Universitas Tadulako
2021
Abstrak
Sitophilus oryzae adalah salah satu hama serangga yang muncul selama
penyimpanan beras. Penanggulangan Sitophilus oryzae masih menggunakan
insektisida kimia yang memiliki dampak negatif salah satunya adalah dapat
meracuni manusia. Sehingga diperlukan salah satu alternatif penanggulangan yang
tidak memiliki dampak negatif yaitu daun nangka. Daun nangka mengandung
flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki fungsi sebagai insektisida. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun nangka
(Artocarpus heterophyllus) terhadap mortalitas kumbang beras (Sitophilus oryzae)
dan kualitas beras serta pemanfaatannya sebagai media pembelajaran. Lokasi
penelitian bertempat di Laboratorium Biologi FKIP UNTAD. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 5 perlakuan dan 4 kali ulangan, yaitu A= Bestrin Forte sebagai kontrol, B=
10% ekstrak daun nangka, C= 20% ekstrak daun nangka, D= 30% ekstrak daun
nangka dan E= 40% ekstrak daun nangka. Data yang diperoleh dianalisis melalui
ANOVA yang diolah dengan bantuan program SPSS-25. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus) pada menit
ke-20, ke-40 dan ke-60 berpengaruh signifikan terhadap mortalitas kumbang
beras, dan mampu mempertahankan kualitas beras dalam hal bau dan struktur zat
pati. Namun, tidak dapat mempertahankan kualitas beras dalam hal warna dan
rasa. Ekstrak daun nangka yang paling efektif dalam membunuh kumbang beras
yaitu konsentrasi 40%.
Kata Kunci: Ekstrak, Nangka (Artocarpus heterophyllus), Mortalitas, Sitophilus
oryzae, Media Pembelajaran
PENDAHULUAN
Sitophilus oryzae adalah salah satu hama serangga yang muncul selama
penyimpanan beras yang mengakibatkan kerusakan beras. Kerusakan beras
mengakibatkan berkurangnya mutu pada beras. Untuk itu diperlukan upaya
penanggulangan serangan hama dari kumbang beras ini. Salah satu alternatif yang
mungkin dapat digunakan untuk menekan terjadinya kerusakan pada beras selama
penyimpanan adalah dengan menggunakan insektisida kimia yang memiliki
dampak negatif salah satunya adalah dapat meracuni manusia. Sehingga
diperlukan salah satu alternatif penanggulangan yang tidak memiliki dampak
negatif yaitu daun nangka. Pemilihan dan pemanfaatan daun nangka menjadi
alternatif solusi penanganan pemberantasan hama kumbang beras dan mungkin
dapat menjaga kualitas beras didasarkan atas hasil identifikasi golongan senyawa
kimia yang dilakukan oleh Kusumawati, et al., (2017) bahwa pada ekstrak daun
nangka mengandung flavonoid, saponin, dan tanin.
METODE PENELITIAN
Waktu 20 Menit
10 9.5
9
8
7
Rata-rata Mortalitas
6
5
4 3.5 3.75
3 2.75
2 1.75
1
0
A (K+) B C D E
Waktu 40 Menit
7
6
6
5
Rata-Rata Mortalitas
4
3.25
3
2.5
2
2
1
0.5
0
A (K+) B C D E
Waktu 60 Menit
4.5
4
4
3.5 3.5
3.5
3
Rata-Rata Mortalitas
2.5 2.25
2
1.5
0.5
0
0
A (K+) B C D E
2
1.5
1
0.5
0
AN +) %) %) %) %)
(K 0 0 0 40
A KU A (1 (2 (3 E(
B C D
RL
PE
UM
BEL
SE
Penilaian organoleptik Pada Bau nasi
3 2.8
2.55
2.5 2.25 2.35 2.25
2.05
2
1.5
Rata-Rata Bau Nasi
1
0.5
0
AN +) %) %) %) %)
(K 0 0 0 40
A KU A (1 (2 (3 E(
B C D
RL
PE
M
ELU
B
SE
1.5
1
0.5 0
0
AN +) %) %) %) %)
(K 0 0 0 40
A KU A (1 (2 (3 E(
B C D
RL
PE
M
ELU
B
SE
KESIMPULAN
1. Pemberian ekstrak daun nangka dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan
bau dan struktur pati. Namun tidak dapat mempertahankan kualitas beras
REFERENSI