Anda di halaman 1dari 32

LEMBARAN DESA PURWAWINANGUN

Xfe * SLk

ft
NOMOR 1 TAHUN 2018

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN


TATA KERJA PEMERINTAH DESA PURWAWINANGUN
KECAMATAN SURANENGGALA

DESA PURWAWINANGUN KECAMATAN SURANENGGALA


KABUPATEN CIREBON
2018
LEMBARAN DESA PURWAWINANGUN

NOMOR 1 TAHUN 2018


TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN


TATA KERJA PEMERINTAH DESA PURWAWINANGUN
KECAMATAN SURANENGGALA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUWU PURWAWINANGUN ,

Menimbang : a . bahwa untuk menindaklanjuti Peraturan Daerah Kabupaten


Cirebon Nomor 1 Tahun 2017 ten tang Perubahan atas
peraturan Daerah Kabu paten Cire bon Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pemerintah Desa dan BPD , maka Peraturan Desa
Purwawinangun Nomor 01 Tahun 2016 tentang Pembentukan
organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa Purwawinangun ,
perlu diubah untuk dilakukan penyesuaian ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a , maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan
Desa Purwawinangun tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa.
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djaua
Barat ( Berita Negara Tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana
telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851) ;
2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 124 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan
Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5475) ;
3. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang- undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 12 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) ;

1
4. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubah , terakhir
dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6 . Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa {Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang
Pedoman Administrasi Desa ;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa ( Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094) ;
12 . Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak A sal Usui dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 158) ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5);
14 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Keija Pemerintah Desa ( Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6 ) ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 17 Tahun 2006
tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan ( Lembaran
Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 17 Seri D.10)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Cirebon Nomor 18 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Pembentukan dan Penataan Kecamatan (Lembaran Daerah
Kabupaten Cirebon Tahun 2007 Nomor 18, Seri D.9);
2
16 . Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pemerintah Desa dan BPD ( Lembaran Daerah
Kabupaten Cirebon Tahun 2015 Nomor 2 , Seri E. l , Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 42) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 1 Tahun 2017
tentang pern bahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pemerintah Desa dan BPD
( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Nomor 1,
Seri E. l ) ;
17. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pembentukan Produk Hukum Desa (Berita Daerah Kabupaten
Cirebon Tahun 2015 Nomor 11, Seri E.8);
18 . Peraturan Bupati Cirebon Nomor 25 Tahun 2015 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa ( Berita Daerah Kabupaten Cirebon
Nomor 25 Tahun 2015, Seri E.20) ;
19. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 121 Tahun 2015 tentang
Ferangkat Desa (Berita Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2015
Nomor 121, Seri E.111);
20. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Ketentuan Mengenai Hari Keija, Jam Keija, Pakaian Dinas dan Hak
Cuti bagi Kuwu dan Perangkat Desa di Lingkup Pemerintah
Kabupaten Cirebon (Berita Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Nomor 17, Seri E. l 5) ;
21. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 101 Tahun 2017 tentang
Tata Naskah Dinas dilingkup Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Desa Kabupaten Cirebon (Berita Daerah Kabupaten Cirebon
Tahun 2017 Nomor 101, SeriE.86);
22 . Peraturan Desa Purwawinangun Nomor 01 Tahun 2016 tentang
Pembentukan organisasi dan tata keija Pemerintah Desa
Purwawinangun ( Lembaran Desa Purwawinangun Kecamatan
Suranenggala Tahun 2016).

Msnpeihaiikan : Surat Kepala DPMD Kabupaten Cirebon Nomor ; 141 / 264 / Pemdes
tanggal 15 Februari 2018 perihal Hasil Evaluasi Rancangan
Peraturan Desa SOTK Desa Purwawinangun .

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PURWAWINANGUN
dan
KUWU PURWAWINANGUN

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DESA PURWAWINANGUN TENTANG SUSUNAN


ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PURWAWINANGUN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1 . Daerah adalah Kabupaten Cirebon ;
2. Bupati adalah Bupati Cirebon ;
3. Camat adalah Camat Suranenggala ;
3
4. Kuwu adalah Kuwu Purwawinangun ;
5. Desa adalah Desa Purwawinangun ;
6. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa Purwawinangun dan
Badan Permusyawaratan Desa Purwawinangun;
7. Pemerintah Desa adalah Kuwu dan Perangkat Desa
Purwawinangun;
8. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Purwawinangun;
9. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan
lingkungan keija pelaksanaan pemerintah desa;
10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD
adalah Badan Permusyawaratan Desa Purwawinangun ;
11. Peraturan Desa adalah Peraturan Desa Purwawinangun ;
12. Peraturan Kuwu adalah adalah Peraturan Kuwu Purwawinangun ;
13. Keputusan Kuwu adalah keputusan Kuwu Purwawinangun;
14. Stmktur Organisasi dan Tata Keija Pemerintahan Desa adalah
satu sistem dalam kelembagaan dalam pengaturan tugas dan
fungsi serta hubungan keija ;
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut
APB Desa, adalah APB Desa Purwawinangun;
16. Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan
pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan
Pemerintahan Desa pada Buku Administrasi Desa;
17. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh panitia
pengisian perangkat untuk mendapatkan Bakal Calon
perangkat desa dari warga masyarakat Desa setempat ;
18. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan baik dari segi
administrasi , pengetahuan maupun kemampuan para Calon
Perangkat Desa ;
19. Calon perangkat desa adalah warga masyarakat desa yang
berdasarkan penjaringan oleh panitia memenuhi persvaratan
dan berhak mengikuti penyaringa atau seleksi calon perangkat
desa ;

20. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintah Desa yang membantu


Kuwu dalam melaksanakan tugas, baik tugas pelayanan
kesekretariatan , teknis maupun kegiatan dalam wilayah ;

21. Hari adalah hari keija;


22. Cuti kuwu dan perangkat desa yang selajutnya disingkat cuti
adalah keadaan tidak masuk keija yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu ;

23. Pelaksana Tugas Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Pit


Perangkat Desa adalah perangkat desa yang melaksanakan
tugas dan kewajiban kekosongan jabatan perangkat desa
lainnya sesuai bidang tugasnya atau yang dianggap mampu
dengan tidak meninggaJkan tugas dan kewajibannya;

24. Tenaga pendukung adalah unsur Pemerintah Desa diluar


perangkat desa yang difungsikan untuk mendukung kelancaran
tugas dan fungsi perangkat desa ;

25. TPTGR adalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti


rugi.

4
BAB II
PEMBENTUKAN

Pasal 2
(1) Dengan peraturan desa ini, dibentuk organisasi Pemerintah
Desa.
(2} Pemerintah Desa adalah Kuwu dibantu oleh Perangkat Desa
(3) Susunan Organisasi Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) , terdiri atas :
a. Kuwu sebagai unsur pimpinan .
b. Sekretariat Desa, yang terdiri dari 3 (tiga) bidang urusan
yaitu :
1) Urusan Umum;
2) Keuangan dan ;
3) Urusan Program.
c . Petaksana Teknis, yang terdiri dari 3 ( tiga ) seksi yaitu:
1. Seksi Pemerintahan dan Pembinaan Kemasyarakatan ;
2 . Seksi Perekonomian dan Pembangunan ;
3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat .
d . Pelaksana Kewilayahan , yang terdiri dari 7 (Tujuh ) dusun
yaitu:
1 ) Kepala Dusun Kecitran Desa
dengan wilayah keija meliputi RW 01
2) Kepala Dusun Kecitran Lor
dengan wilayah keija meliputi RW 02
3) Kepala Dusun Kecitran Wetan
dengan wilayah keija meliputi RW 03
4) Kepala Dusun Pabean Kulon
dengan wilayah keija meliputi RW 04
5) Kepala Dusun Pabean Wetan
dengan wilayah keija meliputi RW 05
6) Kepala Dusun Sipalasa
dengan wilayah keija meliputi RW 06
7) Kepala Dusun Puri Celancang
dengan wilayah keija meliputi RW 07, RW 08

(4) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertugas


membantu Kuwu dalam melaksanakan tugas dan
w'ewenangnya.
(5) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnva , perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertanggung jawab
kepada Kuwu.
(6) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

BAB III
KUWU
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 3
Kuwu berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

5
Bagian Kedua
Paragraf Kesatu
Tugas Kuwu

Pasal 4
Kuwu bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa ,
melaksanakan pembangunan Desa , pembinaan
kemasyarakatan Desa , dan pemberdayaan masyarakat Desa .

Paragraf Kesatu
Wewenang Kuwu
Pasal 5

Da]am melaksanakan tugas, Kuwu berwenang :


a * memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa ;
b. mengangkat dan memberhentikan perangkat desa ;
c. memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa;
d. menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan
kesepakatan bersama dengan BPD;
e. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa yang
telah mendapatkan kesepakatan bersama dengan BPD;
f. membina kehidupan masyarakat desa ;
g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa ;
h . membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala
produktif untuk sebesar- besamya kemakmuran
masyarakat desa ;
i. menge mbangkan sumberpendapatandesa ;
j. mengusulkan dan menenma pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa;
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat
tiesa ;
l. rnemanfaatkan teknologi tepat guna;
m . mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif ;
n . mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan .

Bagian Ketiga
Paragraf Kesatu
Kewajiban Kuwu

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas, Kuwu berkewajiban :


a memegang teguh dan mengamalkan Pancasila ,
melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik
6
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhinneka Tunggal Ika ;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa ;
a memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa;
d menaati dan menegakkan peraturan peru ndang- undangan ;
e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan
gender;
£ melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang
akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien ,
bersih , serta bebas dari kolusi, korupsi , dan nepotisme;
g. menjalin koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan
di desa;
h. menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang
baik ;
i. mengelola keuangan dan aset desa;
j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa ;
k menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa;
1 mengembangkan perekonomian masyarakat desa ;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat
desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan
di desa;
a mengembangkan potensi sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan hidup; dan
р. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.

Paragraf Kedua
Kewajiban Kuwu

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) , Kuwu berhak:
a. mengusulkan struktur organisasi dan tata keija pemerintah
desa kepada BPD;
b. mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan desa
kepada BPD;
с. menerima penghasilan tetap setiap bulan , tunjangan , dan
penerimaan lainnya yang sah , serta mendapat jaminan
kesehatan ;
d . mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang
dilaksanakan ; dan
e memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban
.
lainnya kepada perangkat desa .
f. mendapatkan cuti.

-
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas , kew enangan , hak dan kewajibannya ,
kuwu wajib :
a menvampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati;

7
b. menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
pada akhir masa jabatan kepada Bupati;
c. menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun
anggaran .

BAB IV
SEKRETARIAT DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9
(1) Secretariat desa mempunyai fungsi dalam bidang administrasi
pemerintahan , pembangunan dan kemasyarakatan yang
meliputi administrasi umum , aparatur desa, keuangan ,
program dan mengkoordinasikan serta mengendalikan semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh unsur pelaksana teknis, dan
unsur pelaksana kewilayahan .

$ Sekretariat Desa terdiri dan 3 ( tiga) bidang urusan yaitu :


a . Urusan Umum;
b. Urusan Keuangan ; dan ;
c. Urusan Program .
(3) Sekretariat Desa dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa atau
sebutan lain merupakan unsur staf yang bertanggungjawab
langsung kepada Kuwu.
(4) Bidang urusan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan
merupakan unsur staf yang bertanggungjawab langsung
kepada Sekretaris Desa.
(5) Pada bidang urusan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 2) huruf b, diangkat seorang perangkat desa sebagai
Bendahara Desa .
Bagian Kedua
Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan

Paragraf Kesatu
Uraian Tugas Sekretaris Desa
Pasal 10
Sekretaris desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3)
mempunyai uraian tugas antara lain :
a. menyusun rencana keija sekretariat;
b. menyusun dan mengkordinasikan rancangan Peraturan
Desa , peraturan kuwu dan keputusan Kuwu ;
c. melaksanakan administrasi dan mengundangkan
Peraturan Desa dalam Lembaran Desa;
d . melaksanakan administrasi dan mengundangkan
Peraturan Bersama Kuwu dan Peraturan Kuwm dalam
Berita Desa;
e. mengelola administrasi produk hukum desa ;
f. mengelola dan mengkoordinasikan penyusunan rencana
anggaran dan pengendalian pelaksanaan anggaran ;
g- mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan desa ;
h. menyusun dan melaksanakan pengelolaan barang desa dan
administrasi pengadaan barang dan / atau jasa di Desa;
8
i- mengkoordmasikan penyusunan laporan penvelenggaraan
pemerintahan desa;
j. mengkoordinasikan penyusunan laporan keterangan
penvelenggaraan pemerintahan desa ;
k. -
melaksanakan persiapan , dan mencatat hasil hasil rapat;
l. melakukan kegiatan inventarisasi ( mencatat, mengawasi,
memelihara ) kekayaan Desa ;
m. melakukan penataan administrasi aparatur desa;
n. mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah
tangga desa;
o. melakukan kegiatan administrasi pendapatan yang dikelola
oleh Desa dan menganalisa data sumber pendapatan desa
baru untuk dikembangkan ;
p. melakukan , menerima dan mengendalikan surat-surat
masuk dan keluar serta melaksanakan kearsipan ;
q. memberikan informasi mengenai keadaan Sekretariat Desa
dan keadaan desa ;
r. melaksanakan dan mengu sahakan ketertiban dan
kebersihan kantor dan bangunan lain milik desa ;
s. menyelenggarakan pengelolaan Buku Administrasi Umum;
t. membina dan memotivasi perangkat desa lainnya dalam
pelaksanaan tugas;
u. mendistribusikan dan member! petunjuk pelaksanaan
tugas pada perangkat desa;
v. memberikan saran dan pendapat kepada Kuwu ; dan
w. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kuwu .

Paragraf Kedua
Uraian Tugas Kepala Urusan Umum

Pasal 11
Kepala Urusan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (2) huruf a mempunyai uraian tugas antara lain :
a melaksanakan tata kelola surat masuk dan keluar,
ekspedisi , tata naskah dinas serta melaksanakan tata
kearsipan;
h melaksanakan penyimpanan alat- alat tulis kantor, serta
pemeliharaan peralatan kantor ;
c menyusun rencana dan program keija urusan Umum
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
d mengonsep dan memaraf naskah dinas yang akan
ditandatagani oleh pimpinan ;
e melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan
keprotokolan ;
l melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan
administrasi perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ;
g melaksanakan ketertiban dan kebersihan kantor serta
bangunan lain milik desa ;
h. melaksanakan tata kelola administrasi aparatur
pemerintah desa ;
9
i menyusun , menyimpan , dan memelihara data -data
kepegawaian perangkat desa di lingkup desa;
j. mengelola buku administrasi umum seperti : buku agenda ,
buku ekspedisi , buku perangkat desa , buku inventaris dan
kekayaan desa , buku Berita Desa, buku Lembaran Desa ;
k mengelola penyusunan dan pencatatan inventarisasi data
aset barang dan kekayaan desa;
1 menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
barang desa dan administrasi pengadaan barang dan / atau
jasa di Desa ;
m melaksanakan persiapan penyelenggaraan rapat , mencatat
hasil- hasil rapat, penerimaan tamu dinas; dan
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
Desa dan Kuwu .

Paragraf Ketiga
Uraian Tugas Kepala Urusan Keuangan
Pasal 12

Kepala Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


ayat (2) huruf b mempunyai uraian tugas antara lain :
a membantu sekretaris desa dalam menyusun dan
melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa;
b membantu sekretaris desa dalam melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam APBDesa ;
c membantu sekretaris desa dalam menyusun laporan
semester f , semester II , dan pertanggu ngjawaban
pelaksanaan APBDesa;
d membantu sekretaris desa dalam melakukan verifikasi
terhadap bukti- bukti penerimaan dan pengeluaran
APBDesa;
e membantu sekretaris desa dalam menghimpun dokumen
perencanaan , pelaksanaan dan pertanggu ngjawaban
keuangan desa ;
f melakukan kegiatan administrasi pendapatan yang dikelola
oleh Desa dan menganalisa data sumber pendapatan desa
baru untuk dikembangkan ;
g membina dan mengawasi pelaksanaan tugas bendahara
desa diantaranya buku administrasi keuangan desa;
b mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR ) ;
i membuat berita acara barang rusak / hilang untuk
keperluan proses administrasi TPTGR ;
y melaksanakan pembi naan / bi mbingan / pengarahan
kegiatan pekeijaan bendahara ;
k mengelola sistem informasi manajemen keuangan desa;
1 membantu sekretaris desa dalam melakukan verifikasi
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ ) ; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa
dan Kuwu.

10
Paragraf Empat
Uraian Tugas Kepala Urusan Program
Pasal 13

Kepala Urusan Progam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


ayat (2) huruf c mempunyai uraian tugas antara lain :
a menghimpun usulan program keija dari petaksana teknis
dan pelaksana kewilayahan sebagai bahan pengkajian
dalam penyusunan program dan penyelenggaraan
pembangunan di desa;
h menyusun dan merumuskan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDesa ) ;
c menyusun rancangan Rencana Keija Pemerintah Desa
( RKPD) dalam skala tahunan sebagai penjabaran dari
RPJMDesa ;
d menyiapkan bahan dalam penyusunan rancangan
peraturan desa tentang Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa , perubahan APBDesa , dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa ;
e: menyiapkan bahan penyusunan dan evaluasi realisasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa dan Rencana Keija Pemerintah Desa (RKPD) ;
f menyajikan data pelaksanaan kegiatan Desa ;
g penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan / Program
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa ;
h menyiapkan bahan dalam penyusunan laporan keterangan
penyelenggaraan pemerintahan kepada BPD;
i menyiapkan bahan dalam penyusunan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada Bupati;
j. menyusun dan mengentri data profil desa online;
k mengelola data website desa dan sistem informasi
manajemen keuangan desa ;
l melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
Desa dan Kuwu .

Baglan Ketiga
Bendahara
Pasal 14
( 1 ) Pada sekretariat desa diangkat seorang bendahara .
(2) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabat oleh
staf pada Urusan Keuangan .
(3) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempakan
unsur perangkat desa .
( 4) Uraian tugas Bendahara Desa adalah sebagai berikut :
a menerima, menyimpan , menyetorkan / membayar ,
menatausahakan , dan mempertanggungjawabkan
penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan
desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa ;
b. mengadakan dan mengisi buku -buku administrasi
keuangan desa.

It
BAB V
PELAKSANA TEKNIS

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 15
(1) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat ( 1) huruf b mempunyai fungsi melaksanakan tugas
operasional dan bertanggungjawab langsung kepada kuwu .
(2J Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) terdiri
atas 3 ( tiga) seksi yaitu :
a. Seksi Pemerintahan dan Pembinaan Kemasyarakatan ;
b. Seksi Perekonomian dan Pembangunan ;
c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat.
(3| Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipimpin oleh Kepala Seksi.

Bagian Kedua
Uraian Tugas Kepala Seksi

Paragraf Kesatu

Uraian Tugas Kepala Seksi Pemerintahan dan


Pembinaan Kemasyarakatan

Pasal 16
Kepala Seksi Pemerintahan dan Pembinaan Kemasyarakatan atau
yang disebut dengan nama lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (2) huruf a , mempunyai uraian tugas antara lain:
a melaksanakan penataan administrasi pemerintahan desa;
b. mengadakan kegiatan pencatatan mutasi tanah dan pencatatan
administrasi pertanahan ;
c. menyusun konsep pengembangan tata ruang dan peta sosial
Desa;
d. melaksanakan administrasi penetapan dan penegasan batas
Desa;
e. mengembangkan sistem administrasi dan informasi Desa ;
f. mengadakan dan mengisi buku-buku administrasi penduduk
dan sebagian buku - buku administrasi umum diantaranya :
buku peraturan desa, buku peraturan bersama kuwu dan
peraturan kuwu , buku keputusan kuwu , buku tanah didesa;

g. melaksanakan dan memberikan pelayanan bidang


kependudukan dan peristiwa kependudukan
h. melaksanakan kegiatan pengadaan dan pengisian data papan
monografi desa dan buku monografi desa;
L menyusun rancangan produk hukum desa baik berupa
peraturan desa, peraturan kuwu , peraturan bersama kuwu atau
keputusan Kuwu ;
j. melaksanakan administrasi dan peningkatan penerimaan
keuangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pendapatan
AsliDesa ( PAD);
12
k. melaksanakan pembinaan kerukunan antar umat beragama;
L melaksanakan pembinaan keamanan dan ketertiban ,
memelihara perdamaian , menangani konflik dan melakukan
mediasi di Desa ;
rrL menyusun dan merumuskan laporan keterangan
penvelenggaraan pemerintahan desa kepada BPD dan laporan
penvelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati ;
n. memfasilitasi dan mengembangkan ketjasama antar desa;
o. memfasilitasi penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana , konflik, rawan pangan , wabah penyakit,
gangguan keamanan , dan kejadian luar biasa lainnya dalam
skala desa ;
p. merencanakan , mengevaluasi dan mengendalikan pembangunan
pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat desa.
q. menginventarisasi kegiatan dan personil keamanan lingkungan ;
r. menginventarisasi dan mengkoordinir kegiatan dan personil
Linmas;
s. melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat
desa ;
t melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kuwu .

Paragraf Kedua
Uraian Tugas
Kepala Seksi Perekonominan dan Pembangunan

Pasal 17
Kepala Seksi perekonomian dan pembangunan atau yang disebut
dengan nama lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat ( 2)
huruf b mempunyai tugas antara lain :
EL melaksanakan pendataan dan pengklasi fi kasian tenaga keija
Desa , jumlah penduduk usia kerja , angkatan keija , pencari
keija, dan tingkat parti sipasi angkatan keija; menu rut
lapangan pekeijaan jenis pekeijaan dan status pekeijaan; yang
beketja di luar negeri ;
b. melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan kantor Desa;
c. melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa ,
jalan usaha tani dan embung desa;
d. memfasilitasi pendataan dan renovasi rumah tidak layak huni
di desa;
e. membangun dan memelihara bangunan pendidikan anak usia
dini milik desa;
f. membangun dan mengembangkan sanggar belajar, sanggar
seni budaya, dan perpustakaan Desa;
-
g. memfasilitasi dan memotivasi terhadap kelompok kelompok
belajar di Desa .
h. mengembangkan dan membangun Pos Kesehatan Desa
( Poskesdes) dan Pondok Persalinan Desa (Polindes) ;

i. mengadakan dan mengisi buku -buku administrasi


pembangunan dan buku inventaris hasil-hasil pembangunan;
13
j. mengelola pemakaman desa dan petilasan ;
k. melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan ( persampahan melalui pengomposan , drainase
skala tersier dan air limbah rumah tangga ) ;
L merencanakan , melaksanakan , mengevaluasi dan
mengendalikan pembangunan air bersih berskala Desa , irigasi
tersier, lapangan Desa , taman Desa , saluran air untuk
budidaya perikanan dan pertanian ;
m. mengembangkan sarana dan prasarana produksi di desa ;
n. melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan pasar Desa
dan kios Desa ;
0- mengembangkan usaha mikro dan keuangan
mikro berbasis
desa ;
p. melaksanakan pembangunan dan mengelola lumbung pangan
dan penetapan cadangan pangan Desa;
q. memfasilitasi pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa;
r. mengembangkan teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian dan perikanan serta sistem usaha produksi
pertanian yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan
budaya lokal;
s. melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kuwu .

Paragraf Ketiga
Uraian Tugas Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 18
Kepala seksi pemberdayaan masyarakat atau yang disebut dengan
nama lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf c
mempunyai uraian tugas antara lain :
a menyusun program dan melakukan pelayanan kepada
masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat dan
kesejahteraan sosial;
b menyusun program dan membantu kegiatan zakat , infaq dan
shodaqoh dan raskin;
c mengembangkan seni budaya lokal;
d memfasilitasi pembentukan lembaga kemasyarakatan dan
lembaga adat ;
e memfasilitasi pembentukan dan pemberdayaan kelompok
kelompok masyarakat di desa melalui;
-
1) kelompok tani;
2) kelompok nelayan ;
3) kelompok seni budaya; dan
4) kelompok masyarakat lain sesuai kondisi Desa .
f memfasilitasi pemberian santunan sosial kepada keluarga
fakir miskin ;
g memfasilitasi dan memberdayakan kelompok-kelompok
rentan , kelompok masyarakat miskin , perempuan ,
masyarakat adat , dan difabel/ tidak mampu ;
h memberikan pendampingan hukum kepada warga masyarakat
Desa yang terkena kasus hukum;

14
i memfasilitasi penyelenggaraan promosi kesehatan dan
gerakan / perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS);
j. memfasilitasi pembentukan kader pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;
k meningkatkan kapasitas masyarakat mi skin melalui pelatihan
usaha ekonomi Desa;
1 mengembangkan dan mendayagunakan teknologi tepat guna ;
m meningkatkan kapasitas masyarakat desa melalui:
1) kader pemberdayaan masyarakat Desa ;
2) kelompok usaha ekonomi produktif;
3) kelompok perempuan;
4) kelompok tani;
5) kelompok masyarakat miskin ;
6) kelompok nelayan ;
7) kelompok pengrajin;
8) kelompok pemerhati dan perlindungan anak ;
9) kelompok pemuda; dan
10) kelompok lain sesuai kondisi Desa .
n menyusun program dan pengumpulan bahan serta
menyrelenggarakan pengadministrasian di bidang
kesejahteraan sosial.
a mengumpulkan dan mengolah data kesejahteraan rakyat
termasuk data kesejahteraan sosial masyarakat yang meliputi
data pendidikan , agama , kemiskinan , kesehatan , dan data
kesejahteraan sosial lainnya ;
p menginventarisir sarana keagamaan di desa;
q. melakukan kerjasama dan kordinasi dengan MU1 desa;
r. melakukan pendataan dan pencatatan kelahiran dan
kematian , nikah , talak, rujuk , cerai di desa;
s menampilkan data peta situasi / kondisi kesejahteraan sosial di
desa , sesuai ketentuan yang berlaku ;
t melaksanakan pern binaan terhadap pemberdayaan
kesejahteraan keluarga di tingkat desa ;
u. melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyiapan bah an
koordinasi penyelenggaraan tugas- tugas pemeliharaan
kesehatan masyarakat , penyuluhan kesehatan , lingkungan ,
pengawasan pangan , gizi keluarga dan masyarakat, keluarga
berencana, pendidikan , olah raga , pemuda dan pemberdayaan
perempuan ;
v. memfasilitasi dan melakukan koordinasi pengelolaan dan
pembinaan Posyandu
w. melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kuwu
BAB VI
PELAKSANA KEWILAYAHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 19
(1) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat ( 1) huruf c mempunyai fungsi melaksanakan tugas
kewilayahan dan bertanggungjawab langsung kepada kuwu.
(2) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun atau yang disebut dengan
nama lain.
15
Bagian Kedua
Uraian Tugas Kepala Dusun
Pa sal 20
(1) Kepala dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
mempunyai tugas antara lain :
a membantu KUWTJ di wilayah Dusunnya dalam bidang
pemerintahan , pemberdayaan masyarakat, pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan ;
b. memfasilitasi program dan kegiatan Desa yang ada di
dusun ;
c. memfasilitasi pembinaan lembaga RT dan RW ;
d. menumbuhkembangkan swadaya dan gotong royong
masyarakat ;
e. memfasilitasi musyawarah di tingkat dusun dan membawa
aspirasi usulan program pembangunan dari tingkat dusun ;
L membantu pencapaian target penerimaan PBB di tingkat
dusun ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kuwu ,

(2} Kepala Dusun dalam melaksanakan tugasnya bertanggung


jawab langsung kepada Kuwu.

Bagian Ketiga
Penggabungan Bidang Urusan dan Pelaksana Teknis

Pasal 21
( 1) Dalam hal kuwu menetapkan struktur bidang urusan kurang
dari 3 ( tiga) , maka penetapan bidang urusan dilakukan dengan
menggabungkan bidang urusan sebagaimana diatur dalam
Pasal 3 ayat ( 2 ) .
(2) Penggabungan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
menjadi sebagai berikut :
a. Urusan umum dan keuangan
b. Urusan program
(3) Dalam hal kuwu menetapkan struktur pelaksana teknis
kurang dari 3 (tiga) , maka penetapan pelaksana teknis
dilakukan dengan menggabungkan pelaksana teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).
(4) Penggabungan pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) menjadi sebagai berikut:
a . Seksi pemerintahan dan kemasyarakatan ;
b. Seksi perekonomian , pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.

BAB VII
PERSYARATAN DAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Persyaratan Perangkat Desa
Pasal 22
(1) Perangkat Desa atau staf perangkat desa diangkat oleh kuwu
dari warga desa yang telah memenuhi persyaratan umum dan
khusus.
(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut :
16
a. Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum
atau yang sederajat;
b. Berusia 20 (dua puluh ) tahun sampai dengan 42 (empat
puluh dua) tahun pada saat pendaftaian ;
c. Memenuhi kelengkapan persyaratan admin istrasi berupa :
1. Akte kelahiran / surat kenal lahir yang dilegalisasi oleh
pejabat yang berwenang;
2. Foto copy ijazah SLTA, Ijazah MA atau Ijazah Paket C
dan / atau pendidikan lain yang sederajat dan ijazah
sebelumnya yang sudah dilegalisir;
3. Surat pemyataan setia dan taat kepada Pancasla
sebagai dasar negara , UUD 1945 dan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah Republik
Indonesia diatas kertas bermaterai cukup;
4. Surat keterangan tidak sedang menjalani pidana
penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dan tidak pern ah dihukum karena melakukan
tindak pidana kejahatan dengan ancaman hukuman
paling singkat 5 (lima) tahun dari Pengadilan Negeri;
5i Surat Keterangan Catatan Kepolisan dari kepolisian
setempat;
6. Surat pemyataan bersedia ditempatkan pada jabatan
apapun atau staf di desa yang bermaterai cukup;
7. Surat pemyataan tidak mempunyai hubungan darah
secara langsung atau semenda dengan kuwu sampai
derajat kedua yang bermaterai cukup;
8. Surat keterangan sehat dari dokter Puskesmas.

(3) Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)


adalah sebagai berikut :
a. Pemyataan bersedia berdomisili dan bertempat tinggal di
desa setempat ;
b. Mengenal dan memahami adat istiadat , bahasa dan budaya
desa setempat .

Bagian Kedua
Pengangkatan Perangkat Desa
Pasal 23

(1) Dalam pengangkatan perangkat Desa , Kuwu melakukan


penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon perangkat
Desa yang dilakukan oleh Tim Seleksi yang terdiri dari ketua ,
sekretaris dan minimal seorang anggota .
(2) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatur lebih
lanjut oleh Peraturan Kuwu .
(3) Kuwu melakukan konsultasi dengan Camat mengenai
pengangkatan perangkat desa hasil penjaringan dan
penyaringan .
(4) Berdasarkan hasil penjaringan dan penyaringan sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (3) Camat memberikan rekomendasi
berdasarkan persyaratan yang ditentukan .
(5) Dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan , maka Kuwu
melakukan penjaringan dan penyaringan kembali calon
Perangkat Desa.

17
(6) Dalam hal Camat memberikan persetujuan , Kuwu menerbitkan
Keputusan Kuwu tentang Pengangkatan Perangkat Desa.
(7) Ketentuan mengenai mekanisme pengangkatan perangkat desa
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kuwu .

BAB vm
UNSUR STAF PERANGKAT DESA
Pasal 24
(1) Kuwu dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa.
(2) Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
membantu Kepala Urusan , Kepala Seksi, dan Kepala
Kewilayahan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
keuangan desa.
(3) Kuwu dapat mengangkat tenaga pendukung diluar perangkat
desa dan / atau staf perangkat desa sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan keuangan desa.

(4) Tenaga pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat {3} yang


ditetapkan dengan keputusan kuwu.

(5) Ketentuan mengenai mekanisme pengangkatan tugas


pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Kuwu .
BAB IX
KEKOSONGAN JABATAN DAN ALIH TUGAS PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Kekosongan Jabatan
Pasal 25
(1} Dalam hal teijadi kekosongan jabatan perangkat desa , maka
tugas perangkat desa yang kosong dilaksanakan oleh
pelaksana tugas yang memiliki posisi jabatan dari unsur
yang sama.
P) Pelaksana tugas sebagimana di maksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kuwu dengan surat perintah tugas yang
tembusannya disampaikan kepada bupati melaui camat
paling lambat 7 (tujuh ) hari terhitung sejak tanggal surat
penugasan.
(35 Pengisian jabatan perangkat desa yang kosong selambat-
lambatnya 2 (dua ) butan sejak perangkat desa yang
bersangkutan berhenti.

Bagian Kedua
Alih Tugas Perangkat Desa

Pasal 26
(1) Perangkat desa dapat dialihtugaskan dalam jabatan yang
berbeda dan atau dapat diberhentikan dari jabatannya
menjadi staf dengan mempertimbangkan prestasi, kineija ,
dedikasi dan loyalitas dalam bidang tugasnya.
(2) Pengukuran prestasi , kineija , dedikasi dan loyalitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan peraturan kuwu .
(3) Alih Tugas dan atau pemberhentian dari jabatan menjadi staf
sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak melalui rekomendasi
camat dan ditetapkan dengan Keputusan Kuwu .

18
BAB X
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu
Pelantikan Perangkat Desa

Pasal 27
Pelantikan Perangkat Desa dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh )
hari sejak ditetapkannya Keputusan Kuwu tentang Pengangkatan
Perangkat Desa .

Bagian Kedua
Pengambilan Sumpah

Pasal 28

( 1) Sebelum memangku jabatannya , perangkat desa mengucapkan


sumpah / janji .
( 2) Susunan kata-kata sumpah / janji perangkat desa adalah
sebagai berikut:
" Demi Allah (Tuhan ) , saya bersumpah / beijanji bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya selaku perangkat desa dengan
saya akan selalu taat dalam
-
sebaik- baiknya, sejujur-jujumya dan seadil adilnya; bahwa
mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; dan bahwa
saya akan melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan selurus-lurusnya yang berlaku
bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Pasal 29
Pengucapan sumpah / janji dilaksanakan oleh Kuwu dihadiri oleh
Camat atau yang mewakili , Ketua BPD dan undangan lainnya.

BAB XI
KEWAJIBAN , HAK DAN LARANGAN PERANGKAT DESA
Paragraf Kesatu
Kewajiban Perangkat Desa

Pasal 30
Perangkat Desa mem punyai kewajiban :
a memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ;
h melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang bersih dan
bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
c mentaati dan menegakan seluruh peraturan perundang-
undangan ;
d menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
e melaksanakan dan mempertanggungjawabkan tugas serta
wTe wenan gnya.
19
Paragraf Kedua
Hak Perangkat Desa
Pasal 31

Hak Perangkat Desa adalah :


a. menerima penghasilan tetap setiap bulan , tambahan
penghasilan , tunjangan , tambahan tunjangan dan penerimaan
lainnya yang sah;
b. mendapat jaminan kesehatan ;
c. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan
pelatihan , pembekalan , sosialisasi , bimbingan teknis; dan
d. mendapatkan cuti.

Pasal 32
Hak cuti bagi Perangkat desa sebagaimana dimaksud pad a
Pasal 26 huruf d adalah :
a* cuti tahunan ;
b. cuti besar;
c. cuti karena alasan kesehatan ;
d. cuti bersalin ;
e. cuti karena alasan penting.
f. cuti pencalonan kuwu

(1) Cuti Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a


adalah :
a. Cuti yang diberikan kepada perangkat desa yang telah
mengabdi sekurang-kurangnya dua tahun sejak pelantikan
secara terus- menerus;
b. Cuti Tahunan diberikan paling lama 12 (dua belas) hari;
c. Cuti Tahunan dapat dipecah paling sedikit 3 (tiga) hari;
d. Untuk mendapatkan Cuti Tahunan perangkat desa yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Kuwu .
e. Cuti Tahunan bagi Perangkat Desa diberikan secara
tertulis oleh Kuwu .
(2) Cuti Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah ;
a. Cuti yang diberikan kepada perangkat desa untuk
memenuhi kewajiban agama diantaranya menunaikan
ibadah haji dan / atau umroh;
b. Kuwu yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan ;
c. Untuk mendapatkan Cuti Besar Perangkat desa yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Kuwu ;
d. Cuti Besar Perangkat Desa diberikan secara tertulis oleh
Kuwu .
(3) Cuti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) huruf c diatur sebagai berikut :
a. Perangkat desa yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berhak atas cuti karena alasan kesehatan , dengan
ketentuan , bahwa ia harus memberitahukan kepada Kuwu ;

20
b. Perangkat desa yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai
dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti karena
alasan kesehatan , dengan ketentuan bahwa Perangkat desa
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Kuwu dengan melampirkan surat
keterangan dokter .
c. Perangkat desa yang menderita sakit lebih dari 14 (empat
belas) hari berhak atas cuti karena alasan kesehatan ,
dengan ketentuan bahwa Perangkat desa yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Kuwu dengan melampirkan surat
keterangan dari Dokter Pemerintah ;
d . Cuti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada huruf c diberikan untuk waktu paling lama 6 (enam)
bulan ;
e. Cuti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
huruf c dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan
apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan
Dokter Pemerintah ;
f. Perangkat desa yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d dan
e, harus diuji kembali kesehatannya oleh Dokter
Pemerintah ;
g . Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan
sebagaimana dimaksud pada huruf f, Perangkat desa yang
bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya , maka ia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit
berdasarkan peraturan peru ndang- undangan ;
h. Perangkat desa wanita yang mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti karena alasan kesehatan untuk paling
lama 1 1 / 2 ( satu setengah ) bulan ;
i. Untuk mendapatkan cuti karena alasan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada huruf h, Perangkat desa
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Kuwu dengan melampirkan surat
keterangan Dokter atau Bidan Pemerintah;
j. Perangkat desa yang mengalami kecelakaan dalam dan
oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia
memerlukan perawatan berhak atas cuti karena alasan
kesehatan sampai sembuh dari penyakitnya ;
k. Cuti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
huruf b sampai dengan j, diberikan secara tertulis oleh
Kuwu ;
1- Cuti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
huruf a cukup tercatat dalam daftar hadir.
(4) Cuti Bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
adalah :
a. Untuk persalinan anak yang pertama, kedua, dan ketiga ,
perangkat desa wanita berhak atas cuti bersalin ;
b. Untuk persalinan anak yang keempat dan seterusnya,
kepada perangkat desa wanita diberikan cuti diluar
tanggungan Negara ;
c. Lamanya cuti bersalin tersebut adalah 1 (satu ) bulan
sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan ;
d. Untuk mendapatkan cuti bersalin , perangkat desa yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Kuwu ;
e. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Kuwu .
f. Untuk mendapatkan cuti bersalin , Perangkat desa yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara

21
tertulis kepada Kuwu;
g. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Kuwu

(5| Cuti Karena Alasan Penting sebagaimana dimaksud pada avat


( 1 ) huruf e adalah :
a Cuti yang diberikan kepada perangkat desa apabila salah
seorang anggota keluarga berikut ini: Ibu , bapak,
isteri/ suami , anak , adik , kakak , mertua, atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia dan menurut ketentuan
hukum yang berlaku perangkat desa yang bersangkutan
harus mengurus hak- hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia itu ;
b, Cuti yang diberikan kepada perangkat desa apabila
melangsungkan perkawinan yang pertama;
c Lamanya Cuti Karena Alasan Penting diberikan oleh Kuwu
untuk paling lama 1 (satu ) bulan ;
d Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, Perangkat
desa yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis dengan menyebutkan alasan-ala sannya
kepada Kuwu ;
e Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh
Kuwu.
f Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, Perangkat
Desa yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya
kepada Kuwu ;
g Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh
Kuwu .
(6) Cuti Pencalonan Kuwu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f adalah :
a. perangkat diberikan cuti karena akan mencalonkan diri
dalam pemilihan kuwu;
b. Perangkat desa yang akan mengikuti proses pencalonan
mengajukan permohonan tertulis kepada Kuwu paling
lambat 3 ( tiga ) hart sebelum pendaftaran bakal calon .
c. Kuwu memberikan cuti kepada perangkat desa 1 (satu )
hari sejak terdaftar sebagai bakal calon sampai dengan
selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih .

Pasal 33
( 1) Perangkat Desa yang melaksanakan hak cuti, tetap
mendapatkan hak berupa penghasilan tetap, dan tunjangan .

(2) Dalam hal perangkat desa melaksanakan cuti, maka tugas


perangkat desa tersebut dirangkap oleh perangkat Desa lainnya
yang ditetapkan dengan keputusan kuwu .

22
Paragraf Ketiga
Larangan Perangkat Desa

Pasal 34

Perangkat Desa dilarang :


a. merugikan kepentingan umum;
b. membuat keputusan yang mengu ntu ngkan din sendiri ,
anggota keluarga , pihak lain , dan / atau golongan tertentu ;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan / atau
kewajibannya;
d . melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan / atau
golongan masyarakat tertentu ;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;
f. melakukan kolusi , korupsi , dan nepotisme , menerima uang,
barang , dan / atau jasa dari pihak lain yang dapat
memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik;
h . menjadi anggota dan / atau pengurus organisasi terlarang ;
i. merangkap jabatan sebagai ketua dan / atau anggota BPD,
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten / Kota, dan jabatan lain yang ditentukan
dalam peraturan perundangan - undangan ;
j. ikut serta dan / atau terlibat dalam kampanye pemilihan
umum , pemilihan kepaia daerah dan / atau pemilihan kuwu ;
k. melanggar sumpah / janji jabatan ; dan
l. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh ) hari ketja
berturut- turut tan pa alasan yang jelas dan tidak dapat
d i pertan ggu n gjawabkan ,

BAB xn
PEMBERIAN SANKSI DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 35

(1) Perangkat Desa yang tidak melaksanakan kewajiban


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dikenai sanksi
administratif berupa :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis.
(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
berupa teguran lisan secara tertulis.
(3} Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf b
berupa teguran tertulis kesatu , kedua dan ketiga.
23
(4) Dalam hal sank si administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) tidak dilaksanakan , dilanjutkan dengan tindakan
pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian

Bagian Kedua
Tata Cara Pemberlan Sanksi

Pasal 36
(1) Kuwu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kewajiban dan larangan bagi perangkat desa
sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 dan Pasal 21 yang
dituangkan hasilnya dalam berita acara.

8 Dalam hal hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ditemukan adanya dugaan
pelanggaran terhadap larangan perangkat desa dan tidak
melaksanakan kewajiban , maka Kuwu memberikan teguran
lisan dan tertulis.

P) Teguran lisan dan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat


( 2) , dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali, dilakukan dengan
urutan sebagai berikut :
a . teguran lisan , berdasarkan hasil pembinaan dan
pengawasan Kuwu ;
b. teguran tertulis pertama dikeluarkan 15 ( lima belas) hari
setelah teguran lisan ;
c. teguran tertulis kedua dikeluarkan 15 (lima belas) hari
setelah teguran pertama,
d . teguran tertulis ketiga dikeluarkan 15 ( lima belas) hari
setelah teguran kedua.
(4) Teguran - teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ,
disampaikan kepada perangkat desa secara tertulis oleh Kuwu
dan penyampaiannya harus disertai bukti atau tanda terima
dari perangkat desa yang bersangkutan , atau pihakkeluarga.

0 Dalam hal selama 15 (lima belas) hari sejak teguran ketiga


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d , perangkat desa
yang bersangkutan tetap tidak mengindahkannya, maka
dilanjutkan dengan tindakan pemberhentian sementara .
p) Dalam hal selama 30 ( tiga puluh) hari sejak pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) perangkat
desa yang bersangkutan tidak melaksanakan tindak lanjut ,
maka dilanjutkan dengan pemberhentian.

Bagian Ketiga
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Pasal 37
(1) Perangkat Desa berhenti karena:
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan .
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
huruf c diberhentikan karena :
a. telah berumur 60 (enam puluh ) tahun ;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam )
bulan;
24
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa ;
d . melanggar larangan bagi Perangkat Desa ;
e. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 38
(1) Pemberhentian perangkat desa dilaksanakan dengan
mekanisme sebagai berikut :
a . Kuwu melakukan konsultasi dengan Camat mengenai
pemberhentian perangkat desa;
b. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat
mengenai pemberhentian perangkat desa yang telah
dikonsultasikan dengan Kuwu yang didasarkan pada
persyaratan pemberhentian perangkat Desa;
c. Rekomendasi tertulis Camat dijadikan dasar oleh Kuwu
dalam pemberhentian perangkat desa dengan Keputusan
Kuwu ;
d. Khusus perangkat desa yang akan diberhentikan karena
ketentuan Pasal 25 ayat ( 2) huruf b , huruf c dan huruf d ,
sebelum berkonsultasi dengan Camat, Kuwu mendengar
pertimbangan BPD terlebih dahulu yang dibuktikan dengan
Berita Acara Hasil Musyawarah dengan BPD;
(2) Kuwu wajib melaporkan mengenai pemberhentian perangkat
desa kepada Bupati melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa .

Pasal 39
(1) Perangkat Desa yang tidak dapat melaksanakan tugas secara
berkelanjutan atau beihalangan tetap secara berturut-turut
selama 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24
ayat ( 2) huruf b, diberhentikan dengan hormat .
0 Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) adalah
a apabila perangkat desa menderita sakit yang
mengakibatkan baik flsik raaupun mental , tidak berfungsi
secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter yang berwenang; dan / atau
h apabila perangkat desa tidak diketahui keberadaannya
yang dibuktikan dengan surat pemyataan dan / atau berita
acara tidak diketahui keberadaannya dari pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia,
(3) Kuwu melakukan konsultasi kepada Camat mengenai perangkat
desa yang tidak melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) .

^ Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Camat


memberikan rekomendasi.
(5) Berdasarkan rekomendasi Camat, Kuwu memberhentikan
perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
Keputusan Kuwu .
Pasal 40

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kuw'u setelah


berkonsultasi dengan Camat.
(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana
25
dimaksud pada ayat ( 1) karena:
a) ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;
b) ditetapkan sebagai terdakwa;
c) tertangkap tangan dan ditahan ;
d) melanggar larangan sebagai perangkat desa . .
(3) Ptemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Kuwu seteiah mendapat
rekomendasi Camat.

Pasal 41
(1) Perangkat Desa diberhentikan apabila terbukti melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat ( 1 ) ,
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Kuwu .

Pasal 42
Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) , apabila seteiah melalui proses
peradilan temyata diputus bebas atau terbukti tidak bersalah
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
putusan pengadilan , Kuwu wajib merehabilitasi dan mengaktifkan
kembali Perangkat Desa yang bersangkutan .

Pasal 43
Apabila Perangkat Desa diberhentikan sementara , maka tugas dan
kewajiban perangkat desa yang bersangkutan dirangkap oleh salah
satu perangkat desa yang dianggap mampu dan ditetapkan dengan
Keputusan Kuwu .

BAB xm
HARI KERJA , JAM KERJA DAN SANKSI
Bagian Kesatu
Hari Keija
Pasal 44
Hari keija aparatur pemerintah desa adalah 6 (enam) hari yaitu
hari Senin sampai dengan hari Sabtu .

Bagian Kedua
Jam Keija
Pasal 45
(1) Jam keija aparatur pemerintah desa ditentukan sebagai
berikut :
a. Hari Senin s.d . Kamis : Jam 07.30 s.d . 15.00 WIB
Istirahat : Jam 12,00 s.d . 13.00 WIB
b. Hari Jum’at : Jam 07.30 s. d . 15.00 WIB
Istirahat Jam 11.30 s. d . 13.00 WIB
c. Hari Sabtu : Jam 07.30 s.d. 12.00 WIB

26
(2) Kuwu dan perangkat desa dalam melaksanakan kewajibannya
tidakdiperbolehkan untuk merangkap peketjaan lain secara
penuh waktu maupun paruh waktu yang memiliki hari keija
dan jam keija yang sama dalam melaksanakan tugas sebagai
kuwu dan perangkat desa.

Bagian Ketiga
Pemberian Sanksi

Pasal 46
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan hari keija dan jam keija
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 , dikenakan sanksi
berupa :
a. Teguran lisan ;
b. Teguran tertulis;
c. Pemyataan tidak puas secara tertulis;
d . Pengurangan penghasilan tetap;
e. Petnberhentian sementara; dan
f. Pemberhentian .
(2) Ketentuan pemberian sanksi bagi Kuwu dan perangkat desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Teguran lisan bagi Kuwu dan perangkat desa yang
- tidak masuk keija tan pa ada alasan yang sah selama 6
(enam ) hari keija;
- masuk kantor terlambat atau pulang mendahului dari
ketentuan jam keija kantor,
b. Teguran tertulis bagi Kuwu yang
- masuk kantor terlambat atau pulang mendahului dari
ketentuan jam keija kantor secara terus menerus;
- tidak masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 6
(enam ) sampai dengan 10 (sepuluh ) hari keija;
- tidak masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 11
( sebelas) sampai dengan 20 (dua puluh ) hari keija
dengan surat teguran tertulis kedua;
- tidak masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 21
(dua puluh satu ) sampai dengan 30 ( riga puluh ) hari
keija berturut-turut dengan surat teguran tertulis ketiga,
c. Teguran tertulis bagi perangkat desa yang
- masuk kantor terlambat atau pulang mendahului dari
ketentuan jam keija kantor secara terus menerus;
- tidak masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 6
(enam) sampai dengan 15 (lima belas) hariketja;
- (tidak masuk) keija tanpa ada alasan yang sah selama 16
enam belas sampai dengan 30 ( tiga puluh ) hari keija
dengan surat teguran tertulis kedua dan penghasilan
tetapnya ditahan di rekening kas desa dan tidak
diberikan kepada perangkat desa, sampai yang
bersangkutan masuk kantor kembali sesuai aturan yang
ada.
- tidak masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 31
( tiga puluh satu ) sampai dengan 45 ( tiga puluh ) hari
keija berturut- turut dengan surat teguran tertulis ketiga
dan penghasilan tetapnya ditahan di rekening kas desa
dan tidak diberikan kepada yang bersangkutan , sampai
yang bersangkutan masuk kantor kembali sesuai aturan
yang ada.
d. Pemyataan tidak puas secara tertulis bagi Kuwu yang tidak
masuk keija tanpa ada alasan yang sah selama 31 ( tiga
puluh satu ) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari ke a;
27
^
e. Pemyataan tidak puas secara tertulis bagi perangkat desa
yang tidak masuk keija tan pa ada alasan yang sah selama
'
46 (empat puluh enam) hari sampai dengan 60 (enam
puluh ) nan keija;
f. Pemberhentian sementara bagi Kuwoi yang tidak masuk
kerja tan pa ada alasan yang sah selama lebih dari 36 ( tiga
-
puluh enam ) hari keija berturut turut setelah melami
pemberian surat teguran tertulis sampai tiga kali dan
pemyataan tidak puas secara tertulis dari Camat, Dengan
catatan Kuwu yang bersangkutan harus menyelesaikan
pertanggungjawaban kewajiban yang belum dilaksanakan
atau pertanggungjawaban penggunaan keuangan desa .
g. Pemberhentian sementara bagi perangkat desa yang tidak
masuk keija tan pa ada alasan "yang sah selama lehih 60
(enam puluh ) hari berturut-turut setelah melalui pemberian
surat teguran tertulis sampai tiga kali dan pemyataan tidak
puas secara tertulis dari Kuwu. Dengan catatan perangkat
desa yang bersangkutan harus menyelesaikan
pertanggungjawaban kewajiban yang belum dilaksanakan
atau pertanggungjawaban penggunaan keuangan desa.
h . Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri bagi Kuwu
yang tidak masuk keija berturut- turut tan pa ada alasan
yang sah selama lebih dari 40 (empat puluh ) hari berturut
turut , tidak mengindahkan surat teguran yang telah
-
diberikan, maka dapat diproses pemberhentiannya yang
ditetapkan dengan keputusan bupati .
i. Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri bagi
perangkat desa yang tidak masuk keija tan pa ada alasan
yang sah selama lebih dari 65 (enam puluh lima ) hari
-
berturut turut, tidak mengindahkan surat teguran yang
telah diberikan , maka dapat diproses pemberhentiannya
yang ditetapkan dengan keputusan Kuwu setelah
berkonsultasi dan mendapat rekomendasi dari Camat.

(3) Pelanggaran terhadap ketentuan hari keija dan jam keija


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan
huruf f dihitung secara kumulatif hari keija dan jam keija yang
tidak dilaksanakan oleh Kuwu dan perangkat desa dalam tahun
betjalan .
Pasal 47
(1) Fenjatuhan sank si terhadap pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 33 ayat (2) huruf a sampai dengan
huruf i dilakukan oleh Penjabat yang Berwenang.
(2) Penjabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu :
a Camat bagi Kuwu yang melakukan pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 33 ayat (2) huruf a , huruf b, dan
huruf d .
b. Bupati bagi Kuwu yang melakukan pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 33 ayat (2) huruf f dan huruf h;
c. Kuwu bagi perangkat desa yang melakukan pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat ( 2 ) huruf a,
huruf c, huruf e, huruf g dan huruf i.
(3) Kuwu atau perangkat desa yang diduga melakukan
pelanggaran dipanggil dengan surat tertulis oleh Pejabat yang
berwenang untuk dilakukan pemeriksaan .
(4) Kuwu atau perangkat desa yang diduga melakukan
pelanggaran sebelum dijatuhi sanksi oleh pejabat yang
berwenang wajib dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu .
(5) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam berita acara
pemeriksaan .
(6) Khusus untuk pelanggaran yang ancaman sanksinya
sebagaimana dimaksud pada pasal 33 ayat ( 2) huruf b sampai
28
dengan huruf e , pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
pasal 33 ayat ( 1) dapat dilakukan oleh Tim Pemeriksa yang
dibentuk oleh Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi .
(7) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a Pejabat struktural kecamatan beijumlab 3 ( tiga) orang
*

untuk pemeriksaan Kuwu yang melakukan pelanggaran .


b. Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya beijumlah 3
( tiga) orang untuk pemeriksaan perangkat desa yang
melakukan pelanggaran ,
(8) Bagi Kuwu yang melakukan pelanggaran dengan ancaman sanksi
sebagaimana dimaksud dalarn pasal 29 ayat (2) huruf f dan huruf
h , maka pemeriksaan dilakukan oleh aparat pengawasan
Kabupaten atau Inspektorat setelah mendapat laporan dari
pejabat yang berwenang.

(9) Bagi perangkat desa yang melakukan pelanggaran dengan


ancaman sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat ( 2)
huruf g dan huruf i , maka pemeriksaan dilakukan oleh Tim
Pemeriksa dan diketuai oleh Kuwu .

BAB XIV
PEMBIAYAAN

Pasal 48
Pembiayaan dalam rangka pelaksanan tugas Kuwu dan perangkat
desa berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
sumbemya dapat berasal dari kelompok transfer, kelompok
pendapatan asli desa maupun pendapatan lain-lain.

BAB XV
REGISTRASI PERANGKAT DESA
Pasal 49
(1) Untuk kepentingan validasi dan pengendalian data perangkat
desa , wajib dilakukan registrasi data perangkat desa.
(2) Registrasi data perangkat desa sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dilakukan oleh Dinas PMD setiap 6 (enam) bulan sekali .
(3) Registrasi perangkat desa antara lain digunakan sebagai dasar
pemberian hak dan tunjangan .
(4) Dinas PMD menerbitkan Kartu Identitas Perangkat Desa .
(5) Dalam hal perangkat desa diberhentikan , maka Kartu Identitas
Perangkat Desa dikembalikan dan nomor registemya digunakan
sebagai nomor register perangkat desa pengganti.

BAB XVI
TATA KERJA
Pasal 50
(1) Pelaksanaan fungsi dan wewenang desa , kegiatan
administrasi diselenggarakan oleh Sekretariat, kegiatan
operasional diselenggarakan oleh pelaksana teknis, dan tugas
kewilayahan dilaksanakan oleh pelaksana kewilayahan .
0 Hubungan kerja Kuwu dengan Sekretaris Desa adalah
hierarki, pembinaan dan pengawasan .
P) Hubungan keija Kuwu dengan lembaga kemasyarakatan
adalah kemitraan , konsultatif, administratif , pembinaan dan
evaluasi.
W Hubungan keija Kuwu dengan lembaga lainnya adalah
konsultatif dan pembinaan .
29
® Sekretaris Desa , kepala urusan , kepala seksi dan
dusun dalam melaksanakan tugasnya bertanggung kepala jawab
secara berjenjang kepada atasan langsung masing-masing
wajib melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi, dan dan
sinkronisasi.
Pasal 51
(1) Dalam hal Kuwu berhalangan tidak lebih dari
2 (dua) hari,
Kuwu menunjuk Sekretaris Desa untuk melaksanakan tugas
Kuwu .
(2) Dalam hal Sekretaris Desa berhalangan , Kuwu dapat menun
juk
perangkat desa lainnya sesuai bidang tugasnya atau yang
dianggap mampu.

BABXVn
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 52
Perangkat Desa yang diangkat sebelum ditetapkan peraturan
desa
ini, ada tetap melaksanakan tugas sampai dengan habis masa
tugasnya berdasarkan surat keputusan pengangkatannya

BABXVm
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Tata Cara Penjaringan dan penyaringan , tim seleksi serta seleksi
perangkat desa sebagai pelaksanaan dari peraturan desa
ini diatur
lebih lanjut dengan peraturan kuwu.

Pasal 54
Dengan berlakunya Peraturan Desa ini , maka Peraturan
Desa
Purwawinangun Nomor 01 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Keija Pemerintah Desa Purwawinang ,
un
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 55

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengun
dangan
penempatannya dalam Lembaran Desa Purwawinangun

Ditetapkan di Purwawinangun
pada tanggal 19 Februari 2018

KUWU PURWAWINANGUN ,

Ttd.

TASUMI

30
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA FURWAWIN ANGUN LAMPIRAN : PbRATURAN DESA PURWAWINANCUN
KECAMATAN SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON NOMOR : 1 TAHIIN 2018
TANGGAL : 15 FEBRUARI 2018
KUWU

SEKRETARIAT
DESA
r

URUSAN URUSAN URUSAN


UMUM KEUANGAN PROGRAM
r 1

T r r
I i

5EKSI SEKSI SEKSI


PEMERINTAHAN & PEMBERDAYAAN PEREKONOMIAN
PEMBINAAN KEMASYARAKATAN MASYARAKAT DAN
PEMBANGUNAN

Ket :
: Gans Komando
'

— : Garis Koordinnsi

i f v T i )
i
i i i l i
*
DUSUN DUSUN DUSUN DUSUN DUSUN DUSUN DUSUN
KECITRAN DESA KECITRAN LOR KECITRAN WETAN PABEAN KULON PABEAN WETAN SIPALAS A PURI CELANCANG

Diundangkan di Purwawinangun
pada UtfYKSwE3 Februari 2018
ARTS
^ PURWAWIN AW GUN KUWU PURWAWINANGUN

mm Ttd.
s 31
c
T
-1 TASUMI
LEM RWAWINANGUN TAHUN 2018 NOMOR 1 SERI E. 1

Anda mungkin juga menyukai