Anda di halaman 1dari 14

PEMBELAJARAN GAMELAN PELOG SALENDRO KILININGAN

DI MASA PANDEMI

PROPOSAL
Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Musik

Oleh:

CATUR PUTRI N. UTAMI


1702507

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK


FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2021
A. JUDUL SKRIPSI
PEMBELAJARAN GAMELAN PELOG SALENDRO KILININGAN
DI MASA PANDEMI

B. LATAR BELAKANG

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang di kemukakan diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yaitu, Bagaimana latar belakang musik pada
pertunjukan kesenian topeng bekasi dan makna musik yang terkandung pada
isi pertunjukan. Untuk itu peneliti uraikan masalah tersebut dalam betuk
pertanyaan penelitian sebegai berikut:
1. Bagaimana fungsi waditra pengiring pada pertunjukan seni Topeng Bekasi
Sanggar Margasari Kacrit Putra di Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten
Bekasi?
2. Bagaimana komposisi musik pengiring pada pertunjukan seni Topeng
Bekasi Sanggar Margasari Kacrit Putra di Kecamatan Tambun
Selatan Kabupaten Bekasi?

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum :
Peneliti bertujuan untuk mengetahui kondisi objektif fenomena dan
tata cara pertunjukan kesenian di sanggar margasari kacrit putra tambun
selatan kabupaten Bekasi.
2. Tujuan Khusus :
Untuk menjawab, mengetahui, dan mendeskripsikan permasalahan
pada penelitian yang dilakukan, tujuannya sebagai berikut:
a. Mengetahui lebih tentang kesenian topeng Bekasi tersebut.
b. Mendeskripsikan kesenian topeng Bekasi yang bekembang di
Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
c. Dilihat dari fungsi waditra topeng Bekasi di Kecamatan Tambun
Selatan Kabupaten Bekasi
d. Dilihat dari komposisi musiknya.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan dan pengetahuan bentuk pertunjukan kesenian
topeng Bekasi yang luas sehingga dapat dijadikan pengalaman
yang baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
b. Menambah pengalaman langsung serta dapat dijadikan sebagai
bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan
seni, terutama kesenian tradisional.
2. Bagi pemerintah setempat
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memotivasi
untuk tetap melestarikan dan menjadi daya tarik bagi masyarakat
pendatang dari pertunjukan kesenian topeng Bekasi agar terus
berkembang dan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai seni
tradisi yang berasal dari kabupaten Bekasi dan yang berkembang di
kabupaten Bekasi.
3. Bagi lembaga
Menambah kepustakaan mengenai kesenian topeng Bekasi selain itu
sebagai memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional bagi
para akademik di Departemen Pendidikan Seni Musik Universitas
Pendidikan Indonesia.
4. Bagi masyarakat dan dunia Pendidikan
a. Menambah wawasan serta pengetahuan mengenai kesenian topeng
Bekasi di Kabupaten Bekasi
b. Memberikan masukan sebagai upaya pelestarian dan
pengembangan budaya bangsa.
F. LANDASAN TEORITIS
1. Seni Tradisional
Kesenian berasal dari kata seni yang berarti halus. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia seni adalah kecil dan halus; tipis dan halus;
keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dan lain-lain); karya yang diciptakan dengan
keahlian luar biasa, seperti tari, lukisan, dan ukiran.
Kesenian tradisional di Indonesia sangat beragam. Keragaman tersebut
bisa dilihat dari berbagai aspek sajiannya, bentuk pertunjukan, fungsi, dan
komposisi. Jenis kesenian tradisional tersebut diantaranya sintren, ketuk
tilu, sisingaan, tari topeng, jaipong, dan lain-lain. Kesenian tradisional
tidak hanya berupa seni musik saja, namun bisa dilihat dari aspek seni tari
dan seni rupa nya. Salah satu kesenian yang mencakup seni musik, tari dan
drama (theater) yaitu kesenian topeng Bekasi. Hal ini bisa dilihat dari
bentuknya yaitu seni tari yang diiringi oleh musik dan nayaga (pemain
musik) maupun para penikmat yang ikut bergabung pada kesenian ini.
Menurut Kosim (1985:131) dalam Ismayantono (2010:10)
mengungkapkan bahwa:
Kesenian tradisional adalah satu bentuk seni yang bersumber dan
berakar serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat
dan lingkungannya. Pengolahannya berdasarkan cita rasa
masyarakat dan pendukungnya. Cita rasa disisni memiliki
pengertian luas, termasuk nilai kehidupan tradisi pandangan hidup,
pendekatan falsafah, rasa etis dan estetis serta ungkapan budaya
lingkungan, hasil kesenian tradisional biasanya diterima sebagai
tradisi pewarisan yang dilimpahkan dari angkatan tua ke angkatan
muda.

Berdasarkan paparan diatas dapat diartikan bahwa kesenian


tradisional adalah kesenian yang masih bersifat tradisi yang lahir secara
turun temurun dari leluhur dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya tanpa mengubah keaslian dari seni tradisional tersebut menjadi
suatu yang tersusun dan berharga dan menjadi kekayaan daerah tesebut.
Kesenian topeng Bekasi terdapat di daerah Kabupaten Bekasi.
2. Kesenian topeng Bekasi
Topeng Bekasi berkembang diwilayah budaya betawi pinggiran, terutama
sebelah utara kabupaten bogor, seluruh wilayah kabupaten tanggerang. Alat
musik pengiringnya berupa gendang/kendang, rebab, kenong berpenclon
tiga, kecrek, kempul, dan gong.
Pertunjukan topeng bisa bermain di tempat terbuka atau di atas
panggung. Untuk kepentingan “ngamen” topeng biasa main tanpa panggung
alias di tempat terbuka. Ketika ditanggap untuk memeriahkan pesta
pernikahan, sunatan, kaulan atau pentas lainnya. Pertunjukan bermain
dibawah naungan semacam panggung yang disebut tetarub atau tarub yaitu
panggung yang berupa kerangka bambu dengan atap anyaman daun kelapa
dengan lantai tanah beralasan tiker. Perkembangan terakhir pada tahun
1970-an topeng mulai menggunakan panggung, sebagaimana pertunjukan
lenong atau orkes dangdut.
Sebelum pertunjukan topeng dimulai dilakukan pembakaran kemenyan
dan disediakan sesajen lengkap. Pertunjukan dipanggung bermula dengan
lagu-lagu instrumental yang membawakan “tatalu”, “arang-arangan”,
”totoengan” sebagai tanda pertunjukan akan segera dimulai.

3. Musik dalam kesenian topeng Bekasi


a. Waditra topeng Bekasi
Waditra adalah sebutan untuk alat-alat bunyi yang lazim
dipergunakan sebagai alat musik tradisional. Waditra biasa disebut
alat tatabeuhan (tetabuhan) atau instrumen. Kubarsah (1994, hlm. 1).
Ada tiga waditra yang digunakan pada kesenian topeng Bekasi,
diantaranya:
1. Kendang/Gendang
2. Kenong berpenclon tiga (ketuk)
3. Goong/Gong dan kempul
4. Rebab
5. Kecrek
b. Fungsi Waditra
Soepandi (1957, hlm. 17) menyatakan bahwa gending bertugas
mengiringi tarian atau wayang, oleh karena itu ada gending tari,
gending wayang, dan gending kiliningan. Gending tari adalah karawitan
yang khusus untuk mengiringi tarian, sekargending yaitu sekaran yang
diiringi gendingan, tugasnya sama beratnya. Ciri-ciri gending tari:
1. Peralihan embat bisa secara mendadak (ngagejlok) berdasarkan
kebutuhan dari para si penari.
2. Peralihan gending kadang-kadang keluar dari aturan yang telah
ditentukan dalam komposisi lagu.
3. Bunyi gending harus dinamis (tampak perubahan keras atau
lunaknya) berdasarkan gerak (unik) si penari.
4. Motif-motif pukulan kendang selalu harus mengisi gerakan tari.

4. Komposisi Musik
Menurut Soepandi (1988, hlm.105) mengemukakan bahwa komposisi
musik adalah susunan nada lagu yang menghasilkan bahan pertunjukan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai sebuah susunan
nada lagu atau musik yang menghasilkan bahan pertunjukan musik yang
dimainkan untuk dinikmati dengan seksama. Dari kutipan diatas bila
dicermati, komposisi berarti penandaan lagu yang dibentuk melalui
penyusunan secara tertata yang menghasilkan sebuah karya. Namun
komposisi juga harus melibatkan rasa, bakat, inspirasi, pengalaman dan
pengetahuan tentang sebuah karya musik.
Berdasarkan paparan diatas menurut Hardjana (2003, hlm. 83) juga
mengungkapkan bahwa komposisi adalah dokumen tertulis karya musik
seorang komponis yang berisi catatan-catatan musik dalam bentuk simbol-
simbol, tanda-tanda dan isyarat-isyarat musik yang disebut partitu atau score.
Karya musik yang diciptakan oleh komponis dituangkan dalam bentuk
dokumen berupa simbol, tanda isyarat berupa not balok, not angka, dan
sombol lain ke dalam sebuah partitur.
Dalam sebuah komposisi terdapat unsur musikal yang digunakan pada
seni pertunjukan secara umum diantaranya:
1. Pola irama
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pola adalah sesuatu yang bisa
dijadikan contoh, yang mempunyai bentuk dan struktur yang tetap. Pola
tabuhan yang digunakan pada topeng Bekasi berupa ritmik yang dibagi
menjadi beberapa pola.
2. Ritme
Menurut Djelantik (1990, hlm. 35) mengemukakan bahwa ritme atau
irama menunjukan kepada cara kehadiran sesuatu yang berulang-ulang
secara terarur. Teratur ini bisa mengenai jaraknya yang sama, seperti dalam
seni rupa, atau jangka waktunya sama dalam seni karawitan. Menurut Azis
(1983, hlm. 35) mengemukakan bahwa cepat lambatnya ritme ditimbulkan
oleh alat, baik yang bernada maupun yang tidak bernada misalnya
kenong/ketuk, kecrek, goong.
3. Melodi
Menurut Simanungkalit (2014, hlm. 18) menyatakan bahwa melodi
adalah urutan nada-nada dari tangga nada universal maupun dari musik
berbagai bangsa. Melodi yang digunakan dalam kesenian topeng Bekasi ini
adalah tangga nada pentatonis dengan lima nada pokok yaitu 1 (da), 2 (mi),
3 (na), 4 (ti), dan 5(la), diurutkan atau disusun dari mulai bunyi yang tinggi
ke bunyi yang rendah.
4. Laras
Laras dalam kesenian topeng Bekasi menggunakan laras salendro.
Yoyo (1986, hlm. 7) mengungkapkan bahwa laras adalah rangkaian atau
deretan nada-nada yang tertentu jumlahnya dan swarantaranya dalam suatu
gemyang (oktaf). Berhubungan laras yang digunakan pada kesenian
topeng Bekasi adalah laras salendro. Natapradja (2003, hlm. 19)
mengungkapkan bahwa laras salendro adalah sama jarak atau padantara,
jarak anatara
murdaswara itu sama jaraknya (240 sen) sesuai dengan beberapa hasil
penelitian. Upandi (2011, hlm. 130) didalam laras salendro terdapat nada
lima.
5. Teknik menabuh waditra
Kesenian topeng Bekasi terdapat waditra yang berfungsi sebagai
pengiring masing-masing mempunyai teknik tabuhan yang tidak
sembarang. Berikut masing-masing teknik menabuh waditra pada
kesenian topeng Bekasi.
a. Kendang/Gendang
Teknik cara menabuh kendang pada pertunjukan topeng Bekasi
umumnya sama dengan yang lain yaitu di tepak atau tepuk dengan
kedua tangan. Ciri khas dari tabuhan kendang pada kesenian topeng
Bekasi adalah tempo yang cepat dan keras dan berpola bebas sehingga
memberi suasana meriah.
b. Kenong (ketuk)
Kenong (ketuk) adalah waditra jenis alat pukul berpenclon, terbuat
dari bahan logam perunggu. Bentuk waditra kenong (ketuk) seperti
bentuk goong, namun penclonnya berukuran lebih kecil. Teknik
menabuh menurut Yoyo (1986, hlm. 23-24) adalah digembyang,
dilagukan (dimelodikan) dan dicaruk.
c. Goong dan kempul
Teknik menabuh goong adalah dari kiri arah samping menabuhnya
tidak ditengkep karena membutuhkan hasil suara berggema, sedangkan
teknik menabuh kempul adalah dengan cara tangan kanan dan tangan
kiri menengkep.
d. Rebab
Menurut Dani Yanuar (2019) mengenai waditra (alat musik) Rebab:
Merupakan alat musik gesek yang memiliki dua dawai sebagai
pusat sumber bunyi. Alat musik ini dimainkan dengan cara
digesek.
e. Kecrek
Menurut Dani Yanuar (2019) mengenai waditra (alat musik) Kecrek:
Merupakan alat musik yang terbuat dari logam atau besi yang
diletakkan di atas kayu disu- sun secara bertahap. Biasanya terdiri
dari dua atau tiga tahap. Teknik menabuh kecrek adalah dipukul.

G. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Dalam sebuah penelitian, metode sangat diperlukan untuk
memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
Oleh karena itu metode yang digunakan pada peneliti makna musik di
Sanggar Margasari Kacrit Putra adalah metode deskriptif, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengertian dari penelitian deskriptif,
(sugiyono,2013, hlm. 147) bahwa:
Penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adaya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

Dari metode penelitian deskriptif menurut penelitian sendiri adalah


suatu metode penelitian yang dimaksud untuk mendeskripsikan seluruh
kegiatan penelitian, mengumpulkan data-data maupun informasi tentang
makna musik serta menganalisis data yang dibutuhan oleh peneliti. Hasil
pencarian data mengenai latar belakang dan makna musik pada kehidupan
masyarakat Tambun Selatan. Selanjutnya, menganalisis untuk mencapai
tujuan penelitian deskriptif dari masalah yang diteliti dan data yang
diperoleh, dikumpulkan dan disusun sehingga akhirnya dapat menjawab
rumusan masalah penelitian makna musik pada Kesenian Topeng Bekasi
di Sanggar Margasari Kacrit Putra.
Penelitian kualitatif (Sugiyono,2013,hlm.15) mengemukakan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulkan data dengan tringulasi(gabungan) analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan paparan diatas bahwa penelitian kualitatif


berlandaskan dengan postspositivisme yaitu realitas atau nyata dengan apa
yang akan diteliti sesuai dengan hukum alam, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah. Objek alamiah disini adalah objek yang apa
adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Kemudian, peeneliti adalah
sebagai instrument kunci yang dimana penelitian adalah sebagai
pengumpulan data utama dan dilakukan secara tringulasi atau gabungan
serta dijadikan salah satu metode untuk mendeskripsikan suatu keadaan
dengan mengumpulkan data-data maupun informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti.
Dari kedua penjelasan di atas, penelitian yang peneliti lakukan
adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu
mendeskripsikan tentang latar belakang musik dan makna musik kesenian
topeng bekasi di Sanggar Margasari Kacrit Putra, yang dilakukan secara
kualitatif yaitu menjelaskan deskripsi serta menganalisis suatu fakta yang
terjadi dilapangan secara alami/naturalistic pada penelitian tersebut.
2. Partisipan dan Tempat Penelitian
a. Partisipan
Partisipan yang dijadikan narasumber dalam wawancara di
antaranya adalah:
a. Pendiri sekaligus penerus sanggar Margasari Kacrit Putra
b. Pemain musik
c. Masyarakat sekitar kecamatan tambun selatan
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sanggar Margasari Kacrit Putra
di Jl. Kp. Jati No.44 RT.003 RW 007 Kelurahan Jatimulya Kecamatan
Tambun Selatan Kabupaten Bekasi 1751

3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjadi hal yang penting didalam kegiatan
penelitian, hal ini dikarenakan perolehan suatu informasi atau data relevan
dan tidaknya tergantungan pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu
penelitian harus validitas dan reliabilitas.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Instrumen penelitian digunakan untuk
mendukung langkah-langkah operasional penelitian terutama berkaitan
dengan teknik pengumpulan data (Sugiyono,2013 hlm.305).
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam proses
penelitian. Dalam peneliti data dengan bantuan para narasumber yang
merupakan alat pengumpulan data utama. Peneliti terjun langsung
kelapangan dengan menggunakan observasi,wawancara dengan studi
dokumentasi. Peneliti observasi pada tempat yang diteliti dan tempat
pertunjukan Kesenian Topeng Bekasi. Wawancara kepada narasumber
yang berkaitan adalah pendiri sanggar dan pemain musik (nayaga)
pertunjukan kesenian topeng Bekasi.
1. Pedoman Observasi
Observasi menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011,hlm 138)
mengemukak an bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses yang
kompleks suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. Teknik observasi ini adalah turun langsung
kelapangan guna untuk mengumpulkan data. Yang teknik ini
mengajukan beberapa kepada narasumber mengenai karya.
Penelitian ini melakukan observasi langsung yang dilakukan pada
subjek penelitian yaitu pada pendiri sanggar yang membudayakan
pertujukan kesenian topeng Bekasi yakni Bapak Syamsudin atau yang
sering disebut abang Udin Kacrit bertempatan di Kecamatan Tambun
Selatan Kabupaten Bekasi.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk bertujuan
peneliti dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang
berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu
proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Peneliti menggunakan instrument interview guide (pendoman
wawancara) wawancara terhadap narasumber yang bersangkutan,
maka penelitian menggunakan alat atau seperti tape recorder, camera,
dan handycam agar data didapatkan lebih akurat.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Setelah peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan


dokumentasi maka data tersebut akan dikumpulkan untuk dianalisis, kemudian
disusun menjadi sebuah laporan tertulis dengan menggunakan sistematika
sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
2. BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Seni Tradisional
2.2 Kesenian Topeng Bekasi
2.3 Fungsi Waditra
2.4 Komposisi Musik
3. BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Subyek Penelitian
3.2 Metode Penelitian
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan
4.2 Pembahasan
5. BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

[Depdiknas] departemen pendidikan nasional. 2008. Definisi Kesenian Menurut


para Ahli. KBBI (kamus besar bahasa Indonesia). Jakarta (ID): Gramedia
Pustaka.
Ki S. Herowonoto. (2013). “Profil Seni Budaya Betawi” :Dinas Kebudayan
DKI.Jakarta .Jakarta
Sugiyono. (2015). “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: ALFABETA.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Ed ke-1).
Jakarta
(ID): GP Press Group.
Soedarsono RM. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi (Ed ke-3).
Yogyakarta (ID) : Gajah Mada University Press
Soepandi, Antik. 1957. Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung (ID): CV.
Pustaka Buana.
Soepandi, Antik. 1988. Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung (ID): CV.
Pustaka Buana.

Anda mungkin juga menyukai