Ibm 01 2020
Ibm 01 2020
(NUT 143)
MODUL 1
Pengertian Bahan Pangan dan Istilah – istilah Pangan
DISUSUN OLEH
Prita Dhyani Swamilaksita, S.P. M.Si
Dudung Angkasa, S.P, M.Nutrition
Reza Fadhilla, S.TP., M.Si
3. KERUSAKAN MIKROBIOLOGI I
4. KERUSAKAN MIKROBIOLOGI II
Sifat dan mutu pangan hewani I (daging dan unggas) serta hasil
olahannya
Sifat dan mutu pangan hewani II (ikan dan seafood) serta hasil
olahannya
13. REMPAH-REMPAH
B. Uraian Materi
Pengertian Bahan Pangan
Bahan pangan yaitu sumber bahan makanan yang bisanya berasal dari tanaman dan
hewan, dimana bahan makanan tersebut bisa dimakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi
kebutuhan gizi manusia. Setiap makhluk hidup, terutama manusia sangat memerlukan bahan
pangan untuk makan, Makanan bisa membantu manusia dalam mendapatkan energi dan
membantu pertumbuhan badan, serta otak. Setiap bahan pangan memiliki kandungan gizi
yang berbeda.
Menurut Undang-undang Pangan No. 7 tahun 1996, Pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang
diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Sedangkan menurut
Undang-undnag No.18 Tahun 2012, Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan
atau minuman. Berdasarkan umdang-undang tersebut, pangan dijelaskan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak
asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Klasifikasi Pangan
Klasifikasi pangan dan gizi berbeda-beda untuk setiap Negara, namun secara umum
pangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan nabati. Pangan hewani
meliputi daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu. Pangan nabati meliputi; serelia,
kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-buahan dan pangan lainnya (madu, gula dll).
Penggolongan pangan dikemukakan pula oleh FAO yang dikenal dengan Desirable
Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yang dikelompokan dalam 9 kelompok yaitu (1)
padi-padian, (2) umbi-umbian, (3) pangan hewani, (4) minyak dan lemak, (5) buah biji
berminyak, (6) kacang-kacangan, (7) gula, (8) sayur dan buah serta (9) lain-lain (minuman
dan bumbu). Penggolongan pangan dapat dijumpai juga dalam Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) yang mengklasifikasikan dalam 10 golongan.
Secara khusus di Indonesia pun dikenal penggolongan makanan sesuai dengan pola
makan masyarakat. Penggolongan tersebut meliputi pangan pokok (beras, jagung, ubi,
singkong, sagu), lauk pauk ( daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayuran, buah dan susu. Hal ini
yang dahulu di kenal dengan konsep empat sehat lima sempurna. Pangan menyediakan unsur-
unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Zat gizi dibagi dalam kelas utama yaitu;
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi,
esensial dan tidak esensial yang diperlukan tubuh dari keenam kelompok zat gizi tersebut.
Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat
mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu memsintesisnya dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhannya. Zat gizi tidak esensial karena tubuh bisa mensistesisnya. Zat gizi
tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh, untuk pertumbuhan
dan memperbaiki jaringan yang rusak. Zat gizi utama yang berfungsi sebagai sumber energi
adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi utama untuk pertumbuhan dan
mempertahankan jaringan adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi utama
yang berfungsi untuk mengatur proses di dalam tubuh adalah vitamin, mineral dan air.
Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tanaman.
Kebanyakan merupakan sumber karbohidrat, vitamin, lemak, dan protein. Contoh
bahan makanan nabati antara lain:
Serealia
Kacang-kacangan
Susu
Telur
Penggolongan bahan makanan menurut fungsinya di dalam tubuh terbagi atas bahan
makanan sumber tenaga (bahan makanan kaya karbohidrat dan lemak misalnya
serealia, umbi-umbian, daging, mentega), bahan makanan sebagai zat pembangun
(bahan makanan kaya protein seperti telur, ikam udangm susu, telur, kacang-kacangan
susu kedelai), serta bahan makanan sebagai zat pengatur (bahan makanan kaya
vitamin dan mineral seperti sayuran dan buah).
Bahan makanan sumber lemak dan mnyak antara lain pangan hewani, mentega,
buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dsb.
Protein sangat diperlukan tubuh yang berfungsi sebagai zat pembangun sehingga
sangat diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada masa
dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein dibutuhkan untuk
mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Berdasarkan susunan kimanya protein dibagi menjadi :
Protein sederhana
Disebut protein sederhana karena tidak berkaitan dengan zat lain. Contoh :
albumin dalam telur, albumin dalam susu, dan globulin.
Protein bersenyawa
Protein yang berikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen membentuk
glikoprotein dengan zat warna dalam hemoglobin membentuk kromoprotein.
Termasuk turunan protein adalah albuminosa, pepton, gelatin, peptida. Zat gizi
penghasil energi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok. Bahan
pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung, talas
(merupakan sumber karbohidrat); margarine dan mentega (merupakan sumber
lemak); ikan, daging, telur dan sebagainya (merupakan sumber protein).
Sifat fisik
Sifat fisik yaitu sifat-sifat bahan makanan yang menyangkut tekstur bahan
makanan tsb meliputi kelarutan, kemampuan mengikat air, kelunakan, dan
kekenyalan. Sifat fisik memiliki kaitan sangat erat dengan mutu bahan pangan
karena dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam menentu kan tingkat
metode penanganan dan atau bagaimana mendisain peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang bersifat otomatis.
Sifat kimiawi
Sifat kimiawi dari bahan pangan bahan ditentukan oleh senyawa kimia yang
terkandung sejak mulai bahan pangan dipanen hingga diolah.
Perubahan kandungan senyawa kimia pada bahan pangan dipengaruhi oleh tingkat
kematangan biologis, jenis kelamin, temperatur, suplai makanan, pupuk, atau
Sifat biologis
Sifat komponen berdasarkan bahan terbagi atas sifat karbohidrat dalam pangan,
sifat lemak dalam pangan, dan sifat protein dalam pangan.
Sifat lemak yang ada dalam bahan pangan ditunjukan dengan terbentuknya emulsi
(contohnya, susu dan mentega), lipolysis (menghasilkan unsur lemak bebas
sehingga mudah teroksidasi), dan autooksidasi (reaksi dengan oksigen yang
membentuk hidroksiperolsida sehingga menghasilkan keton yang dipengaruhi
oleh komposisi asam lemak bebas, asam lemak bebas, konsebtrasi oksigen, suhu,
luas permukaan, kelembaban, serta adanya prooksidan dan antiokidan).
Manfaat mempelajari bahan makanan yaitu agar dapat menjelaskan perubahan yang
diinginkan dan tidak diinginkan. Selain itu sifat bahan makanan pun dipelajari supaya mutu
bahan pangan dapat dipertahankan dna memastikan keamanannya sebelum diolah atau
dikonsumsi. Suluruhnya ini agar konsumen terhindar dari Food Borne Diseases. WHO (2020)
menyatakan bahwa lebih dari 200 penyakit disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi
bakteri, virus, parasit atau zat kimia seperti logam berat. Masalah kesehatan masyarakat yang
terus berkembang ini menyebabkan dampak sosial ekonomi yang cukup besar. Penyakit-
penyakit ini berkontribusi signifikan terhadap beban global penyakit dan kematian.
Penyakit bawaan makanan disebabkan oleh kontaminasi makanan dan terjadi pada
setiap tahap produksi, pengiriman, dan rantai konsumsi makanan. Kontaminasi dapat
dihasilkan dari beberapa bentuk pencemaran lingkungan termasuk pencemaran dalam air,
tanah atau udara, serta penyimpanan dan pemrosesan makanan yang tidak aman. Penyakit
tersebut mencakup beragam penyakit mulai dari diare hingga kanker. Sebagian besar muncul
sebagai masalah pencernaan, meskipun mereka juga dapat menghasilkan gejala neurologis,
ginekologis dan imunologis. Penyakit yang menyebabkan diare adalah masalah utama di
semua negara di dunia, khususnya pada kelompok yang berpenghasilan rendah dan menengah
serta anak-anak di bawah usia 5 tahun (kelompok rentan).
1. Berdasarkan Bentuk
Bahan pangan segar yaitu bahan pangan yang belum diolah.
Bahan pangan kering yaitu bahan pangan yang teksturnya kering, seperti
biji-bijian.
Bahan pangan olahan yaitu bahan pangan yang sudah diolah, baik
setengah jadi maupun yang sudah jadi.
High Perishable Food yaitu bahan pangan yang sangat mudah rusak, yang
dimana bahan pangan ini dapat rusak dalam jangka waktu 1-6 jam.
Perishable Food yaitu bahan pangan yang mudah rusak, yang dimana
bahan pangan ini bisa rusak dalam jangka waktu 1-2 hari.
Semi Perishable Food yaitu bahan pangan yang sedikit tahan lama, yang
dimana bahan pangan ini dapat tahan dalam jangka waktu 1 minggu pada
suhu ruang.
Non Perishable Food yaitu bahan pangan yang tidak mudah rusak, dimana
bahan pangan ini bisa tahan dalam jangka waktu beberapa bulan bahkan
tahun.
Istilah-istilah Pangan
Masih banyak istilah-istilah lainnya yang sering digunakan dalam mempelajari bahan
makanan atau yang terait dengan pangan. Beberapa akan diuraikan dalam bahasan ini:
1. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan
yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang
sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
2. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat
menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
3. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
4. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
5. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau
mengubah bentuk pangan.
Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan
dan kandungan gizi pangan.