Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“HADIS LARANGAN LGBT (LESBI, GAY, BISEKSUAL


DAN TRANSGENDER)”

Tugas Mata kuliah


Al-Hadis

Kelompok: 5

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ahmad Darlis, M.Pd.I


Anggota kelompok : Iftitah Pranriska (0310202068)
Wanda Syafitri (0310202049)
Adella Shaharani (0310203007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020
PEMBAHASAN

A. Penjelasan LGBT
LGBT adalah akronim dari “lesbi, gay, biseksual dan transgender. Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay"karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Akronim ini
dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan
identitas seksualitas dan gender". Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk
penunjukkan diri. Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang
berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara
berbahasa Inggris lainnya. Berikut adalah penjelasan pengertian mengenai LGBT:
 Lesbian : Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat
sesama perempuan. istilah lesbian disebut dengan istilah “al-sihaq” yang berarti
perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan perempuan.1
 Gay : Orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria.
Kata lain dari gay adalah homoseksual. Didalam agama islam homoseksual (gay)
disebut dengan istilah “al-liwath” yang berarti orang yang melakukan perbuatan
seperti yang dilakukan kaum Nabi Luth yang pelakunya disebut “al-luthiyyu” yang
berarti laki-laki yang memiliki hubungan seksual dengan laki-laki. 2 sebagaimana
hadis berikut:
 Bisex : Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis
kelamin baik Pria/Wanita
 Transgender: Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan
mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lesbian ialah hubungan
seksual antara perempuan dengan perempuan, gay disebut dengan hubungan seksual
laki-laki dengan laki-laki, bisex ialah hubungan seksual pria atau wanita yang menyukai
dua jenis kelamin baik pria ataupun wanita, sedangkan transgender adalah orientasi

1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka


Progressif, 1997), 616; al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (al-Qahirah; Dar al-Kitab al-
Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269
2 Majma‟ al-Lughah al-‟Arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasith, cet. II, Jilid II,
(Mishr : Dar al-Ma‟arif, 1393 H- 1973 M), 846.
seksual seorang pria atau wanita dengan mengidentifikasi dirinya sebagai pria ataupun
wanita.
Lawan kata dari homosex dan lesbian adalah heterosex yang berarti hubungan
seksual antara orang orang yang berbeda jenis kelaminnya contohnya pria dengan
wanita ataupun sebaliknya.

B. Hukum Penyimpangan Seksual (LGBT) Menurut Islam


Pasangan homosex dan lesbian dalam bentuk liwath dan al-sihaq termasuk dalam
dosa besar karena termasuk perbuatan keji yang merusak kepribadian, moral dan
agama. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S al-A’raf surah ke-7 ayat 80-
81 sebagai berikut:

Artinya: “Dan (kami juga telah mengutus) Luth ketika dia berkata kepada
mereka: “mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun (di dunia ini)”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah
kaum yang melampaui batas”.(Q.S al-A’raf: 80-81.)3
Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth
yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan
syahwatnya hanya kepada sesama laki-laki dan tidak berminat kepada perempuan
sebagaimana ditawarkan oleh Nabi Luth, tetapi mereka tetap melakukan perbuatan
homoseksual, akhirnya Allah memberikan hukuman kepada mereka dan
memutarbalikan negeri mereka, sehingga penduduk Sodom, termasuk isteri Nabi Luth
kaum lesbi, tertanam bersamaan dengan terbaliknya negeri itu. Yang tidak kena azab
hanya Nabi Luth dan pengikut-pengikutnya yang saleh dan menjauhkan diri dari
perbuatan homoseks.
Allah memurkai tingkah laku laki-laki yang mempunyai sifat keperempuanan dan
sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut :
3 Q.S al-A’raf surah ke-7 ayat 80-81
Yang artinya: “Dan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai perempuan dan
perempuan yang menyerupai laki-laki. (HR. Ahmad, Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu
Majah dari Ibnu Abbas)
Dari Hadis yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa laki-laki tidak boleh
menyerupai perempuan dan sebaliknya. Allah tidak akan mengutuk hambanya
melainkan ketika seorang hamba tersebut melakukan perbuatan yang diharamkan Allah.
Kalau dilarang kemudian ada yang mengerjakannya, maka hukumnya haram.

C. Hukuman/Sanksi Atas Pelaku Penyimpangan Seksual

Ibnu Abbas mengambil hukuman hadd dari hukuman Allah SWT kepada kaum
Luth. Sahabat ini meriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda: 

‫َمنْ َو َج ْدتُ ُموهُ يَ ْع َم ُل َع َم َل قَ ْو ِم لُو ٍط فَا ْقتُلُوا ا ْلفَا ِع َل َوا ْل َم ْف ُعو َل ِب ِه‬
"Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah
kedua pelakunya." (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Ulama berbeda pendapat tentang hukuman yang akan diterima oleh pelaku LGBT,
terdapat tiga pendapat berbeda:
a. Pendapat pertama, mengatakan bahwa para pelaku homosek harus dibunuh.
Pendapat ini dianut oleh sahabat-sahabat Nabi Saw, al-Nashir dan Qasim bin
Ibrahim serta Imam Syafi‟i dalam salah satu riwayat.4
b. Pendapat kedua, dikemukakan oleh Imam Al-Syafi’I dalam pendapatnya pelaku
liwath harus dirajam tanpa membedakan apakah pelakunya itu sudah menikah
ataupun belum menikah.
c. Pendapat ketiga menyatakan bahwa hukumannya diserahkan kepada penguasa.
Pendapat ini dianut oleh Imam Abu Hanifah, Mu‟ayyad Billah, dan al-Murtadha,
keduanya ahli fikih Syiah dan Imam Syafi‟i dalam riwayat yang lain. Penguasalah yang
berhak menetapkan jenis hukumannya, karena perbuatan tersebut tidak dapat
dikategorikan ke-dalam perbuatan zina, maka hukumannya pun tidak dapat disamakan
dengan hukuman zina.5

4 Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II (t.tp : Dar al Kitab al-Islamy


Dar al hadis, t,t.), 366.
5 Al-Sayyid Sabiq, Fiqh Al Sunnah, Jilid II (Dar al Kitab al Islamy-Dar
al Hadis, t,t), 369.
Menurut al-Syaukani, pendapat pertama yang kuat, karena berdasarkan nas sahih,
sedangkan pendapat kedua dianggap lemah, karena Hadis yang dipakainya lemah.
Demikian pula pendapat ketiga, juga dipandang lemah, karena bertentangan dengan nas
yang telah menetapkan hukuman mati (hukuman had), bukan hukuman ta‟zir.6
Sedangkan bagi para pelaku lesbian, hukumannya adalah ta’zir. Al-Imam Malik
Rahimahullah berpendapat bahwa wanita yang melakukan sihaq, hukumannya
dicambuk seratus kali. Jumhur ulama berpendapat bahwa wanita yang melakukan sihaq
tidak ada hadd baginya, hanya saja ia di-ta‘zir, karena hanya melakukan hubungan
yang memang tidak bisa dengan dukhul (menjima’i pada farji), dia tidak akan di-hadd
sebagaimana laki-laki yang melakukan hubungan dengan wanita tanpa adanya dukhul
pada farji, maka tidak ada had baginya. Dan ini adalah pendapat yang rojih (yang
benar).
Sebenarnya sanksi yang dijatuhkan di dunia ini bagi si pendosa akan
mengakibatkan gugurnya siksa di akhirat. Tentu saja hukuman di akhirat akan lebih
dahsyat dan kekal dibandingkan sanksi yang dilakukan di dunia. Itulah alasan mengapa
sanksi-sanksi dalam Islam berfungsi sebagai pencegah (jawazir) dan penebus (jawabir).
Disebut pencegah karena akan mencegah orang lain melakukan tindakan dosa semisal,
sedangkan dikatakan penebus karena sanksi yang dijatuhkan akan menggugurkan
sanksi di akhirat.

D. Dampak dan antisipasi dari LGBT


Abdul Hamid El-Qudah, Seorang Dokter Spesialis Penyakit Kelamin Menular dan
AIDS di Asosiasi Kedokteran Islam Dunia (FIMA) menjelaskan dampak-dampak yang
ditimbulkan dari LGBT adalah :
1. Dampak kesehatan Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya
adalah 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular. 7 Ratarata usia
kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban AIDS dari
golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia lelaki yang menikah

6 Abd. Qadir Audah, al-Tasyri‟ al-Jinai al Islamy (Iskadariah : Dar


Nasyr al Tsaqafiyyah, 1949), 186.
7Rueda, E. “The Homosexual Network” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair
Company, 1982), hal. 53.
dan normal adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum lesbian adalah 45 tahun sedangkan
rata-rata wanita yang bersuami dan normal 79 tahun.8
2. Dampak sosial Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan akibat LGBT adalah
sebagai berikut penelitian menyatakan “seorang gay mempunyai pasangan antara 20-
106 pertahunnya. Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih dari 8 orang seumur
hidupnya”. 43% dari golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti menyatakan
bahwasanya selama hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500
orang. 28% melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan
bahwa pasangan homonya tersebut berasal dari orang yang tidak dikenalinya sama
sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa
menit saja. Hal itu jelas-jelas melanggar nilai-nilai sosial masyarakat.
3. Dampak Pendidikan Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa
ataupun siswi yang menganggap dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan putus
sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah.
4. Dampak Keamanan Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih
mencengangkan lagi yaitu: Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual
pada anak-anak di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% .

Antisipasi LGBT
1. Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT Tak dipungkiri bahwa
setan menjadi musuh abadi manusia yang akan terus menyesatkan dan menjerumuskan
manusia ke dalam lembah kebinasaan. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu
sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”. (Q.S al-Zukhruf:62)
2. Menerapkan Usulan Untuk Menanggulangi Wabah LGBT di Indonesia
Penyelesaian masalah LGBT dalam lingkup yang lebih luas seperti yang terjadi di
masyarakat, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:9
 Pemerintah bersama masyarakat perlu segera melakukan kampanye besar-besaran
untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya LGBT, termasuk membatasi

8 Fields, DR. E. “Is Homosexual Activity Normal?" Marietta, GA. 1


9 Husaini, Adian, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya, (Jakarta: Insists,
2015), hal 117 - 120.
kampanye-kampanye hitam kaum liberalis yang memberikan dukungan kepada
legalisasi LGBT.
 Kaum muslimin, khususnya, perlu memberikan pendekatan yang integral dalam
memandang kedudukan LGBT di tengah masyarakat.
 Para pemimpin dan tokoh-tokoh umat Islam perlu banyak melakukan pendekatan
kepada para pemimpin di media massa, khususnya media televisi, agar mencegah
dijadikannya media massa sebagai ajang kampanye bebas penyebaran paham dan
praktik LGBT ini.
 Media-media massa muslim perlu menampilkan sebanyak mungkin kisah-kisah
pertobatan orang-orang LGBT dan mengajak mereka untuk aktif menyuarakan
pendapat mereka, agar masyarakat semakin optimis, bahwa penyakit LGBT bisa
disembuhkan.
Islam mengatasi permasalahan LGBT ini dari akar-akarnya, dengan cara
mengharamkan semua penyebab-penyebab penyakit ini, sehingga diharamkan
perzinaan, homo seksual dan semua hal yang bisa menyebabkan keduanya. Hal inilah
yang dapat memberikan perlindungan hakiki dari terserang penyakit kelamin. Metode
Islam dalam Melawan Penyakit AIDS terdiri dari sekumpulan akidah dan falsafah yang
lurus di masyarakat, karakteristik usia dan hubunganhubungan sosial serta sekumpulan
akidah yang baku dalam memandang tiga pilar utama: manusia, alam semesta dan
kehidupan. Dasar-dasar itu ditentukan oleh Allah melalui syariatnya yang sempurna
diambillah sumber syariat dan batasan-batasannya yang benar dengan pola hubungan
sosial antar manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka
Progressif, 1997), 616; al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (al-Qahirah; Dar al-
Kitab al-Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269

Majma‟ al-Lughah al-‟Arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasith, cet. II, Jilid II,


(Mishr : Dar al-Ma‟arif, 1393 H- 1973 M), 846.

Q.S al-A’raf surah ke-7 ayat 80-81

Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II (t.tp : Dar al Kitab al-Islamy Dar al hadis, t,t.),
366.

Al-Sayyid Sabiq, Fiqh Al Sunnah, Jilid II (Dar al Kitab al Islamy-Dar al Hadis, t,t), 369.

Abd. Qadir Audah, al-Tasyri‟ al-Jinai al Islamy (Iskadariah : Dar Nasyr al


Tsaqafiyyah, 1949), 186.

Rueda, E. “The Homosexual Network” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair
Company, 1982), hal. 53.

Fields, DR. E. “Is Homosexual Activity Normal?" Marietta, GA. 1

Husaini, Adian, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya, (Jakarta: Insists, 2015), hal
117 - 120.

Anda mungkin juga menyukai