Zdocs - Tips Laporan Tutorial MKGM Ske 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN TUTORIAL

BLOK MANAJEMEN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

Skenario 1

TEKNIK SAMPLING

Anggota Kelompok 3:

1. Rizky Purboningtyas (151610101001)


2. Aprillya Sakila (151610101016)
3. Ayu Ragil Destrian (151610101020)
4. Ibnu Satria (151610101022)
5. Magdaleni Hasna (151610101025)
6. Indah Pratiwi (151610101027)
7. Anindya Wahyu K. (151610101032)
8. Risa Bela Selvia A. (151610101033)
9. Rindang Swandari Subagya (151610101036)
10. Nindya Shinta Damayanti (151610101037)
11. Ibana Rabbiatul (151610101064)
12. Arina Rosyida (151610101071)
13. Ratna Dewandari (151610101077)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2016
SKENARIO 1
TEKNIK SAMPLING

drg Lia ngin melakukan penelitian epidemiologi tentang karies gigi pada
masyarakat perkebunan tembakau di desa Sido Makmur. Pekerja perkebunan
tembakau adalah 95% perempuan, usia 30-40 tahun, sebagian besar mereka tidak
lulus SD. Pekerja tembakau tersebut berjumlah 750 orang. Penelitian ini
dilakukan karena laporan mandor perkebunan yang mengatakan bahwa pekerja
sering tidak masuk bekerja karena sakit gigi. Teknik sampling yang sesuai dengan
kondisi masyarakat tersebut adalah?
STEP 1
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Epidemiologi
 Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu : epi (upon) yang
berarti pada atau tentang, demosyang berarti (people) penduduk,
dan logia (knowledge) yang berarti ilmu.
 Salah satu bagian dari pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat
(Public Health) yang menekankan terhadap keberadaan penyakit
dan masalah kesehatan lainya dalam masyarakat.
 Ilmu yang mempelajari distribusi atau penyebaran dan faktor-
faktor penentu dari penyakit dalam suatu populasitertentu serta
segala macam persoalan kesehatan, termasuk juga evaluasi
program-program pelayanan kesehatan dimana penerapan dari
hasil-hasil studi tersebut dapat digunakan untuk penanggulagan
masalah-masalah kesehatan atau mencegah penyebaran dari suatu
penyakit.

2. Teknik Sampling
 Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel adalah bagian
dari ilmu statistik yang dilakukan untuk pengambilan data dari
suatu lingkup populasi.
 upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif
(mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya.

STEP 2
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa teknik pengambilan sampel harus dilakukan?
2. Apa saja macam-macam epidemiologi dan teknik pengambilan sampel?
3. Bagaimana cara yang baik untuk proses pengambilan sampel?
4. Apa saja manfaat dari penelitian epidemiologi?
5. Bagaimana teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan skenario?

STEP 3
BRAINSTORMING
1. Alasan perlunya teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
a) Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
b) Lebih cepat dan lebih mudah.
c) Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
d) Dapat ditangani lebih teliti.
e) Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan
yangharus dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh
populasi) misalnya:
 Meneliti air sungai
 Mencicipi rasa makanan didapur
 Mencicipi duku yang hendak dibeli

2. Saat ini epidemilogi memiliki pengertian serta cakupan yang semakin luas
yaitu ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor-faktor
penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah
kesehatan.
 Macam-macam Epidemiologi
a. Epidemiologi Deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan
distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat (who: Siapa,
where; dimana, when: kapan)
b. Epidemiologi Analitis upaya epidemiologi utk menganalisis faktor-
faktor (determinan) masalah kesehatan.
c. Epidemiologi Eksperimental upaya epidemiologi untuk menguji
faktor kebenaran tentang penyakit dengan percobaan atau
eksperimen.

Teknik pengambilan sampel merupakan cara penentuan dan pengambilan


sampel. Terdapat beberapa teknik pengambilan sampelyang biasa
dilakukan dalam penelitian. Secara garis besar ada dua jenis teknik
sampling, yaitu:

1) Random sampling (Probability Sampling)


Pada teknik ini proses pengambilan sampel dilakukan secara random,
sehingga setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
diambil sebagai sampel. Dengan cara random, bias pemilihan harus
diperkecil, sekecil mungkin untuk mendapatkan sampel yang
representatif.Probability sampling menuntut bahwa secara ideal peneliti
telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang
diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau
kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.
2) Non Random sampling (Non Probability Sampling)
Pada teknik ini proses pemilihan sampel tidak dilakukan secara random.
Jadi peneliti sudah memiliki kriteria tersendiri untuk sampel yang akan
digunakan sehingga hanya sampel yang memenuhi kriteria tersebut yang
dapat terpilih menjadi sampel. Hal ini mengakibatkan tiap unit dalam
populasi memiliki kesempatan yang berbeda untuk diambil menjadi
sampel. Unit populasi yang mendekati kriteria yang ditetapkan peneliti
memiliki peluang atau kesempatan yang lebih besar daripada unit populasi
yang tidak memenuhi kriteria. Cara ini biasanya digunakan bila biaya
sangat sedikit atau terbatas, hasil penelitian diminta segera,tidak
memerlukan ketepatan yang tinggi atau hanya sekedar gambaran
umumsaja.
3. Dibahas pada pertemuan kedua
4. Dibahas pada pertemuan kedua
5. Dibahas pada pertemuan kedua

STEP 4
MAPPING

Definisi
Host
Epidemiologi
Kajian Agent

Peneltian Epidemiologi Environtmen

Deskriptif Analitik

Observasional Eksperimenta
l

Cohort Case Cross


Control Sectional

Teknik Pengambilan
Sampel

Random Non-Random

Metode Pengumpulan Data

Analisa Data

Penyajian Data

STEP 5
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, macam-


macam dan faktor dari epidemiologi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan teknik
dari penelitian epidemiologi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan macam-
macam sampel
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pengambilan
sampel
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metode pengumpulan
data
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisa data dan
penyajian data

STEP 7
REPORTING
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, macam-
macam dan faktor dari epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit
dan determinannya pada manusia. Distribusi penyakit dapat dideskripsikan
menurut orang (usia, jenis kelamin, ras), tempat (penyebaran geografis), dan
waktu, sedangkan determinan penyakit mencakup penjelasan ola distribusi
penyakit tersebut menurut faktor-faktor penyebabnya.

Menurut metode investigasi yang digunakan, epidemiologi dibedakan atas :

 Epidemiologi deskriptif: mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit.

 Epidemiologi analitik: mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi


distribusi penyakit (determinannya).

Triad epidemiologi:

Triad epidemiologi (segitiga epidemiologi) suatu konsep dasar dalam


epidemiologi yang menggambarkan bagaimana terjadinya lenyakit menular, yang
terdiri dari tiga faktor utama yaitu ageb, pejamu (host), dan lingkungan
(environment). Apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu faktor tersebut
maka dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan seseorang (status sakit).

Agen Penular

Suatu faktor penyebab lenyakit dapf berupa unsur mati atau hidup. Agen
adalah suatu faktor seperti mikroorganisme, zat kimja atau radiasi yang ada,
keberadaannya berlebihan atau faktor yang relatif tidak ada dalam menimbulkab
suatu penyakit

Faktor Lingkungan

Semua faktor di luar pejamu atau host yang mempengaruhi status


kesehagan populasi. Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial ekonomi
(lkngkungan kerja, keadaan perumahan, keadaan sosial masyarakat, bencana
alam, kemiskinan, dan lain lain), lingkunhan biologi (flora; sumber bahan
makanan dan fauna; sebagai sumber protein) dan lingkungn fisik (geologi, iklim,
geografik)

Pejamu (Host)

Manusia atau hewan yang dapat menjadi temlat berkembang biaknya agen
infeksius sehingga terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan teknik


dari penelitian epidemiologi
1. Penelitian analitik
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan untuk
mencari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab
terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok
individu. Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang menitikberatkan pada
pencarian hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat (kejadian penyakit).
Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban tentang penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal), besarnya masalah/
kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan
tujuan menentukan hubungan sebab akibat anatarafaktor resiko dan penyakit.
 Tujuan penelitian epidemiologi analitik
Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit.

 Jenis Studi Epidemiologi analitik


A. Studi potong lintang (Cross sectional)
Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan faktor penyebab yang mempengaruhi
penyakit tersebut dengan mengamati status faktor yang mempengaruhi penyakit
tersebut secara serentak pada individu atau kelompok pada satu waktu.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel
yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi
sekaligus pada waktu yang sama.
Langkah – langkah penelitian cross sectional :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan
faktor efek
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko
dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan
data)
4. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran)
Contoh : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan Berat
Badab Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn atau pendekatan cross
sectional.
Ciri khas rancangan cross sectional :
1. Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada suatu saat
tertentu.
2. Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua faktor baik
pemajanan (exposure) maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang
sama.
3. Hanya menggambarkan hubungan aosiasi bukan sebab akibat.
4. Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan
tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.

Kelebihan rancangan cross sectional :


a. Mudah dilaksanakan.
b. Sederhana.
c. Ekonomis dalam hal waktu.
d. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
e. Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik
variabel resiko maupun efek
Kekurangan rancangan cross sectional :
a. Diperlukan subjek penelitian yang besar.
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
d. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah bila dibandingan
dengan dua rancangan epidemiologi yang lain

B. Kasus kontrol (case control)


Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti
dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
status penyebab penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospektif.
Tahap-tahap penelitian case control
a. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek.
b. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
c. Identifikasi kasus.
d. Pemilihan subjek sebagai kontrol.
e. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor
resiko.
f. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-variabel
objek penelitian dengan variabel-variabel kontrol
Contoh : Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi (kekurangan
gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan oleh ibu.
Ciri rancangan kasus kontrol :
a. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol)
suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua
kelompok tersebut dibandingkan.
b. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas
(penyebab).
c. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
d. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus)
yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
e. Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang
sama dengan kasus.
f. Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti

Kelebihan rancangan penelitian case control :


a. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa
latennya panjang
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit
d. Subjek penelitian sedikit
e. Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat
f. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding dengan hasil rancangan cross sectional

Kekurangan rancangan penelitian case control :


a. Sulit menentukan kontrol yang tepat
b. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh
c. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
d. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
e. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan

C. Kohort
Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan berdasar status
penyakitnya. Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan longitudinal
kedepan atau prospektif.

Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :


a. Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek
b. Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
c. Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negatif
d. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya
mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif dengan
subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok
kontrol
Contoh : Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara cancer (Ca) paru (efek)
dengan merokok (risiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.

Ciri khas dari rancangan kohort :


a. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang berbaris maju ke
depan
b. Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu dan kemudian
diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan munculnya penyakit pada
tiap kelompok
c. Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek
d. Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti secara prospektif
e. Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat
(akibat)
f. Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif
Kelebihan Rancangan kohort :
1. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau
efek yang diteliti.
2. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko
dengan efek secara temporal.
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
4. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
5. Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
6. Dapat menetapkan hubungan temporal.
7. Mendapat incidence rate
8. Biasnya lebih kecil

Kekurangan rancangan kohort :


a. Memerlukan waktu yang lama.
b. Sarana dan biaya yang mahal.
c. Rumit.
d. Kurang efisien untuk kasus yang jarang.
e. Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis.
f. Menimbulkan masalah etika.
g. Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab

2. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah
kegiatan percobaan (eksperiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala
atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri
khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya trial. Percobaan itu berupa
perlakuan atau intervensi terhadap variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain. Tujuan utama
penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling sebab akibat
dengan cara mengadakan inervensi atau mengenakan perlakuan kepada satu atau
lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut
dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok
kontrol).
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimen yaitu :
a. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian.
d. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup :
1) Menetukan variabel bebas dan variabel terikat
2) Memilih desain eksperimen yang akan digunakan
3) Menentukan sampel
4) Menyusun alat eksperimen dan alat ukur
5) Menyusun outline prosedur pengumpulan data
6) Menyusun hipotesis
e. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
f. Melakukan eksperimen.
g. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)
h. Mengolah dan menganalisis data.
i. Menyusun laporan.
Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sampel
yang relative kecil, bila dibandingkan dengan besarnya populasi . Oleh Karena itu,
hasil penelitian eksperimen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistic yang
cermat, sehingga dapat dilakukan generlisasi yang memadai.
1. Eksperimen sungguhan (true eksperimen)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan dan
memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a. Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib
ketat,baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi
(pengaturan secara rambang).
b. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk
dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuan
eksperimental.
c. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek
secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, dan
penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.
d. Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e. Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
f. Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan
agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi.
Kelebihan
a. Dapat melakukan kontrol maksimal terhadap situasi terhadap situasi penelitian.
b. Memungkinkan terjadinya penyebaran secara acak penyebaran karakteristik
dasar termasuk faktor perancu dengan sebanding kepada eksperimen dan
kelompok kontrol.
Kekurangan
a. Tidak bias bebas sepenuhnya dari faktor luar, human error, peran peluang.
Untuk mengatasinya dilakukan stratifikasi blok. Blok yang dimaksud adalah
populasi homogen seperti keluarga, kelompok kerja, kelompok pasien atau daerah
geografis.
b. Randomisasi menjadi tidak etis ketika sekelompok subyek tidak mendapatkan
perlakuan sedangkan kelompok lain mendapatkan perlakuan yang dipandang
bermanfaat baik oleh peneliti maupun subyek penelitian.

2. Eksperimen semu (quasi experiment)


Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti
harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan
validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-
keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
a. Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di
dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan
kecuali beberapa dari variabel tersebut.
b. Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat,
sikap,dan perilaku.
c. Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih
dapat dijaga.
Kelebihan
a. Lebih mudah diterapkan
b. Lebih murah
Kekurangan
a. Karena tidak dilakukan randomisasi maka tidk mampu mengendalikan faktor
perancu.
b. Dapat mengakibatkan bias.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan macam-


macam sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
Sendiri secara harfiah berarticontoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari
Sampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD
untuk simpangan baku.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti

Macam-macam sampel:
a. Sample yang dikehendaki merupakan bagian populasi target yang akan
diteliti secara langsung. Cerita ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria
pemilihan baik inklusi maupun ekskulsi
b. Subjek yang benar diteliti merupakan subjek yang benar ikut serta dan
diteliti, merupakan bagian dari sample yang dikehendaki dikurangi dengan
drop out

 Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel


Suharsimi Arikunto (2013), Keuntungan penelitian menggunakan sampel :
a. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi,
maka kerepotannya tentu berkurang.
b. Apabila populasi terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
c. Dengan penelitian sampel akan lebih efisien (uang, waktu, dan tenaga)
d. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti merusak.
e. Lebih teliti dalam mengolah data dibandngkan jika datanya populasi akan
lebih melelahkan.
f. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pengambilan


sampel
A. Probability

1. Simple Random Sampling (sampel acak sederhana)

Teknik acak sederhana adalah teknik acak yang paling dasar.


Teknik acak ini seperti orang mengundi lotere atau mengundi pemenang
arisan. Prinsip sampel acak sederhana, setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik acak
sederhana bisa dipakai jikalau ada kerangka sampel yang baik dan lengkap
yang memuat daftar nama semua anggota populasi. Kerangka sampel itu
harus akurat dan juga lengkap. Tidak boleh ada anggota populasi yang
tidak masuk dalam kerangka sampel itu karena bisa mengurangi
kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi.
Teknik acak sederhana ini umumnya bisa dipakai dalam kondisi berikut

 Populasi relative kecil

Sampel acak sederhana efektif dipakai jika populasi tidak besar. Karena
pada populasi yang kecil umumnya ada kerangka sampel yang memuat
semua nama anggota populasi.

 Populasi relative homogeny

Anggota populasi mempunyai karakteristik yang hampir mirip satusama


lain. Penduduk dalam satu desa, mahasiswa di satu fakultas, santri disatu
pondok pesantren adalah contoh populasi yang homogeny. Kata homogeny
disini tidaklah berarti antara satu orang dengan orang lain mempunyai
sikap atau pendapat yang sama. Tetapi karakter (kondisi social,
demografiataupsikografi) yang hampir sama antara satu orang dan orang
lain. Penduduk dalam satu desamisalnya, relative punya kesamaan dalam
jenis pekerjaan, penghasilan atau pendidikan.

Cara yang paling sederhana adalah dengan mengundi. Kita


mencatat terlebih dahulu semua anggota populasi dan memberi mereka
nomor. Misalnya, kalau dalam populasi ada 100 orang kita membuat daftar
nama keseratus orang itu dan memberi mereka nomor 1-100. Pada saat
yang bersamaan, kita membuat gulungan kertas dengan disertai nomor 1-
100. Teknik mengundi dapat bermacam-macam misal seperti membuat
gulungan kertas dll. Nomor yang diambil itu lalu dicocokan dengan daftar
nama yang kita buat. Nama itulah yang terpilih sebagai sampel. Cara ini
terus dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi.

Teknik ini hanya efektif dilakukan dalam populasi yang relative


kecil misal kurang dari 100 orang. Cara yang efektif dilakukan untuk
populasi agak besar adalah dengan memakai tabel acak. Tabel tersebut
tersedia dibuku statistic standar. Seiring dengan kemajuan teknologi, bisa
dengan menggunakan program Microsoft Exel untuk mengeluarkan
angka-angka random.
 Kelebihan dan kekurangan simple random sampling
1. Kelebihan
 Tidak memerlukan informasi yang mendetail dari suatu populasi
 Mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan dengan orang lain
 Prosedur statistic yang diperlukan untuk menganalisis data dan
kesalahan menghitung lebih mudah
 Menghasilkan sampel yang representative / dapat mewakili suatu
populasi tersebut

2. Kekurangan
 Memiliki kesalahan pengambilan sampel lebih besar dibandingkan
dengan teknik sampling lainnya
 Biaya pengumpulan data lebih tinggi apabila populasinya tersebar
 Jika sub kelompok populasi memiliki kepentingan tertentu, mereka
mungkin tidak disertakan dalam pengambilan sampel

2. Systematik Random Sample (Sampel acak sistematis)


Sampel acak sistematisa dalah teknik penariakan sampel yang tidak
membutuhan tabel angka acak seperti pada acak sederhana. Teknik acak
sistematis pada dasarnya memilih sampel dalam populasi secara
sistematis. Kita hanya perlu melakukan random (acak) unsur pertama saja
dari populasi. Unsur selanjutnya tinggal mengikuti deret atau sistematika
tertentu.
Langkah pertama dalam penarikan sampel sistematis adalah
menentukan interval sampel. Interval sampel diperoleh dengan membagi
jumlah populasi dengan jumlah sampel.

Selanjutnya menentukan unsur pertama dari sampel. Unsur


pertama dipilih secara acak dari angka interval sampel. Jika sudah terpilih,
unsur kedua dan seterusnya tinggal bergerak sesuai dengan interval
sampel. Jika unsur pertama kita beri symbol x, dan interval kita beri
symbol I maka unsur unsur selanjutnya dari sampel terpilih adalah sebagai
berikut

3. Stratified random sampling (sampel acak stratifikasi)

Teknik acak sederhana atau sistematis hanya cocok dipakai pada


populasi yang homogen. Terutama untuk populasi besar yang
menyertakan banyak orang, umumnya anggota populasi terdiri dari
beragam orang dengan karakter yang berbeda. Dalam acak stratifikasi,
sebelum sampel diambil dari populasi, kita melalukan stratifikasi
populasi terlebih dahulu berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel yang
diambil disesuaikan dengan proporsi dari populasi. Dengan cara ini,
sampel yang diambil bisa lebih mencerminkan populasi.

Teknik penarikan acak stratifikasi akan menghasilkan sampel yang


lebih representative dibandingkan dengan acak sederhana atau sistematis.
Salah satu cara untuk melihat apakah sampel representatif atau tidak
dengan populasi adalah dengan membanding apakah karakter sampel sama
dengan karakter populasi.

Sampel acak stratifikasi terbagi kedalam dua jenis

 Sampel acak stratifikasi proporsional

Dalam stratifiaksi ini ,jumlah proporsi masing-masing strata dalam


sampe ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya dalam
populasi. Proporsi atau strata terbesar akan mendapatkan sampel lebih
besar dibandingkan dengan strata yang lebih kecil. Dengan stratifikasi
proporsional terkandung prinsip keadilan, populasi yang besarakan
mendapatkan bagian sampel yang besar pula. Stratifikasi proposional baik
digunakan ketika strata dalam populasi terbagi dalam tingkatan yang
kurang lebih seimbang.

 Sampel Acak Stratifikasi tidak Proporsional

Populasi dibagi kedalam beberapa strata dan ditentukan


proporsinya. Yang membedakan adalah jumlah sampel di masing-
masing strata nantinya tidak diambil secara proporsi yang
sebenarnya. Sebaliknya, ada strata yang dikurangi jumlah sampel
dari proporsi yang seharusnya diterima.

Teknik penarikan sampel ini diambil ketika strata dan


proporsi dalam posisi tidak seimbang. Ada strata dengan proporsi
yang sangat besar, tetapi ada strata lain dengan proporsi yang
sangat kecil. Selain alasan proporsi yang tidak seimbang, acak
stratifikasi tidak proporsional juga bisa dipakai dalam dua kondis
iberikut :

 Ada bagian dari strata yang sangat penting

Karena penting strata ini mendapatkan proporsi yang lebih besar


dari semestinya. Misalnya kita membuat survey terhadap pelaku
kriminalitas. Dari data kepolisian diketahui pencurian mencapai
90%, pembunuhan 10% dan pemerkosaan 2%. Survey kita,
misalnya ingin menganalisis secara khusus kasus perkosaan karena
kasus ini (meskipun jumlahnya kecil) tetapi meresahkan
masyarakat dan selalu menjadi perhatian masyarakat. Jika kita
memakai stratifikasi proporsional, kita akan mendapatkan jumlah
sampel pelaku pemerkosaan yang tidak cukup representative.
Dengan pertimbangan ini, acak stratifikasi tidak proporsional bisa
diterapkan. Proporsi sampel pelaku perkosaan ditingkatkan dari
proporsi yang sesungguhnya dalam populasi.

 Kepentingan perbandingan. Supaya perbandingan bisa diterapkan


dengan baik, strata dibuat tidak proporsional.

 Kelebihan dan kekurangan stratified sampling


1. Kelebihan
 Memiliki kemampuan yang lebih dalam membedakan dan menganalisis
data yang
berstrata
 Memiliki kesalahan yang lebih kecil dalam memnentukan sampel
 Sampel yang dihasilkan lebih representative karena mewakili elemen
pada setiap
Strata
 Memperbolehkan metode penelitian yang berbeda
2. Kekurangan
 Membutuhkan informasi yang mendetail dari populasi agar bisa dibuat
strata
 Informasi dari variable stratifikasi dibutuhkan untuk setiap elemen pada
populasi.
Jika informasi tidak tersedia, hal ini bisa menimbulkan masalah
 Lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama
 Analisis data lebih kompleks disbanding simple random sampling

4. Cluster sampling
Cluster sampling adalah prosedur probability samping dimana elemen populasi
dipilih secara acak dalam kelompok yang terjadi secara alami (cluster). Ada 6
langkah utama dalam memilih sampel dengan menggunakan cluster sampling
yaitu:
1. Tentukan populasi sasaran
2. Tentukan ukuran sampel yang diinginkan
3. Mengidentifikasi kerangka sampling yang ada atau mengembangkan
kerangka sampling baru dari suatu cluster pada target populasi
4. Mengevaluasi cakupan kerangka sampling. Idealnya, cluster akan
heterogen sebagai populasi, saling eksklusif, dan lengkap.
5. Tentukan jumlah cluster yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan
membagi ukuran sampel dengan perkiraan rata – rata jumlah populasi
6. Memilih cluster yang ditargetkan secara acak

Seringkali cluster sampling dilakukan lebih dari satu tahap “stage” (langkah
dalam proses pengambilan sampel). Ada tiga sub tipe utama dari cluster samping
yaitu: single-stage cluster samping, two-stage cluster sampling, multistage cluster
sampling.

 Single-stage cluster samping


Dalam desain sampel kluster satu tahap, pengambilan sampel dilakukan
hanya sekali. Contoh : seseorang tertarik mempelajari tunawisma yang
tinggal di tempat penampungan. Jika ada 5 tempat penampungan di kota,
seorang peneliti secara acak akan memilih salah satu tempat penampungan
dan kemudian meneliti / menganbil sampel semua orang tunawisma dalam
tempat tersebut.
 Two-stage cluster sampling
Dalam desain sampel kluster dua tahap, pengambilan sampel dilakukan dua
kali dimanaa langkah kedua menggunakan random sampling juga. Bisa
simple random sampling atau stratified sampling. Contoh : setelah peneliti
memilih tunawisma dalam satu tempat yang dipilih secara acak tersebut,
kemudian peneliti melakukan random sampling lagi misalnya teknik simpe
random sampling. Maka peneliti akan mengacak lagi dengan ketentuan
tunawisma yang berumur antara 50 – 60 tahun dalam satu tempat tersebut.
Kemudian peneliti akan menggunakan sampel tersebut.
 Multistage cluster sampling
Dalam multistage ini, peneliti akan melakukan pengacakan sampel sekali
lagi. Setelah tahap 1 dan 2, peneliti akan menggunakan tahap 2 atau
multistage. Contoh : peneliti sudah mengambil sampel tunawisma dalam
satu tempat tersebut yang berumur 50 – 60 tahun yang kemudian peneliti
akan mengacak lagi anggota tunawisma berumur 50 – 60 tahun yang masih
memiliki keluarga, lalu peneliti akan menggunakan data tersebut untuk
penelitiannya. Jadi dalam tahap ini, lebih khusus, detail dan terperinci.

 Kelebihan dan kekurangan cluster sampling


1. Kelebihan
 Dapat memeperkirakan karakteristik dari kelompok dan populasi
 Tidak memerlukan kerangka sampling dari semua elemen dalam
populasi target
 Karena yang diambil sampel lebih sedikit / bersifat khusus maka lebih
sedikit tenaga, waktu, uang yang dibutuhkan untuk meneliti sampel
2. Kekurangan
 Kurang mewakili populasi sebagai sampel acak sederhana dengan
ukuran sampel yang sama
 Varian cluster sampling lebih tinggi daripada varian simple sampling
 Menghasilkan kesalahan pengambilan sampel yang lebih besar untuk
sampel dengan ukuran yang sebanding dari teknik sampel lainnya.

NON PROBABILITY SAMPLING

1. Quota Sampling
Metode memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah
atau quota yang diinginkan. Contoh : akan diteliti mengenai manfaat
penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar
pada mata kuliah tertentu. Peneliti menentukan kuota untuk masing-
masing sampel :
Jumlah mahasiswa : 50 orang
Jumlah dosen : 5 orang
Jumlah mata kuliah : 3 mata kuliah
Sehingga diperoleh 50 mahasiswa dan 5 dosen sebagai sampel penelitian
untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam proses belajar
mengajarnya.
Kelebihan teknik Quota Sampling :
 Mudah dan cepat digunakam

Kekurangan teknik Quota Sampling :

 Penentuan sampel cenderung subjektif bagi peneliti


2. Accidental Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih yang kebetulan ada /
dijumpai.
Contoh : akan diteliti minat ibu rumah tangga berbelanja di swalayan,
peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang
kebetulan berbelanja di swalayan tertentu untuk dimintai pendapat.
Kelebihan teknik Accidental Sampling :
 Mudah dan cepat digunakan

Kekurangan teknik Accidental Sampling :

 Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung


hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu.
3. Purposive Sampling
Metode pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus, criteria tertentu
siapa yang dijadikan informan. Contoh : meneliti kriminalitas di kota
Semarang, maka mengambil informan yaitu Kapolresta Semarang, seorang
pelaku krimminal dan seorang korban criminal.
Kelebihan teknik Purposive Sampling :
 Tujuan dari peneliti dapat terpenuhi

Kekurangan teknik Purposive Sampling :

 Belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada


4. Snowball Sampling
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil
berdasarkan informasi dari satuan pengamatan diambil berdasarkan
informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih. Contoh
: penelitian mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan menelusuri
orang-orang yang diduga mengidap penyakit ini berdasarkan informasi
dari si penderita pertama yang ditemukan.
Kelebihan teknik Snowball Sampling :
 Mudah digunakan

Kekurangan teknik Snowball Sampling :

 Membutuhkan waktu yang lama


5. Voluntary Sampling
Teknik ini digunakan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar
sukarela. Contoh : akan meneliti mahasiswa yang menderita karies
digunakan untuk sampel penelitian.
Kelebihan teknik Voluntary Sampling :
 Simple, cepat dan mudah

Kekurangan teknik Voluntary Sampling :

 Belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metode pengumpulan


data
Metode pengumpulan data
1. Kuesioner
Daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden

Macam-macam kuisioner:
1. Kuisioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban, responden hanya
memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuisioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden harus
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuisioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana terdapat pertanyaan tertutup dan disusul dengan pertanyaan terbuka yang
jawabannya berupa pilihan ganda dan uraian.
4. Kuisioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan
adanya tambahan jawaban lain.

2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek
yang diteliti tanpa mengajukan pertanyaan
Macam-macamobservasi:
1. Observasi pasrtisipatif
Penelitian dengan cara mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa
yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang di teliti.
2. Observasi terus terang atau tersamar
Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Keuntungan
- Dapat dicatat hal-hal perilaku, pertumbuhan, respkn terhadap suatu
perlakuan tertentu
- Dapat memperoleh data dari lbjek yang diteliti tanpa melakukan
konmmunikasi verbal

Kelemahan
- Waktu menunggu lama
- Pengamatan terhadap suatu fenomena lama tidak dapat dilakukab secara
langsung

3. Wawancara
Metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu pada
responden secafa tatap muka
Kelebihan metode wawancara
Mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertabyaan yang diajukan, jika
mereka tidak mengerti bisa diantisipasi interviewer dengan memberikan
penjelasan
- Fleksibel, pelaksanaannya dapat direncanakan dengab masing-masing
individu
- Menjadi satu-satubya hal yang dapat dilakukab di saat teknik lain sudah
tidak dapat dilakukan
3 kelemahan metode wawancara
- Rentan terhadap bias atau menyimpang yang ditimbulkan oleh kontruksi
pertanyaan yang penyusunnya kurang baik
- Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisa data dan
penyajian data
1. Analisis data
Adalah proses menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari
observasi melalui pengorganisasian data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan yang dapat
dimengerti oleh pengamat sendiri dan orang lain.
Beberapa fungsi dari analisis data sebagai berikut:
 Untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah sebagai bahan masukan
 Untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan,
penyusunan laporan, penyusunan statistik
Jenis-Jenis Analisis Data
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang
keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan
ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Data bermuatan kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Analisis
kualitatifdisebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk
menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa.

2. Data bermuatan kuantitatif


Analisa kuantitatif adalah analisa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
kadar atau nilai dalam suatu bahan.
Teknik Analisis Data:
1. Mengidentifikasi tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari
tema-tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, misalnya kode
untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: dengan prinsip 5W1H
4. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
5. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian,
kemudian identifikasikan.

2. Penyajian Data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai
deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan
menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam
prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan
sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka
dilakukan penyajian data atau penyusunan data.
Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang
berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.
A. Tujuan Penyajian Data
Penyajian data mempunyai dua tujuan yaitu:
1. Pertama, penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data.
Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan
menyajikannya dalam bentuk tabel atau gambar maka penampilan dan gambaran
data lebih mudah dibaca dan dipahami.
2. Kedua, penyajian data memudahkan dalam menganalisis data.
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan
sulit untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur
maka data lebih mudah dianalisis.
B. Bentuk Data yang Disajikan
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang
disajikan dapat berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat
tergantung pada bentuk mana yang memberikan manfaat maksimal kepada
pembaca dalam memahami data.
1. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung
diambil berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden.
Pengukuran dilakukan dengan mengubah respons yang diberikan oleh responden
atas instrumen menggunakan aturan skoring.
2. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase
dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya:
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data
siswa yang tidak lulus adalah (15/50) x 100 = 30 %.
Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara
total keseluruhan.
3. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga
penyajian data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga
dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data.
Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang angka indeks
disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:
Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti
oleh 20 orang, maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.
C. Macam-Macam Teknik Penyajian Data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun
dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam
arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah
memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan:
penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka
perlu bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat
tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
1. Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori
(misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga
memudahkan dalam pembuatan analisis data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan
gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah
data dalam menganalisis data tersebut.
Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai
bahan untuk menjelaskan komponen tabel.
a) Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel
yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk
mencari kembali bila dibutuhkan.
b) Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat
informasi mengenai: data serta tempat dan waktu pengumpulannya.
c) Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132
dan jumlah – 368.
d) Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus
SD/MI.
e) Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121,
132 dan 368.
f) Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang
melakukan pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data
dikumpulkan dan ditabulasikan sendiri oleh pembuat tabel.
Macam – macam penyajian data dalam bentuk tabel antara lain:
a. Tabel Baris Kolom
Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan
kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari
beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi
beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)
b. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam
frekuensi. Tabel ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal


Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun
distribusi data dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh:
( fiktif )
2) Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong
Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk
menyajikan data dalam frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami
data. Contoh: ( fiktif )
c. Tabel Kontingensi ( Tabel Faktorial )
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini
mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor
(variabel) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan kolom. Contoh: (fiktif)
2. Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas,
data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam
bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data
secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini
lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel
distribusi frekuensi karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel
distribusi frekuensi. Oleh karena itu pembuatan grafik selalu diawali dengan
pembuatan tabel distribusi frekuensi.
Penggambaran data dalam sebuah grafik dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai jenis grafik, tergantung jenis datanya. Bila data yang hendak disajikan
berupa data nominal, maka penyajian data menggunakan grafik batang, gambar,
garis, atau lingkaran. Sedangkan jika data bersifat kontinum maka penyajian data
biasanya menggunakan grafik histogram, poligon, atau kurva.
a. Data nominal
Data nominal merupakan data yang bersifat kategorik. Data yang satu dengan
yang lain dapat dipisah-pisahkan secara tegas.
1) Grafik Batang
Grafik batang merupakan grafik yang menggambarkan data menggunakan batang.
Batang menunjukkan data dan ketinggiannya menunjukkan frekuensinya. Contoh:
(fiktif)
Diketahui data jumlah anak dalam setiap keluarga penduduk di desa X tahun
2012, yang diikuti oleh 213 keluarga sebagai berikut:
2) Grafik Gambar (Pictogram)
Grafik gambar adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini
dilakukan supaya gambar yang disajikan lebih komunikatif. Di dalam bidang
koordinat XY dinyatakan dalam gambar – gambar dengan ciri khusus untuk suatu
karakteristik. Misalnya: (fiktif) untuk menyatakan jumlah buku di perpustakaan
pada tahun – tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar buku (secara
sederhana) tiap gambar mewakili suatu jumlah tertentu.

3) Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dalam sebuah garis, biasanya
dibuat untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan dari waktu ke waktu.
Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual
melalui garis dalam grafik.
Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar
menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang
perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada
garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi. Contoh :
(fiktif)
4) Grafik Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan grafik lingkaran.
Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai
kelompok.
1) Grafik Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan
berimpitan satu dengan yang lainnya tanpa ruang antara.

2) Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu
variable. Tampilan poligon berupa garis-garis patah yang menghubungkan nilai
tengah dari setiap interval kelas. Poligon juga disebut grafik untuk
menggambarkan data dengan menghubungkan titik – titik tengah batang
histogram sehingga sering disebut dengan frekuensi histogram.
3) Grafik Kurva
Kurva merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis poligon. Gambar
poligon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data
skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan kurve dilakukan
dengan meratakan garis gambar poligon yang tidak rata dan terlihat tidak
beraturan sehingga menjadi rata.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.
2. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
3. Purwanto, Erwan Agus, Dyah R. Sulistyastuti. .2011. Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.

4. Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar.


Jakarta: EGC
5. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
6. Morton RF,Hebel JR,Mc Carter RJ, Panduan Studi Epidemiologi dan
Biostatistika, ed 5, Alih Bahasa : Apriningsih, 2009, Jakarta : EGC

7. Hertono,.Broto.R. 1977. "Cara-Cara Sampling". Jakarta : Fakultas Kesehatan


Masyarakat Univesitas Indonesia.
8. Eriyanto. 2007. Teknik Sampling AnalisisOpiniPublik. Yogyakarta : LKiS
9. Mac Mahon, B. Epidemiologi Principles and Method. Brown and
Companyi, Boston 1986.

Anda mungkin juga menyukai