2. Setting Router
Berikan IP address kepada Router dengan perintah CLI
sebagai berikut :
R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#interface FastEthernet0/0.10
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10
R1(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Setelah Router memiliki IP address, langkah selanjutnya
adalah menjadikan Router sebagai DHCP server sehingga
nantinya IP Phone bisa memiliki IP address secara otomatis.
Gunakan perintah CLI seperti di bawah ini :
R1(dhcp-config)#telephony-service
R1(config-telephony)#ip source-address 192.168.1.1 port
2000
R1(config-telephony)#max-dn 2
R1(config-telephony)#max-ephone 2
R1(config-telephony)#auto assign 1 to 2
R1(config-telephony)#ephone-dn 1
R1(config-ephone-dn)#number 1001
R1(config-ephone-dn)#ephone-dn 2
R1(config-ephone-dn)#number 1002
Catatan :angka dibelakang “max-dn” dan “max-ephone”
menyesuaikan jumlah Telepon yang akan dipasang. Karena
simulasi ini menggunakan 2 buah IP Phone maka “max-dn 2”
dan “max-ephone 2”.
3. Setting Switch
Jaringan VOIP biasanya membutuhkan manageable switch
atau switch yang memiliki sistem operasi dan bisa
dikonfigurasikan. Berikut ini perintah CLI agar switch bisa
digunakan di jaringan VOIP :
SW1>enable
SW1#configure terminal
SW1(config)#vlan 10
SW1(config-vlan)#interface FastEthernet0/1
SW1(config-if)#switchport mode trunk
SW1(config-if)#interface range FastEthernet0/2-4
Sw1(config-if)#switchport voice vlan 10
4. Test IP Phone
Jika konfigurasi Router dan Switch sudah benar, IP Phone
secara otomatis akan mendapatkan IP address serta Dial
Number dan sudah bisa digunakan.
Lakukan pengujian dengan melakukan panggilan
menggunakan IP Phone 1 ke IP Phone 2 atau sebaliknya.
Jika IP Phone bisa terkoneksi dan menghubungi satu sama
lain maka Simulasi VOIP bisa dikatakan berhasil.