Oleh :
NIM : 1600029261
HALAMAN JUDUL
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kepemimpinan
dan berfikir sistem kesehatan yang berjudul “Kepemimpinan Organisasi Pelayanan
Kesehatan di Era Industri 4.0”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya
dukungan dari berbagai pihak dan juga bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan serta
masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat
diharapkan. Kiranya apa yang terkandung dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Manfaat..........................................................................................................................2
A. Kepemimpinan..............................................................................................................3
REFERENSI...........................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi global saat ini sedang pada titik puncak perubahan besar, kemajuan
teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Sementara itu,
kepemilikan perangkat pintar di berbagai bagian dunia mengarah pada tingkat keterkaitan
satu sama yang lain yang tak terbayangkan sebelumnya. Di antara berbagai tantangan
yang sedang dihadapi dunia saat ini, adalah Revolusi Industri keempat (disebut juga
sebagai Industri 4.0). Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik,
digital, dan biologi dengan cara yang fundamental akan mengubah umat manusia. Ada
banyak pendapat bahwa sektor kesehatan sangat diuntungkan oleh transformasi ini.
Sejauh mana transformasi ini akan berdampak positif bergantung pada bagaimana kita
mengarahkan risiko dan peluang yang muncul di sepanjang jalan (Tjandrawinata, 2016).
Masyarakat di era modernisasi dengan keterbukaan dan arus globalisasi, pasar bebas
dunia, peningkatan pendapatan ekonomi per kapita, perubahan suhu politik dalam
maupun luar negeri, kemajuan informasi dan teknologi, peningkatan akses terhadap
media menyebabkan masyarakat dapat memperluas wawasan dan persepsi mereka
tentang pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan merasakan tuntutan yang semakin besar
terhadap profesionalisme profesinya ketika masyarakat menggunakan dan memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan seperti ini dibutuhkan keberadaan seorang
pemimpin yang mampu merespon perubahan dan tuntutan yang ada. Pemimpin yang bisa
menciptakan suasana manajemen pelayanan yang ideal dan efektif (Setiawan, 2014).
1
mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan
organisasi.
B. Tujuan
C. Manfaat
2
BAB II
A. Kepemimpinan
Dari beberapa definisi diatas jelaslah bahwa peran dari kepemimpinan sangat
besar bagi keberlangsungan organisasi. Kepemimpinan tidak lagi berbicara mengenai
individu si pemimpin namun berbicara menganai bagaimana peran seorang pemimpin
yang dapat mengorganisir orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan
bersama.
3
tanggung jawab dan wewenang dari atasan (pimpinan) kepada bawahan
(pegawai/petugas), maka hal ini tak lepas dari bagaimana kepemimpinan yang
diberlakukan oleh pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan (Purnama,
2005).
Di antara berbagai sektor yang terdampak oleh industri 4.0, tampaknya sektor
kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari
bergabungnya sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga yang
paling tidak siap menerimanya. Sementara itu, banyak penyedia layanan kesehatan
mengeksplorasi potensi telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari
jarak jauh melalui sensor yang tersambung ke internet. Diharapkan bahwa telemedicine
akan terbukti sangat berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak dialami
oleh lansia (Tjandrawinata, 2016).
4
obat; anggota badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta psikoterapi secara
virtual reality. Secara global, semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk
dapat berdampak besar bagi kesehatan. Tentu saja, sebuah revolusi yang mendalam
sepertinya akan memaksa penyedia layanan kesehatan untuk secara substansial
mengadaptasi praktik kerja mereka (Tjandrawinata, 2016).
5
Kemudian dalam mengantisipasi permasalahan diperlukan seorang pemimpin
yang dapat melihat kondisi dan kebutuhan karyawan. Dan dibutuhkan seorang pemimpin
yang bisa mengerti perilaku organisasi yang sedang dihadapinya sehingga ia mampu
membawa organisasinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Rivai dkk,
2014).
Rumah sakit sebagai incumbent dalam era 4.0 ini harus mengambil sikap tegas,
apakah akan menjadi pengikut saja terbawa arus, atau justru mati tergilas perubahan atau
berupaya menjadi pemenang. Pencanangan Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko
Widodo adalah tanggapan pemerintah Indonesia terhadap disruption dalam dunia industri
global yang sudah memasuki industry 4.0. Industry 4.0 memiliki karakteristik cyber
physical systems, internet of things, cloud computing and cognitive computing atau
artificial intelligence semuanya akan berpengaruh langsung terhadap fasilitas kesehatan
(Kurmala, 2018).
Rumah sakit harus mampu bertransformasi dalam era digital. Dari sisi pasien,
yang saat ini sebagian besar adalah generasi X dan Millenial yang sangat erat
kesehariannya dengan penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi. Dari sisi pegawai,
fasilitas kesehatan saat ini didominasi oleh generasi X, Milenial dan sebentar lagi
generasi Z yang dari lahir sudah hidup dalam era internet dan teknologi Informasi. Rumah
sakit sebagai incumbent harus membangun rumah sakit sebagai organisasi yang agile atau
tangkas terhadap perubahan tersebut (Kurmala, 2018).
Yang pertama para pemimpin rumah sakit perlu betul-betul menyadari bahwa
masa depan itu sudah sampai, the future is now. Penggunaan artificial intelligent sudah
banyak menggantikan peran fasilitas kesehatan bahkan dokter.Diantara inovasi tersebut,
adalah The BioMind AI system buatan the Artificial Intelligence Research Centre for
Neurological Disorders at the Beijing Tiantan Hospital telah berhasil membuat diagnosis
yang benar dan akurat terhadap 87 persen dari 225 kasus dalam waktu 15 menit.
Dibandingkan 66 persen diagnosis yang benar dari kasus yang sama yang dilakukan oleh
para dokter spesialis bedah syaraf disana (Kurmala, 2018).
6
Yang kedua, para pemimpin rumah sakit perlu melakukan transformasi budaya
organisasi yang memiliki sifat terbuka pada perubahan dan mendukung tumbuhnya
perbaikan berkelanjutan dengan digital mindset. Hal ini sangat penting untuk membawa
seluruh organisasi tidak hanya bertahan tetapi juga memenangkan situasi di era yang
volitile ini.
Yang ketiga para pemimpin rumah sakit perlu mempelajari betul tentang digital
disruption in healthcare ini di era industri 4.0 dan membuat peta jalan untuk organisasinya
menghadapi. Dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang dapat mengubah cara kerja kita
melakukan pelayanan kesehatan. Bagaimana rumah sakit dapat memberikan pelayanan
lebih cepat, lebih efisien dan lebih berkualitas pada saat yang sama. Ini semua
memerlukan bantuan teknologi informasi.
Yang keempat, rumah sakit harus melihat kembali bagaimana hubungan antar
faskes dalam jenjang rujukan. Apakah aliran informasinya sudah berjalan dengan baik
atau tidak? apakah sudah menggunakan telemedicine yang sesungguhnya? untuk
mengantisipasi barier(hambatan) geogrrafi antara pasien dengan rumah sakit.
Yang kelima, pemimpin rumah sakit harus sadar bahwa perubahan di era industri
4.0 tidak hanya yang sifatnya digital, namun perubahan non digital juga banyak.
Diantaranya perubahan harga dolar, regulasi-regulasi baru dan sebagainya yang perlu
diantisipasi dengan membangun budaya pegawai kita yang sangat adaptif terhadap
perubahan.
Menurut Candra, 2018 dalam artikelnya yang berjudul Menjadi Pemimpin di Era
Revolusi Industri 4.0, beberapa faktor kunci yang perlu dimiliki sebagai leader di era 4.0
ini adalah: Pemimpin yang dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas.
Disini sangatlah penting untuk seorang leader untuk dapat berkomunikasi, membuat tim
merasa aman, membuat sebuah engagement dan menjadi sebuah komunitas yang searah.
Memiliki sebuah cetak biru yang dipahami, dimengerti dan diimani oleh seluruh anggota
organisasi. Pemimpin harus dapat membuat kepercayaan didalam diri tim. Dan yang
terpenting leader yang kuat, memiliki visi yang bukan sekedar visi untuk perusahaan,
tetapi juga yang lebih besar dari itu, yang memiliki pengaruh untuk seluruh timnya,
lingkungan sekitarnya, bahkan dunia.
7
Selanjutnya, Pemimpin yang memiliki kecepatan dalam membuat keputusan. Di
era 4.0 ini, segala sesuatunya berubah dengan cepat. Jaman dimana leader hanya berada
di kantor dengan komputer dan bekerja dengan data setelah terkumpul sudah dirasa
lambat. Leader harus turun dan melihat. Leader perlu mengevaluasi dan mengontrol tim
bersama sama, feedback atau masukan perlu dilakukan secara konstan dan terintegrasi
bukan hanya secara internal tetapi juga terhubung dengan pihak eksternal seperti klien
dan supplier. Leader juga harus berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim
untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan bersama. Akan
lebih baik ketika Leader juga dapat menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman
dengan melakukan coaching dan menerima feedback dari orang diluar organisasi .
Pemimpin dan Organisasi yang tidak beradaptasi dengan cepat dari pemikiran
tradisional akan punah. Organisasi yang bergerilya yang terkoneksi, berkolaborasi, yang
terus belajar, terbuka akan perubahan, yang memiliki tim yang bergairah dan semangat
maju, yang memiliki dan mengadaptasi teknologi atau cara yang lebih maju akan menjadi
pimpinan di Industrinya (Candra, 2018).
Pemimpin yang efektif, yang menjadi harapan semua pihak tidak tercipta secara
instan, perlu adanya proses untuk membentuk seseorang menjadi kuat dari segala
tantangan didepannya. Kepemimpinan yang efektif akan bisa dan mampu membawa
organisasi yang dipimpinnya dalam menjawab tuntutan serta harapan masayarakat yang
menginginkan pelayanan kesehatan yang baik serta cepat melalui digitalisasi pelayanan
kesehatan di era industri 4.0 saat ini.
8
BAB III
KESIMPULAN
Era Industri 4.0 dalam dunia kesehatan menjadi tantangan sekaligus peluang untuk
menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tergantung dari kepemimpinan yang dilakukan oleh setiap organsasi pelayan kesehatan
yang dapat dimulai dari memimpin hal-hal sederhana yang dapat mengubah cara kerja
kita melakukan pelayanan kesehatan. Bagaimana organisasi pelayanan kesehatan
misalnya rumah sakit dapat memberikan pelayanan lebih cepat, lebih efisien dan lebih
berkualitas bagi masyarakat.
9
REFERENSI
Maharani, C. 2009. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Sebagai Alat Penigkatan Kualitas
Organisasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal KEMAS. 5 (1): 40 – 47.
Northouse, P. G. 2013. Kepemimpinan: Teori dan Praktik. Edisi Keenam. Jakarta: Indeks.
Purnama, N. 2005. Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan.
Jurnal Siasat Bisnis. 5 (1): 115 – 130.
Rivai, V, dkk. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers
Setawan, H. 2014. Kepemimpinan Yang Efektif Pada Tata Kelola di Ruang Rawat Guna
Mendukung Pelayanan Kesehatan Paripurna. Makalah.
Sholihah, M.E dan Haksama, S. 2014. Pengaruh Leadreship Terhadap Kinerja Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 2
(4): 272 – 280.
Su’Ud, M. 2015. Risensi Buku Kepemimpinan: Teori dan Praktik. Jurnal Kajian Bisnis. 23
(1): 71 – 88.
Tjandrawinata, R.R. 2016. Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya Pada
Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Paper. Hlm: 1 – 12.
10
11