Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sahibul Kafi

No BP : 1910532048
Mata Kuliah : Keuangan Negara dan Daerah
Dosen Pengampu : Dr. Suhairi, S.E., M.Si., Akt.

REACTION PAPER

Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Bagian pertama bab ini menjelaskan definisi dari keuangan negara, yaitu semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

Ruang Lingkup Keuangan Negara:


• Dari sisi objek, meliputi semua hak dan kewajiban yang dapt dinilai dengan uang,
termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu bik berupa uang, maupun barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
• Dari sisi subjek, meliputi seluruh objek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki
negara, dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, daerah, perusahaan negara/daerah, dan
badan lain berkaitan dengan kemajuan negara.
• Dari sisi proses, mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.
• Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan
hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana
tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintah negara.
Asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara
 Akuntanbilitas berorientasi pada hasil
 Profesionalitas
 Proporsionalitas
 Keterbukaan
 BPK Bebas dan Mandiri
Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
 Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan.
 Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementrian
negara/ lembaga
 yang dipimpinnya.
 Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
 Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan
dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.
 Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai tujuan
bernegara. Dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan
bernegara setiap tahun disusun APBN dan APBD.
Batasan Keuangan Negara
Keuangan Negara meliputi :
1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman.
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga.
3. Penerimaan Negara.
4. Pengeluaran Negara.
5. Penerimaan Daerah.
6. Pengeluaran Daerah.
7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah.
8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum.
9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah
Siklus Pengelolaan Keuangan Negara:
Penyusunan – Pelaksanaan – Pertanggungjawaban
Penyusunan APBN
APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan
undang-undang. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
1. Pemerinyah Pusat
Pokok-pokok kebijakan fiscal dan kerangka ekonomi
2. DPR
Membahas RAPBN
3. Menteri Keuangan
Menyususn RUURAPBN

Penyusunan APBD

APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan
Peraturan Daerah. APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah.

1. Pemerintah Daerah
Menyampaikan kebijakan umum APBD
2. DPRD
Membahas RAPBD
3. SKPD
Menyusun rencana dan anggaran SKPD

Pelaksanaan APBN

Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut


dengan Keputusan Presiden.
Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan prognosis untuk 6
bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya pada akhir
Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah
Pusat. Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama
DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBN tahun
anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi :
1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam
APBN.
2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal.
3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi,
antar kegiatan, dan antarjenis belanja.
4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan
untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.
Pelaksanaan APBD
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut
dengan Keputusan Gubernur/ Bupati/ Walikota.
Pemerintah Daerah menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan prognosis untuk
6 bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada DPRD selambatlambatnya pada akhir
Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD dan Pemerintah
Daerah. Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas
bersama DPRD dengan Pemerintah Daerah dalam rangka penyusunan prakiraan Perubahan atas
APBD tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD.
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi,
antarkegiatan, dan antarjenis belanja.
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan
untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.
Pertanggungjawaban APBN
Laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Meliputi, Laporan Realisasi APBN,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri laporan
keuangan perusahaan negara lainnya.
1. Presiden
Menyampaikan RUU Pertanggungjawaban berupa laporan keuangan
2. BPK
Memeriksa Laporan Keuangan
3. DPR
Penyampaian Laporan Keuangan selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Sedangkan pemeriksaan diselesaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah
menerima laporan keuangan.
Pertanggungjawaban APBD
Laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Meliputi, Laporan Realisasi APBD,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri laporan
keuangan perusahaan daerah lainnya.
1. Pejabat Daerah
Rancangan Perda pertanggungjawaban berupa lapoean keuangan
2. BPK
Memeriksa Laporan Keuangan
3. DPRD
Penyampaian Laporan Keuangan selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Sedangkan pemeriksaan diselesaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah
menerima laporan keuangan.

Pada bagian kedua bab ini menguraikan Perbendaharaan dan Manajemen Keuangan.
Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Asas Perbendaharaan Negara yaitu,
kesatuan, universalitas, tahunan, dan spesialitas.
Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara
• pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;
• pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
• pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;
• pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah
• pengelolaan kas;
• pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
• pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;
• penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/
• daerah;
• penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;
• penyelesaian kerugian negara/daerah;
• pengelolaan Badan Layanan Umum;
• perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
• pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
Tujuan Manajemen Anggaran
 Kontrol Makro-Fiskal: fiskal keseluruhan ditata dalam tingkat yang stabil namun
berkembang secara dinamis, serta tetap dapat disesuaikan dengan fleksibel bila
menghadapi guncangan external.
 Kontrol Mikro-Fiskal: pengeluaran untuk organisasi, program, dan kegiatan
dilakukan dalam batas-batas pagu dan otorisasi yang telah ditentukan, baik dalam
keadaan stabil walaupun dalam kedaan diluar perkiraan
 Efisiensi Alokasi: setiap sumber daya diarahkan untuk membiayai sektor/kegiatan yang
memberikaan manfaat paling besar bagi negara, namun masih tetap dapat dialihkan bila
diperlukan.
 Efektivitas Biaya: biaya untuk menyediakan barang/jasa pemerintah ditekan seminimal
mungkin, dengan ketentuan biaya-biaya tersebut masih dapat diubah bila diperlukan
Fungsi Perbendaharaan
Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan merupakan penghubung antara persiapan dan pelaksanaan
tahunan anggaran. Beberapa negara mempersiapkan rencana keuangannya secara
mendetail, sedang di negara lain ada pula yang hanya menyusun perencanaan secara
garis besar.
Pencairan Anggaran
Pencairan alokasi anggaran dapat dilakukan bertahap maupun sekaligus. Beberapa negara
mencairkan anggarannya secara mingguan ataupun bulanan, sedangkan dinegara lain
langsung dapat mencairkan anggarannya sejak awal tahun anggaran.
Kontrol Komitmen
Kontrol komitmen dilakukan untuk memastikan bahwa komitmen maupun pembayaran
yang dilakukan setiap satuan kerja telah terkontrol, terutama jangan sampai komitmen
maupun pembayaran tersebut melebihi pagu yang telah ditentukan.
Manajemen Kas dan Aset
Menajemen kas dan manajemen asset sangat penting untuk meyakinkan bahwa
pemerintah masih mempunyai likuiditas untuk dapat membuat komitmen ataupun
melakukan pembayaran.
Manajemen Hutang
Manajemen hutang terkait erat dengan manajemen kas dan asset, terutama dalam hal
pinjaman domestik jangka pendek. Fungsi ini dapat dilaksanakan sendiri oleh institusi
bendahara negara, oleh bank sentral, oleh unit khusus yang menangani masalah ini, atau
dapat pula dilimpahkan kepada sektor swasta.
Manajemen Penerimaan
Manajemen penerimaan merupakan elemen penting bagi semua negara. Dalam hal
penerimaan pajak, administrasi dan kewenangan dalam membuat peraturan perpajakan
berada pada institusi perpajakan, sedangkan aliran dana yang masuk dari penerimaan
pajak seringkali dikelola oleh bendahara negara.
Kontrol Pembiayaan
Kontrol pembayaran dilakukan ketika pembayaran akan dibuat. Elemen ini merupakan
fungsi pokok perbendaharaan yang paling sering disorot. Dalam setiap sistem
perbendaharaan sering kali terdapat mekanisme kontrol pembayaran, namun demikian
tingkat kontrol tersebut dapat berbeda-beda.
Akuntansi
Akuntansi dalam sistem perbendaharaan seringkali dilakukan terhadap basis pencatatan
atas penerimaan dan pembayaran. Fungsi ini biasanya merupakan tanggungjawab
bendahara negara atau unit lain yang khusus menangani akuntansi.
Pelaporan Fiskal
Seluruh negara harus menyelenggarakan pelaporan keuangannya. Sumber pelaporan
tersebut dapat diambil dari institusi anggaran, akuntansi, maupun perbendaharaan dalam
lingkungan departemen keuangan.
Sistem Informasi
Secara tradisi, sistim informasi merupakan tanggung jawab dari suatu unit dalam
pemerintahan yang khusus menangani hal ini. Namun demikian, trend yang terjadi di
dunia adalah banyak negara mulai mendelegasikan fungsi sistem informasi ini kepada
pihak swasta.
Internal Audit
Fungsi pengawasan internal biasanya dilakukan unit inspektorat yang ada dalam
departemen keuangan dan juga kementerian-kementerian teknis.
Kerangka Hukum dan Organisasi
Landasan hukum dan lingkup organisasi selalu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Aturan-aturan hukum biasanya dibuat oleh institusi anggaran dan perbendaharaan yang
ada dibawah departemen keuangan. Praktek yang sering berlaku, bendahara negara
melayani seluruh permintaan pembayaran pemerintah pusat, namun di sebagian negara
terdapat pula sejumlah pembayaran yang tidak dilakukan dengan menggunakan anggaran
negara.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Perbendaharaan


1. Prioritas Manajemen Finansial
2. Tinkat Stabilitas Keuangan dan Makroekonomi
3. Lingkup Ekonomi
4. Skala Ekonomi
5. Kapasistasdan Keahlian
6. Ketersediaan Dukungan dari Sektor Swasta
7. Sistem Administrasi dan Politik
8. Biaya Memperoses Informasi
9. Investasi dan Biaya Operasional
10. ManfaatFinancial

Anda mungkin juga menyukai