Oleh:
Zidan Hilmawan
NIM 1702345
2021
A. Judul Skrips
“Kreativitas Permainan Rebab Sunda Gaya Caca Sopandi Dalam Lagu
Panghudang Rasa”
Rebab merupakan jenis alat musik gesek tradisional yang bisa kita temukan
dalam perangkat kesenian Kiliningan, Jaipongan, Wayang golek, Ketuk Tilu dan
kesenian yang lainnya. Selain di didaerah Sunda, alat musik gesek seperti rebab
juga terdapat di daerah nusantara diantaranya: Betawi, Jawa, Madura, Bali,
Padang, dan daerah lainnya. Akan tetapi perbedaan terdapat dalam bentuk fisik
dan segi penamaan instrumen. Belum ditemukan data-data otentik mengenai kapan
dan siapa yang menciptakan waditra rebab. Ada yang berpendapat bahwa alat
musik rebab berasal dari negara timur tengah, menurut naskah siksa kandang
karesian rebab diciptakan pada abad ke-16. “Dalam naskah siksa kandang
karesian dari masa pajajaran abad ke-16, merupakan informasi sangat berharga
untuk meyakinkan kita bahwa tradisi bermusik manusia Sunda telah ada sejak
lama, misalnya adanya ahli gamelan yang disebut kumbang gending, ahli
karawitan yang disebut paraguna, serta berbagai istilah lainnya. Dalam naskah
Cerita Parahyangan peristilahan yang langsung berkaitan dengan musik hanya
ada istilah tatabeuhan (bunyi-bunyian), tanpa menyebutkan nama bunyi-bunyian
dan alat musik yang digunakannya” (Didi Wiardi, 2005 :2).
Alat musik rebab dapat dimainkan dengan beberapa gaya salah satunya wanda
ketuk tilu, istilah ketuk tilu diambil dari alat musik pengiringnya, yaitu 3 buah
ketuk (bonang) yang terdiri dari nada 1 (da), nada 4 (ti), dan 5 (la), kendang
kecrek, goong, dan rebab. Umtuk mengiringi lagu-lagu ketuk tilu. Lagu-lagu yang
biasa dibawakan dalam seni ketuk tilu diantaranya polostomo, kembang gadung,
awi ngarambat, sulanjana, dan lain-lain.
Pangrebab sangat jarang di jumpai, karena pada umumnya pemain rebab
merupakan profesi yang mempunyai kesulitan tinggi dan mempunyai tuntutan agar
dapat menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu karawitan seperti tangga
nada, Ornamentasi, dan teknik penghafaan materi didalam lagu. Oleh karena itu
terdapat beberapa generasi muda yang kurang tertarik untuk mempelajari teknik
permainan rebab. Disamping memerlukan waktu yang relatif lama, tekun dan ulet
menjadi kata kunci dalam proses penguasaan teknik rebab.
Fungsi rebab dalam pertunjukan sekar kepesindenan berfungsi sebagai
pemurba lagu atau penghias lagu, pengisi kekosongan dan memberikan variasi
dalam lagu artinya rebab disajikan secara spontanitas, karena rebab ini tidak
dipatok atau dipola sehingga didalam suatu lagu melodi yang di mainkan tidak
selamanya.
Teknik permainan rebab merupakan metode atau cara memainkan waditra
rebab sehingga menghasilkan nilai estetika, baik secara audio maupun visual.
Adapun Teknik Gesekan Pada dasarnya waditra rebab Sunda dimainkan dengan
cara digesek, teknik menggesek pada waditra rebab sunda dibagi menjadi tiga
teknik, diantaranya: Digolosor, Disebit Sadani Dikrecek. selain iu adapun teknik
rebab yang akan dikaji pada penelitian ini yaitu, Teknik ornamentasi rebab yang
merupakan teknik menyuarakan rebab dari hasil tengkepan dan gesekan yang di
dalamnya terdapat karakter estetika musikal yang berbeda-beda. Setiap tokoh
pemain rebab mempunyai cara atau gaya ornamentasi masing-masing.
Pada penelitian ini peneliti mengambil karya dari wanda kiliningan pada lagu
Lara-Lara. Laras yang digunakan pada lagu ini yaitu menggunakan Laras
Madenda 4=T. Peranan rebab dalam wanda Kiliningan lebih dominan dari pada
dalam wanda Tembang Sunda Cianjuran dan Celempungan. dikarenakan dalam
wanda Kiliningan semua teknik memainkan rebab digunakan. Selain itu kebebasan
berekspresi dalam memainkan rebab pun lebih luas, salah satunya pada teknik dan
ornamentasi variasi jatuhan permainan rebab tersebut (Solois).
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas, untuk meneliti rebab
gaya Riyan Permana ini dalam proses penelitian yang terperinci dan koprehensif.
Dengan demikian diadakannaya penelitian ini mengambil judul KREATIVITAS
PERMAINAN REBAB SUNDA GAYA CACA SOPANDI DALAM LAGU
PANGHUDANG RASA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bagaimana
analisis teknik dan ornamentasi rebab dalam wanda ketuk tilu. untuk
memperoleh kejelasan bagaiamana dari permasalahan diatas dengan
memperhitungkan segala keterbatasan yang penulis akan membatasi
permasalahan yang akan dibahas peneitian ini yaitu:
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab
segala masalah yang ada pada penelitian. Seperti:
1. Tujuan Umum:
Melestarikan, menggali dan mendapat gambaran mengenai kreativitas
permainan rebab Gaya Caca Sopandi dalam lagu Panghudang Rasa.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dan menganalisis kreativitas permainan rebab Gaya Caca
Sopandi dalam lagu Panghudang Rasa.
b. Memahami dan menganalisis ornamentasi rebab Gaya Caca Sopandi
dalam lagu Panghudang Rasa.
c. Memahami dan menganalisis konsep ornamentasi rebab Gaya Caca
Sopandi dalam lagu Panghudang Rasa.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini meliputi manfaat
segi teori (manfaat teoritis) dan manfaat dari segi aspek praktek (manfaat
praktis) yang terkait, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian mengenai kreativitas permainan rebab sunda gaya Caca
Sopandi dalam lagu lara-lara diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran, sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan
tentang teknik dan ornamentasi rebab dalam sebuah lagu kiliningan, serta
dapat memperbanyak kajian tentang cara menerapkan permainan rebab
Gaya Caca Sopandi dalam lagu Panghudang Rasa.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Dengan adanya penelitian kreativitas permainan rebab Gaya Caca
Sopandi dalam lagu panghudang rasa. memberikan pengalaman dan
pemahaman lebih cara penerapan ornamentasi rebab Sunda dalam
sebuah lagu, serta dapat menjadi pelajaran yang sangat baik bagi
kebutuhan wawasan dalam teknik memainkan rebab, baik untuk diri
sendiri, ataupun untuk pengajaran disekolah music formal maupun
non formal.
b. Institusi
Dengan adanya penelitian tentang kretivitas permainan rebab Gaya
Caca Sopandi dalam lagu panghudang rasa. diharapkan dapat
menambah perpustakaan khususnya di Departemen Pendidikan
Musik FPSD UPI dan menambah pengetahuan yang dapat dijadikan
sumber inspirasi bagi mahasiswa UPI terutaman Seni Musik untuk
melestarikan dan lebih mengembangkan pengolahan ornamentasi
rebab pada sebuah lagu.
c. Mahasiswa Seni Musik
Dengan adanya penelitian tentang kreativitas permainan rebab Gaya
Caca Sopandi dalam lagu panghudang rasa, diharapkan memberikan
motivasi untuk lebih mengenal dan mengangkat teknik dan
ornamentasi rebab Didi Rosida sehingga menjadi referensi bagi
mahasiswa seni musik.
F. Kajian Teori
1. Teknik
2. Ornamentasi
Titi laras atau tangga nada sebagai media untuk membantu membuat
notasi agar dapat membantu musisi dan para komposer mendokumentasikan
suatu karya sehingga lebih evisien dan terdokumentasi dengan baik, berikut
pengertian titi laras yang dibahas dalam Supandi (1970, hlm. 11) :
4. Laras
Laras termasuk salah satu unsur penting yang ada kaitannya dengan
penyajian gamelan salendro karena lagu-lagu yang dinyanyikan dalam
karawitan Sunda menggunakan banyak laras. Laras menjadi kerangka acuan
sekaligus bingkai untuk menafsir sistem nada yang melekat atau relevan
dengan lagu, gending atau pun iringan lagunya (Irawan, 2014: 21).
5. Surupan
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang
peneliti guna mendapatkan hasil dan kesimpulan dari objek yang diteliti. Melalui
metode penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan dari temuan dan hasil
penelitian secara tepat dan benar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif. Alasan menggunakan metode ini adalah karena
penelitian ini dilakukan untuk dapat menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kreativitas dalam rebaban serta melakukan upaya pemecahan masalah.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong, 2012:4 menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata – kata, metode ini merupakan metode paling teepat untuk
mengumpulkan data – data yang dibutuhkan peneliti. Metode ini sering dipakai
karena sengaja dirancang untuk mengumpulkan informasi – informasi tentang
keadaan yang ada pada lapangan untuk mengetahui sejauh mana permasalahan
yang ada pada topik yang akan diangkat oleh peneliti.
1. Desain Penelitian
Setelah semua tahap di atas selesai, maka akan menjadi draft skripsi
analisis kreativitas permainan rebab Gaya Caca Sopandi dalam lagu lara-
lara. Kemudian proses selanjutnya adalah disiminasi. Proses disiminasi
selesai maka terbuatlah skripsi “permainan rebab Gaya Caca Sopandi dalam
lagu panghudang Rasa”
a. Partisipan penelitian
Subjek penelitian menjadi sesuatu yang sangat penting kedudukannya di
penelitian. Dimana subjek penelitian menjadi sumber utama untuk
memperoleh sekumpulan data dan informasi. Dalam penelitian ini yang
akan menjadi subjek penelitian adalah Caca Sopandi.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ditentukan berdasarkan kesepakaan antara peneliti
dan partisipan.
3. Pengumpulan Data
Dalam suatu data penelitian merupakan bahan yang sangat diperlukan
untuk menganalisa. Diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relavan
dengan tujuan penelitian. Adapun teknik dalam pengumpulan data tersebut
yaitu triangulasi yag terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
Kemudian juga dilakukan studi literatur, studi dokumentasi dan studi
diskografi.
a. Observasi
Observasi sebagian teknik pengumpulan data mempuyai ciri yang sangat
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Dalam observasi yang
dilakukan, dalam penelitian untuk mengumpulkan data secara topik peneliti.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati karya.
Pengamatan dilakukan melalui audio, vidio dan demo Caca Sopandi secara
langsung dengan judul lagu panghudang rasa.
b. Wawancara
Wawancara dalam bahasa inggris disebut interview yang berasal dari kata
inter (antara) dan view (pandangan). Makna ini menunjukan terjadi saling
pandang/ kontak antara pewawancara dan yang diwawancarainya. Menurut
KBBI wawancara merupakan tanya jawab seseorang yang diperlukan untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.
Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka dan
individual dengan narasumber. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah salah satu bentuk pengumpulan data dengan tanya jawab
yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitiannya.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dalam bentuk
audio, visual maupun audio visual yang disajikan sebagai salah satu bahan
acuan dalam pengolahan data pada penelitian ini. Dalam studi dokumentasi
penelit biasanya melakukan penelusuran dan historis pbjek penelitian serta
melihat sejauh mana proses yang berjalan telah terdokumentaskan dengan
baik.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan HP (hand
phone) dibantu dengan kamera DSLR sebagai alat pendokumentasian. HP
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan perekaman suara. Kamera
DSLR digunakan untuk mendokumentasikan video dan foto.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses lanjutan pengolahan data. Data
yang sudah diolah kemudian dianalisi dan di klarifikasikan menjadi kelompok
khusus sesuai data sehingga data disusun secara sistematis. Dalam tahap ini
data yang didapatkan selama proses penelitian yang menggunakan teknik
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data yang peneliti
lakukan merupakan proses berfikir.
Pada dasarnya proses analisis data ini dilakukan ketika penelitian di
lapangan berlangsung bersamaan dengan pengumpulan data. Sistem analisis
data yang dipergunakan oleh peneliti merupakan triangulasi. Triangulasi
merupakan sistem analisi data yang menggabungkan data hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan triangulasi peneliti maksudkan
untuk memperoleh data yang lebih akurat karena teknik ini data yang telah
didapatkan secara otomatis akan diuji menggunakan teknik lain secara
serempak.
H. Sistematika Penulisan
Setelah beberapa data yang telah terkumpul dan mendukung kepada tulisan
ini, maka peneliti mencoba mengkaji dan menganalisis data – data yang telah
diterima oleh analisi sehingga dapat menjelaskan hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Wiardi, Didi
2005 “Gamelan Sunda: Kondisi masa lalu—masa kini”.Makalah
Makalah disampaikan pada acara Workshop & Festival
Kesenian Tradisional (tema: “Revitalisasi Kesenian
Tradisional”) Daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan
Lampung di Balai Kajian Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional.
Soepandi, atik
1975 Dasar-Dasar Teori Karawitan. Bandung: Lembaga Kesenian
Bandung
Saepudin, Asep.
2015 Laras, Surupan, dan Patet Praktik Menambuh Gamelan
Salendro. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Suparli, Lili.
2010 Gamelan Pelog Salendro.