Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

APRESIASI SENI
Di Gedung Olah Taman Budaya Provinsi Riau
Kamis, 25 April 2019

DOSEN PEMBINA :

Indra Yuda, S.Pd, M.Pd.

Hengki Armez Hidayat, S.Sn, M.Sn.

Mata Kuliah :APRESIASI SENI

Disusun Oleh :

Nurfazila ( 18023026)
Winda febrina ( 18023022 )
Adinda aprilia ( 18023024 )
Adinda farisa (18023001)
Athari dwika wulan harvy (18023064)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


bahwasannya atas limpahan rahmat dan karuniaNya, kami telah diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan hasil apresiasi
seni yang diadakan di gedung olah Taman Budaya Provinsi Riau.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini, adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Apresiasi Seni. Selain itu, juga
untuk mengetahui serta menambah cakrawala atau wawasan pengetahuan tentang
seni pertunjukkan yang ada di Indonesia. Penyusunan laporan ini juga bermaksud
untuk dapat menyampaikan informasi serta memberikan pemahaman pengetahuan
kepada seluruh lapisan masyarakat tentang betapa pentingnya kita mengetahui
serta memahami seni pertujukkan sebagai bentuk usaha dalam mempertahankan
kebudayaan ditangan seniman melalui seni pertunjukkan .
Namun demikian, penulis dalam hal ini sangat menyadari, bahwa
penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,ibarat
tiada gading yang tak retak, tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat
pada diri penulis, dengan segala kerendahan hati dan segenap kemampuan yang
kami miliki, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca.
Teriring harapan, sudilah kiranya para pembaca memberikan kritik serta saran
yang membangun, demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Padang,2 Mei 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat
unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.

Meskipun seni pertunjukan bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya


kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tetapi
biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan
istilah pertunjukan seni. Seni pertunjukan adalah istilah yang biasanya mengacu
pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai
beralih ke arah seni kontemporer.
BAB II

ISI

2.1JUDUL KARYA
Tari Makan Sirih
Tari Syarifah Latifah
Tari Padusi
Tari Zapin Pecah 12
Tari Pusaran
Tari Si Ompung
Tari 50
2.2 JUDUL DAN TEMA ACARA
“Pergelaran Seni Pertunjukkan dalam Gaya dan Rentak Nusantara”
2.3TUJUAN ACARA
a. Menjalin silahturahmi antara 2 universitas dalam kesenian
b. Meningkatkan kesadaran akan keindahan budaya Melayu, Minangkabau
dan budaya lainnya
c. Meningkatkan rasa kecintaan terhadap keragaman kesenian tiap daerah
d. Sebagai media pembelajaraan khususnya mahasiswa/i jurusan Sendratasik
2.4 SUSUNAN ACARA
a. Pembukaan
b. Tari Makan Sirih
c. Doa
d. Sambutan Wakil Rektor III Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
e. Sambutan Perwakilan dari dosen Jurusan sendratasik Universitas Negeri
Padang
f. Tari Syarifah Latifah
g. Tari Padusi
h. Tari Zapin Pecah 12
i. Tari Pusaran
j. Tari Si Ompung
k. Tari 50
l. Penampilan Musik
m. Randai sebagai penutupan

2.5 MACAM TARIAN


a. Tari Makan Sirih
b. Tari Syarifah Latifah
c. Tari Padusi
d. Tari Zapin Pecah 12
e. Tari Pusaran
f. Tari Si Ompung
g. Tari 50

2.6 PESERTA AUDIENCE


Seluruh mahasiswa/i Universitas Negeri Padang program studi sendratasik fokus
tari dan mahasiswa/i Universitas Islam Riau
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan Apresiasi seni di gedung olah Taman Budaya provinsi Riau
dibuka oleh MC. Tari persembahan melayu Riau sebagai pembuka acara seklaigus
menyambut kedatangan tamu dan merupakan bagian dari adat melayu Riau dalam
setiap ada hajatan. Tarian ini berjudulkan Tari Makan Sirih. penari berjumlahkan
lima orang penari menggunakan kostum berwarna biru, properti penari ialah tepak
sirih didalamnya terdapat daun sirih, pinang, dan kapur. Para penari menarikan
tarian tersebut dengan indah dan lembut yang mana sesuai dengan alunan melayu
yang syahdu, alunan yang syahdu tersebut berasal dari beberapa alat musik khas
melayu Riau diantaranya akordion dan kompang.
Tarian makan sirih sebagai penyambutan tamu telah ditampilkan yang
merupakan pengetahuan baru bagi penulis terkhususnya sebab penulis merupakan
mahasiswa/i Universitas Negeri Padang yang berdomisili di Sumatera Barat yang
mana tarian pembukaan/penyambut tamu ialah tari Pasambahan dan tari
gelombang, sedangkan di melayu Riau memiliki tarian persembahan juga, dan
memiliki tujuan yang sama dalam penyajiannya amat jauh berbeda baik dari segi
properti maupun kostum, walaupun daerah Sumatera Barat dan Riau bersebelahan
akan tetapi perbedaan itu amat terasa. Setelah tarian penyambutan tamu tersebut
telah ditampilkan selanjutnya agar acara lebih berkah acarapun dimulai dengan
doa selepas itu sambutan dari Wakil Dekan III Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau dan selanjutnya merupakan sambutan dari
salahsatu dosen pembimbing kegiatan apresiasi senidan disambut dengan
penyerahan cindera mata dari Universitas Islam Riau kepada Universitas Negeri
Padang. Cindera mata telah diserahkan yang merupakan lambang dari silaturahmi
dari dua universitas tersebut dan dari dua budaya yang berbeda, setelah itu, inti
dari acara tersebut ialah penampilan seni pertunjukkan dari kedua universitas
tersebutyang mana pertunjukkan itu dibuka oleh Universitas Islam Riau dengan
penampilan tari yang berjudulkan Syarifah Latifah.
Tarian Syarifah Latifah, penari yang berjumlahkan sembilang orang
penari, yang berkostum bewarna hijau diawalnya, inilah hal yang menarik dari tari
ini yang mana ditengah pertunjukkan para penari mengganti kostum tanpa
diketahu pengapresiasi terkhusunya penulis, kostum keduanya bewarna dasar
merah, cara mengganti kostumnya pun disusun sedemikian rupa sehingga
pengapresiasi sangat menikmati pertunjukkan tersebut dan tarian itu diiringi
dengan petikan gambus yang mengakibatkan badan pun ikut mengapresiasi
dengan goyangan-goyangan sesuai dengan alunan gambus tersebut ditambah
hentakan kompang yang energik dari pemusik, dan lantunan syair yang amat
merdu yang menggunakan bahasa melayu meskipun penulis tidak begitu paham
dengan liriknya tetapi suguhan yang diberikan begitu memanajakan mata dan
telinga terkhususnya. Sinopsis dibacakan sebelum pertunjukkan itu dimulai
penulis menangkap makna baik dari sinopsis yang dibacakan serta dari
pertunjukkan yang ditampilkan penulis menangkap makna dari tarian tersebut
ialah Syarifah Latifah yang merupakan judul dari tarian tersebut ternyata itu
adalah nama dari istri raja kerajaan Siak Sri Indrapura yaitu Sultan Syarif Kasim.
Syarifah Latifah sadar umurnya tidak lagi muda ia memandangi cermin setiap
waktu dan melihat beberapa perubahan pada wajahnya iapun takut akan hal
tersebut yang ia takutkan bukan karena tuanya melainkan takut sang suami
menceraikannya klarena tidak cantik lagi. Dalam tarian tersebut diperankan salah
satu penari sebagai Syarifah Latifah tersebut penari tersebut amat lincah dan
energik begitu pula penari lainnya,peran yang ia mainkan dalam tarian tersebut
amat pandai ia mainkan sehingga pengapresiasi pun kagum dan pesan dari tari
tesebut tersampaikan, sehingga terkhususnya penulis begitua jathu cinta pada
tarian ini dan yang membuat tarian ini luar biasa dari properti yang
digunakan,properti yang digunakan ialah cermin akan tetapi cermin itu dilangkapi
denga lampu dibingkainya ditambah lighting dari tatapangung yang begitu
mendukung sehingga membuat tarian ini luar biasa. Dibalik tarian luarbiasa ini
tentu saja adanya peran seorang koreo yang handal sehingga tarian inipun
terciptakan koreo dari Syarifah Latifah ini ialah Giok Ardillah dan alunan musik
yang begitu syahdu tentu saja dari racikan seorang komposer yang begitu handal
ialah Dwiardi.
Universitas Negeri Padang mebawakan tarian yang berpenarikan empat
mahasiswi Universitas Negeri Padang yang berjudulkan Padusi, makna dari tari
padusi ini begitu dalam dan makna itupun disampaikan dengan ekspresi para
penari yang begitu menghayati sehingga rasa itupun sampai kepada penulis
khususnya, penulispun menghayati tarian ini begitu seksama, tarian ini berbeda
aliran dari penampilan pertama tari ini merupaka tari kontemporer tetapi tari ini
pun tak kalah luarbiasanya dari tarian pertama, energi dari tarian ini amat kuat
dari ekspresi dan penghayatan dari para penari yang begitu luarbiasa tentu saja
tarian inipun lahir dari koreografer handel merupakan dosen Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Padang ialah Indra Yuda, S.Pd, M. Pd.Penulis
mendapatkan makna dari tarian ini ialah menceritakan perempuan minang
walaupun zaman telah berubah perempuan pada hakikatnya tetaplah perempuan
ynag memiliki sifat mencaci, mengunjing, dan masih banyak lagi. Komposer dari
tarian ini ialah Hengki Armez Hidayat, S.Sn, M.Sn yang membuat penulis takjub
ialah pemusik hanya memerlukan 3 kali pertemuan untuk menggarap musik yang
luar biasa ini, tarian yang berdurasi yang terbilang cukup lama berdurasi 18 menit
hanya digarap dalam rentan waktu 3 kali pertemuan begitu suatu hal yang
luarbiasa. walaupun durasi yang begitu lama, penulis terkhusunya begitu
menikmati tarian ini, tarian yang begitu energik, energi para penari terasa
memenuhi seisi ruanagan gedung tersebut langkah silat dalam setiap gerakan yang
begitu luarbiasa dan hal yang membuat tari ini begitu istimewa bagi penulis ialah
ekspresi dari para penari yang begitu keren dan tatapan yang begitu liar dan
mencengkam. Pemusik berjumlahkan 5 orang termasuk komposer itu sendiri yang
memainkan saluang yang membuat bulu roma berdiri semua dan yang
berdendang, walaupun cuman digarap 3 kali pertemuan dan cuman 5 orang
pemusik tetapi penampilan yang ditampilkan begitu luar biasa.
Tarian selanjutnya merupakan tarian yang ditampilkan oleh mahasiswa/i
Universitas Islam Riauberjudulkan tari Zapin Pecah 12. Penari berjumlahkan 8
orang penari terdiri dari 2 orang penari laki-laki dan 6 peanri perempuan. Yang
amat disayangkan pada saat itu ialah listrik padam sehingga pengapresiasi sulit
untuk mengapresiasi karya tersebut, tetapi penulis dapat menyimpulkan bahwa
zapin merupakan tarian yang memainkan kaki bukan berarti tangan tak
digerakkan, hal yang mendominasi dari zapin ialah gerakan kaki. Keberagaman
zapin terletak pada variasi dan ragam gerakan kaki yang dimainkan, tiap daerah
memiki ragam masing-masingnya, zapin merupakan tarian tradisional melayu
tidak hanya di Riau saja ditempat-tempat yang berbudaya melayu memiliki ragam
zapinnya tersendiri tidak hany di Indonesia di Singapura, Malaysia, Brunei
Darussallam memiliki ragam zapin. Meskipun listrik padam akan tetapi penulis
amat terkesan akan simpati dari pengapresiasi yang menyalakan lampu senter dari
telepon genggamnya, hal tersebut merupakan hal yang luarbiasa dalam
mengapresiasi.
Penampilan selanjutnya ialah Tari Pusaran, Penari berjumlahkan 5 orang
penari yang terdiri 3 orang penari laki-laki dan 2 orang penari perempuan, dalam
tarian ini mengangkatkan tema tentang kehidupan, kehidupan itu digambarkan
seperti pusaran yang mana bila hendak mencapai suatu hal maka tantangan yang
akan dihadapi semakin sulit seperti pusaran yang memiliki titik pusar yang mana
bila makin mendekati titik pusar maka tekanan makin kuat. Hal yang luar bbiasa
dalam tarian ini dari makna yang diangkatnya memilik pesan moral yang kuat
sebagai motivasi dalam menghadapi kehidupan. Hal yang menarik lainnya dari
tarian ini ialah teknik para penari yang begitu luarbiasa, gerakan yang amat sulit
banyak digunakan dalam tarian ini yang membuat tarian ini begitu luarbiasa
beberapa gerakan yang luarbiasa tersebut diantaranya kayang yang disambut
jungkarbalik kedepan adapun gerakan meroda dan masih banyak gerkan luarbiasa
lainnya dan yang membuat mencengangkan gerakan itu digerakan oleh penari
wanita yang menggambarkan wanita itu bukan makhluk yang lemah. Dari teknik
yang begitu luarbiasa dan gerakan yang mencengangkan tentusaja ada sentuh
tangan seorang koreo yang handal ialah bapak Indra Yuda, S.Pd, M.Pd. dan selain
itu tidak kalah mencengangkannya musik digarap hannya memerlukan waktu
beberapa jam sebelum tampil yaitu saat gladi resik, penulis tak habis pikir tarian
yang begitu luarbiasa hanya diperlukan waktu beberapa jam sebelum tampil
itupun saat gladi resik tentu saja ada seorang yang begitu luarbiasa dapat
menggarap musik begitu cepat, komposer tari pusaran ialah Hengki Armez
Hidayat, S.Sn, M.Sn. pertunjukkan tersebut terbilang cukup lama berdurasi 19
menit, kemisrti yang dibangun sungguh hal yang mencengangkan, mungkin inilah
yang dinamakan bermain dengan rasa.
Tidak hanya tari berkelompok saja yang ditampilkan Universitas Islam
Riau menampilkan tari kontemporer tunggal yang berjudulkan Si Ompung, Si
Ompung merupakan orang yang berperang penting dalam menengahkan suatu
masalah dan dipercayakan sebagai pengambil keputusan, Koreo dari tarian ini
ialah penari itu sendiri Nurraini Triutami dan musik yang digunakan ialah musik
rekaman. Tarian ini ditarikan begitu keren sebab walaupun sendiri penari begitu
menguasai pangung, dan hal keren lainnya dari tarian ini terletak di endingnya si
ompung berjalan perlahan dan melepaskan ikat kepala yang ia kenakan dan
mengubahnya menjadi kerudung tidak hanya itu saja, sebagaimana yang ada
dipikaran penulis sebelumnya tari tunggal palingan ditarikan asal asalan sebab
penari hanya sendiri dan penonton tidak akan mengetahuinya akan tetapi
pemikiran itu dipatahkan oleh penari tersebut, penari menarikan dengan gerakan
yang jelas dan menggunakan teknik yang jelas gerakan sesuai dengan tempo
musik itu sendiri tidak digerakan asal-asalan hal tersebutlah yang menjadikan
tarian ini begitu keren.
Setelah Tari Tunggal, Tarian selanjutnya yang ditampilkan ialah tari 50,
penari terdiri dari 7 orang penari perempuan, penulis tak begitu memahami
tentang tarian tersebut sebab judul tariannya yang begitu penuh tanda tannya,
maksud dari 50 ini apa dan gerakan tarian pun tidak begitu menggambarkan suatu
hal sehingga penulis mengalami kesulitan dalam hal memahami tarian tersebut.
Akan tetapi penulis tetap menikmati pertunjukkan tersebut yang mana
pertunjukkan tersebut ialah pertunjukkan tari yang terakhir selapas itu ada
pertunjukkan musik. Pertunjukkan musik tak kalah dengan pertunjukkan tari
sebelumnya yang mana pertunjukkan ini sebagai pencair karena yang diangkatkan
merupakan lagu anak-anak yang digarap sedemikian rupa dibalut dengan
permainan gambus dan talempong adapun alat musik modern lainnya yang
menyebabkan lahirlah suatu rasa baru didalamnya, selepas itupun pertunjukkan
selanjutnya ialah pertunjukkan randai ternyata melayu memiliki randainya juga,
penulis disini memiliki pengetahuan baru sebagaimana kita ketahu randai
merupakan seni pertunjukkan dari minangkabau akan tetapi melayu memiliki seni
pertunjukkan yang bernama randai juga akan tetapi penyuguhannya jauh berbeda
yang mana disini seluruh penonton diajak untuk ikut bergoyang bersama sehingga
kehangatan akan bersaudara begitu terasa, takkalah menariknya dosen pun ikut
bergoyang, walaupun cuaca saat itu sedang hujan akan tetapi kehangatan begitu
terasa. Dan acara selesai dengan usainya pertunjukkan randai tersebut.
DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Penulis begitu banyak belajar dan bertambah wawasan akan keberagaman budaya
yang ada dari dua budaya saja sudah begitu banyak hal yang luar biasa, dan begitu
jauh perbedaannya dan hal tersebutlah yang kembali menyadarkan penulis begitu
luarbiasanya Indonesia dengan keberagaman budaya.

Pertunujukkan yang ditampilkan tiap-tiapnya memiliki aliran yang berbeda ada


yang tradisional, kreasi, dan kontemporer. Ada yang tunggal maupun kelompok
penulis banyak belajar dari kegiatan kuliah lapangan ini baik dari segi
pertunjukkan, budayanya dan masih banyak lagi, tarian akan hidup bagaimana
penari itu membawakkannya rasa itu akan tersalurkan bila rasa itu menempel kuat
pada seniman tersebut. Seni dapat menyatukan keberagaman, keberagaman itulah
kekuatan yang dimiliki Nusantara.

Saran
Penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna,saya selaku sebagi penulis laporan
ini mengharapkan atas keritik dari pembaca agar dalam penulisan makalah
kedepannya semakin membaik, baik dari sistematika penulisan laporanmaupun isi
dari laporan yang kurang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai