NIM : 4213131050
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasankita semua khusunya dalam hal perkembangan psikologi peserta didik.Saya menyadari
bahwa tugascritical book report ini masih jauh dari kesempurnaan,Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangandan kesalahan, Saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masihterbatas,karena keterbatasan ilmu dan pemahaman
saya yang belum seberapa.Karena itu saya sangatmenantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.Saya berharap semoga tugas
critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Sayakhususnya,Atas
perhatiannya Saya mengucapkan terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................18
4.2 Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan salah satu aspek yang sangat penting kita ketahui hal ini
menunjukan bagaimana proses dan cara berkembang manusia, guna mempermudah untuk
mengetahuinya dalam proses berkembangannya suatu individu maupun kelompok.Dalam
perkembangan, proses sangatlah perlu diketahui demi terwujudnya suatu pengetahuan
bersama, proses perkembangan mulai dari lahir hingga umur lanjut merupakan bagian aspek
yang bisa kita telaah dan rinci satu persatu.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik baikdalam
naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta
didik,maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu,
sebagaitenaga pendidik harus mengetahui konsep-konsep dan prinsip- prinsip dasar dari
perkembanganbelajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.Aspek- aspek
perkembanganindividu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
Perkembangan fisikmeliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir.
Intelektual (kecerdasan) ataudaya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil dengan situas baru ataulingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan selalumemerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain.Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
A.Bagi Penulis
B.Bagi Pembaca
BAB II
RINGKASAN BUKU
Perkembangan manusia sangat kompleks, dan menjadi tantangan bagi yang memiliki
kepedulian terhadap yang namanya perkembangan. Santrok (2009) mengemukakan,
perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan
dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Ini memberikan informasi. Bahwa kognisi anak
mengalami perkembangan, dan menurutnya akan mudah dipelajari dengan menelaah jalan
pikirannya. Bagaimana pengetahuan berkembang dalam pikiran manusia (Setyono (2009),
menguraikan gambaran klasik mengenai kognisi, maka kognisi meliputi “higher – mental
processes” seperti: pengetahuan, kesadaran, intelegensi, pikiran, imaginasi, daya cipta,
perencana, penalaran, pengumpulan, pemecahan masalah, pembuatan konsep, pembuatan
klasifikasi dan kaitan-kaitan, pembuatan symbol, Flavell masih dalam Setyono bahwa objek
kognisi sosial ialah proses-proses psikologis yang diasumsikan ada di dalam diri seseorang
mengenai dirinya sendiri dan/atu orang lain, juga mengenai hubungan manusia.
Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu (peserta didik) dapat dipengaruhi
faktor internal dan eksternal. Pengaruh dan dampak yang diakibatkan oleh faktor internal dan
ekternal perlu diantisipasi dan upaya yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi secara positif
untuk setiap dampak yang ditimbulkan dan mengoptimalkannya jika itu positif dampaknya
untuk setiap peserta didik. Tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan dapat
dikarenakan: faktor ekonomi, sosial, budaya, latar belakang pendidikan, kekurangan/kelebihan
nutrisi, sakit, kecelakaan, serta faktor-faktor lain yang tidak terdeteksi dan dapat melemahkan
proses terjadinya pertumbuhan yang dapat membuat bagian dari syaraf dan fisik tidak
mengalami pertumbuhan yang optimal.Faktor-faktor lainnya yang memberikan dampak positif
bagi pertumbuhanperkembangan individu seperti; pola asuh/pola pendidikan, ekonomi, sosial,
latar belakang kehidupan keluarga, nurisi yang tercukup, kesehatan yang baik.kondisi tersebut
berpengaruh terhadap mutu kehidupan anak berikutnya. Peluang yang memberikan
kesempatan bagi siswa/anak usia sekolah memperoleh berbagai stimulus yang dimaksud, maka
dapat berdapak bagi kemampuan dasarnya dalam kecerdasan dan memberi peluang bagi
bakat/minatnya. Ada banyak kompetensi yang terdapat dalam diri anak/peserta didik, antara
lain: bakat musik atau melukis dan lain-lain yang sifatnya non-intelektual. Seiring dengan
kemajuan dan perkembangan pengetahuan, saat ini ada yang namanya asesmen untuk
mapping talenta. Instumen ini memberikan urutan bakat individu.
Keseluruhan bakat digambarkan dalam sebuah PETA yang membagi atas empat peta besar,
yaitu: striving, thinking, relating, influencing. Thinking (berfikir) yang dimaksud adalah
bagaimana individu dalam melakukan aktivitas kegiatannya didominasi oleh: strategi, ide,
analisis, belajar, ada topik atau konteks yang selalu dipikirkan dengan menggunakan aktivitas
mental. Striving selalu berusaha untuk secara terus menerus menjadi lebih baik. Ada
kecendrungan: fokus, memiliki nilai-nilai hidup yang dapat dipercaya, memiliki disiplin,
konsisten. Sedangkan yang memiliki bakat yang dominan dalam relating seperti: mudah
menjalin hubungan dengan orang lain, memiliki saling pengertian. pemetaan talenta/bakat
adalah salah satu cara yang dapat memberikan informasi tambahan yang dapat menolong
individu mengenal kapasitas dirinya. Ini memberikan informasi bahwa setiap orang sebagai
individu memiliki perbedaan satu dengan lainnya, tidak ada yang sam termasuk kembar
sekalipun. Karena pada dasarnya bakat sangat kompleks. Kecerdasan tidak lepas dari gen yang
dibawa oleh individu dari kedua orang tuanya. Artinya dalam proses berlangsungnya tumbuh-
kembang terjadi yang namanya penemnuhan kebutuhan dari cikal bakal individu. Misalnya
calon ibu siap untuk menerima cikal bakal anaknya, tidak ada tekanan pskilogis yang dialami
selama kehamilan. Misalnya, ada ibu yang tidak suka hamil lagi, sehingga sejak awal
mengetahui kehamilannya ingin di aborsi, atau ada yang hamil karena tindakan kekerasan seks
sehingga mengalami ketidaksiapan selama proses kehamilan, atau ada gennya mengalami
kerusakan. Sehingga saat anaknya lahir menimbulkan kecacatan permanen yang sangat sulit
untuk dikembalikan kepada perkembangan yang seharusnya.
Tiap individu (peserta didik) mengalami kecepatan perkembangan yang berbeda satu individu
dengan individu lainnya, karena dipengaruhi adanya faktor internal dan eksternal. Sebagai
contoh ada anak yang memang kebutuhan gizinya cukup dan diharapkan dampaknya terhadap
perkembangan fisik, kenyataannya bisa saja tidak signifikan terhadap pertumbuhan fisiknya.
Misalnya, tidak bertambah tinggi karena kedua orangtuanya memiliki tinggi badan yang normal
saja. Jadi jangan diharapka terjadi perubahan yang begitu pesat. Sudah dapat dipastikan tingggi
atau bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Artinya, orangtua sebagai
pembawa gen utama berpengaruh besar terhadap anak-anaknya. Teori Triarki yang digunakan
oleh Sternberg dalam Wide dan Travis (2007), bahwa intelegensi terdiri dari komponensial,
intelegensi kreatif, intelegensi kontektual/intelgensi praktis. Intelegensi komponensial
menekankan pada strategi pemrosesan informasi, bagaimana mengenali, mendefinisikan
permasalahan, memilih strategi, melakukan evaluasi. Intelegensi kontektual adalah
kemampuan beradaptasi sesuai dengan konteks situasi yang berbeda- beda. Perbedaan yang
berkaitan dengan kecerdasan tentunya sangat sulit dikenali dan diketahui, tanpa adanya report
yang dapat memberikan penjelasan. Perbedaan lainnya adalah memiliki bakat yang berbeda
satu dengan lainnya. Pola asuh yang digunakan juga turut berperan terhadap perkembangan
setiap individu. Karena melalui pola pendidikan yang digunakan berdampak terhadap
kebiasaan-kebiasaan yang dibangun yang nantinya berpengaruh terhadap pembentukan
karakter anak.
Lingkungan sekolah juga adalah areal yang idealnya berperan terhadap pengembangan
kapasitas peserta didik. Aktivitas kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dikondisikan mampu
menciptakan ruang gerak yang kondusif. Keterlibatan orangtua dengan guru, guru dengan
siswa, guru dan guru. Ada hal yang dapat dipelajari dari aktivitas yang melibatkan seluruh
komponen terkait di sekolah untuk memotivasi dan memberikan semangat. Karena, kegiatan
yangterstrukutur dan tidakpun berpengaruh terhadap tumbuh-kembang peserta didik. Nutrisi
yang dikonsumsi ibu juga berperan terhadap tumbuh- kembang anak. Karena pada dasarnya
gen yang bertumbuh akan semakin dilengkapi dengan pemberian asupan yang sesuai dengan
kebutuhannya. Jadi, yang berpengaruh bukan hanya adanya gen, namun dilengkapi dengan
nutrisi yang sesuai. Tahun 1990, ada anak dengan bentuk seperti anak monyet dengan usia
hampir 7 tahun, tigginya 65 cm, sekujur tubuhnya penuh bulu, dan tidak memiliki kemampuan
berkomunikasi. Dari informasi yang diperoleh, bahwa selama masa kehamilan tidak penrah
mendapat nutrisi yang cukup, dan mereka hidup di bawah jembatan atau tidur di dalam
gerobak dorong. Sewaktu kami mengetahui hal ini, ternyata sangat menakutkan kalau manusia
tidak mendapat kesempatan dan perawatan serta nutrisi yang cukup, berdampak terhadap
proses tumbuh-kembang selanjutnya.
Salah satu indikator yang menjadi perhatian dalam Millenium Develompment Goals (MDG”s)
adalah mengenai pentingnya kesehatan ibu pada masa hamil untuk memdapatkan generasi
yang lebih baik. Ini menunjukkan, bahwa kesadaran dari keluarga perlu ditanamkan sejak dini.
Peka akan kebutuhan selama masa tumbuh-kembang sejak dimulainya kehidupan janin. Jadi,
cikal bakal manusia yang mengalami pertumbuhan- perkembangan sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannya diharapkan akan semakin mengalami perubahan dan penyempurnaan dalam
perubahan perkembangan fisik. Karena adanya pertambahan: pengalaman, kematangan,
kesempatan untuk mendapatkan stimulus yang diperlukan sangat berarti bagi proses tumbuh-
kembang setiap individu.
Untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang antara lain dapat digunakan dengan
melakukan ters intelegensi. Seberapa besar kapasitas dari individu untuk mampu
menyelesaikan aspek-aspek yang berhubungan dengan; kecerdasan umum, daya analisia, daya
tangkap, penalaran verbal, bagaimana aspek-aspek lainnya dalam diri individu yang nantinya
tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi masalah. Ada kecenderungan
bahwa intelgensi menyita perhatian dan mendominasi. Seiring dengan
perkembanganpengetahuan memberikan gambaran bahwa intelgiensi yang selama ini menjadi
perimadona menjadi tergeser. Karena ada beberapa yang suskses tanpa intelensi yang
memenuhi standar normal, tetapi memiliki bakat yang terselubung. Artinya, seiring dengan
kemajuan yang begitu pesat dalam lapangan pekerjaan, tidak menutup kemungkinan dengan
kercasan yang lemah individu tetap mampu mandiri, asalkan mendapat peluang untuk mengali
potensinya. Disinilah peran lingkungan sangat diperlukan (keluarga, sekolah serta kebijakan dan
regulalsi yang memberi peluang bagi mereka yang tidak cerdas tapi mampu mandiri).Hasil
pemeriksaan psikologis yang dilakukan para psikolog untuk mengukur kecerdasan verbal,
kecerdasan ferformace, dengan menggunakan skala Wechsler yang ditujukan kepada Taman
kanak-kanak, yaitu untuk mengukur: aspek: pengetahuan umum kemampuan berhitung, logika
verbal, daya konsentrasi, daya pengamatan kritis, kemampuan sensorimotorik dan pengertian
bahasa. Dan dilakukan dengan mengunakan kriteria: tinggi skor 15 – 20, skor baik dengan nilai
12 – 14, skor cukup dengan nilai 9 – 11, skor kurang dengan nilai 6 – 8 dan rendah 0 – 5, jauh
dibawah ratarata, artinya hasil pengukuran asepk ini sifatnya tidak tetap masih ada peluang
mengalami perubahan karena anak ini baru berusia menjelasn tahun.
Pengukuran kecerdasan ini dilakukan untuk melanjut ke tingkat Sekolah dasar (SD). Artinya
kalau ada skor yang rendah seperti motoric atau bahasa verbal, mungkin saja karena kurang
bergerak atau kurang stmulasi dan perkembangan bahasanya belum sesuai dengan usianya,
dapat dikarenakan tingkat kematangan yang belum optimal. Dengan kata lain, pengukuran
aspek psikologis yang diperoleh merupakan hasil yang tidak untuk dijadikan patokan terhadap
anak,setidaknya ada bagian atau aspek dalam diri anak yang perlu diberikan kesempatan untuk
mengalami perkembangan dengan mengkondisikan dan memberikan stimulus sesuai dengan
usia dan kebutuhan anak. Contoh lainnya, dari hasil tes aspek-aspek yang di ukur untuk siswa
SMA dalam rangka saran studi lanjut, yang menjadi perhatian aspek: kecerdasa seperti: taraf
kecerdasan, daya tangkap, daya analisa sintesa, daya abstrak, dan daya ingat. Sedangkan aspek
sikap kerja yang mnjadi perhatian adalah: ketelitian, ketekunan,kecepatan kerja dan prestasi
kerja sedangkan untuk kepribadian, yaitu: kemandirian, keadaan emosi, penyesuaian diri, sikap
social, kepercayaan diri, inisiatif, dinamika/aktifitas, motif berprestasi, kesabaran/toleransi, dan
rasa bertanggung jawab.
Bagaimana dengan anak yang lahir dengan kecerdasan dikatakan kurang dengan menggunakan
alat ukur Wechler seperti Hee Ah Lee yang tidak memiliki kapasitas sebagaimana anak se
usianya. Kecerdasan kognitifnya sangat rendah setara dengan anak yang termasuk down
sindrom. Dengan pola asuh yang mendidik, memberikan peluang bagi anaknya Lee untuk
mengali kapasitas dirinya. Dari kelemahan fisik dan akademik yang tidak normal, Lee berhasil
mengembangkan diri menjadi pianis yang luar biasa. Hanya memiliki empat jari yang besar di
tangan dan menggunakan dengkul kaki untuk berjalan, tidak sebagaimana manusia pada
umunya memiliki jari sepuluh di tangan dan sepuluh di jari kali. Respons lingkungan keluarga
dan masyarakat yang tidak mendukung tidak menyurutkan ibu Lee untuk tetap mendidiknya
dengan benar. Sehingga saat ini dikenal dengan masitro piano. Memberi peluang bagi anak-
anaknya sesuai dengan kemampuannya, termasuk anak yang lahir dengan keterbatasan mental
dan fisik tidak menghalangi individu untuk berhasil secara optimal. Untuk mampu memahami
not balok tidak mudah, karena not yang di baca dan dipelajari Lee untuk digunakan oleh
individu dengan jari yang normal. Untuk itu, ibunya selalu membuat not yang dipahami oleh Lee
dan selalu diulang-ulang sampai Lee kadangkala prustrasi. Karena ibunya mendidiknya dengan
disiplin. Ibunya bukan hanya memperkenalkan pendidikan nonformal, pendidikan formal juga
diikuti oleh Lee. Harapan ibu yang harus diwujudkan dengan ketekunan yang luar biasa dari
seorang ibu. Lee mampu melakukan aktivitas seperti anak remaja seusianya, membersihkan
dirinya, belanja, mendengarkan musik kesukaannya.
Setelah belasan tahun belajar dengan tidak mengenal lelah, Lee berhasil mencapai puncaknya,
setara dengan orang lain yang berada dengan kondisi normal . Lee dan ibunya memberikan
inspirasi yang sangat hebat, sehingga orang tua dengan anak berkebutuhan dan kecerdasan
yang terbatas atau lambat mampu berhasil asalkan ada kerja keras dan berjuang untuk
meraihnya. Tahap perkembangan kognitif seperti yang dijelaskan Jean Piaget tidak dapat dilalui
oleh Lee, karena Lee memiliki kecerdasan yang terbatas dan kondisi fisik yang tidak terjadi
sesuai dengan tatanan normal pertumbuhan manusia. Kasih dan komitmen orangnya sangat
berperan terhadap prestasi yang dicapai Lee. Orangtua (Ibu) Lee yang tidak menerima begitu
saja hasil pengujian dari lingkungan terhadap putrinya. Kondisi ini tentunya dipengaruhi oleh
cara kerja otak manusia itu sendiri. Stimulus yang diberikan untuk merangsang cara kerja otak
sangat berpengaruh terhadap proses kerja dan hasilnya. Dalam kehidupan sehari-hari sangat
beragam contoh yang dapat diamati, di observasi mengenai bekerja tidaknya kemampuan
kognitif manusia sesuai dengan tahap dan perkembangan dari individu itu sendiri. Seperti:
anak-anak di TK berbagi makanan, orangtua di jalan di tolong yang lebih muda, di bis atau
kereta api yang lebih muda memberi tempat duduknya untuk yang dianggap yang lebih tua dan
masih banyak contoh lain yang dengan mudah dapat dipelajari.
Cara bekerja otak kiri dan otak kanan dalam ekspresi perilaku yang tergambar juga memberikan
informasi bagian mana dari individu tersebut yang berfungsi lebih dominan. Stimulus dan
rasangan dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam perilaku kehidupan selanjutnya.
Proses perkembangan sosial idealnya dapat dilalui anak usia sekolah sesuai dengan tugas-tugas
perkembangan anak. Masing-masing tahap yang dilalui dapat dipastikan ada masa krisis.
Bagaimana lingkungan terdekat dan lingkungan ekternal dapat memberikan peluang bagi
perkembangan sosial.
Tidak seperti halnya pandangan Freud, kehidupan sosial remaja (pergaulan dengan sesama
remaja terutama dengan lawan jenis) didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
Semua perilaku sosial didorong oleh kepentingan seksual. Jati diri dapat dipastikan merupakan
cikal bakal warna kararter dari individu. Badudu (2019), menjelaskan bahwa kualitas karakter
ada 49 kualitas karakter, antara lain: baik hati, memehami apa yang terjadi di sekiatr,
memahami kebutuhan orang lain, melakukan pendekatan, mengenali dan menghindari kata-
kata yang dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Kualitas dalam bersosialisasi dalam
kehidupan idealnya memperhatikan beberapa karakter yang dapat mencerminkan kualitas
karakter. Yang dapat dipastikan hal ini tidak begitu saja terjadi dalam pribadi tiap orang.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok kecil
maupun kelompok besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh
berbagai pertimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat, dan kesamaan bakat dan
kemampuan. Baik di dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum
dihadapi oleh remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri. Di dalam kelompok besar
akan terjadi persaingan yang berat, masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol,
memperlihatkan akunya. Oleh karena itu sering terjadi perpecahan dalam kelompok tersebut
yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Tetapi sebaliknya di
dalam kelompok itu terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang diikat oleh norma kelompok
yang telah disepakati.
Perubahan gaya hidup, pergeseran nilai-nilai kehidupan yang semakin memudar, dapat
membuat manusia secara umum tidak paham bagaimana untuk dapat menentukan hidup
dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum. Karena sebagaian mulai tidak menyadari
yang namanya tanggung jawab moral. Contohnya, jika menyontek dan melakukan plagiat dalam
karya, dianggap tidak masalah. Atau mengambil yang bukan bagiannya juga tidak masalah.
Model yang menjadi contoh dalam kehidupan nyata semakin jarang yang sesuai dengan norma-
norma yang diharapkan, akibatnya kegelisahan dari para remja bisa tidak terbendung. Untuk
itu, keluaga tetap saja menjadi tempat yang utama dalam menanamkan nilai-nilai norma
kehidupan yang berlangsung.
Moral setiap individu sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan keluarga, lingkungan
serta peluang belajar dari kehidupan bagaimana mengembangkan nilai-nilai dan norma
kehidupan Penolakan dan perlakuan yang tidak adil dialami anak, dapat menimbulkan
pergeseran akan norma kehidupan. Sampai saat ini kedua teori moral tersebut masih relevan
dengan kehidupan saat ini.
Permasalahan yang dihadapi peserta didik tidak sesederhana yang diungkapkan dengan kata-
kata. Apalagi dengan situasi dan kondisi kehidupan di lingkungan yang sangat beragam dan
kompleks. Untuk permasalahan dalam perkembangan anak di lingkungan sekolah masing-
masing, penyelesaiannya tidak bisa digeneralisasi tetapi harus diperhatikan kasus per kasus.
Mungkin saja gejalanya sama, tampilan yang muncul ke permukaan sama, tetapi faktor
penyebabnya berbeda. Permasalahan peserta didik berkaitan dengan: motivasi belajar yang
rendah, ada yang terganggu pada masa perkembangan tertentu, sehingga berdampak bagi
dirinya pribadi, tidak ada dukungan orangtua karena ketidakpahaman orangtua mengenai
pendidikan, ekonomi keluarga, tidak nyaman mengikuti pendidikan di sekolah, tidak ada tempat
bertanya jika ada kesulitan, atau faktor-faktor lain dari luar yang berpengaruh terhadap siswa,
misalnya lemahnya metode mengajar guru, guru tidak menguasai materi, fasilitas yang minimal
pun tidak tersedia dan lainnya.
Untuk itu dibutuhkan kesabaran, empati didukung oleh profesionalisme dalam melaksanakan
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab sebagai pendidik, membantu mereka untuk mampu
menggali dan mengembangkan berbagai potensi yang masih terpendam dalam diri masing-
masing peserta didik. Oleh karenanya, tiap tahap perkembangan yang dilalui peserta didik di
sekolah sebaiknya mendapat perhatian dari pendidik di sekolah, sehingga meminimalkan
perilaku yang tidak diharapkan.
Membahas topik yang berkaitan dengan tumbuh-kembang dan perkembangan setiap insan
manusia selalu menarik untuk dibahas dan didisikusikan. Sehingga bisa muncul berbagai
pertanyaan dibenak orangtua: kenapa ya anak “A” mudah menyesuaikan diri dan bersosialisasi
dengan lingkungan? Kenapa ketrampilan motorik berjalan sangat sempurna padahal usianya
sembilan bulan? kenapa ya anak itu sangat trampil menggunakan pinsil warna untuk memberi
warna, padahal ia belum masuk PAUD/TK? Kenapa sudah bisa mengeja huruf dan membaca
suku kata padahal usiana baru 2,5 tahun? Kenapa perilakunya tidak sesuai dengan usianya?
Kenapa ekspresi emosinya menunjukkan kesedihan? Dan masih banyak pertanyaan dan tidak
mudah untuk memberikan jawabannya.
Komunikasi perlu dibina sejak dini terhadap anak, apapun kondisinya. Apakah karena adanya
kelainan atau gangguna terhadap perkembangan kecerdasan, atau tidak ada kelaianan. Anak
tetap membutuhkan waktu untuk menjalin komunikasi dalam rangka membangun relasi sosial
dengan lingkungan, maupun dengan dirinya sendiri. Anak yang mengalami gangguan
disebabkan penyakit, gangguan karena adanya kecelakaan.sangat dibutuhkan adanya
pendampingan untuk menghindari adanya gangguan terhadap pertumbuhan otak. Kesadaran
lingkungan serta peran, untuk mengembangkan koneksi sehingga terjadi integrasi dan
difrensiasi (Papalia, 2008, hal 178).
Proses tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat berpengaruh dan
membuat pertumbuhan optimal untuk fisik maupun mental. Jika mengalami sakit yang
berkepanjangan seperti sakit, ada dan mungkin tidak mengalami tumbuh kembang
sebagaimana tugas-tugas perkembangan.Orang tuanya, guru, dan praktisi pendidikan lainnya
perlu memahami ada masa-masa krisis yang dialami anak/individu pada masa tugas
perkembangan yang dialami tidak optimal.dengan kemampuan melakukan identifikasi sejak dini
memudahkan masyarakat pemerhati yang peduli pendidikan untuk memberikan dukungan dan
stimulus sesuai kebutuhan pada masa tumbuh– kembang.
memiliki kondisi dan situasi yang tidak sama. Perlakuan terhadap kelahiran yang sangat
diharapkan, kemungkinan mendapat perlakukan yang berbeda dengan kelahiran yang tidak
diharapkan. Kehadiran yang diharapkan, lingkungan keluarga terdekat mempersiapkan segala
sesuatunya dengan semangat dan antusias. Berbeda dengan kehadiran anak yang jumlah
anggota keluarga melebihi kemampuannya secara finansial, bukan direncanakan, merasa tidak
mampu mengurus dan mendidikan anak sehingga tidak ingin memiliki tambahan anak atau
bertambah anggota keluarga baru.
Subjek utama yang menjadi pusat pembahasan dalam pertumbuhan dan perkembangan di
materi berikut ini adalah mengenai manusia. Karena manusia sebagai makhluk yang mampu
didik secara utuh secara psikologis mengalami perubahan dalam proses perjalanannya atau
dalam sepanjang rentang kehidupan yang berbeda satu dengan lainnya. Psikologi.
Ada yang menarik dari mahasiswa yang mengikuti kuliah Perkembangan Peserta didik, ada
masa dimana mereka mengalami konflik: mengalami tekanan dari orang tua maupun orang
yang mereka suka, ada penolakan serta dianggap masih anak-anak. Sedangkan 13 responden
(45,5 % ) merasa bahagia saat meliwati masa remaja, alasan mereka bahagia karena:
menemukan hal-hal yang baru,kehangatan dalam berteman, ada kebebasan untuk memahami
diri, menyadari realita kehidupan, diberi tanggungjawab, ada kebebasan, banyak
teman,Mengeksplor karena ada peluang melakukannya, menemukan teman yang memiliki visi
hidup, masa yang meyenangkan, menerima tanggung jawab, lingkungan mendukung,menyadari
banyaknya kesempatan menambah pengalaman, belajar menjadi dewasa, Banyak pengalaman
baru, menemukan identitas diri bersedia di evaluasi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1 Bab I
Menghargai perbedaan individu, masing-masing individu unik dan berbeda ditinjau dari aspek
potensi, sosial, budaya, ekonomi dan kecerdasan, bekerja sama dengan lingkungan internal dan
eksternal. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik, seperti: disiplin, menghargai
perbedaan, menghargai karya orang lain, menunjukkan sikap bertanggungjawab, merupakan
proses yang berdampak terhadap tiap perkembangan individu sebagai pribadi.
Dalam menangani kasus yang terdeteksi saat melakukan pelayanan terhadap idnvidu lain,
idealnya memeperhatikan dan menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan ruang
lingkup PPD , ditunjukkkan dalam bentuk hasil kerja mandiri, bermutu dan terukur. Serta
dikondisikan mampu menyelesaikan masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis
informasi dan data yang berkaitan dengan Perkembangan manusia (peserta didik kategori usia
tertentu).
3.1.2 Bab II
Pada setiap tahap perkembangan menutup kemungkinan ada masa krisis, ada masa dimana
terjadi masalah, yang menyebabkan individu yang sedang masa tumbuhkembang mungkin
sakit, atau mengalami gangguan. yang dapat berdampak bagi tumbuh – kembangnya. untuk itu,
pada masa krisis harus ada kepekaan dari orangtua, sehingga anak tersebut dapat terhindar
dari hal yang tidak diharapkan. kesehatan menjadi faktor penentu untuk menghadapi masa
sulit. Begitu juga mengenai faktor kematangan yang mempengaruhi masa perkembangan.
Bagaimanapun masa tumbuh–kembang anak, pengaruh dan peran kematangan menentukan
individu dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya.Intinya, dalam proses tumbuh
kembang setiap individu sangat besar peran keluarga. Sehingga setiap orang dapat mengalami
proses perubahan sebagaimana tugas-tugas perkembangan yang seharusnya. Tahap-tahap
pertumbuhan idealnya dilalui dan minimal kondisi yang dapat menghalangi pertumbuhan yang
terjadi. Dalam proses tumbuh kembang yang dialami setiap individu ada kontribusi faktor
internalmaupun eskternal yang berdampak terhadap tumbuh-kembangnya.
Perkembangan kognitif terjadi apabila sistem syaraf yang ada ada otak manusia mengalami
perkembangan sesuai dengan tugas dan tahap perkembangan yang seharusnya. Starnberg
(2008) menjelaskan bahwa bagian dari otak manusia terbagai atas 3 bagian, yaitu otak depan,
otak tengah dan otak belakang. Otak depan adalah wilayah otak yang terletak di bagian atas
dan depan otak. Kulit otak adalah lapisan luar hemisafer otak yang memainkan perana vital di
dalam proses-proses berfikir dan mental. Ganglia basalis adalah tempat bekumpul neuron-
neuron yang krusial bagi fungsi motorik.
Jika ganglia basalis tidak berfungsi maka gerakan motorik tubuh tidak terkendali. Sedangkan
amngdala memainkan peranan dalam emosi. Seperti rasa rakut yang dapat mucul dalam
ekpresi yang beragam (Adolphs, gloor, Rockland). Hipokampus memainkan peranan yang
esensial dalam pembentukan memori. Sedangkan talamus menyampaikan informasi sensori
lewat neouron-neuran yang disalurkan ke wilayah korteks. Hiptalamus mengatur perilakuk yang
terkait dentan upaya spesies mempertahankan kelangsungan hidupanya, seperti melarikan diri,
makan, bekelahi.
3.1.4 Bab IV
Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak diawali dengan relasi sosial yang tumbuh dari
lingkungan keluarga inti dan keluarga terdekat. Jika relasi sosial erat dengan orangtua, anggota
keluarga lainnya, relasi sosial dengan lingkungan tetangga, dan berlanjut dari kanak-kanak ke
lingkungan sekolah, kemungkinan besar perkembangan sosio-emosional anak dapat
berkembang dan memiliki kualitas. Relasi soail memberikan peluang bagi anak atau siapun
untuk lebih peka dengan kehidupan sosial orang lain di lur dirinya, sesuai dengan tugas
perkembangannya.
3.1.5 Bab V
Dapat disimpulkan, bahwa moral knowing berkaitan dengan: kesadaran moral, yaitu
mengetahui apa yang boleh dan tidak dalam proses kehidupan, selanjutnya bagaimana
pengetahuan yang memiliki nilai moral yang dapat ditrapkan dalam kehidupan adanya
pengetahuan dan nilai-nilai moral, juga berhubungan dengan cara pandang atau adanya
penalaran moral, pengambilan keputusan dan pengenalan diri. Dalam melakukan tindakan
dalam kehidupan Ada pengetahuan, ada keinginan untuk melakukan berupta tindakan dan
ditampilkan dalam kelakukan.
3.1.6 Bab IV
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, peserta didik khususnya seusia remaja adalah
masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan yang sangat
fundamental pada karakter, emosi, sosial, prilaku dan masa depan .Sebagian peserta didik
mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa peserta didik bisa jadi mengalami
penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan yang muncul
biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang yang ada pada peserta didik.
Banyak sekali faktor-faktor yang ikut berperan terhadap timbulnya permasalahan pada peserta
didik
karya Mesta Limbong ini sangatlah bagus,baik dari segi cover buku,layout dan ketatabahasaan
yang sudah mengikuti selera pembaca,jikaditinjau dari segi materi juga sudah sangat bagus
karena pada setiap bab nya penulis sudah memaparkan maksud dan tujuan dari membaca
setiap point dari setiap babnya dan pada setiap bab penulis juga memberikan rangkuman dari
keseleruhan babnya sehingga pembaca langsung dapatmengingat kembali materi yang sudah
kurang dikuasainya mengenai perkembangan peserta didik tersebut.
Tetapi buku ini tidak dilengkapi dengan cara dan praktek dari setiap bab agar tujuan danmaksud
dari mempelajari bab itu dapat terealisasi,buku ini juga tidak dilengkapi contoh
soal,sebagailatihan agar pembaca dapat menguji pemahaman setelah membaca materi dari
setiap babnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada buku ini kajian teorinya lebih terfokus dengan perkembangan suatu anak dari lahir sampai
remaja dengan berbagai faktor yangmempengaruhinya yang dapat kita lihat dari keseluruhan
babnya yang terkesan simpel tetapi mudah dimengerti.
buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin
mempelajariperkembangan psikologi secara serius,meskipun kedua buku ini memiliki
perbedaan serta kelebihandan kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama yaitubagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti
dan memahami serta mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan
sehari-hari.
4.2 Saran
buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi perkembanganpeserta
didik,tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek pendukungnya seperti
tabel,diagram,dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan
setiap teori yang ada didalam kedua buku ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mesta Limbong, 2021. " Perkembangan Peserta Didik", Jakarta Timur: Uki Press