Laban Salido

Pekerjaan : Petani

Status dalam penelitian sebagai tetua


kesenian talempong anam salido.

187
4 Nama : Gusman

Umur : 46 th

Alamat : Desa Laban Salido

Pekerjaan : Petani

Status dalam penelitian sebagai tetua


kesenian talempong anam salido.

5. Nama : H. Arlin, Dt. Tambijo

Umur : 70 th

Alamat : Bungo Pasang Salido

Pekerjaan : Ketua Kerapatan Adat


Nagari (KAN) Salido.

Status dalam penelitian sebagai


informan tentang prosedur upacara
batagak penghulu.
6. Nama : Ilhamdi Taufik, Dt. Sinaro
Sutan

Umur : 62 th

Alamat : Jl. Fisika IV no.06,


komplek dosen Universitas
Andalas, kota Padang

Pekerjaan : Dosen, Fakultas Hukum


UNAND

Status dalam penelitian sebagai


penghulu pucuak suku Melayu Salido.

188
LAMPIRAN 9
REKAPILTULASI DATA PENELITIAN

No PERTANYAAN DAN TOPIK POSISI DATA


INTERVIEW
Sejarah kesenian talempong anam (L4 T1a N3), (L4 T1a N5), (L7 T1c
salido N25), (L7, T1c, N27).
1 Apa saja unsur-unsur yang
membangun kesenian talempong
anam salido?
Struktur pola (deep structure) (L4 T1c N37), (L7 T1a N1).
1. Pola talempong satu tigo (L4 T1c N41).
2. Pola talempong duo tigo (L4 T1c N39), (L4 T1c N41), (L4
T1c N7).
3. Pola talempong tigo tigo (L4 T1c N41), (L3 T2 N13), (L7
T1a N3),
4. Pola katindiak kapalo duo (L4 T1c N42).
5. Pola pupuik katopong (L5 N24), (L5 N28), (L7 T1a N23).
Struktur penyajian (surface strcture) (L4 T1c N32).
2 Bagaimana relasi antar unsur-
unsur dalam kesenian talempong
anam salido?
Makna kesenian talempong anam (L7 T1b N7), (L7 T1b N9).
salido
1. Representasi konsep
kepemimpinan adat
Minangkabau
a. Konsep tungku tigo (L4 T2 N44), (L4 T2 N45).
sajarangan
b. Representasi urang nan (L5 T1 N40), (L2 T1 N19), (L6 T1
ampek jinih N36), (L7 T1b N13), (L7 T1b
N15), (L7 T1b N17), (L7 T1b
N19), (L7 T1a N23).
c. Representasi keislaman (L4 T2 N47), (L2 T1 N15), (L7
masyarakat Minangkabau T1b N7), (L7 T1b N9), (L7 T1b
N11), (L2 T1 N8), (L2 T1 N11),
(L2 T1 N6), (L2 T1 N13),
3 Bagaimana pandangan
masyarakat Nagari Salido
terhadap kesenian talempong anam
salido?
Fungsi talempong anam salido (L2 T2 N19), (L4 T1b N13), (L3
N18), (L3 N8), (L4 T1b N11), (L4
T1c N54), (L4 T1c N55), (L6 T1
N6), (L6 T1 N12), (L6 T2 N28),

189
(L5 T2 N36), (L4 T1b N16), (L6
T1 N24), (L5 T1 N6), (L5 T1 N4),
(L5 T1 N9), (L5 T1 N11), (L5 T1
N13), (L5 T1 N17), (L5 T2 N32),
(L5 T1 N34), (L5 T2 N20), (L5 T2
N22), (L5 N37), (L4 T1b N15), (L4
T1b N18), (L4 N20).
Nilai karakter (L6 T2 N45), (L4 N34), (L4 N35),
(L4 N49), (L4 N52), (L4 T1c N41).

190
LAMPIRAN 10
DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Dokumentasi Wawancara Penelitian

Wawancara dengan bundo kanduang suku melayu Salido


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Wawancara dengan Irmun


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Wawancara dengan tetua talempong anam salido di Sanggar Seni Nan


Gombang (Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

191
Wawancara dengan pemilik Sanggar Seni Nan Gombang
(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Wawancara dengan penghulu pucuak suku Melayu Salido


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Wawancara dengan Ketua KAN Salido


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

192
Wawancar dengan Gusman
(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

B. Dokumentasi Kegiatan Latihan Talempong Anam Salido

Latihan bersama tetua talempong anam salido


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Paratek bermain talempong anam salido bersama anak-anak sanggar


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

193
Pengajaran cara memegang talempong yang benar
(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Pengajaran pola katindiak kapalo duo kepada anak-anak sanggar


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Pengajaran pola talempong kepada anak-anak sanggar


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

194
C. Dokumentasi Alam Kecamatan IV Jurai

Pantai Salido
(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Pinus muara Salido


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

Tradisi balimau paga Kecamatan IV Jurai


(Dokumentasi: Muhammad Irfan, 2018)

195
LAMPIRAN 11
GLOSARIUM

Abih la abih la : Habis la maka habis.


Adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah : Falsafah Minangkabau yang mengatakan
adat bersendikan kepada syari’at, syari’at
bersendikan kepada Al-Qur’an.
Adat nan ampek : Empat macam adat yang menjadi dasar
adat Minagkabau.
Adat nan babuhua mati : Adat yang tidak bisa dirubah lagi.
Adat babuhua sentak : Adat yang masih bida dirubah.
Adat nan sabana adat : Segala kenyataan yang berlaku tetap di
alam, tidak pernah berubah, tempat dan
waktunya.
Adat nan diadatkan : Adat yang dirancang oleh nenek moyang
orang Minangkabau untuk diterapkan
pada kehidupan masyarakat sehari-sehari.
Adat nan taradat : Adat yang di sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan nagari.
Adat istiadat : Adat yang dibuat dengan mufakat antara
niniak mamak dalam suatu nagari.
Adaik limbago di tuang : Persetujuan mematuhi peraturan lembaga
adat.
Anam : Sebuatan angka enam dalam bahasa
Minangkabau.
Alek malekwan : Pesta yang menghimbaukan atau
memebritahukan kepada seluruh warga
dalam suatu nagari.
Alim ulama : Orang-orang ahli agama di Minangkabau.

196
Alam takambang jadi guru : Falsafah Minangkabau yang mengatakan
bahwa orang Minangkabau itu berguru
kepada alam.
Alua jo patuik : Pemikiran yang berlandasakan hukum dan
alam.
Ampek : Sebutan angka empat dalam bahasa
Minagkabau.
Anak dipangku, kamanakan di
bimbiang : Tugas-tugas bagi seorang laki-laki yang
sudah berkeluarga di Minangkabau yaitu
merangkul anaknya dan membimbing
keponakannya.
Batagak pangulu : Upacara untuk memilih penghulu baru
dalam suatu kaum.
Bansi : Alat musik tiup Minangkabau yang
bunyinya seperti recorder.
Barek sapikua, ringan sajinjiang : Pepatah Minangkabau yang mengajarkan
solidaritas dalam menghadapi setiap
masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Bakincuang : Gaya tipu muslihat dalam permainan
talempong anam salido.
Bundo kanduang : Julukan kepada kaum perempuan di
Minangkabau.
Bulek aie dek pambuluah, bulek kato
dek mupakat : Pepatah Minangkabau yang mengajarkan
jangan sampai memutuskan segala
sesuatunya secara sepihak. Karena
kuatnya sebuah keputusan itu ditentukan
dengan adanya kesepakatan bersama.
Buni : Sebutan kata bunyi dalam bahasa
Minagkabau.

197
Buruak cando : Tidak enak dilihat.
Carito kaba : Carita prosa berirama, bebentuk narasi,
dan tergolong cerita panjang.
Cadiak pandai : Para cendikiawan yang dianggap berilmu
tinggi oleh masyarakat Minagkabau.
Cak din din : Lagu yang dimainkan dalam talempong
pacik.
Canang : Alat musik Minangkabau berbentuk
seperti gong kecil, namun ukurannya lebih
besar dari pada talempong dan bunyi
seperti saron pada gamelan Jawa.
Ciek : sebutan untuk angka satu dalam bahasa
Minangkabau.
Co ma elo aua di ujuangnyo : Kiasan yang berarti sindiran yang
mengungkapkan jika seseorang terkena
kesialan, maka seluruh anggota kaumnya
juga akan terkena imbasnya.
Darek : Suatu daerah Minangkabau yang terletak
dipengunungan.
Datuak : Gelar bagi seorang laki-laki Minangkabau
yang telah menjadi penghulu.
Deta Saluak : topi yang dipakai penghulu yang
melambangkan pertimbangan yang adil,
pikiran yang lapang dan tidak tergoyahkan
Dubalang : Salah dari petinggi dalam suatu kaum
yang bertindak sebagai penjaga keaman
nagari.
Duo : Sebutan untuk angka dua dalam bahasa
Minangkabau.
Elo : Tarik.
Gala : Gelar.

198
Gandang tambua : Alat musik perkusi Minangkabau yang
badannya terbuat dari kayu dan sedangkan
membrannya dari kulit binatang.
Gandang tasa : Alat musik perkusi minangkabau yang
badannya terbuat dari logam sedangkan
membrannya dari plastik seperti drum.
Giriang-giriang : Alat musik kecrek tamborin.
Gulai cubadak : Gule nangka.
Gua kacimpuang mandi : Pola talempong satu tigo yang mewakili
bunyi permukaan air yang ditepuk dengan
telapak tangan.
Gua siamang tagagau : Pola talempong duo tigo yang
mengambarkan kera berbulu hitam yang
ragu-ragu.
Gua lenggang karayia : Pola talempong tigo tigo yang
menggambarkan seseorang yang
melenggok kesungai.
Gulai cubadak nan ka di idang : Akan menghidangkan gule nangka.
Induak bako : Sebuatan untuk saudara perempuang dari
pihak laki-laki bagi anaknya.
Jinjiang : Cara memegang talempong pada kesenian
talempong anam salido yaitu dengan
posisi tangan ke bawah dan tidak terlalu
erat memegangnya.
Jinih : Sebutan untuk kata jenis dalam bahasa
Minangkabau.
Kamanakan : Keponakan.
Ketek banamo, gadang bagala : Pepatah yang mencerminkan posisi laki-
laki di Minangkabau dimana ketika ia
kecil hanya memiliki sebuah nama, namun

199
ketika sudah besar akan mendapatkan
gelar adat.
Katindiak kapalo duo : Alat musik perkusi yang digunakan dalam
kesenian talempong anam salido,
bentuknya seperti gendang Jawa namun
ukurannya lebih kecil dan bunyinya lebih
rendah.
Luhak nan tigo : Negeri asal nenek moyang orang
Minangkabau.
Luhak bapangulu, rantau barajo : Pepatah Minangkabau yang mengatakan
bahwa daearah luhak dipimpin oleh
penghulu sedangkan daerah rantau
dipimpin oleh raja.
Limo : Sebutan untuk angka lima dalam bahasa
Minangkabau.
Ma angkek panghulu sakato kaum : Mengangkat penghulu adalah sesuai
dengan kesepakatan kaum.
Matrilineal : Suatu adat masyarakat yang mengatur alur
keturunan berasal dari pihak ibu.
Mamak : Posisi laki-laki dewasa Minangkabau
dalam keluarga ibu sebagai paman.
Malin : Guru dan orang alim dalam hal agama
dalam suatu kaum di Minangkabau.
Manti : Seorang mentri dalam kepeimpinan suatu
kaum.
Manggua : Memukul dalam bahasa Minagkabau di
nagari Salido.
Maolah : Mengolah.
Malangua langua : Melenguh lenguh.
Niniak mamak : Para pemimpin suatu kaum di
Minangkabau.

200
Pa ambek : Penghambat.
Pakiak : Pekik.
Panungkek : Wakil penghulu.
Pangulu : Penghulu Minagkabau.
Pupuik katopong : Alat musik puput yang digunakan dalam
kesenian talempong anam salido.
Pararakan : Tradisi iring iringan dalam sebuah pesta
nagari di Minangkabau.
Pusako salingka kaum, adaik salingka
nagari : Pusaka dalam ruang lingkup kaum saja,
adat berlaku dalam ruang lingkup nagari
saja.
Rajo alim rajo di sambah, rajo lalim
rajo disanggah : Aturan adat yang menganjurkan untuk
meneladani raja yang alim, sedangkan raja
yang lalai wajib disanggah.
Raso jo pareso : Pemikiran yang berlandaskan hati dan
akal.
Rabab : Kesenian rebab.
Randai : Drama musikal Minangkabau.
Rantau : Wilayah persebaran masyarakat luhak .
Sako : Warisan berupa gelar.
Salisiah anggok : Teknik meniup alat musik tiup dari
Minangkabau.
Saluang : Alat musik tiup khas Minangkabau yang
terbuat dari bambu mirip dengan seruling
namun teknik memainkan dan bunyinya
berbeda dengan seruling.
Sarunai : Alat musik tiup dari kabupaten solok
selatan di Sumatera Barat.

201
Sumando : Posisi laki-laki di minagkabau sebagai
seorang ayah.
Silek : Silat.
Syarak mangato, adat mamakai : Syarak mengatakan, adat menggunakan.
Sapakek kaum : Kesepakatan kaum.
Tumbuah karajo baiak baimbauan,
tumbuah karajo buruak ba ambauan : Pepatah Minangkabau yang mengajarakan
jika ada sebuah hajatan baik ataupun
buruk, maka hendaklah memberitahu
kepada saudara dan karib kerabat kita agar
saling tolong menolong untuk
menanggulanginya.
Tupai bagaluik : Lagu yang dimainkan kesenian talempong
pacik.
Tali tigo sapilin, tungku tigo
sajarangan : Simbol pemerintahan adat di seluruh
wilayah Minagkabau.
Talempong : Alat musik perkusi melodi minangkabau
berbentuk sepeti gong kecil.
Tambo : Karya sastra yang berisikan kumpulan
cerita seluruh kebudayaan Minagkabau.
Tigo : Sebutan untuk angka tiga dalam bahasa
Minangkabau.
Utang nan katumbua : Hutang yang akan tumbuh.
Warih nan bajawek, pusako nan
batolong : Pepatah yang mengajarkan jika menerima
warisan, harus di jaga bukan dihabiskan.

202
LAMPIRAN 12
IZIN PENELITIAN

203
204
205
206
207
208
209
210
211
212

Anda mungkin juga menyukai