Kelompok: 5
A. Penjelasan LGBT
LGBT adalah akronim dari “lesbi, gay, biseksual dan transgender. Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay"karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Akronim ini
dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan
identitas seksualitas dan gender". Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk
penunjukkan diri. Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang
berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara
berbahasa Inggris lainnya. Berikut adalah penjelasan pengertian mengenai LGBT:
Lesbian : Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat
sesama perempuan. istilah lesbian disebut dengan istilah “al-sihaq” yang berarti
perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan perempuan.1
Gay : Orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria.
Kata lain dari gay adalah homoseksual. Didalam agama islam homoseksual (gay)
disebut dengan istilah “al-liwath” yang berarti orang yang melakukan perbuatan
seperti yang dilakukan kaum Nabi Luth yang pelakunya disebut “al-luthiyyu” yang
berarti laki-laki yang memiliki hubungan seksual dengan laki-laki. 2 sebagaimana
hadis berikut:
Bisex : Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis
kelamin baik Pria/Wanita
Transgender: Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan
mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lesbian ialah hubungan
seksual antara perempuan dengan perempuan, gay disebut dengan hubungan seksual
laki-laki dengan laki-laki, bisex ialah hubungan seksual pria atau wanita yang menyukai
dua jenis kelamin baik pria ataupun wanita, sedangkan transgender adalah orientasi
Artinya: “Dan (kami juga telah mengutus) Luth ketika dia berkata kepada
mereka: “mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun (di dunia ini)”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah
kaum yang melampaui batas”.(Q.S al-A’raf: 80-81.)3
Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth
yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan
syahwatnya hanya kepada sesama laki-laki dan tidak berminat kepada perempuan
sebagaimana ditawarkan oleh Nabi Luth, tetapi mereka tetap melakukan perbuatan
homoseksual, akhirnya Allah memberikan hukuman kepada mereka dan
memutarbalikan negeri mereka, sehingga penduduk Sodom, termasuk isteri Nabi Luth
kaum lesbi, tertanam bersamaan dengan terbaliknya negeri itu. Yang tidak kena azab
hanya Nabi Luth dan pengikut-pengikutnya yang saleh dan menjauhkan diri dari
perbuatan homoseks.
Allah memurkai tingkah laku laki-laki yang mempunyai sifat keperempuanan dan
sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut :
3 Q.S al-A’raf surah ke-7 ayat 80-81
Yang artinya: “Dan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai perempuan dan
perempuan yang menyerupai laki-laki. (HR. Ahmad, Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu
Majah dari Ibnu Abbas)
Dari Hadis yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa laki-laki tidak boleh
menyerupai perempuan dan sebaliknya. Allah tidak akan mengutuk hambanya
melainkan ketika seorang hamba tersebut melakukan perbuatan yang diharamkan Allah.
Kalau dilarang kemudian ada yang mengerjakannya, maka hukumnya haram.
Ibnu Abbas mengambil hukuman hadd dari hukuman Allah SWT kepada kaum
Luth. Sahabat ini meriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda:
َمنْ َو َج ْدتُ ُموهُ يَ ْع َم ُل َع َم َل قَ ْو ِم لُو ٍط فَا ْقتُلُوا ا ْلفَا ِع َل َوا ْل َم ْف ُعو َل ِب ِه
"Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah
kedua pelakunya." (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Ulama berbeda pendapat tentang hukuman yang akan diterima oleh pelaku LGBT,
terdapat tiga pendapat berbeda:
a. Pendapat pertama, mengatakan bahwa para pelaku homosek harus dibunuh.
Pendapat ini dianut oleh sahabat-sahabat Nabi Saw, al-Nashir dan Qasim bin
Ibrahim serta Imam Syafi‟i dalam salah satu riwayat.4
b. Pendapat kedua, dikemukakan oleh Imam Al-Syafi’I dalam pendapatnya pelaku
liwath harus dirajam tanpa membedakan apakah pelakunya itu sudah menikah
ataupun belum menikah.
c. Pendapat ketiga menyatakan bahwa hukumannya diserahkan kepada penguasa.
Pendapat ini dianut oleh Imam Abu Hanifah, Mu‟ayyad Billah, dan al-Murtadha,
keduanya ahli fikih Syiah dan Imam Syafi‟i dalam riwayat yang lain. Penguasalah yang
berhak menetapkan jenis hukumannya, karena perbuatan tersebut tidak dapat
dikategorikan ke-dalam perbuatan zina, maka hukumannya pun tidak dapat disamakan
dengan hukuman zina.5
Antisipasi LGBT
1. Menumbuhkan Kesadaran Individual Pelaku LGBT Tak dipungkiri bahwa
setan menjadi musuh abadi manusia yang akan terus menyesatkan dan menjerumuskan
manusia ke dalam lembah kebinasaan. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu
sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”. (Q.S al-Zukhruf:62)
2. Menerapkan Usulan Untuk Menanggulangi Wabah LGBT di Indonesia
Penyelesaian masalah LGBT dalam lingkup yang lebih luas seperti yang terjadi di
masyarakat, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:9
Pemerintah bersama masyarakat perlu segera melakukan kampanye besar-besaran
untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya LGBT, termasuk membatasi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, cet. XIV (Surabaya; Pustaka
Progressif, 1997), 616; al-Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II, (al-Qahirah; Dar al-
Kitab al-Islamy-Dar al-Hadis, t.t), 269
Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II (t.tp : Dar al Kitab al-Islamy Dar al hadis, t,t.),
366.
Al-Sayyid Sabiq, Fiqh Al Sunnah, Jilid II (Dar al Kitab al Islamy-Dar al Hadis, t,t), 369.
Rueda, E. “The Homosexual Network” (Old Greenwich, Conn., The Devin Adair
Company, 1982), hal. 53.
Husaini, Adian, LGBT di Indonesia: Perkembangan dan Solusinya, (Jakarta: Insists, 2015), hal
117 - 120.