Anda di halaman 1dari 32

HALEUANG MAWA RASA

(Penyajian Vokal dalam Tembang Sunda Cianjuran)

PROPOSAL PENYAJIAN KARYA SENI


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir

Program Sarjana (S-1) pada Jurusan Seni Karawitan

OLEH:
DIAN HERMAWAN
NIM. 191232045

JURUSAN SENI KARAWITAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG

TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL PENYAJIAN SENI

HALEUANG MAWA RASA

Diajukan Oleh:
DIAN HERMAWAN
NIM. 191232045

TELAH DISETUJUI PEMBIMBING

Untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji


Proposal Tugas Akhir
Jurusan Seni Karawitan
Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung

Bandung, Februari 2023


Pembimbing

Dr. M. Yusuf Wiradiredja, S.Kar., M.Hum.

NIP. 196004051987111001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Karawitan

Dr. Lili Suparli, M.Sn.

NIP. 196706201997031002

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENYAJIAN SENI

HALEUANG MAWA RASA

Diajukan Oleh
DIAN HERMAWAN
NIM. 191232045

TELAH DITERIMA DEWAN PENGUJI

Sebagai Persyaratan Tugas Akhir


Jurusan Seni Karawitan
Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung

Bandung, 18 Februari 2023


Ketua Penguji

Nama
NIP
Anggota Penguji Anggota Penguji

Nama Nama
NIP NIP

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Seni Karawitan

Nama
NIP

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyaji limpahkan kehadirat Allah S.W.T

karena berkat rahmat serta hidayah-Nya proposal ini dapat selesai

pada waktunya. Penyusunan proposal ini diajukan untuk memenuhi

syarat dalam menempuh Ujian Kolokium Tugas Akhir Program Studi

Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia

(ISBI) Bandung. Penyajian karya seni yang akan disajikan oleh penyaji

berjudul “HALEUANG MAWA RASA” (Penyajian Vokal dalam

Tembang Sunda Cianjuran).

Dalam proses penyusunan proposal karya seni penyajian ini

tidak terlepas dari bantuan, arahan, saran serta keterangan-

keterangan dari berbagai pihak yang dapat membuka pikiran penyaji

dalam penyusunan proposal karya seni ini, sehingga dapat

terselesaikannya proposal karya seni ini, oleh karena itu dengan

segala hormat dan kerendahan hati penyaji mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen. selaku Rektor Institut Seni

Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

2. Dr. Ismet Ruchimat M.Sn. selaku Dekan Fakultas Seni

Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

3. Dr. Lili Suparli, M.Sn. Selaku Ketua Jurusan Seni Karawitan,

Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI)

Bandung.

iii
4. Dr. H. M. Yusuf Wiradiredja, S.Kar., M.Hum. Selaku Dosen

Pengajar mata kuliah Vokal Tembang Sunda Cianjuran sekaligus

Dosen Pembimbing 1 (Karya Seni) dan Narasumber.

5. Drs. Timbul Subagya, M.Sn. Selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

6. Seluruh Dosen Jurusan Karawitan yang sudah memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penyaji.

7. Orang tua penyaji yang selalu mendoakan dan memberi uang

jajan serta support yang sangat berarti.

8. Kakak penyaji, Maya Nurmayanti yang sudah memerikan

dukungan moril maupun materil.

9. Seluruh pendukung yang sudah bersedia meluangkan

waktunya, Maul, Caca, Oman, A Ajay.

Dalam Penyusunan Proposal ini, penyaji menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun

tidak disengaja. Maka dari itu penyaji sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak agar dapat

menyempurnakan karya dan tulisan ini.

Bandung, 18 Februari 2023

Dian Hermawan

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Gagasan.....................................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................9
D. Pendekatan Teori.....................................................................................10
E. Proses Penyajian.......................................................................................11
F. Materi Penyajian.......................................................................................13
G. Sistematika Penulisan..............................................................................14
H. Jadwal Penyajian......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

DAFTAR NARASUMBER.................................................................................17

DAFTAR AUDIO VISUAL................................................................................18

GLOSARIUM.......................................................................................................19

BIODATA PENYAJI...........................................................................................22

v
vi
1

A. Latar Belakang

Tembang Sunda Cianjuran merupakan salah satu jenis seni musik

tradisi Sunda di Jawa Barat. Dari sisi bentuknya, seni cianjuran

termasuk pada kategori sekar gending, yang didalamnya terdiri atas

sekar dan gending. Sekar dalam pengertian lain adalah lagu yang di

dalamnya terdiri atas beberapa wanda lagu, seperti wanda

papantunan, jejemplangan, rarancagan, dedegungan, kakawen dan

panambih. Wanda lagu-lagu tersebut lazimnya dibawakan oleh

penembang pria maupun Wanita dalam berbagai laras. Diantaranya,

laras pelog, Laras Sorog, Laras Salendro dan Mandalung. Sedangkan dalam

wilayah gending, berfungsi untuk mengiringi sekar, maupun bentuk

instrumentalia yang dibawakan oleh para pamirig, para pemain

umumya kaum pria. Sedangkan alat yang digunakan dalam Tembang

Sunda Cianjuran terdiri atas kacapi indung, suling, rincik dan rebab.

Dilihat dari kesejarahannya, Tembang Sunda Cianjuran lahir di

daerah Cianjur pada masa pemerintahan kolonial Belanda sekitar

tahun 1840-an. Sedangkan sebagai kreatornya adalah

R.A.A.Kusumaningrat alias Dalem Pancaniti, yang menjabat sebagai

Bupati Cianjur pada tahun 1834-1864. Adapun faktor-faktor

pendorong lahirnya tembang cianjuran yang semula di sebut mamaos,


2

adalah sebagai berikut. Pertama, faktor ekonomi yang ditenggarai

diberlakukannya Culture Stellsel alias tanam paksa. Kemudian dari sisi

sosial politik para Bupati Priangan sangat kecewa karena dirubahnya

status menjadi ambteenar atau Pegawai Negri. Oleh karena itu,

khususnya bagi Dalem Pancaniti untuk menghapus rasa kekecewannya

itu, dikonvensasikan dalam kreativitas seni cianjuran.

Penyajian Tembang Sunda Cianjuran pada awalnya disajikan di

pendopo Cianjur, yang dihadiri oleh para menak Cianjur. Hampir satu

abad seni Tembang Sunda Cianjuran tidak beranjak dari lingkungan

pendopo Cianjur. Namun, sejalan dengan waktu dan jaman, seni

Cianjuran mengalami perkembangan.

Salah satu perkembangan dalam Tembang Sunda Cianjuran

yang pada awalnya sebagai seni kalangenan para menak kemudian

menjadi seni pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Di samping itu, repertoar lagu maupun instrumen Tembang Sunda

Cianjuran juga mengalami perkembangan. Misalnya, dawai Kacapi

Indung yang semula 15, berkembang menjadi 18 dawai. Kemudian,

Suling yang semula berlubang enam, berkembang sampai saat ini

menjadi sembilan lubang. Sedangkan kacapi rincik yang semula satu


3

buah menjadi dua buah. Selanjutnya lagu-lagu dalam beberapa wanda

juga berkembang, terutama wanda rarancagan, dan panambih.

Hal hal yang dipandang unik dan menarik adalah Tembang

Sunda Cianjuran mempunyai ciri khas yang beda dengan jenis seni

suara Sunda lainnya. Salah satu yang menjadi ciri khas dalam

Cianjuran adalah Dongkari Reureus dan Dongkari Wirahma lagu.

Dongkari reueus di dalamnnya terdiri atas beberapa ornamentasi lagu.

Ornamentasi dalam cianjuran adalah komposisi senggol/ dongkari

yang khas, yang hanya terdapat dalam jenis seni suara tertentu

(Rosliani, 2014: 57). Ornamentasi tersebut diantaranya, Riak, Reureueus,

Gibeg, Kait, Inghak, Jekluk, Beulit/Rante, Lapis, Gedag, Leot, Buntut, Cacag,

Baledog, Kedet, Dorong, Galasar, Golosor, Ombak, Dangheuak. Sedangkan

dongkari wirahma lagu adalah berkaitan dengan Teknik-teknik

mengolah suara, diantaranya mengolah nafas, pajang pendekna nada,

dinamika, mengolah tempo, dan menjiwai lagu. Hal lain yang tidak

kalah menarik adalah Tembang Sunda Cianjuran disamping berfungsi

untuk hiburan, juga difungsikan untuk upacara pernikahan.

Seperti,Ngeuyeuk seureuh, Ngaras, siraman dan sawer panganten.

Oleh karena itu, keunikan dalam seni tersebut yang menjadi

dasar penyaji memilih Vokal Tembang Sunda Cianjuran sebagai Mata


4

kuliah praktik mandiri. Hal lainnya yang melatar belakangi penyaji

dalam mempelajari kesenian Vokal Tembang Sunda Cianjuran ini yaitu

diawali ketika penyaji mengikuti lomba pasanggiri pupuh tingkat

SMA/SMK sederajat. Disamping itu penyaji mempelajari vokal Sunda

yang pada waktu itu diajarkan oleh guru penyaji yang merupakan

alumni ISBI BANDUNG, Bapak Pian Maulana S.Sn.

Namun demikian, yang menjadi suatu permasalahan adalah

Tembang Sunda Cianjuran sangatlah jarang diketahui oleh masyarakat

khususnya generasi muda, sebagai pewaris seni budaya leluhurnya.

Hal tersebut salah satunya diakibatkan oleh arus dunia global,

sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Terutama

bagi generasi muda saat ini yang mempunyai kecenderungan untuk

lebih mengapresiasi musik-musik dan lagu modern. Seperti seperti

lagu-lagu K.Pop, RnB, lagu dangdut, dan sebagainya. Di samping itu,

minimnya event atau pagelaran Tembang Sunda Cianjuran, sehingga

seni tersebut hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja.

Meskipun pada saat ini seni tersebut sudah mulai tersebar di media

sosial, namun kemungkinan besar generasi muda hanya akan mencari

musik yang sedang viral atau sesuai dengan seleranya. Begitu pula

penyaji, setelah menyelesaikan tugas akhir nanti.


5

Di samping itu, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut

diatas menurut pandangan penyaji salah satu solusinya adalah,

pertama, dimasukkan kesenian tradisi ke dalam kurikulum

pembelajaran baik itu SD, SMP/MTS maupun SMA/SMK. Dengan

hadirnya kesenian tradisi dalam proses pembelajaran disekolah

minimal kesenian tradisi kita diketahui oleh para generasi muda.

Kedua, mengadakan event atau pagelaran kesenian tradisi jangka

panjang yang dilaksanakan secara rutin, khususnya tembang sunda

cianjuran.

Selanjutnya, terkait dengan penyajian tembang sunda cianjuran

untuk tugas akhir (TA) di Jurusan Karawitan, maka judul yang akan

diambil yaitu “HALEUANG MAWA RASA”. Menurut kamus Bahasa

Sunda, kata haleuang adalah menyanyi (Lembaga Basa & Sastra

sunda, 1985:160), mawa adalah membawa (Lembaga Basa & Sastra

sunda, 1985:45), sedangkan Rasa menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia memiliki arti yang sangat kompleks diantaranya yaitu: 1.

Tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, seperti manis, pahit,

masam terhadap indra pengecap atau panas, dingin, nyeri terhadap

indra perasa. 2. Rasa merupakan apa yang dialami oleh badan seperti

pedih dan nyeri perut yang merupakan gejala sakit lambung. 3. Rasa
6

merupakan sifat rasa suatu benda seperti contoh dalam kata: gula-nya

manis. 4. Rasa merupakan tanggapan hati terhadap sesuatu indra

seperti; sedih, bimbang dan takut. 5. Rasa merupakan pendapat

(pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah atau benar (

https://kbbi.web.id/rasa ). dengan demikian arti kata rasa yang

digunakan yaitu rasa merupakan tanggapan hati terhadap sesuatu

yang menurut subjektifitas penyaji, arti dari kata rasa tersebut

merujuk kepada perasaan. Dengan demikian, pengertian judul

tersebut adalah menyajikan lagu-lagu Tembang Sunda Cianjuran yang

berlirik asmara, yang cukup kompleksitas sebagai pengejawantahan

perasaan penyaji yang diungkapkan dalam Tembang Sunda Cianjuran.

Sedangkan makna dari penyajian ini adalah bahwa setiap manusia

mempunyai rasa cinta, sekaligus sebagai anugrah illahi untuk

dimanfaatkan dalam kehidupan dalam menebarkan kasih sayang

kepada sesama.

Adapun konsep yang akan dibawakan yaitu penyajian

Tembang Sunda Cianjuran secara konvensional, yang tidak mengubah

struktur penyajiannya. Namun dalam pemilihan lagu penyaji akan

memilih lagu dengan lirik atau rumpaka bertemakan romantika

percintaan. Dipilihnya rumpaka bertemakan asmara, penyaji


7

menggunakan rumpaka yang ada, atau sanggian juga menggunakan

rumpaka yang baru atau sandingan. Hal ini diambil dari cerita empiris

penyaji, ketika keterkaitan terhadap seseorang wanita yang dipandang

sangat menyentuh perasaan yang mendalam, namun dalam

realitasnya Wanita tersebut semakin menjauh. Hal inilah yang sangat

membekas dalam jiwa serta perasaan penyaji.

B. Rumusan Gagasan

Setelah memaparkan latar belakang penyajian, dalam bagian

ini penyaji akan merumuskan yang berkaitan dengan gagasan dalam

rangka tugas akhir nanti. Oleh karena itu, secara singkat penyaji akan

merumuskan sebagai berikut.

Pertama, bentuk penyajian Tembang Sunda Cianjuran dalam

tugas akhir ini akan disajikan secara konvensional, khususnya yang

berkaitan dengan repertoar lagu dalam beberapa wanda maupun

Laras.

Kedua, penyaji akan membawakan repertoar lagu dalam

berbagai wanda sesuai dengan estetika seni tersebut secara umum, baik

dalam Teknik Dongkari maupun ornamentasi sebagai ciri khas

Tembang Sunda Cianjuran.


8

Ketiga, walaupun dalam penyajian Tembang Sunda Cianjuran

disajikan secara konvensional, namun dalam hal rumpaka penyaji akan

menggunakan rumpaka yang bertema romantika percintaan, baik

rumpaka yang sudah ada (sanggian), maupun rumpaka yang baru

(sandingan). Hal tersebut demi mengusung tema penyajian.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Di dalam penyajian tugas akhir Vokal Tembang Sunda Cianjuran

ini, Penyaji memuat beberapa tujuan yang ingin dicapai yakni:

a. Untuk menyajikan penyajian Tembang Sunda Cianjuran

secara konvensional,berdasarkan estika yang berlaku di

masyarakat.

b. Untuk membawakan beberapa wanda lagu dalam berbagai

laras dengan menggunakan lirik atau rumpaka lagu yang

bertemakan romantika percintaan.

2. Manfaat

Berdasarkan tujuan tersebut penyaji berharap akan ada

manfaat dari hasil penyajian Tembang Sunda Cianjuran ini

diantaranya:
9

a. Dapat dijadikan bahan apresiasi bagi masyarakat dalam

penyajian Tembang Sunda Cianjuran secara konvensional.

b. Untuk kepentingan keilmuan, dapat dijadikan bahan

penelitian serta kajian tentang hal yang terkait dalam

Tembang Sunda Cianjuran.

c. Untuk dimanfaatkan sebagai dokumentasi dalam penyajian

Tembang Sunda Cianjuran secara konvensional.

D. Pendekatan Teori

Dalam karya seni ini, penyaji menggunakan teori gubahan yang

dikemukakan oleh A.A.M. Djelantik dalam bukunya yang berjudul

“Estetika dalam sebuah pengantar” (2004: 37) ada tiga unsur estetik

mendasar dalam struktur karya seni yaitu: (1) Keutuhan (unity), (2)

Penonjolan (Dominance), (3) Keseimbangan (Balance).

Keterkaitan dengan teori tersebut penyaji bersentuhan

langsung dengan ketiga unsur tersebut. Pada unsur keutuhan bahwa

karya yang indah menunjukan dalam keseluruhan sifat yang utuh,

yang tidak ada cacatnya, berarti tidak ada yang kurang dan tidak

berlebihan (Djelantik, 2004: 38). Pada sajian ini yang termasuk ke

dalam unsur keutuhan yaitu konsep pertunjukan Tembang Sunda


10

Cianjuran Secara Konvensional atau sesuai dengan estetika yang

berlaku.

Yang kedua penonjolan atau penekanan maksudnya ialah

mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni

sesuatu hal tertentu, yang dipandang lebih penting dari pada hal-hal

lain (Djelantik, 2004: 44). Pada sajian ini yang akan ditonjolkan yaitu

dari segi Teknik vokal nya yang meliputi, Teknik penyuaraan,

penghayatan, ornamentasi dan dinamika. Selain dari itu, penggunaan

rumpaka lagu akan disesuaikan dengan pengalaman empiris penyaji.

Yang ketiga yaitu keseimbangan, rasa keseimbangan dalam

karya seni paling mudah tercapai dengan simetri dan memberi

ketenangan (Djelantik, 2004: 46). Pada sajian karya seni ini

keseimbangan bertujuan untuk menyeimbangkan konsep pertunjukan

Tembang Sunda Cianjuran Secara Konvensional dengan Konsep

Tematik. Sehingga, tidak menghilangkan estetika seni tersebut.

konvensional dengan konsep pertunjukan nya yang sesuai estetika

Tembang sunda Cianjuran dengan membawakan lagu dalam beberapa

laras dan wanda. Tematik dengan meyesuaikan rumpaka lagu dengan

Tema penyajian.

E. Proses Penyajian
11

Metode yang digunakan dalam penyajian karya seni ini yaitu

dimulai dari pemilihan Tema dan judul, Repertoar Lagu, lalu

Menyusun gending/music sesuai dengan repertoar lagu. Penyaji

melakukan pendalaman terhadap lagu melalui lirik/rumpaka lagu,

serta disesuaikan dengan dongkari (ornament). Selain itu, penyaji

menerima masukan dari hasil penyadapan bersama bu ani dan

Latihan bersama Dosen Vokal Tembang Sunda Cianjuran. Penyaji

menggunakan sumber tersebut dan mengimplementasikan nya ke

dalam sajian karena penyaji merasa hal itu sangat penting untuk

dimasukkan ke dalam sajian.

1. Eksplorasi

Pada tahap ini penyaji Menentukan konsep, judul dan tema

serta materi yang akan disajikan diantaranya materi lagu serta

bahan kajian yang akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam

penulisan. khususnya yang berhubungan dengan Vokal juga

berhubungan dengan lagu lagu Tembang Sunda Cianjuran yang

akan dibawakan.

Pada tahap awal penyaji mengapresiasi beberapa lagu di

media sosial seperti youtube, lalu mengidentifikasi

dongkari/ornament, penjiwaan dan pembawaan nya pada setiap


12

lagu. Disamping itu penyaji melakukan penyadapan kepada bu ani

yang merupakan seniman dalam kesenian Vokal Tembang Sunda

Cianjuran terkait penjiwaan dan penggunaan dongkari pada lagu.

Selain dari itu penyaji melakukan apreasi pertunjukan

Kesenian Tembang Sunda Cianjuran baik secara langsung maupun

secara online. Secara langsung penyaji menyaksikan Tugas Akhir

pertunjukan Tembang Sunda Cianjuran. Secara online penyaji

melakukan nya dengan mencari referensi di youtube.

2. Evaluasi

Pada tahap ini penyaji memiliih dan mengolah data hasil apresiasi

tersebut kedalam karya yang akan disajikan. Seperti menentukan

repertoar lagu yang akan disajikan. Penyaji mendapatkan referensi

lagu-lagu yang akan dibawakan seperti lagu Gandrung Gunung

yang disajikan dalam pertunjukan tugas akhir Tasya asyabila salwa

bey dan pada akun youtube Afran Nino Official.

Dalam proses nya penyaji melakukan Latihan bersama para

pendukung dengan tujuan untuk menciptakan keserasian antara

Vokal dan musik. Pada tahap ini juga penyaji mendapatkan

masukan lagu dari para pendukung terkait Wanda Jejemplangan dan


13

Dedegungan. Diantaranya lagu, Jemplang Panganten dan

Asmarandana Degung.

3. Komposisi

Pada tahap ini penyaji menetapkan materi penyajian yang telah

didapat kan pada tahap eksplorasi dan evaluasi serta menetapkan

susunan repertoar lagu yang akan dibawakan yang disusun

berdasarkan laras dan wanda. Adapun susunan repertoar yang

dipilih diantaranya, wanda papantunan dalam lagu kaleon yang

berlaras pelog, Wanda jejemplangan dalam lagu Jemplang

Panganten yang berlaras pelog, Wanda dedegungan dalam lagu

Asmarandana degung berlaras pelog, wanda panambih dalam lagu

Mustika laras pelog, wanda rarancagan dalam lagu Gawil Tarik laras

Sorog, wanda Panambih dalam lagu Gandrung Gunung laras Sorog,

Wanda Kakawen dalam lagu Nyawang Tangtungan laras Salendro,

Wanda Panambih dalam lagu Sangkuring Laras Salendro.

Pada aspek musikal nya penyaji menggunakan instrument yang

biasa digunakan dalam Tembang Sunda Cianjuran Diantaranya,

Kacapi Indung, Rincik, Kenit, Suling dan Rebab. Untuk bubuka nya

penyaji meminta saran dari para pamirig dan bubuka yang

digunakan yaitu Arang-Arang.


14

Dari segi garap vokal terhadap masing masing lagu penyaji akan

meyajikan nya sesuai dengan apa yang penyaji pelajari selama

perkuliahan dan penyadapan serta apresiasi secara online melalui

akun youtube. Contoh nya pada lagu Gandrung Gunung, penyaji

akan menyajikan ornamentasinya sesuai dengan apa yang penyaji

dapatkan melalui apresiasi pada akun youtube Afran Nino Official.

Sedangkan pada lagu Kaleon, penyaji akan menyajikan nya sesuai

dengan hasil penyadapan penyaji terhadap bu Ani.

F. Materi Penyajian

Adapun repertoar lagu yang akan dibawakan diantaranya:

1. Laras Pelog/Degung

a. Bubuka : Arang – arang

b. Papantunan : Kaleon

Sanggian :

Rumpaka :

c. Jejemplangan : Jemplang Panganten

Sanggian/Rumpaka :

d. Dedegungan : Asmarandana Degung

Sanggian :

Rumpaka :
15

e. Panambih : Jalan Satapak

Sanggian :

Rumpaka :

2. Laras Sorog

a. Rarancagan : Gawil Tarik

Sanggian :

Rumpaka :

b. Panambih : Gandrung Gunung

Sanggian :

Rumpaka : Bu Emeh Salamah/Barmara

3. Laras Salendro

a. Kakawen : Nyawang Tangtungan

Sanggian : Yus Wiradiredja & Neng Dini

Rumpaka : Dian Hendrayana

b. Panambih : Sang Kuring

Sanggian : Yus Wiradiredja & Neng Dini

Rumpaka : Dian Hendrayana

4. Laras Wisaya

a. Rarancagan : Padungdengan

Sanggian : Yus Wiradiredja & Novi Aksmiranti


16

Rumpaka : Dian Hendrayana

b. Panambih : Patelak Rasa

Sanggian : Yus Wiradiredja & Novi Aksmiranti

Rumpaka : Dian Hendrayana

G. Jadwal Penyajian

No Waktu Kegiatan
1. 10 Desember 2022 sampai Persiapan materi lagu yang

20 Januari2023 akan disajikan


2. 7 - 9 Februari 2023 Bimbingan Proposal
3. 15 Februari 2023 Bimbingan Proposal
4. 16 Februari 2023 Latihan bersama pendukung

di kampus ISBI Bandung


5. 18 Februari 2023 Latihan Bersama pendukung
6. 20 Februari 2023 Latihan bersama pendukung
7. 23 Februari 2023 Kolokium
17

DAFTAR PUSTAKA

HERMAWAN, Deni, 2016, “Gender Dalam Tembang Sunda Cianjuran”,


Bandung: Sunan Ambu Press.

Wiradiredja, Yusuf. Moh.dr, 2014, “Tembang Sunda Cianjuran di


Priangan (1834-2009)”, Bandung: Sunan Ambu Press.

Zakaria, Mustika Iman. Jaenudin, Nanang. 2021. Inventarisasi dan


Pendokumentasian Lagu-Lagu Cianjuran ke dalam Bentuk Notasi
Musik, Sebagai tahap Awal Kajian Nilai Estetika Musikal
Cianjuran. Laporan Penelitian. Bandung: LPPKM ISBI Bandung.

Soepandi, Atik, 1988, “Kamus Istilah Karawitan Sunda” Bandung: CV.


Pustaka Buana Bandung.
18

DAFTAR NARASUMBER

Dr. H. Mohamad Yusuf Wiradiredja, S.Kar., M.Hum., umur 62 tahun,

seniman dan Dosen ISBI Bandung, Alamat Komplek Bumi

Panyawangan Cluster Pinus RT 06/RW 10, Cileunyi Kabupaten

Bandung

Kari Mulyana, S.Sen., M.Sn., umur 57 tahun, seniman dan Dosen ISBI

Bandung. Alamat Majalengka, Jawa Barat.

Ani Sukmawati, umur 49 tahun, seniman Tembang Sunda Cianjuran,

Alamat Jalan Cikutra Gang Sekepondok II RT 03/RW 10 No. 267

Kecamatan Cibunying Kidul Kelurahan Padasuka.


19

DAFTAR AUDIO VISUAL

Audio Lagu Gandrung Gunung dari akun Youtube Afran Nino Official:

https://youtu.be/3JKUdrl2scs

Audio Lagu Gawil Tarik dari akun Youtube Asep Nugraha:

https://youtu.be/fm1438d3xqc

Audio lagu kaleon dari akun Youtube Endang Sukandar Channel:

https://youtu.be/FswAUHYYeGI

Audio lagu Nyawang Tangtungan dari akun Youtube Sanggita Official:

https://youtu.be/Ak4-TXrar7A

Audio lagu Sangkuring dari akun youtube Sanggita Official:

https://youtu.be/Ak4-TXrar7A
20

GLOSARIUM

B
Baledog Salah Satu nama Teknik Dongkari reureueus.
Beulit Salah Satu nama Teknik Dongkari reureueus.
Buntut Salah Satu nama Teknik Dongkari reureueus

yang paling sering ditempatkan di akhir

kalimat lagu
C
Cacag Salah Satu nama Teknik Dongkari reureueus

yang penyuaraannya diberikan tekanan

pada satu buah nada secara berulang.


D
Dedegungan Kelompok lagu yang meniru lagu-lagu

Degung, dalam Tembang Sunda Cianjuran.

Ini akan terdengar jelas pada bunyi petikan

kecapi yang merupakan alih garap dari


21

bunyi Bonang Degung.


Dongkari Wirahma Lagu Sebuah Teknik penyajian lagu yang

berkaitan dengan Dinamika baik yang

menyangkut Tempo maupun Volume suara.


Dorong Salah satu nama Teknik Dongkari Wirahma.
E
Eur-eur Ombak suara sebagai variasi dalam

penyajian lagu.
F
Festival Perayaan atau pesta karawitan yang diikuti

para peserta penggarap karawitan untuk

dinilai oleh dewan juri.


G
Gedag Cara memberi ombak suara pada nada

panelu dalam Cianjuran. Pijatan jari untuk

memberi ombak suara pada vokal atau

instrument dalam karawitan sunda.


Gending Lagu yang dibawakan oleh bunyi waditra.

Istilah dalam musik disebut instrumentalia.


J
Jejemplangan Salah satu wanda (kelompok lagu) pada seni

Tembang Sunda Cianjuran, yang berfungsi

sebagai pengatur irama dalam lagu-lagu

Cianjuran.
Jekluk Salah satu nama Teknik Dongkari Rereueus.
K
Kacapi Indung Waditra (alat music) baku untuk mengiringi
22

Tembang Sunda Cianjuran, yang berfungsi

sebagai pengatur irama dalam lagu-lagu

cianjuran.
Kacapi Rincik kacapi berukuran kecil yang bentuknya

hampir sama dengan kacapi indung.


Kakawen Salah satu wanda kelompok lagu dalam

Tembang Sunda Cianjuran. Sumber

penciptaan nya diambil dari sajian lagu

yang biasa dibawakan seorang dalang

dalam kesenian wayang golek purwa.


L
Laras Istilah tangga nada dalam karawitan sunda.

Laras pada karawitan sunda menggunakan

tangga nada pentatonik, yang artinya

tangga nada tersebut memiliki lima jarak

nada.
Mamaos Istilah lain untuk Tembang Sunda

Cianjuran. Mamaos berasal dari kata halus

yakni mamaca yang artinya membaca.

Biasanya sebutan Mamaos ini lebih populer

didaerah asalnya Cianjur.


P
Panambih Lagu sekar tandak dalam seni Tembang

Sunda Cianjuran.
Papantunan Kelompok lagu dalam seni Tembang Sunda

Cianjuran yang diciptakan hasil dari


23

pengolahan seni pantun.


Penembang Istilah atau sebutan lain untuk juru sekar

dalam seni Tembang Sunda Cianjuran.


R
Rarancagan Salah satu Wanda dalam Tembang Sunda

Cianjuran. Wanda ini merupakan Wanda

yang terdapat pada semuan laras baik Laras

Pelog, Sorog, Salendro, Mandalungan dan

Wisaya
Rebab Waditra yang berfungsi untuk mengiringi

melodi lagu dalam Tembang Sunda

Cianjuran. Biasanya digunakan pada lagu

berlaras Salendro.
Rereueus Nada-nada atau teknik penyuaraan yang

berfungsi sebagai penghias lagu.


Riak Salah satu nama Teknik Dongkari Rereueus.

Dikenal juga dengan vibra.


Rumpaka Lirik lagu atau syair
Suling Alat musik atau instrument yang dimainkan

dengan cara ditiup


Sekar Suara manusia atau vocal.
Wanda Wanda adalah istilah dalam Tembang

Sunda Cianjuran untuk menyebut jenis

lagu.
24

BIODATA PENYAJI

Nama : DIAN HERMAWAN

Tempat/Tanggal lahir : Sukabumi, 27 Juni 2001

Alamat : Kp. Kebonjambe RT 12/RW 02 Desa

Ciparay Kec. Jampangkulon Kab.

Sukabumi Prov. Jawa Barat

Agama : ISLAM

Nama Ayah : NANDI SETIAWAN

Nama Ibu : IPAH

Email : dianoutlook27@gmail.com

No. Telepon : 085695377496


25

Riwayat Pendidikan

No. Tahun Nama Sekolah


1. 2007-2013 MIS Sukamaju
2. 2013-2016 MTS Al-Fakhriyah
3. 2016-2019 SMAN 1 Jampangkulon

Anda mungkin juga menyukai