Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP PERKEMBANGAN DARI KELUARGADAN TUMBUH KEMBANG


DALAM KELUARGA: KELUARGA DENGAN EXTENDAD FAMILY

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Dosen Pengampu : Wisnu Probo Wibowo S.Kep.,Ns.,MAN

Disusun Oleh :

1. Lutfhi Syafiq Andrian (1801071)


2. Fitri Dwi Ana (1801072)
3. Indri Yanti (1801073)
4. Ingga Chornella (1801074)
5. Yuniar (1801075)
6. Satriya Ginta Irawan (1801076)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
PRINGSEWU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah
Keperawatan Keluarga yang berjudul “Tahap Perkembanagan Dari Keluarga Dan Tumbuh
Kembang Dalam Keluarga : Keluarga Dengan Extendad Family” ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan.

Dalam penyusunan makalah keperawatan jiwa ini, penulis menyadari sepenuhnya


banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil makalah keperawatan jiwa
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Makalah Keperawatan Jiwa ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya

Gadingrejo, 13 Maret 2021

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Keluarga...........................................................3


B. Struktur Keluarga.....................................................................................3
C. Fungsi Keluarga.......................................................................................4
D. Peranan Keluarga.....................................................................................5
E. Tipe Keluarga...........................................................................................5
F. Tahap Perkembangan Keluarga...............................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah kelompok kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dengan
hubungan yang terjalin erat dan terangkum bersama melalui ikatan perkawinan.
Sebagaimana halnya institusi lain seperti institusi politik, pendidikan, agama dan
ekonomi, keluarga juga mempunyai beberapa fungsi untuk dijalankan seperti fungsi
pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, defenisi status, perlindunga dan
ekonomi. Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, yang secara resmi telah
berkembang di seluruh masyarakat. Keluarga bisa berarti ibu, bapak, anak- anaknya
atau seisi rumah atau disebut juga batih yang mana seisi rumah menjadi tanggungan.

Definisi lain keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang diikat oleh ikatan darah perkawinan atau adopsi serta tinggal bersama.
Seiring perkembangan zaman, posisi keluarga dalam struktur rumah tangga
mengalami dinamika yang tajam. Perubahan posisi anggota keluarga sering terjadi
karena perceraian dan kematian masing-masing pasangan dalam rumahtangga.
Seringkali, pasangan keluarga mengalami proses penghancuran idealisme perkawinan
mereka karena adanya perbedaan internal yang disadari bersama. Proses
penghancuran idealisme perkawinan datang dari faktor eksternal seperti kemampuan
membangun ekonomi keluarga atau dapat datang dari pengaruh pihak ketiga
(pengaruh orang tua masing-masing pasangan atau adaya perselingkuhan). Keluarga
yang mengalami perpisahan akibat perceraian atau kematian menyebabkan komposisi
keluarga menjadi tidak lengkap, karena keluarga itu hanya memiliki seorang bapak
atau seorang ibu bersama anak-anak mereka. Kondisi ini dinamakan posisi single
parent, yaitu orangtua tunggal yang memiliki beban pengasuhan terhadap anak-anak
mereka.

Single parent yang cerai hidup terjadi akibat perceraian, sementara yang cerai
mati biasanya akibat kematian dari pasangan. Perceraian, baik cerai mati maupun
cerai hidup kemudian berdampak pada pengasuhan anak. Salah satu dari ayah atau ibu
akan dipercayakan untuk mengasuh anak. Orang tua tunggal memiliki tanggungjawab
yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki struktur keluarga normal atau

4
lengkap. Orangtua tunggal akan berperan sebagai ibu rumahtangga yang merawat,
memelihara dan mendidik anak-anak sekaligus sebagai ayah yang mencari
penghasilan ekonomi utuk mencukupi kebutuhan keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian keluarga ?
2. Apa itu struktur keluarga ?
3. Apa saja fungsi keluarga ?
4. Bagaimana peranan keluarga ?
5. Apa saja tipe keluarga ?
6. Apa dan bagaimana tahap perkembangan dari keluarga ?

C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui bagaimana tahap perkembangan keluarga
2. Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian keluarga
b. Untuk mengetahui apa saja struktur keluarga
c. Untuk mengetahui apa saja fungsi keluarga
d. Untuk mengetahui peranan keluarga
e. Untuk mengetahui apa saja tipe keluarga
f. Unuk mengetahui bagaimana tahap perkembangan dari keluarga

3.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Mubarak 2002)

B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :
1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
4. Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri struktur keluarga sebagai berikut :
Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
1. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
2. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota kelurga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing. (Jhonson R, 2010 : 22)

6
C. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
1. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan
dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan
dalam diri anggota keluarga,stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
2. Fungsi sosialisasi dan penempatan social
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara
kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan
atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi
sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan
dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga
secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan
kesehatan.
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.

7
d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat.
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas
D. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
1. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun
anak angkat.
b. The dyad family
Suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang
perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian data dan
ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi datanya

8
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut
oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
i. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
j. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga Non Tradisioonal, tipe keluarga
ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut.
a. Unmarried parent and child family
Keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa adanya
hubungan pernikahan..

9
b. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikuatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
c. Gay and lesbian family
Seorang yang mempunya persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
d. The nonmartial heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

F. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurutkurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgerscit Friedman (1998), setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Miller (Friedman,
1998).
1. Tahap 1: Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing – masing individu laki – laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing – masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi. Masing – masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiridan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu:

a. Membina hubungan intim dan memuaskan


b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

10
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri

2. Tahap II : keluarga “ child bearing”


Kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan
keluarga yang penting pada tahap ini adalah :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexsual dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan Peran
perawat adalah mengkaji peran orang tua ; bagaimana orang tua berinteraksi
dan merawat bayi. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi
yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang
tua dapat tercapai.

3. Tahap III : Keluarga dengan anak pra sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
e. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang

4. Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahapini biasanya keluarga mencapai

11
jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah,
masing-masing anak memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas perkembangan keluarga :

a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan


b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas
perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
d. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
e. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Sering kali muncul konflik orang
tua dan remaja.

6. Tahap VI : Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak
dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua memasuki masa tuanya
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

12
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Tahap VII : Usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas
perkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,


olahraga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Tahap : VIII : keluarga usia lanjut


Dimulai pada saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami / istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan
Tahapan perkembangan keluarga dibagi beberapa macam yaitu Tahap I :
Pasangan baru, Tahap II : Childbearing, Tahap III : Keluarga dengan anak pra
sekolah, Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah, Tahap V : Keluarga dengan anak
remaja, Tahap VI : Keluarga dengan anak dewasa, Tahap VII : Usia pertengahan dan
Tahap VIII : Keluarga usia lanjut.

B. Saran
Dalam keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, tentu dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan. Untuk itu kami
mengharapkan saran agar kami dapat meningkatkan kualitas makalah yang akan
dibuat selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya mahasiswa
ilmu keperawatan dalam mempelajari keperawatan keluarga.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nur Kholifa, Siti & Wahyu Wagdido, NS. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan : Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta. Kemenkes RI

Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta, PT.
Rineka Cipta.

Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2.


Jakarta : Rineka Cipta.

Friedman. (2007). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. 1998, 5–33.

15

Anda mungkin juga menyukai