TINJAUAN PUSTAKA
1) Pendidikan
6
7
b) Dukungan keluarga
Keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat
dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan
tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari
keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik, serta penderita mau
menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk
penunjang pengelolaan penyakitnya (Friedman, 1998).
3) Faktor enabling (Faktor pemungkin)
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam memberikan
penyuluhan terhadap penderita yang diharapkan dengan prasarana
kesehatan yang lengkap dan mudah terjangkau oleh penderita dapat
lebih mendorong kepatuhan penderita.
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkatan pengetahuan
a. Tahu ( know )
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari. Termasuk kedalam
tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pprngatahuan yang paling rendah. Kasta kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yang artinya hanya
sekedar tahu.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi ke kondisi sebenarnya. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebaggai aplikasi atau hukum–hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainyadalam konteks atau situasiyang lain. Misalnya dengan
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan
masalah dari kasus kesehatan yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemempuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
11
f. Evaluasi (Evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang sudah ada.
3. Sumber – sumber pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) sumber pengetahuan dapat berupa
pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) :
a. Pendidikan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti
paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang.
c. Ekonomi
d. Hubungan sosial
e. Pengalaman
C. Sikap
1. Pengertian
2. Tingkatan sikap
Sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, menurut Notoatmodjo (2003).
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (obyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena itu suatu
usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
15
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi bersikap. Misalnya seorang ibu yang
mengajak ibu yang lain (tetangganya) untuk pergi menimbangkan
anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu
bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi
anak.
d. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan
dari orang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar
(2002) antara lain :
a. Pengalaman Pribadi
b. Orang lain
antara lain adalah ; Orang tua, teman dekat, teman sebaya, rekan kerja,
guru, suami atau istri.
c. Kebudayaan
d. Media Massa
f. Faktor Emosional
Penelitian lain yang dilakukan oleh Fatma Retno Ingtyas (2007) yang
meneliti tentang pengaruh gizi terhadap penyakit hipertensi serta cara
penanggulanggannya menunjukkan bahwa perilaku dan gaya hidup seperti
merokok, mengjkonsumsi garam berlebih dan berolah raga menjadi faktor
penentu semakin parahnya penyakit hipertensi yang diderita oleh
responden.
D. Hipertensi
1. Pengertian
2. Jenis hipertensi
Jenis tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis, yaitu (Palmer, 2007):
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar
95%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, walaupun dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola
makan.
b. Hipertensi sekunder
Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus
tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh
kondisi medis lain (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi terhadap
obat-obatan tertentu (misalnya pil KB).
3. Penyebab hipertensi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui terutama
yang esensial, namun demikian terdapat beberapa faktor resiko terkena
darah tinggi, misalnya (Palmer, 2007) :
a. Kelebihan berat badan
b. Kurang berolahraga
c. Mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi
d. Kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar
e. Terlalu banyak minum alkohol
19
4. Manifestasi klinis
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan
atau hipertensi berat. Diet ini pada pengolahan makanan tidak
ditambahkan garam, dihindari bahan makanan yang tinggi kadar
natriumnya.
Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau
hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam
rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok
(4g) garam dapur.
E. Kerangka teori
Predisposisi
1 Kepercayaan
2 Geografis
3 Individu
a. Sikap
b. Pengetahuan
Reinforcing
1 Dukungan petugas Kepatuhan diet
2 Dukungan keluarga rendah garam
Enabling
Sarana dan prasana
F. Kerangka konsep
Pengetahuan
Kepatuhan diet
Sikap rendah garam
G. Variabel penelitian
1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan
sikap
2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kepatuhan diet
rendah garam.
H. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah garam
pada penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang.
2. Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan diet rendah garam pada
penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang