Anda di halaman 1dari 5

Indo. J. Chem. Sci.

5 (2) (2016)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

KESTABILAN LAPISAN PASIF PERMUKAAN BAJA LUNAK DALAM


MEDIA MENGGUNAKAN INHIBITOR KOROSI KARBOKSIMETIL
KITOSAN

Maria Ernaa*), Emriadib, Admin Alifb dan Syukri Ariefb


aProgram Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Telah dipelajari kestabilan lapisan pasif yang terbentuk pada permukaan baja
Diterima April 2016 lunak menggunakan inhibitor karboksimetil kitosan (KMK) dengan mengguna-
Disetujui Mei 2016 kan metode polarisasi potensiodinamik dan berat hilang serta dikarakterisasi
Dipublikasikan Agustus 2016 morfologi permukaan baja menggunakan peralatan SEM-EDS. Hasil penelitian
didapatkan bahwa kestabilan lapisan pada permukaan baja dipengaruhi oleh
lingkungannya. Untuk lingkungan aquades, NaCl dan NaOH kestabilan lapisan
Kata kunci:
lebih stabil dibandingkan dengan lingkungan HCl dan H2SO4. Hasil foto morfo-
inhibitor
logi dan spektrum dari peralatan Scanning Electron Microscope­Energy Dispersive X­
karboksimetil kitosan
ray Spectroscopy (SEM-EDS), memperlihatkan lapisan permukaan baja lunak
kestabilan
dalam H2SO4 mengalami kerusakan lebih dibandingkan dalam HCl yaitu
korosi
ditandai terbentuknya lubang-lubang pada permukaan baja lebih banyak terjadi.
lapisan pasif

Abstract

Have studied the stability of the passive layer formed on the surface of mild steel
using inhibitors of Carboxymethyl chitosan (CMCh) using potentiodynamic
polarization method and lost weight as well as the steel surface morphology
characterized using SEM-EDS equipment. The results showed that the stability
of the coating on the steel surface is influenced by the environment. For
environmental distilled water, NaCl and NaOH stability is more stable than the
layer of HCl and H2SO4 environment. The images morphology and spectrum of
equipment Microscope­ Scanning Electron Energy Dispersive X­ray Spectroscopy (SEM-
EDS), shows the surface layer of mild steel in H2SO4 suffered more damage than
in HCl which marked the formation of holes in the steel surface is more going on.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: bun_erna@yahoo.com p-ISSN 2252-6951
e-ISSN 2502-6844
M Erna / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (2) (2016)
Pendahuluan Go negatif dan mendekati 40 Kj mol-1. KMK
Korosi merupakan penurunan mutu ma- juga dapat menghambat korosi pada baja lunak
terial/bahan, tetapi sering diinterpretasikan pe- dalam media H2SO4 0,25M mencapai 65,12%
nyerangan terhadap material logam oleh peng- dengan cara pembentukan lapisan pasif berupa
aruh lingkungannya. Korosi pada material lo- senyawa Fe-khelat melalui unsur O dari gugus
gam dapat dibagi menjadi tiga kelompok ber- -OH dan N dari gugus -NH2 dari molekul KMK
dasarkan lingkungannya. Pertama disebut koro- (Erna, et al.; 2014).
si basah dengan lingkungan korosifnya berupa Kestabilan lapisan pasif pada permukaan
air beserta spesies terlarutnya. Kedua, korosi baja lunak pada penelitian ini dipelajari ber-
dalam fluida lain seperti garam-garam dan dasarkan potensial yang terukur dari baja yang
leburan logam-logam. Ketiga, korosi kering mengalami korosi yaitu campuran antara poten-
dengan lingkungan korosifnya berupa gas kering sial anodik dan katodik yang terpolarisasi.
(Bardal; 2003). Sesuai dengan hukum Faraday, laju korosi pada
Untuk mengatasi masalah korosi salah daerah anodik pada permukaan logam seban-
satunya dapat dilakukan menggunakan inhibitor ding dengan arus korosi. Semakin positf poten-
korosi yaitu substansi-substansi yang ditambah- sial korosi maka semakin stabil permukaan
kan dalam jumlah kecil ke dalam media korosif logam tersebut (Osman, et al.; 2003). Lapisan
untuk menurunkan atau mencegah reaksi logam pasif yang terbentuk dipelajari juga berdasarkan
dengan media. Umumnya inhibitor korosi foto morfologi permukaan baja menggunakan
membentuk lapisan yang teradsorpsi pada per- peralatan Scanning Electron Microscope­ Energy
mukaan logam untuk mencegah logam kontak Dispersive X­ray Spectroscopy (SEM-EDS).
dengan zat bersifat korosif. Prinsip kerja inhi- Metode Penelitian
bitor adalah ion-ion atau molekul-molekul Bahan yang digunakan adalah kitosan
teradsorpsi pada permukaan logam yang menye- (R&M), monokloroasetat (R&M), isopropanol,
babkan laju korosi berkurang, karena terjadi etanol, NaOH, HCl, H2SO4, NaCl, spesimen
peningkatan atau penurunan reaksi anodik atau baja lunak dengan kode BJTP 24 (0,16 %C,
katodik, penurunan laju difusi dari reaktan ke 0,19% Si, 4,8% Mn, 0,16% P, 0,22% S dan
permukaan logam dan penurunan tahanan sisanya Fe), kertas pasir karbit silikon 100, 200
listrik dari permukaan logam (Raja dan Sethura- dan 400-grit, asam asetat, CHCl4, aseton dan
man; 2008). aquadest. Sedangkan alat-alat yang digunakan
Pada penelitian ini dipelajari kestabilan adalah peralatan refluk, oven, waterbath, tim-
lapisan pasif yang terbentuk pada permukaan bangan analitik, potensiostat PGP 201, Scanning
baja lunak dalam beberapa media korosif Electron Microscope Spectroscopy (SEM­EDS) JEOL
dengan menggunakan inhibitor korosi karboksi- JED­2300.
metil kitosan (KMK). KMK merupakan turun- Kitosan 1 g tambahkan NaOH 1,35 g dan
an kitosan yaitu disintesis dengan mereaksikan pelarut (aquades 2 mL + isopropanol 8 mL),
kitosan, isopropanal dan asam monokloro kemudian masukkan ke dalam waterbath 60oC.
asetat. KMK mempunyai sifat yang penting Setelah itu tambahkan asam monokloroasetat
yaitu larut dalam air, kapasitas pembentukan gel 1,5 g yang telah dilarutkan ke dalam isopropa-
tinggi, toksisitas rendah dan biokompatibel baik, nol 2 mL dan direaksikan selama 4 jam. Reaksi
sehingga aplikasinya akan lebih luas (Xue, et al.; dihentikan dengan menambahkan etanol 70%
2009). Media korosif yang dipelajari adalah sebanyak 20 mL. Padatan disaring dan dicuci
media air (akuades), NaCl, NaOH, HCl dan dengan etanol 90% serta dikeringkan pada suhu
H2SO4. Kestabilan lapisan pada permukaan baja kamar (Pang, et al.; 2007)
perlu dipelajarai agar diperoleh informasi
Disiapkan larutan HCl 5%, H2SO4 5%,
tentang karakter lapisan pengendalian korosi
NaOH 5% dan NaCl 3% tanpa dan dengan
pada baja lunak.
KMK 100 ppm. Kemudian siapkan spesimen
Berdasarkan penelitian Erna, et al. (2009 baja lunak 2 cm x 4 cm dan digosok permuka-
dan 2011) bahwa KMK merupakan inhibitor annya dengan kertas pasir karbit silikon 100,
korosi yang baik karena mempunyai efisiensi 200, 400-grit dan dibilas dengan kloroform,
inhibisi korosi pada baja lunak dalam media air aseton dan dibros serta dicuci dengan air.
dan air gambut mencapai 93,66% dengan nilai Selanjutnya spesimen baja dibilas lagi dengan
Goads -35,413 kJ mol-1 dan teradsorpsi pada etanol dan dikeringkan dalam oven pada 40oC
permukaan baja lunak dalam media air secara selama 15 menit. Spesimen baja ditempatkan
spontan dan bersifat khemisorpsi, karena nilai
87
M Erna / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (2) (2016)

pada peralatan elektrokimia yang dihubungkan metode berat hilang meliputi langkah-langkah
dengan potenstiostat dan larutan siap untuk di yang sesuai dengan ASTM G1 yaitu melibatkan
run dengan kerapatan arus korosi (icorr) proses pembersihan besi, penimbangan besi
langsung terukur. sebelum terkorosi, pembersihan besi setelah
Metode polarisasi potensiodinamik atau terkorosi dan penimbangan besi setelah pem-
(ASTM G5) merupakan metode berdasarkan bersihan karat (Baboian; 2005). Kestabilan lapis-
kurva polarisasi dan tahanan polarisasi linear. an juga dipelajari berdasarkan karakterisasi
Skema kurva polarisasi linear dapat dilihat pada morfologi permukaan baja menggunakan per-
Gambar 1. Kurva polarisasi adalah tingkatan alatan SEM-EDS.
lanjut dari perubahan potensial yang diakibat- Hasil dan Pembahasan
kan oleh aliran listrik bersih dari atau ke Pembentukan lapisan pasif pada permuka-
elektroda (Perez; 2004). an baja lunak secara umum menggunakan
inhibisi inhibitor KMK pada permukaan baja
dapat diusulkan sebagai berikut:

Untuk menjelaskan adsorpsi KMK pada


permukaan baja dapat digunakan suatu mode
adsorpsi. Pada Gambar 2, menunjukkan contoh
mode adsorpsi inhibitor KMK pada permukaan
baja lunak. Terlihat atom O dan N dari molekul
KMK yang memiliki pasangan elektron bebas
berikatan dengan ion Fe pada permukaan baja
membentuk ikatan koordinasi.
Gambar 1. Skema kurva polarisasi linear
Potensial yang terukur dari suatu logam
yang mengalami korosi merupakan campuran
antara potensial anodik dan katodik yang
terpolarisasi. Sesuai dengan hukum Faraday,
laju korosi pada daerah anodik pada permukaan
logam sebanding dengan arus korosi. Semakin
positf potensial korosi maka semakin stabil
permukaan logam. Gambar 2. Mode adsorpsi struktur KMK pada
permukaan baja
Daerah Tafel (region Tafel) menghasilkan
Model peristiwa korosi dan inhibisi korosi
garis linear yang disebut garis Tafel. Garis Tafel
pada baja lunak menggunakan KMK dalam
digunakan untuk menentukan kemiringan/
media korosif, secara umum dapat diilustrasi-
tetapan Tafel anodik (ba) dan katodik (bc).
kan pada Gambar 3.
Kerapatan arus korosi bergantung pada tahanan
polarisasi dan tetapan anodik dan katodik yang
dihitung berdasarkan persamaan Stern­Geary
(Osman, et al.; 2003).

Gambar 3. Model peristiwa korosi dan inhibisi


korosi pada baja lunak

Keterangan:
icorr = Kerapatan arus korosi
Rp = Tahanan polarisasi
Ecorr = Potensial korosi (laju reaksi yang terjadi
di antarmuka yaitu antara elektroda dengan
cairan yang bersinggungan). Kestabilan lapisan pasif pada permukaan
Kestabilan lapisan yang terjadi pada baja lunak dipelajari berdasarkan kerapatan arus
permukaan baja lunak dipelajari berdasarkan korosi yang dihasilkan dari beberapa media
88
M Erna / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (2) (2016)

korosif sebelum dan setelah menggunakan inhi- banyak bandingkan dalam HCl yaitu ditandai
bitor korosi. Inhibitor yang digunakan adalah banyaknya lubang-lubang yang terbentuk. Hasil
KMK 100 ppm dan media korosif yang di- ini memperkuat bahwa H2SO4 lebih korosif di-
pelajari adalah aquades, HCl 5%, H2SO4 5%, bandingkan HCl.
NaOH 5% dan NaCl 3%. Hasil pengujian
potensiodinamik dapat dilihat pada Tabel 1.
Menurut Perez (2004) bahwa kerapatan arus
korosi bergantung pada tahanan polarisasi dan
tetapan anodik dan katodik.
Tabel 1. Kerapatan arus korosi baja lunak
dalam beberapa media korosif dengan meng-
gunakan inhibitor KMK 100 ppm Gambar 4. Foto SEM dari lapisan permukaan
baja setelah direndam dalam media: a) H2SO4
dan b) HCl dengan KMK selama 3 hari
Komponen baja lunak pada permukaan-
nya dianalisa menggunakan SEM-EDS. Hasil
spektrum EDS pada permukaan baja lunak
Berdasarkan data pada Tabel 1., terlihat dalam media H2SO4 dan HCl dengan KMK
selisih nilai kerapatan arus korosi baja lunak dapat dilihat pada Gambar 5.
dalam media H2SO4 dan HCl jauh lebih tinggi
dari pada dalam aquades, NaOH dan NaCl. Hal
ini menunjukkan H2SO4 dan HCl merupakan
media paling korosif. Lapisan pasif yang ter-
bentuk pada permukaan baja menggunakan
media NaCl dan NaOH lebih stabil. Hal ini di-
sebabkan ion natrium lebih mudah terikat pada
molekul KMK. Menurut hasil penelitian Sun
dan Wang (2006), kemampuan adsorpsi KMK Gambar 5. Spektrum EDS dari permukaan
terhadap ion logam tinggi karena mengandung spesimen baja lunak setelah direndam dalam
media: a) H2SO4, dan b) HCl dengan KMK
gugus fungsi -OH, -COOH dan -NH2. Ketidak- selama 3 hari
stabilan lapisan pasif pada permukaan baja Hasil analisa lapisan pasif pada permuka-
dalam media HCl yang menggunakan inhibitor an baja berdasarkan spektrum EDS dapat
KMK dipelajari berdasarkan metode berat dilihat pada Tabel 3. Terlihat terjadi perbedaan
hilang, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. komposisi massa atom pada lapisan yang ter-
Tabel 2. Kestabilan lapisan KMK pada permu- bentuk pada permukaan baja lunak setelah
kaan baja lunak dalam HCl 5% variasi waktu
perendaman direndam dalam media asam. Komposisi massa
atom C, O dan S pada permukaan baja yang
direndam dalam H2SO4 lebih tinggi, sedangkan
massa atom N, Cl dan Fe lebih rendah. Hal ini
membuktikan bahwa lapisan pasif yang ter-
Hasil ini menunjukkan lapisan yang di- bentuk kurang stabil terhadap media H2SO4 jika
bentuk KMK pada permukaan baja lunak tidak dibandingkan dalam media HCl.
stabil terhadap larutan HCl 5%. Hal ini disebab- Tabel 3. Hasil analisis unsur-unsur pada
spesimen baja lunak yang direndam dalam 0,25
kan HCl merupakan asam kuat yang dapat M H2SO4 dan 1 M HCl selama 3 hari pada suhu
merusak struktur kimia KMK yang merupakan kamar dengan KMK
senyawa organik.
Untuk mempelajari media yang paling
korosif pada pada penelitian ini digunakan
media H2SO4 dan HCl dengan menggunakan
peralatan SEM-EDS. Pada Gambar 4, memper-
lihatkan foto permukaan baja setelah direndam
dalam media H2SO4 dan HCl dengan penam-
bahan inhibitor KMK. Terlihat lapisan pasif
permukaan baja dalam media H2SO4 meng- Simpulan
gunakan KMK mengalami kerusakan lebih Kestabilan lapisan pasif yang terbentuk
pada permukaan baja lunak menggunakan
89
M Erna / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (2) (2016)

inhibitor KMK dipengaruhi oleh lingkungan- Korosi pada Baja Lunak dalam Media Air
nya. Untuk lingkungan aquades, NaCl dan Gambut. JMS, 16(2):106-110
NaOH kestabilan lapisan lebih stabil dibanding- Erna, M, Abdullah, Herdini, Suharmin. 2014.
kan dengan lingkungan HCl dan H2SO4. Hasil Studi Inhibisi Korosi Karboksimetil Kito-
foto morfologi dan spektrum dari SEM-EDS san pada Permukaan Baja Lunak dalam
H2SO4. Valensi, 4(1): 30-35
memperlihatkan bahwa H2SO4 lebih korosif di-
Osman, M.M., El-Ghazawy, R.A., and Al-
bandingkan HCl yang dapat merusak struktur Sabagh, A.M. 2003. Corrosion Inhibitor of
KMK yang melapisi permukaan baja lunak. Some Surfactants Derived from Maleic-
Aplikasi KMK sebagai inhibitor cocok untuk Oleic Acid Adduct on Mild Steel in 1 M
lingkungan berupa air yang mengandung ion H2SO4. J. Mat. Chem and Physic., 80: 55-62
natrium. Pang, H.T., Chen, X.G., Park, H.J. and
Keneddy, J.F. 2007. Preparation and
Ucapan Terima kasih Rheological Properties of Deoxycholate-
Penulis mengucapkan terima kasih atas Chitosan and Carboxymehyl-Chitosan in
dana yang diberikan oleh DIKTI melalui Aqueous System. Carbohydrate polymer., 69:
Lembaga Penelitian Universitas Riau dengan 419-425
Skim Penelitian Hibah Bersaing. Perez, N. 2004. Electrochemistry and Corrosion
Science. Kluwer Academic Publishers.
Daftar Pustaka Boston. Pp. 377
Baboian, R. 2005. Corrosion Tests and Standards:
Application and Interpretation. second edi- Raja, P.B. and Sethuraman, M.G. 2008. Natural
tion. ASTM International. West Consho- Products as Corrosion Inhibitor for Metals
hocken. Pp.886 in Corrosive Media - A review. Materials
Letters., 62: 113– 116
Bardal, E. 2003. Corrosion and protection. Spinger.
Pp.309 Sun, S. and Wang, W. 2006. Adsorption
Kinetics of Cu(II) Ions using N,O-Car-
Erna, M., Emriadi., Alif, A. dan Arief, S. 2009. boxymethyl-Chitosan. Journal of Hazardous
Sintesis dan Aplikasi Karboksimetil Kito- Materials, 131: 103-111
san sebagai Inhibitor Korosi pada Baja
Karbon dalam Air. J. Natur .Ind., 12(1): 87- Xue, X., Li, L. and He, J. 2009. The Perfor-
92 mance of Carboxymethyl Chitosan in
Wash-off Reactive Dyeings. Carbohydrate
Erna, M., Emriadi.,Alif, A. dan Arief, S. 2011. Polymer, 75: 203-207
Karboksimetil Kitosan sebagai Inhibitor

90

Anda mungkin juga menyukai