Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis internasional (international business) terdiri dari transaksi antara

pihak-pihak yang berasal dari lebih satu negara. Pihak-pihak yang terlibat dalam

transaksi seperti ini meliputi individu swasta, perusahaan individual, kelompok

perusahaan, atau badan/instansi pemerintah (Griffin & Pustay, 2015, p. 5). Secara

historis, aktivitas bisnis internasional pertama berbentuk ekspor dan impor.

Namun dalam dunia perdagangan internasional sekarang ini yang sangat

kompleks, banyak bentuk aktivitas bisnis internasional lainnya yang juga lazim.

Bisnis internasional telah tumbuh dengan sedemikian cepatnya dalam

dekade terakhir, sehingga banyak ahli meyakini bahwa semua orang sedang hidup

dalam era globalisasi. Menurut Griffin & Pustay (2015, p. 9) globalisasi

(globalization) dapat didefinisikan sebagai proses integrasi internasional yang

terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek

kebudayaan lainnya. Menurut Salvatore (2014, p. 13) globalisasi diartikan

sebagai meningkatnya integrasi perekonomian di seluruh dunia, khususnya

melalui perdagangan dan aliran keuangan, tetapi juga melalui aliran ide dan

manusia yang dipermudah dengan adanya revolusi komunikasi dan transportasi.

Globalisasi merupakan gerbang pembuka hubungan kerjasama antara satu negara

dengan negara yang lain. Globalisasi tidak dapat dihindari karena semakin

mengerucutnya keinginan dari konsumen di seluruh dunia, yang menginginkan

produk sejenis. Globalisasi telah menimbulkan intensifikasi peran perdagangan


internasional dalam ekonomi dunia. Rasio perdagangan internasional terhadap

aktivitas ekonomi telah meningkat secara dramatis.

Pada tahun 2015 PT Semen Indonesia Tbk mengalami kerugian

dikarenakan kurs dollar mengalami peningkatan yang tajam. PT Semen Indonesia

mengalami kerugian sebesar Rp 30 miliar akibat rupiah melemah. Hal ini jelas tidak

diduga oleh para eksportir. Direktur utama PT Semen Indonesia menyatakan bahwa

awal tahun lalu asumsi perseroan terhadap mata uang berada diposisi Rp12.600/USD,

akan tetapi untuk sekarang sudah mencapai Rp 13.600/USD (ekbisnews.com, 2015).

Dalam kegiatan ekspor, nilai tukar merupakan faktor yang penting yang dapat

mendukung jalannya kegiatan ekspor. Nilai tukar akan dapat menentukan

besarnya jumlah volume penjualan, karena semakin lemah nilai tukar mata uang

suatu negara maka dalam hal permintaan terhadap barang tersebut akan semakin

tinggi. Semen sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor yang ada di

Indonesia yang masuk dalam kategori industri manufaktur. Semen merupakan zat

yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan banguan

lainnya. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan industri semen yang

melakukan kegiatan ekspor ke beberapa negara yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia, yaitu:

1. PT Semen Indonesia Tbk

2. Indoncement Tunggak Prakasa Tbk

3. Holcim Indonesia Tbk

4. Semen Baturaja Tbk

5. Wijaya Karya Beton Tbk

6. Waskita Karya Tbk


Berdasakan fenomena yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian yang berjudul “PENGARUH NILAI TUKAR DAN

INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR ( Studi Pada Perusahaan

Ekspor Semen di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2017)’’. Penelitian ini berkaitan dengan variabel yang berpengaruh terhadap

peningkatan kegiatan ekspor yaitu nilai tukar (exchange rate) dan tingkat inflasi.

Menurut Faisal (2001, p. 20) nilai tukar adalah harga satu mata uang (yang

diekspresikan) terhadap mata uang lainnya. Variabel independen kedua yaitu

inflasi, yang merupakan suatu variabel ekonomi makro yang menggambarkan

kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode tertentu. Inflasi akan

cenderung meningkatkan biaya produksi dari perusahaan, sehingga margin

keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah (Amalia, 2007, p. 143). Alasan

mengapa nilai tukar dan inflasi dijadikan sebagai variabel independen yaitu

karena menurut Nelson (2000, p. 71) bahwa dua variabel yang paling

diperhatikan eksportir dan importir dalam melaksanakan ekspor dan impor adalah

nilai tukar dan inflasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan urain latar belakang masalah, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Apakah nilai tukar memiliki pengaruh sginifikan terhadap volume ekspor

perusahaan semen yang terdaftar di BEI ?

2 Apakah inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap volume ekspor

perusahaan semen yang terdaftar di BEI ?


3 Manakah yang lebih dominan antara nilai tukar dan inflasi dalam

mempengaruhi volume ekspor perusahaan semen yang terdaftar di BEI ?

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan anatar

atau lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor, Tambunan (2000, p. 1).

Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan

transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional (Gunawan

Widjaja & Ahmad Yani, 2001, p. 20). Dapat disimpulkan bahwa perdagangan

internasional adalah proses menjual atau pun membeli suatu barang atau jasa antar

negara untuk pemenuhan kebutuhan suatu negara.

2.2.5 Pengertian Ekspor

Adanya keterbatasan dan perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh

sebuah negara menjadi faktor utama terjadinya spesialisasi produksi. Spesialisasi

produksi dapat meningkatkan produktivitas dan standar kehidupan suatu negara.

Hal inilah yang memicu terjadinya perdagangan internasional yang di dalamnya

meliputi kegiatan ekspor dan impor. Menurut Pasal 1 butir 14 Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, ekspor adalah kegiatan

mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.


2.2.9 Eksposur Valuta Asing

Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan

pembayaran atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing

timbul karena kurs valuta asing yang selalu berubah.

2.2.12 Pengertian Nilai Tukar

Menurut Mankiw (2003, p. 123) nilai tukar dapat didefinisikan sebagai

tingkat harga yang disepakati penduduk dua negara untuk saling melakukan

perdagangan

2.2.19 Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga

secara tajam (absolut) yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang

cukup lama (Mankiw, 2006).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana dipaparkan pada bab I,

penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskirptif kuantitatif.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi
Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau gejala

sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan

(population element) elemen populasi (Moh. Sidik, 2009, p. 103). Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan ekspor semen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3.4.2 Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah puposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel penelitian dengan

beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya

bisa lebih representatif.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data berbentuk angka yang berasal dari hasil perhitungan. Sumber data dari

penelitian ini adalah data sekunder.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode dokumentasi. Menurut Sugiyono (2004, p. 410) teknik

dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari berbagai sumber yang

sifatnya tertulis.

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis

regresi berganda menurut Sugiyono ( 2004, p. 195 ) digunakan untuk


menganalisis pengaruh lebih dari satu varibael independen terhadap variabel

dependen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Multikolinearitas

Sumber: Data sekunder, diolah 2018.

Berdasarkan tabel 4.3 Coefficient hasil perhitungan nilai Tolerance

menunjukkan tidak variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang

dari 0,10 dan hasil perhitungan nilai Variance Inflaation Factor (VIF) juga

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai lebih dari 10.

Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar

variabel independen dalam model regresi.

4.3.2 Uji Autokorelasi


Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar

1,562. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa nilai du < dw < 4-du atau 1,2837 <

1,562 < 2,7163, sehingga menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi positif

dan negatif dan hasil ini diterima.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder, diolah 2018.

Berdasarkan tabel 4.7 grafik Scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik di atas angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model regresi layak dipakai untuk memprediksi ekspor berdasarkan variabel

independen nilai tukar (X1) dan inflasi (X2).

4.3.4 Uji Normalitas


Berdasarkan tabel 4.8 Normal Probability Plot diketahui bahwa data

menyebar disekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.5 Analisis Linear Berganda

Sumber: Data sekunder, diolah 2018.

Berdasarkan interpretasi yang telah diuraikan, dapat diketahi bahwa nilai

tukar (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan inflasi (X2)

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ekspor.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana sajakah yang

mempunyai pengaruh terhadap volume ekspor. Berdasarkan hasil analisis data

mengenai pengaruh nilai tukar dan inflasi terhadap ekspor perusahaan ekspor

industri semen di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai tukar memiliki pengaruh positif terhadap volume ekspor perusahaan

semen di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat mata uang
dollar Amerika Serikat yang membuat nilai mata uang rupiah melemah,

maka akan menaikkan volume ekspor suatu perusahaan.

2. Inflasi berpengaruh negatif terhadap volume ekspor perusahaan semen di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh inflasi terhadap ekspor

tidak begitu nyata.

3. Dalam penelitian ini, variabel yang berpengaruh paling dominan dalam

mempengaruhi ekspor adalah nilai tukar. Hasil dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap volume

ekspor, sedangkan inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap

volume ekspor.

4.5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, dapat dikemukakan

beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi

pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, adalah:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen yang lebih

luas, mengingat masih banyak faktor-faktor lain yang juga sama penting dalam

mempengaruhi ekspor.

Anda mungkin juga menyukai