Anda di halaman 1dari 13

ADAPTASI PSIKOSOSIAL IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN

SITI ZUBAIDAH KENTENG GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

Kehamilan dan melahirkan merupakan suatu peristiwa psikososial yang sangat mempengaruhi
kehidupan wanita dan keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, yang selanjutnya turut
menentukkan kualitas kehidupan keluarga. Respons dan kemampuan adaptasi psikososial wanita
dalama masa kehamilan dan nifas ditentukan oleh tingkat pencapain tugas perkembangan keluarga,
mekanisme koping yang digunakan, usia kehamilan, dan faktor pendukung lain. Pemahaman perawat
tentang konsep terkait dengan proses adaptasi psikososial wanita pada masa kehamilan dan nifas,
memungkinkan perawat untuk mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan unik
untuk tiap tahap perkembangan keluarga dengan wanita dalam masa kehamilan dan nifas.

Kata kunci: Ibu hamil, Kondisi psikososial, Primigravida


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan melahirkan merupakan peristiwa psikososial yang sangat mempengaruhi kehidupan
orang tua terutama wanita/ibu dan seluruh anggota keluarga. Perubahan psikologis yang terjadi bukan
saja sebagai respon terhadap perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita/ ibu tetapi juga sebagai
wujud nyata dari bertambahnya tanggung jawab yang terkait dengan kehadiran anggota keluarga baru
yang sepenuhnya tergantung pada peran ibu dan keluarga secara menyeluruh (Grossman dkk, 1980).

Kahamilan adalah suatu kejadian dimana ibu banyak mengalami keadaan krisis, hal ini dapat terjadi
karena adanya perubahan fisik dan psikososial pada kehamilan (Hamilton, 1995). Apabila calon ibu
dapat beradaptasi dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada saat kehamilan, baik
terhadap perubahan tubuh ataupun peran yang akan terjadi nantinya maka calon ibu tidak akan
mengalami gangguan-gangguan psikologi namun pada calon ibu yang gagal beradaptasi terhadap
perubahan yang dialaminya maka calon ibu akan mengalami gangguan seperti narcisme hal ini timbul
karena pada wanita hamil terjadi perubahan fisik yang mengganggu kondisi fisiknya otomatis wanita
hamil ini akan mulai memusatkan perhatiannya pada kondisi tubuhnya, dari cara berpakaian, menata
makanan agar kondisi tubuhnya tetap enak dipandang, post partum blues, depresi yang dikarenakan
emosi yang berkepanjangan dan tidak segera ditangani dan psikosa (Suetantri, 1998). Hal ini akan
menjadi persoalan yang cukup serius apabila berlangsung terlalu lama. Karena dengan adanya beberapa
gangguan tersebut diatas dapat berpengaruh pada otot-otot yang berhubungan dengan proses
persalinan seperti misalnya rahim, jalan lahir. Kecemasan dan ketegangan akan mempengaruhi
kontraksi, otot-otot rahim menjadi lemah, maka persalinan melambat, perineum menjadi kaku, dan
dapat menimbulkan perobekan pada jalan lahir, sehingga persalinan tidak berjalan lancar.

Adapun beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kesehatan mental calon ibu yang salah satunya
adalah psikologis, dan dukungan dari keluarga. Oleh karena itu perlu adanya dukungan psikososial pada
primigravida dalam menghadapi kehamilannya baik oleh suami ataupun keluarga, serta masyarakat
sekitar, mengingat lingkungan tempat ibu dan bayi baru lahir yang paling tahu akan apa yang terjadi
(Bobak dkk, 2005).

Mengingat dampak dari psikososial yang dapat terjadi, maka perawat ataupun seluruh tenaga medis
berperan penting dalam membantu ibu dan keluarga yang beradaptasi terhadap perubahan psikososial
dan fisik yang terjadi pada ibu saat kehamilan. Karena kemampuan beradaptasi ibu dan keluarga sangat
ditentukan oleh berbagai faktor, maka pendekatan yang dilakukan oleh perawatpun harus
komprehensif. Kemampuan untuk memberi asuhan keperawatan yang komprehensif sangat ditentukan
oleh pengetahuan dan pemahaman perawat tentang berbagai konsep terkait. Oleh karena itu, perawat
diharapkan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya (Hamid, 1998).
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah respon dan adaptasi psikososial yang terjadi pada ibu primigravida selama kehamilan di
Rumah Bersalin Siti Zubaidah Kenteng Sleman Yogyakarta?"

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon dan
adaptasi psikososial yang terjadi pada ibu primigravida selama kehamilan di Rumah Bersalin Siti
Zubaidah Kenteng Sleman Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang adaptasi
psikososial yang terjadi pada ibu primigravida selama kehamilan di Rumah Bersalin

2. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pada ibu hamil primigravida tentang adaptasi
psikososial.

3. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan dan memperluas wawasan di bidang pelayanan keperawatan maternitas

4. Bagi Penelitian

Agar dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas
keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Adaptasi Psikososial

Adaptasi psikososial adalah cara individu untuk menyesuaikan status mental dan emosionalnya terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi didalam lingkungan sosialnya (Flynn & Hefron, 1994).

B. Pendekatan Psikososial Persalinan


1. Pendekatan Psikososial

Menurut depdikbud, Pendekatan adalah sebagai proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu.
Pendekatan psikososial adalah Ttitik tolak atau sudut pandang kita terhadap psikososial yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

2. Psikososial Persalinan Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang
bersifat psikologik, maupun sosia yang mempunyai pengaruh timbal balik. Beberapa pendapat tokoh
tentang psikologi sosial (Ahmadi, 2002).

1. Kamus Pedagogik menyatakan bahwa : “Psikologi Sosial ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala
psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya. Lawannya: Psikologi individu (orang-
orang).”

2. Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.“ Definisi ini menunjukkan bahwa Bonner
lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku inilah yang
menjadi pokok atau sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.

3. A.M. Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie” merumuskan bahwa : “Psikologi
sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu
masyarakat.” Chorus memberikan definisi tersebut dengan kesadaran bahwa setiap manusia yang
normal akan hidup dan berhubungan bersama dengan masyarakat.

4. Gordon Allport Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan
bagaimana pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik
secara nyata atau aktual, dalam bayangan atau imajinasi dan dalam kehadiran yang tidak langsung

3. Pendekatan Psikososial Persalinan

Pendekatan psikososial adalah suatu pendekatan yang memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual


yang berhubungan dengan keadaan kondisi kejiwaan suatu individu. Pendekatan psikososial persalinan
merupakan suatu pendekatan psikologi dan sosial terhadap wanita yang sedang berada dalam tahap
persalinan yang mengalami berbagai macam perubahan fisik maupun psikologis. Pendekatan psikososial
persalinan adalah suatu pendekatan psikologi dan sosial terhadap wanita yang sedang berada dalam
masa persalinan yang mengalami berbagai macam perubahan fisik maupun psikologis dimana
perubahan-perubahan ini dapat dipengaruhi oleh interaksi wanita bersalin dengan lingkungan sosial
(masyarakat).

C. Dukungan Psikososial terhadap Ibu hamil

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal
dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya.

Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan
psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam
psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa
tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial.
Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang
kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan
mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.

Dukungan psikologi yang diberikan pada ibu hamil yaitu:

1. Dukungan Suami

Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang hamil akan memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan fisik dan psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak
cukup dari sisi finansial semata, tetapi berkaitan dengan cinta kasih, menanamkan rasa percaya diri,
komunikasi terbuka dan jujur, sikap peduli, perhatian, tanggap dan kesiapan menjadi ayah.

Suami adalah pasangan hidup istri. Suami mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai kepala
keluarga. Selain sebagai pencari nafkah, suami juga berperan sebagai motivator dalam menghadapi
berbagai situasi dalam kehidupan rumah tangga, termasuk menjadi motivator pada saat istri sedang
hamil. Suami berperan sebagai pendukung utama (main supporter). Dukungan yang diberikan suami
sangat mempengaruhi kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya. Dukungan dan peran serta suami dalam
masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.

Berdasarkan penelitian, bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan suami kepada istri antara lain :

1. Suami turut bahagia saat mengetahui bahwa sang istri hamil. Kebahagiaan tersebut dapat ditunjukkan
melalui ekspresi wajah, tindakan, sikap, perilaku maupun pernyataan langsung kepada istri bahwa suami
merasa bahagia mendapatkan momogan, bahwa suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan
istri.

2. Suami memahami dan bersikap sabar dalam menghadapi sikap dan perilaku istri. Selama masa
kehamilan, istri biasanya mengalami hal yang dinamakan “ngidam” yaitu suatu kondisi dimana istri
meminta sesuatu yang aneh-aneh bahkan mustahil. Oleh sebab itu, kesabaran dan sikap positif suami
sangat diperlukan dalam menghadapi keadaan semacam itu.

3. Suami memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan istri dan anak yang dikandungnya. Misal suami
turut serta mengantar istri memeriksakan kandungannya, ikut memperhatikan makanan bergizi serta
suplemen yang dikonsumsi istri, serta mengingatkan waktu makan istri.

4. Suami tidak membebani istri dengan pekerjaan rumah tangga yang berat, karena dikhawatirkan dapat
mengganggu kehamilannya. Walaupun pekerjaan rumah tangga tersebut sudah biasa dilakukan oleh
istri, sebaiknya suami turut membantu istri menyelesaikan pekerjaan tersebut. Misalnya suami
membantu menyapu atau membereskan rumah sebelum berangkat bekerja.

2. Dukungan

Keluarga Seorang wanita yang sedang hamil biasanya juga perlu mendapatkan dukungan dari anggota
keluarga lain, seperti dukungan dari orang tua dan mertua. Anggota keluarga lainnya juga
mempengaruhi tingkat stres ibu hamil. Meskipun suami mendukung penuh kehamilan istri, namun ibu
hamil dapat merasa tertekan jika kehamilannya tidak diterima oleh angota keluarga lainnya. Oleh karena
itu, diharapkan anggota keluarga lainnya mendukung penuh atas kehamilan istri.

Bentuk-bentuk dukungan yang dapat diberikan hampir mirip dengan dukungan dari suami. Yang
pertama dukungan dari orang tua kandung, misalnya ibu kandung bisa menceritakan pengalamannya
pada saat hamil dan memberikan informasi-informasi seputar kehamilan berdasarkan pengalaman
pribadi ibu. Ayah kandung juga dapat memberikan dukungan berupa perhatian dan kasih sayang,
ataupun hanya berupa ekspresi bahagia.

Yang kedua dukungan dari ayah dan ibu mertua. Bentuk dukungan yang diberikan misalnya menanyakan
keadaan janin yang sedang dikandung, kesehatan dan memastikan bahwa istri benar-benar menjaga
kehamilannya ataupun sering berkunjung untuk melihat kondisi kehamilan menantunya. Bentuk
dukungan tersebut menunjukkan bahwa mertua bahagia, peduli dan mengharapkan kehadiran cucu
nya.Selain itu, seluruh keluarga bisa memberikan dukungannya dalam bentuk doa untuk keselamatan
ibu dan bayi yang dikandungnya. Terkadang terdapat ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri
yang tidak boleh ditinggalkan.

3. Dukungan dari lingkungan sosial


Dukungan dari lingkungan sekitar tempat tinggal memang tidak terlalu berpengaruh terhadap
kehamilan. Bentuk dukungan dari lingkungan sosial antara lain:

a. Berdoa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu pengajian, perkumpulan atau kegiatan
sosial lainnya.

b. Memberikan informasi serta pengalaman hamil dan melahirkan yang pernah mereka alami. Namun
pengalaman dan informasi antara satu orang dengan orang lainnya berbeda-beda. Banyak informasi
seputar kehamilan yang kurang tepat bahkan salah, informasi tersebut kebanyakan berdasarkan atas
adat istiadat masyarakat setempat, bahkan ada yang bersifat mistis. Untuk itu seorang ibu hamil harus
bisa memilah mana informasi yang tepat dan baik untuk kehamilannya serta mana informasi yang tidak
baik untuk kehamilannya.

c. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk memeriksakan kandungannya.
Bahkan tak jarang mereka memberikan rekomendasi mengenai bidan, rumah bersalin atau rumah sakit
yang dianggap berkualitas, tentu saja rekomendasi dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda-
beda. Hal ini pun juga sesuai dengan pengalaman dari masing-masing individu.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon psikososial yang terjadi pada ibu primigravida selama
kehamilan, adaptasi dari respon psikososial yang terjadi pada ibu primigravida selama kehamilan di
Rumah Bersalin Siti Zubaidah Kenteng, Slemen, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi dengan cara pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth
interview). Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan adaptasi psikososial ibu primigravida
dalam menghadapi persalinan yang terjadi pada ibu primigravida yang memeriksakan kehamilannya di
Rumah Bersalin Siti Zubaidah Sleman. Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan teknik sampel
bertujuan (purposive sample). Partisipan penelitian berjumlah 5 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan alat bantu tape recorder dan pedoman wawancara mendalam.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Kehamilan adalah suatu masa perubahan psikologis, sosial, dan biologis yang sangat besar, dan
mempengaruhi tanggung jawab, kebebasan nilai prioritas, status sosial, hubungan dan bahkan citera diri
dari calon orang tua. Kehamilan merupakan suatu masa transisi yang ditandai tiga karakteristik sebagai
pengalaman keluarga yang unik, yaitu siklus perubahan, tidak dapat diramalkan, dan merupakan
pengalaman yang hakiki yang dijadikan sebagai suatu serangkaian kejadian.

Bagi wanita yang sudah pernah mengalaminya. Perubahan kondisi fisik dan emosi yang komplek,
memerlukan adaptasi yang sesuai dengan adanya proses Psikologi sosial pada umumnya dibatasi
sebagai usaha untuk memahami dan menjelaskan akan beberapa hal yaitu: bagaimana pikiran, perasaan
dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kehadiran orang lain baik secara aktual maupun imagined
(dibayangkan) (Fiedman 1985). Psikologi sosial didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dari setiap individu sebagai fungsi dari rangsangan-rangsangan sosial yang ada
di lingkungan tempat individu tersebut tinggal (Sarwono, 1987).

Psikososial adalah hubungan interaksi sosial antara individu dan rasa memiliki dalam satu kelompok
(Rukiyah, 2006). Dengan adanya interaksi sosial dalam satu kelompok hal ini dipengaruhi oleh adanya
dukungan sosial, motivasi, komunikasi, dan dengan adanya orang penting yang bertindak sebagai orang
yang di pertimbangkan, serta kemampuan dari individu itu sendiri dalam menerima dan melakukan
perilaku sesuai dengan normal kesehatan yang ada (Rukiah, 2006).

Kehamilan merupakan episode yang dramatis terhadap kondisi psikologis dari seorang wanita yang
belum ataupun kehamilan yang terjadi, disinilah wanita membutuhkan dukungan psikologis dan
perhatian dari orang sekitar untuk dapat hidup dengan pola kehidupan sosial yang normal.

Ada beberapa respon emosional yang biasanya terjadi pada kehamilan menurut Pilliteri (1999), yang
meliputi:

a. Ambivalensi ( mendua).

Kehamilan merupakan proses yang mengganggu yang tidak dapat diabaikan oleh siapapun. Janin yang
sedang tumbuh pada seorang wanita dapat menyebabkan perubahan baik fisik maupun pada
kejiwaannya. Ambivalensi pada masa kehamilan merupakan suatu kejadian yang normal dialami oleh
semua wanita hamil. Kehamilan yang mungkin diinginkan namun belum dapat diterima kehadirannya
akan mengakibatkan tingkatan ambivalensi yang berbeda-beda pada setiap individu.

Ambivalensi dapat terjadi bukan hanya pada kaum perempuan saja namun juga dapat terjadi pada
suami yang biasanya terjadi karena timbulnya rasa takut dan khawatir yang berlebihan. Mereka
mengalami ambivalensi jika kurang kesiapan dalam menyiapkan diri untuk menjadi orang tua. Untuk
membantu pemecahan masalah ambivalensi ini maka, harus disiapkan sarana bagi mereka untuk
mendiskusikan kekhawatiran mereka memberikan informasi tentang bagaimana menjadi orangtua,
ambivalensi ini merupakan respon yang umum terjadi pada trimester I sedang pada trimester II dan III
sudah tidak lagi ada karena mereka sudah dapat menerima kehadiran bayi dan menyiapkan diri menjadi
orang tua.

b. Kesedihan

Kesedihan merupakan serangkaian proses yang positif bagi ibu hamil khususnya bagi kehamilan
pertama, calon ibu akan berusaha menggambarkan sosok ibu untuk anak yang di kandungnya yang akan
lahir nantinya. Tetapi sebelum calon ibu dapat mengambil peran sebagai seorang ibu, calon ibu harus
menerima dengan segala hal apapun dengan perannya yang sekarang. Calon ibu tidak akan menjadi
anak terus menerus, calon ibu harus mengkolaborasikan peran barunya sebagai seorang ibu kedalam
perannya namun tidak keluar dari konteks sebagai seorang anak, istri, atau sahabat, suami juga harus
dapat menggabungkan peran baru yang disandangnya sekarang yaitu sebagai seorang ayah yang
didalamnya juga masih adanya peran sebagai anak, suami atau sahabat.

c. Narcisme

Saat sebelum hamil, seorang wanita tidak mempertimbangkan pakaian yang akan ia pakai dan
kekhawatiran mengenai tubuhnya juga tidak ada, namun saat wanita tersebut sedang hamil otomatis
akan terjadi perubahan pada kondisi fisiknya dari sinilah wanita hamil ini akan mulai memusatkan
perhatiannya pada kondisi tubuhnya, dari cara berpakaian, menata makanan agar kondisi tubuhnya
tetap enak dipandang, mulai mengikuti aktifitas kesehatan, dan juga keamanan baik untuk dirinya
maupun untuk bayi yang dikandungnya.

Seorang ibu terkadang akan menampakkan narcissme dengan mengubah segala aktivitasnya yang
biasanya ia lakukan, dan bahkan bisa lebih dari yang biasanya. Para calon ayah juga menampakkan
tingkah laku yang sama, namun dengan berbeda cara yaitu dengan cara mengurangi kegiatan yang
beresiko dan mencoba untuk yakin bahwa mereka akan menjadi seorang calon ayah yang terbaik untuk
anaknya.

d. Introvet vs ekstrovet

Introvet atau yang biasa ditampakkan dengan memusatkan perhatian pada diri sendiri, introvet ini biasa
ditemukan selama masa kehamilan. Pada wanita hamil bereaksi secara berlawanan dan biasanya lebih
ekstrovet, namun ini hanya terjadi pada wanita yang mendapatkan pemenuhan perhatian yang ia
inginkan dalam kehamilan. Dengan terpenuhinya perhatiannya tersebut, biasanya wanita hamil akan
menjadi lebih aktif dan tampil sehat namun, bagi mereka yang mendapatkan pemenuhan namun tidak
sesuai dengan yang mereka ingikan dalam kehamilannya maka, mereka akan menjadi ragu-ragu akan
kehamilannya.

e. Stres

Stres pada masa kehamilan dapat menimbulkan kesulitan bagi wanita untuk melanjutkan tanggung
jawabnya, jika seorang wanita mengalami stres dan akut, maka kemungkinan akan mengalami kelahiran
aterm. Pada wanita yang mendapatkan banyak dukungan dari keluarga dan lingkungan, ia akan lebih
mudah menyesuaikan dirinya dalam penerima kehamilannya namun sebaliknya, bagi wanita yang
kurang mendapat dukungan dari orang-orang yang ada disekitarnya ia akan lebih banyak kesulitan
dalam menyesuaikan dirinya dalam menerima kehamilannya dan kelahiran anak.

f. Emosi labil

Keadaan suasana hati yang sering mengalami perubahan pada wanita hamil. Perubahan suasana hati ini
sebagai bagian dari manifestasi dari narcissme dan sebagian karena efek dari adanya peningkatan
hormon esterogen dan progesteron. Suasana hati yang berubah-ubah, ini dapat menyebabkan reaksi ibu
terhadap keluarga dan perawatan kesehatan terhadap dirinya menjadi semakin terganggu. Kejadian
yang menyenangkan yang ia lakukan hari ini ia anggap sebagai hal yang menyenangkan namun belum
tentu akan menyenangkan di hari berikutnya, ia akan bertingkah laku baik atau bahkan menyebalkan di
waktu berikutnya. Suasana hati ini terjadi umumnya pada awal kehamilan, sehingga pada keluarga yang
sudah mengetahui maka mereka dapat menerima sebagai bagian dari kehamilan, namun bagi keluarga
baru yang sudah hidup dengan rumah tangga sendiri perubahan suasana hati dapat mengakibatkan
emosi bagi keluarga tersebut atau pasangannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kehamilan merupakan keadaan alamiah yang dialami hampir semua wanita. Dalam masa kehamilannya,
ibu mengalami perubahan fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi kehidupan normalnya.
Keadaan emosi ibu yang labil, serta mengalami ketakutan, kecemasan, stres, dan emosi lain yang
mendalam, dapatmenjadi pencetus reaksi emosional yang ringan hingga tingkat tinggi sehingga
menimbulkan rasa tertekan dan berujung pada gangguan jiwa yang berat. Maka dari itu diperlukan
dukungan psikososial selama masa kehamilan. Dukungan tersebut dapat diperoleh dari orang-orang
terdekat ibu seperti suami, keluarga, lingkungan serta bidan. Dukungan psikososial dari orang-orang
terdekat ibu dapat memberikan rasa nyaman serta dapat mempermudah proses persalinan ibu.

B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat memberikan informasi berupa kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada ibu-ibu hamil tentang pentingnya mengetahui
adaptasi psikososial pada kehamilan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam
rahim.

2. Bagi masyarakat, khususnya ibu – ibu hamil agar lebih aktif mencari informasi lewat media cetak,
media elektronik dan ikut serta dalam penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar
ibu hamil mengetahui tentang adaptasi psikososial pada kehamilan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini agar
menambah jumlah variabel penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani S. dan Hamid. (1998) Adaptasi Psikososial pada Masa Kehamilan dan Nifas , Jurnal
Keperawatan Indonesia. 1 (4).117-125.

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2005. Keperawatan Maternitas edisi 4. EGC : Jakarta.

Dian Ismaya, Suryani, Wiwi Mardiah .2005. Pengalaman Emosional Ibu Muda yang Mengalami
Kehamilan Sebelum Menikah di Kecamatan Cistu Kabupaten Sumedang, Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah. 6
(11). 23-39.

Dona, R.C., 1998. Qualitative Research In nursing, Baltimore, New York.

Hamilton, Persis Mery., 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6, Jakarta: EGC.

Hidayatai Ratna., 2009. Asuhan keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis, Jakarta: Salemba
Medika

Kusmiyati Yuni.,2008. Perawatan Ibu Hamil,Yogyakarta: Fitramaya


Moleong., 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ROSDA.

Moetarsi Sri Kanapsiah, Sutantri, Soemarni DW., 1999. Hubungan Antara Faktor Psikososial Budaya dan
Riwayat Persalinan dengan Depresi pada Wanita Paska Melahirkan. Berkala Ilmu Kedokteran. 30 (4).
195-199.

Anda mungkin juga menyukai