Analisis Perbedaan Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Ispa Balita Di Kota Kendari Dengan Kabupaten Buton Utara
Analisis Perbedaan Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Ispa Balita Di Kota Kendari Dengan Kabupaten Buton Utara
Skripsi
Oleh:
Buton Utara.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil penelitian yang saya tulis ini benar –
benar merupakan tulisan saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan tulisan ini tulisan karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Demikian pernyataan ini dibuat
dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
K1A1 15 034
Latar belakang . Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung hingga paru. Balita dengan status
gizi kurang menjadi faktor risiko terjadinya ISPA. Di Sulawesi Tenggara, ISPA
merupakan penyakit yang selalu masuk dalam daftar 10 penyakit tersering. Sementara itu,
di Kota Kendari dan Kabupaten Buton Utara merupakan daerah yang penduduknya paling
banyak mengalami status gizi kurang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
perbedaan hubungan status gizi dengan ISPA Balita di Kota Kendari dengan Kabupaten
Buton Utara.
Metode. Desain penelitian ini menggunakan case control study dengan jumlah sampel
68 balita yang berkunjung di Puskesmas Poasia dan Abeli Kota Kendari dan 68 balita
yang berkunjung di Puskesmas Waode Buri dan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Data
diolah dengan menggunakan uji Chi-Square dan Mann Whitney.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan status gizi dengan kejadian
ISPA Balita di Kota Kendari dengan nilai p value = 0,000. Selain itu, terdapat pula
hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kabupaten Buton Utara
dengan nilai p value = 0,000. Sementara itu, tidak didapatkan perbedaan hubungan
antara status gizi dengan Kejadian ISPA Balita di Kota Kendari dengan di Kabupaten
Buton Utara dengan Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,731.
Simpulan. Terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian ISPA Balita
di Kota Kendari dan Kabupaten Buton Utara, dan tidak terdapat perbedaan hubungan
antara status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kota Kendari dengan Kabupaten Buton
Utara.
Kata Kunci. ISPA, Balita , Status Gizi, Kota Kendari, Kabupaten Buton Utara.
ABSTRACT
K1A1 15 034
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
memenuhi persyaratan mencapai strata sarjana (S-1) pada Program Studi Sarjana
Melalui kesempatan ini penulis sampaikan segala rasa hormat dan cinta
penulis sebagai wujud bakti, penghargaan dan terima kasih yang tak hingga
kepada orang tua penulis, Ibunda tercinta Nafsia, S.Pd,SD dan Ayahanda tercinta
membesarkan, memberi kasih sayang, dukungan, semangat dan motivasi serta doa
yang tiada henti kepada penulis. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih
kepada nenek penulis Almarhumah Ziyna binti Lazuhiba dan kakek penulis
Almarhum Faaziu bin Ladende dari orang tua mama penulis dan penulis
Unto dan kakek penulis Almarhum La Inga bin La Bada dari orang tua bapak
penulis. Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada adik-adik tercinta
Afif Manan, Fatni Manan, dan Delfi Manan, Kakak sepupu penulis Fitria M.Z
S.Kom, Suami Fitria Samiludin, S.Kom, adik sepupu penulis Nur Rahmatia
Pratama Zani, Suci Ramadhani, Putri Sauda, Mochammad Nur Salam, Ainur
Fakriyah Kopral, Indrawati, Muhammad Fahmi, Fathul Huda Mohamad, Fatimah
Mohamad, Rahayu Mohamad, serta seluruh keluarga besar atas segala kasih
sayang, bantuan dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar
Irwan, Sahariadi, Usman Saeni, Zaharudin serta kepada keluarga besar bibi
Zalina, Sumarni, Zuhuria, S.Pd, Masriani tasiu, Nasia, Nursia, Umiati Inga,
mereka.
Ida Mardhiah Afrini Kasman Arifin, SKM, M.Kes selaku pembimbing kedua
penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing
penulis dengan tulus hati sejak awal penyusunan proposal sampai terselesaikannya
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F,S.Si, M.Si, M.Sc selaku Rektor Universitas
Halu Oleo.
2. Prof. Dr. Nur Nasry Noor, MPH selaku Konsultan Ahli Fakultas Kedokteran
5. dr. Wa Ode Sitti Asfiah Udu, M.Sc,Sp.A selaku Ketua Jurusan Fakultas
6. dr. H Juriadi Paddo, M.Kes, Ns. La ode Alifariki, S.Kep, M.Kes, Ns. Waode
Syahrani Hajri, S.Kep, M.Kep selaku tim penguji atas kritik dan sarannya
7. Dr. dr I Putu Sudayasa, M. Kes selaku penasihat akademik yang telah banyak
Lestari Ayu, S.Ked, Sri Arbiati, S.Ked, Usa Andriani, S.Ked, Nopianti, S.Ked,
Vinalia Agaus, S.Ked yang telah membantu dan saling menyemangati selama
12. Kakak-kakak senior angkatan 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan adik-
13. Ucapan Terima Kasih yang sebesar besarnya kepada Kepala Puskesmas Abeli,
14. Ucapan Terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak La Ode Hasan,
15. Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada guru / dosen kami tercinta
Dr. dr. I Putu Sudayasa, M.Kes, Dr.dr Asriati, M.Kes, dr. Rhenislawaty,
dr. Raja Alfath Widya Iswara, MH, Sp. FM, dan dr Arimaswati, M.Sc serta
semua guru / dosen yang lainnya ,atas ilmu yang diberikan, motivasi, arahan
16. Keluarga besar MRC (Medical Research Club) yang telah memberikan
terlupakan.
17. Terima kasih atas motivasi, dukungannya serta doanya terkhusus buat sahabat
18. Kepada Bripda Andi, Bripda Ardilan, Bripda Muh. Syukran Arsan, Muh
Safrizal, M.Nur Firman Safitra, S.Tr. Pel, Safi, Iman Pabila, Muhammad
Fiysyabilillah, S.E, Muhammad Arif Djirimu, S.H. Aris H, S.Pd, Muhammad
Ali Ode, S.Pd, terima kasih atas motivasi, serta doa yang telah diberikan
19. Ucapan terima kasih buat Nurul Isra H, Uswatun, Aslia Abas, Wa
Aprilia, S.E, Ns. Rinawati Irwan, S.Kep, Rislawati Imran, S.KM, Febriana
Dian Musra, S.Pd, kak Wa Ode Nafisah Wahid, S.Ked, kak Iko, kak Nurlin
20. Terima kasih atas dukungan, motivasi serta doa dari teman teman ALUMNI
Baubau.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik materi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca dalam
rangka perbaikan hasil penelitian ini. Terlepas dari kekurangan yang ada, semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................iv
ABSTRACT..................................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN....................................xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
C. Tujuan penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Variabel...............................................................7
B. Kerangka Teori..............................................................................37
C. Kerangka Konsep...........................................................................38
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.....................................................................40
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.........................................................41
C. Populasi dan Sampel......................................................................41
D. Teknik Pengumpulan data.............................................................44
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif....................................45
F. Analisis Data..................................................................................46
G. Alur Penelitian...............................................................................49
H. Etika Penelitian..............................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................51
B. Hasil Penelitian..............................................................................60
C. Pembahasan...................................................................................69
D. Keterbatasan Penelitian..................................................................78
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................79
B. Saran..............................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................80
Lampiran........................................................................................................83
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori 37
Gambar 2 Kerangka Konsep 38
Gambar 3 Bagan Penelitian case control 40
BB Berat Badan
BT Bujur timur
B Jumlah total sampel kasus/kontrol
CI Contidense Interval
Ha Hipotesis Alternatif
H0 Hipotesis nol
IMT/U Indeks Massa Tubuh menurut umur
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut
KB Keluarga berencana
KIA Kesehatan Ibu Anak
Km2 Kilometer persegi
Km Kilometer
Kemenkes Kementrian Kesehatan
LL Lower Limit
LS Lintang Selatan
m Meter
m2 Meter Persegi
N Total Sampel yang dibutuhkan/pupulasi
n Sampel
nakes Tenaga Kesehatan
n1 Jumlah subjek kelompok 1
% Persen
= sama dengan
: Banding
½ Seperdua
α Alfa
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan
bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA
Penyakit ISPA ini paling banyak ditemukan pada anak - anak dibawah lima
sebanyak 18,8 miliar dan kematian sebanyak 4 juta orang pertahun. Kejadian
kali lebih banyak dari pada negara maju. Perbedaan tersebut berhubungan
pada provinsi Banten Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mencapai lebih
dari 25% dan pada tahun 2018 mencapai lebih 10% (Nuraini, 2020).
1
2
pada tahun 2017 jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
2020).
sebanyak 1.107 kasus dan Puskesmas Abeli terdata sebanyak 1.513 kasus.
Utara, 2019).
disebabkan oleh berbagai faktor agent yakni bakteri dan virus, faktor
lingkungan, faktor perilaku dan faktor individu balita itu sendiri (imunisasi,
umur anak, berat badan lahir, jenis kelamin, status gizi dan vitamin A)
(Nasution, 2020).
3
rokok serta perilaku dan sikap ibu terhadap penyakit Infeksi Saluran
Salah satu faktor risiko terjadinya ISPA pada Balita ini yaitu status gizi.
Balita yang mengalami status gizi kurang, sistem pertahanan tubuh dan
antibodi menurun sehingga balita akan lebih mudah terserang infeksi seperti
dengan gizi kurang akan lebih mudah terserang infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) bahkan serangannya lebih lama dibandingkan anak gizi normal
diketahui bahwa mayoritas balita yang menderita ISPA berstatus gizi kurang
dan sebanyak 40 balita sekitar 42,6% dan balita yang tidak menderita ISPA
status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di puskesmas Muara Bungo 1
status gizi dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Muara Bungo I
tahun 2019, ini semakin memperjelas bahwa status gizi balita dapat
berpengaruh atau dapat menjadi risiko untuk kejadian ISPA pada balita
(Efriani, 2020).
4
Faktor risiko status gizi ini akan berlipat ganda pada anak usia dibawah
dua tahun yang daya tahan tubuhnya masih belum sempurna. ISPA pada anak
dibawah dua tahun harus diwaspadai oleh orang tua, ISPA pada balita dapat
semakin parah ISPA yang diderita balita maka akan dapat mengakibatkan
status gizi yang buruk pada balita dan sebaliknya balita yang mengalami gizi
buruk maka ISPA yang diderita akan semakin parah (Surnani, 2017).
B. Rumusan Masalah
Kota Kendari ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
hubungan status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kota Kendari dengan
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi
b. Bagi Masyarakat
3. Manfaat Metodologis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi ISPA
jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru.
Penyakit ISPA sering terjadi pada anak - anak, hal tersebut diketahui
b. Epidemiologi ISPA
menjadi penyebab kematian sekitar 1,2 juta anak setiap tahun. Dapat
dikatakan setiap jam ada 230 anak di dunia yang meninggal karena
penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari
bahwa angka morbiditas dan mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada
atau bakteri pada laki-laki dan perempuan. Akan tetapi ada yang
59% pada balita laki – laki dan 41% pada balita perempuan, dan
Tenggara, 2019).
c. Etiologi ISPA
dengan bibit penyakit (agent) ISPA yang meliputi jenis kelamin, usia,
berat badan lahir, status gizi, dan status imunisasi (Putriyani, 2017).
1) Faktor Intrinsik
a) Jenis kelamin
b) Usia
gambaran klinik yang lebih besar dan jelek, hal ini disebabkan
d) Status Imunisasi
(Putriyani, 2017).
13
2) Faktor Ekstrinsik.
a) Kepadatan Hunian
(Putriyani, 2017).
mekanis.
udara.
bangunan.
2017).
(Putriyani, 2017).
e) Status Imunisasi
(Putriyani, 2017).
e. Patofisiologi ISPA
atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung. Proses interaksi ini
Sumber agen penyebab sakit pada ISPA adalah bakteri, virus, dan
polutan udara. Bakteri dan virus dapat berasal dari lingkungan rumah
f. Gejala Klinis
a) Batuk.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370c atau jika dahi
anak diraba.
gejala dari ispa ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per
campak.
gejala - gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau
waktu bernafas.
20
gelisah.
f) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
1) Transmisi droplet
2) Kontak langsung
i. Penatalaksanaan ISPA
kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga
2017).
berikut :
1) Pemeriksaan
tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu
tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa
cepat.
3) Pengobatan
4) Perawatan di rumah
b) Mengatasi batuk
c) Pemberian makanan
diteruskan.
25
4) Pemberian minuman
5) Lain-lain
terlalu tebal dan rapat, lebih - lebih pada anak dengan demam.
kesehatan.
(Putriyani, 2017).
26
menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat
kita.
2) Imunisasi
akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam
2017).
hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas
a) Antropometri
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
b) Klinis
tanda - tanda klinis umum dari kekurangan gizi dan juga untuk
29
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
b) Statistik Vital
c) Faktor Ekologi
(Suryandari, 2019).
1) BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu
2) TB/U adalah Tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu
yang dicapai
menjadi pendek.
akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama
a. Definisi Balita
Anak bawah lima tahun atau yang biasa disingkat anak balita
adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih
juga terkena ISPA. Hal ini disebabkan oleh faktor lain yang dapat
gizi
bagi balita yaitu status gizi, dimana keadaan balita yang mengalami
yang kuat untuk reaksi resistensi terhadap infeksi dan imunitas tubuh.
tubuh dalam keadaan seimbang diperlukan asupan gizi yang cukup dan
tubuh dan sebagai salah satu untuk pembentukan enzim yang berfungsi
Salah satu asam amino yang berfungsi dalam sistem imun yaitu asam
bakteri dan virus terutama paru - paru dan saluran nafas. Sistem imun
kondisi ini mengakibatkan baik flora normal maupun bakteri dari luar
ISPA. Namun hasil penelitian ini juga menunjukkan balita yang status
gizi baik mengalami ISPA, hal ini dikarenakan oleh adanya faktor lain
B. Kerangka Teori
Faktor Ekstrinsik
Status Gizi
Faktor Intrinsik
Balita
Sistem imun tubuh rendah
Status Imunisasi
ISPA
C. Kerangka Konsep
ISPA
STATUS GIZI
Non ISPA
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat:
: Kontrol
39
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Statistik
Kota Kendari
Kendari
2. Hipotesis Statistik
3. Hipotesis Statistik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
korelasi dan komparatif antara sebab dan akibat atau faktor risiko dengan efek
dari sebab atau faktor risiko tersebut tanpa melakukan intervensi atau
status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kota Kendari dengan Kabupaten
Buton Utara.
Faktor Risiko + +
Kasus : Penderita ISPA
Faktor Risiko -
Sampel
Populasi
Faktor Risiko +
Kontrol : Penderita tidak ISPA
Faktor Risiko -
1. Waktu Penelitian
Januari 2021.
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Sampel
pada penelitian ini terdiri dari sampel kasus dan sampel kontrol. Sampel
dan Puskesmas Kulisusu yang tercatat di dalam rekam medis dan tidak
42
kontrol 1:1.
PERKIRAAN POPULASI
2
Z∝ √ 2 PQ+ Zβ √ P1 Q1 + P2 Q2
n= ( P1−P2 )
Keterangan :
n = Besar sampel
P 1−¿ P 0,33+0,5
P = 2
¿= = 0,58
2 2
Q = 1−P = 1−0,58=0,42
2
1,96 √ 2. 0,58 . 0,42+ 0,84 √ 0,67 . 0,33+0,5 . 0,5
n=( 0,67−0,5 )
2
1,96 √ 0,28+0,84 √ 0,37
n=( 0,17 )
2
1,96 .0,52+0,84. 0,6
n=( 0,17 )
43
2
1,01+0,5
n= ( 0,17 )
n=8,232
n=67,73
n ¿ 68
3. Kriteria Sampel
2) Kelainan kongenital
44
2) Kelainan kongenital
a. Alat Penelitian
1) Alat tulis
2) Kamera
3) Laptop
b. Bahan Penelitian
1) Rekam Medik
2. Cara Kerja
a. Pengambilan data melalui rekam medis dan data status gizi yang
Kendari.
b. Pengambilan data melalui rekam medis dan data status gizi yang
Buton Utara.
a. Definisi Operasional
saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli dengan gejala batuk,
diderita anak dalam satu bulan terakhir yang sudah di diagnosa oleh
b. Kriteria Objektif
c. Skala Pengukuran
2. Status Gizi
a. Definisi Operasional
diambil dari catatan dalam buku KIA / buku register Posyandu (Rekam
b. Kriteria Objektif
charta WHO.
kurva WHO.
c. Skala Pengukuran
F. Analisis Data
a. Editing
ditelusuri kembali.
b. Coding
c. Scoring
d. Tabulating
2. Analisis data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara dua kali
yaitu :
Analisis tahap 2 :
a. Univariat
skala data kategorik yaitu data nominal serta dependent adalah ISPA
b. Bivariat
fisher test. Selain itu juga akan dilakukan Uji statistik Mann - Whitney
Interpretasi
G. Alur Penelitian
Studi pustaka
Identifikasi Masalah
Kontrol Kasus
Analisis Data
H. Etik Penelitian
maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak
asasi.
dengan nomor : 088 / UN29. 17. 1. 3 / ETIK / 2020 peneliti harus melalui
1. Anonimity
2. Confidentially
3. Reward
1. Puskesmas Poasia
a. Letak Geografis
44.75 km2 atau 15,12% dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4
1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha, dengan
51
52
b. Demografis
jumlah penduduk, jumlah rumah tangga. Data ini bisa diperoleh dari
KB).
4) Pelayanan Gizi .
sebagai berikut.
(4,58%).
e. Ketenagaan
2. Puskesmas Abeli
a. Letak Geografis
Abeli.
b. Keadaan Penduduk
Puskesmas Abeli mencapai 20.690 jiwa yang terdiri dari 10.443 laki-
Kulisusu).
1) Desa E’erinere
2) Desa Ulunambo
3) Desa Wamboule
5) Desa Labelete
6) Desa Lelamo
7) Desa Peteea’a
d. Keadaan Penduduk
Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri adalah 5.010 jiwa yang tersebar
e. Sosial Ekonomi
4. Puskesmas Kulisusu
a. Letak Geografis
penduduk sebanyak 22.968 jiwa yang terdiri dari 11.352 jiwa laki-Iaki
Kulisusu terdiri atas dataran tinggi dan dataran rendah serta rawa-rawa
Kecamatan Bonegunu.
b. Demografis
buah gedung sebagai tempat perawatan pasien rawat inap, gudang obat
5) Apotik;
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Sampel
gizi tidak berisiko paling tinggi juga pada laki-laki dengan jumlah 20
status gizi antara laki-laki berisiko dan perempuan berisiko sama yaitu
status gizi paling tinggi pada laki-laki berisiko dengan jumlah kasus 7
sementara status gizi paling tinggi juga pada laki-laki tidak berisiko
2. Analisis Univariat
sampel (82,4%).
berikut:
sampel (85,3%).
3. Analisis Bivariat
Kota Kendari
sampel (82,4%).
berikut:
Sampel Penelitian
p value
Status Gizi ISPA
Ya % Tidak %
Berisiko 39 57,4 10 14,7
0,000
Tidak Berisiko 29 42,6 58 85,3
Total 68 100 68 100
Sumber: Data Primer, 2021.
sampel (85,3%).
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kota Kendari dan Kabupaten
Buton Utara. Sampel pada penelitian ini adalah pasien berusia 0 - 60 bulan
status gizi
perempuan selain itu juga riwayat kontak anak laki-laki lebih banyak
cukup besar untuk terjadinya ISPA. Anak-anak dengan usia < 2 tahun
sempurna dan saluran napas lebih sempit. Kejadian ISPA pada bayi
dan balita akan memberikan gambaran klinik yang lebih besar dan
jelek, hal ini disebabkan karena ISPA pada bayi dan balita merupakan
< 2 tahun (< 24 bulan) merupakan faktor risiko terjadinya ISPA. Hal
ISPA pada bayi dan balita akan memberikan gambaran klinik yang
lebih besar dan jelek, hal ini disebabkan karena ISPA pada bayi dan
2. Analisis Bivariat
ISPA di Kota Kendari dan Kabupaten Buton Utara. Hubungan status gizi
Kota Kendari
ISPA pada balita yaitu status gizi, dimana keadaan balita yang
72
Balita dengan status gizi kurang akan lebih rentan terhadap penyakit
zat gizi memiliki efek yang kuat untuk reaksi resistensi terhadap
infeksi dan imunitas tubuh. Balita yang dalam keadaan kurang energi
cukup dan seimbang untuk memenuhi status gizi yang baik (Nasution,
2020).
73
tubuh dan sebagai salah satu untuk pembentukan enzim yang berfungsi
Salah satu asam amino yang berfungsi dalam sistem imun yaitu asam
bakteri dan virus terutama paru - paru dan saluran nafas (Nasution,
2020).
kejadian ISPA pada balita yaitu status gizi berisiko. Balita dengan gizi
lebih lama dibandingkan dengan balita gizi normal karena daya tahan
sebanyak 5 balita (5,3%) dan balita gizi lebih 3 balita (3,2%), hal ini
75
status gizi untuk balita. Ibu sebagai orang tua yang dekat dengan
terhadap penyakit. Banyak faktor lain selain status gizi berisiko yang
2019).
tersebut jelas menunjukan bahwa balita yang memiliki status gizi yang
yang baik. Secara teori status gizi yang kurang dapat menyebabkan
gizi semakin buruk maka reaksi kekebalan tubuh akan melemah dan
diri.
sampel. Selain itu juga dari studi lapangan didapatkan bahwa orang-
(Putriyani, 2017).
yang mendapat ASI secara ekslusif dengan balita yang tidak mendapat
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini.
2. Data dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa rekam
PENUTUP
A. Simpulan
1. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA Balita di Kota
Kendari
B. Saran
sekaligus data primer sehingga dapat sekaligus meneliti variabel lain yang
Utara untuk melakukan perbaikan dan pengendalian status gizi pada anak
79
80
DAFTAR PUSTAKA
Efriani, R. 2020. Hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di
puskesmas muara bungo 1 kabupaten bungo tahun 2019. Skripsi. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Padang.
Fibrila, F. 2015. Hubungan usia anak, jenis kelamin dan berat badan lahir anak
dengan kejadian Ispa. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai 8(2): 8-13.
Nopita, W. 2016. Hubungan status gizi dengan kejadian Ispa Pada balita di
puskesmas pembantu (pustu) Tompeyan tegalrejo di kota Yogyakarta.
Skripsi. Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Aisyiyah. Yogyakarta.
Nuraini. 2020. Sosialisasi kesehatan tentang ispa dan pemeriksaan fisik dada dan
thoraks di wilayah rw 02, kelurahan kebon besar kecamatan batuceper.
Jurnal kreativitas pengabdian kepada masyarakat (PKM) 3(1) : 80-86.
Profil Kesehatan Kota Kendari dan Buton Utara. 2019. Profil Kesehatan Kota
Kendari dan Buton Utara.
Putra, Y.,Wulandari, S.S. 2019. Faktor penyebab kejadian ispa. Jurnal Kesehatan
Stikes Prima Nusantara Bukit Tinggi 10(1):37-40.
Retnowati, M. 2019. Hubungan antara status gizi balita dengan kejadian Ispa
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada balita di puskesmas Karanglewas.
Jurnal Kesehatan Kebidanan dan Keperawatan 12(1): 97-106.
Rosana, E. N. 2016. Faktor risiko kejadian Ispa pada balita ditinjau dari
lingkungan dalam rumah di wilayah kerja puskesmas blado 1. Skripsi.
Jurusan ilmu kesehatan masyarakat fakultas ilmu keolahragaan.
Sunarni, N., Litasari, R., Deis, L. 2017. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Sukadana
Ciamis. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 1(2):70-75.
Delfi Manan.
Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Bonebone pada tahun 2003 dan lulus pada tahun
SMP Negeri 3 Baubau dan lulus pada tahun 2012. Kemudian penulis
lulus pada tahun 2015. Selama menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Baubau
pernah menjabat sebagai Pengurus Harian Nasional BAPIN - ISMKI pada Staff
ISPA Balita di Kota Kendari dengan Kabupaten Buton Utara sebagai salah
N
Status Gizi
O
1. Berapa berat badan anak/balita? ........... kg
2. Berapa tinggi badan anak/balita? ........... cm
3 Z-Score IMT berdasarkan umur
86
Cases
ISPA
Ya tidak Total
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
19.792 1 .000
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,50.
87
2. Analisis uji statistik hubungan status gizi dengan kejadian ISPA Balita
dan uji kekuatan hubungan di Kabupaten Buton Utara
Cases
ISPA
Ya Tidak Total
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
26.633 1 .000
Association
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,50.
Ranks
Total 136
Test Statisticsa
Hasil
Mann-Whitney U 2.244
Wilcoxon W 4.590
Z -.344