Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan
penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo.
Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Desember
2021 sampai dengan 3 Februari 2022. Jumlah responden sebanyak 90
responden sesuai dengan kriterian inklusi penelitian. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Puskesmas Baki, Sukoharjo dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Instrument yang digunakan dalam mengukur tingkat kecemasan penderita
hipertensi dengan penyakit penyerta, yaitu kuisioner Zung Self – Rating
Anxiety Scale (SAS/SRAS).
Hasil data yang ditampilkan berupa analisa univariat. Analisa univariat
meliputi data demografi dan kuisioner. Analisa univariat ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik responden yang diteliti dan gambaran kecemasan
penderita hipertensi dengan penyakit penyerta.

B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi
sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama menderita hipertensi, dan
jenis penyakit penyerta.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan,
Lama Menderita Hipertensi dan Jenis Penyakit Penyerta (n=90)

Karakteristik Frekuensi Presentase Mean ± SD


(%)

Usia (tahun) 36 3 3,3 51,43 ± 6,626


37 1 1,1
38 1 1,1
39 1 1,1
41 2 2,2
42 4 4,4
43 1 1,1
44 3 3,3
45 4 4,4
46 3 3,3
47 1 1,1
48 3 3,3
49 2 2,2
50 5 5,6
51 5 5,6
52 4 4,4
53 6 6,7
54 4 4,4
55 7 7,8
56 6 6,7
57 2 2,2
58 5 5,6
59 17 18,9

Jenis Laki – laki 17 18,9 1,811 ± 0,393


Kelamin Perempuan 73 81,1

Pendidikan Tidak Sekolah 15 16,7 2,567 ± 1,161


Terakhir SD 36 40,0
SMP 19 21,1
SMA 13 14,4
Sarjana 7 7,8

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 44 48,9 2,211 ± 1,276


Petani 4 4,4
Pedagang 21 23,3
Swasta 21 23,3
Lama 1 1 1,1 3,70 ± 1,770
Hipertensi 2 20 22,2
(tahun) 3 32 35,6
4 12 13,3
5 16 17,8
6 4 4,4
7 2 2,2
8 1 1,1
10 1 1,1
12 1 1,1

Jenis Diabetes Melitus 35 38,9 2,33 ± 1,349


Penyakit Gastritis 19 21,1
Penyerta Gout Arthritis 14 15,6
Dislipidemia 15 16,7
Rheumatoid Arthritis 7 7,8

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak


berusia 59 tahun dengan jumlah 17 responden (18,9%), dan responden
paling sedikit berusia 37, 38, 39, 43, dan 47 tahun dengan jumlah masing-
masing 1 responden (1,1%). Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas
penderita hipertensi dengan penyakit penyerta paling banyak diderita oleh
perempuan dengan jumlah 73 responden (81,1%), dan 17 responden
diderita oleh laki-laki (18,9%). Tingkat pendidikan penderita yang tidak
sekolah sebanyak 15 responden (16,7%), SD sebanyak 36 responden
(40%), SMP sebanyak 19 responden (21,1%), SMA sebanyak 13
responden (14,4%), dan 7 responden berpendidikan terakhir sarjana
(7,8%). Mayoritas penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di
Puskesmas Baki Sukoharjo sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 44
responden (48,9%), petani sebanyak 4 responden (4,4%), pedagang
sebanyak 21 responden (23,3%), dan swasta sebanyak 21 responden
(23,3%). Dengan lama menderita hipertensi paling banyak adalah 3 tahun
dengan jumlah 32 responden (35,6%) dan paling sedikit selama 1, 8, 10,
dan 12 tahun dengan jumlah masing-masing 1 responden (1,1%).
Penyakit penyerta yang diderita oleh penderita hipertensi di
Puskesmas Baki, Sukoharjo, yaitu diabetes melitus dengan jumlah 35
responden (38,9%), gastritis sebanyak 19 responden (21%), gout arthritis
sebanyak 14 responden (15,6%), dislipidemia sebanyak 15 responden
(16,7%), dan rheumatoid arthritis sebanyak 7 responden (7,8%).

2. Analisa Univariat
Analisa univariat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan gambaran kecemasan penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Penderita


Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo (n=90)

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Kecemasan Ringan 39 43,3


Kecemasan Sedang 51 56,7
Kecemasan Berat 0 0
Panik 0 0
Sumber : Data Primer

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 90 responden penderita


hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo
didapatkan 39 responden mengalami kecemasan ringan (43,3%), dan 51
responden mengalami kecemasan sedang (56,7%).

C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik
responden penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas
Baki, Sukoharjo berusia 36 – 59 tahun, kategori usia tersebut diambil
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian, yaitu 35 – 60 tahun. Dimana usia
terbanyak responden penderita hipertensi dengan penyakit penyerta
terdapat pada usia 59 tahun dengan jumlah 17 responden (18,9%). Hal
tersebut juga didukung berdasarkan penelitian sebelumnya yang
disampaikan oleh Suprayitno1, (2019), mengatakan bahwa mayoritas
penderita hipertensi diderita oleh kelompok usia 56 – 60 tahun (31,25%).
Banyaknya penderita hipertensi berbanding lurus dengan pertambahan
usia dikarenakan adanya perubahan bentuk pembuluh vaskuler besar yang
berubah menjadi lebih sempit dan kaku sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik. Menurut buku yang ditulis oleh Rahajeng, (2013),
dijelaskan bahwa usia dapat mempengaruhi hipertensi. Dengan
bertambahnya usia seseorang, maka risiko terkena hipertensi juga
semakin besar. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa usia >55
tahun memiliki prevalensi hipertensi mencapai >55%.
Berdasarkan jenis kelamin pada penelitian, mayoritas penderita
hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo,
diderita oleh perempuan dengan jumlah sebanyak 73 responden (81,1%).
Hal tersebut juga dikemukakan oleh penelitian Azizah et al., (2021),
bahwa perempuan (68,3%) cenderung lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan laki-laki setelah menopause yaitu usia >45 tahun.
Memasuki masa menopause perempuan lebih berisiko terkena hipertensi
yang diakibatkan oleh faktor hormonal.
Mayoritas penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di
Puskesmas Baki, Sukoharjo berpendidikan terakhir hanya sampai dengan
tamat Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa responden yang berpendidikan SD sebanyak 36 responden
(40,0%). Hal tersebut juga dikemukakan oleh penelitian Adyatma et al.,
(2019), bahwa mayoritas penderita hipertensi memiliki pendidikan yang
rendah (28,6%). Seseorang yang berpendidikan rendah berisiko terkena
hipertensi atau penyakit kronis lainnya dikarenakan sedikitnya
pengetahuan yang didapat atau sebagian besar juga ada yang merasa
acuh, sehingga tidak menyadari penyakit yang dideritanya dan
menganggapnya suatu hal yang biasa.
Pendidikan yang rendah ternyata juga berpengaruh terhadap mata
pencaharian masyarakat. Mayorita pekerjaan penderita hipertensi dengan
penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo adalah sebagai Ibu
Rumah Tangga dengan jumlah 44 responden (48,9%), dimana responden
terbanyak adalah perempuan. Menurut penelitian Suciana et al., (2020)
distribusi frekuensi pekerjaan paling banyak juga tidak bekerja (ibu
rumah tangga) dengan persentase 50,0%. Hal tersebut dikarenakan
kondisi yang sudah tua dan karena sakit, sehingga tidak dapat
melanjutkan untuk bekerja. Menurut peneliti sebelumnya pekerjaan
sangat penting dalam mengembangkan ekonomi yang ada dikarenakan
dengan adanya pekerjaan yang baik, maka dapat memenuhi kebutuhan
hidup seseorang dan keluarga dengan baik juga. Pekerjaan didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang mengidentifikasikan secara psikologis
dengan pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan dalam citra diri individu.
Sementara mata pencaharian paling sedikit pada penderita hipertensi
dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo adalah sebagai
petani dengan jumlah 4 responden (4,4%). Azizah et al., (2021),
mengatakan bahwa petani memiliki tingkat kejadian hipertensi yang
rendah dikarenakan sering melakukan aktivitas fisik yang maksimal.
Aktifitas fisik maksimal atau olahraga yang teratur dapat membantu
menurunkan tekanan darah dan sangat bermanfaat pada penderita
hipertensi ringan. Dengan melakukan aktifitas maksimal, maka tekanan
darah dapat turun (Rahajeng, 2013).
Penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki
Sukoharjo berkisar paling banyak menderita selama 2 -5 tahun. Menurut
Wahyudi et al., (2018), sebagian penderita hipertensi terjadi selama >6
bulan (kronis). Sementara menurut Nurimah et al., (2018), penderita
hipertensi yang menderita selama 1 – 5 tahun sebanyak 44,4% dan
dikategorikan dengan durasi pendek. Seseorang dapat cemas apabila baru
saja mendapat kabar yang mungkin tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Seseorang yang sudah lama menderita hipertensi kemungkinan dapat
menerima keadaannya dan bersikap biasa saja, tetapi bagi seseorang yang
belum terlalu lama menderita hipertensi dapat memicu timbulnya
kecemasan.
Penyakit penyerta yang diderita oleh penderita hipertensi di
Puskesmas Baki, Sukoharjo beragam, ada diabetes melitus, gastritis, gout
arthritis, dislipidemia, dan rheumatoid arthritis. Penderita hipertensi
dengan penyakit penyerta diabetes melitus paling banyak ditemui di
Puskesmas Baki, Sukoharjo dengan jumlah 35 responden (38,9%).
Menurut Pratiwi et al., (2020), penyakit penyerta yang paling banyak
diderita oleh pasien adalah diabetes melitus. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah, dimana terdapat 80%
penderita hipertensi yang mengalami gangguan atau peningkatan kadar
gula darah. Menurut penelitian Fradina & Nugroho, (2020), menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara riwayat penyakit hipertensi dengan
kejadian penyakit diabetes melitus. Seseorang yang menderita hipertensi
berisiko 5 kali menderita diabetes melitus dibandingkan dengan
seseorang yang tidak menderita hipertensi. Penyakit diabetes melitus
adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang
disebabkan karena adanya gangguan sekresi insulin atau keduanya. Hal
ini juga dapat disebabkan karena adanya faktor penyakit hipertensi.

2. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Baki, Sukoharjo
responden yang menderita hipertensi dengan penyakit penyerta
mengalami kecemasan ringan sebanyak 39 responden (43,3%), dan yang
mengalami kecemasan sedang sebanyak 51 responden (56,7%). Menurut
penelitian Sholikhah et al., (2021), kecemasan yang dialami penderita
hipertensi murni tanpa penyakit penyerta, (88,5%) responden mengalami
kecemasan ringan dan (11,5%) responden mengalami kecemasan sedang.
Sementara menurut Rizal et al., (2019), penderita hipertensi dengan
komplikasi yang mengalami kecemasan berat sebanyak (73,3%)
responden, kecemasan sedang (6,7%) responden, kecemasan ringan
(6,7%) responden, dan (13,3%) responden tidak mengalami kecemasan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin parahnya
tingkat hipertensi maka dapat mempengaruhi tingkat kecemasan
seseorang. Rata-rata penderita hipertensi murni tanpa penyakit penyerta
mengalami kecemasan ringan, penelitian hipertensi dengan penyakit
penyerta rata-rata mengalami kecemasan sedang, dan penderita hipertensi
yang sudah mengalami komplikasi rata-rata mengalami kecemasan berat.

D. Keterbatasan Penelitian
1. Poli klinik di Puskesmas Baki, Sukoharjo memiliki tempat yang kurang
memadai untuk dilakukan penelitian, sehingga peneliti diarahkan untuk
melaksanakan program Puskesmas, yaitu Posbindu, dimana peneliti harus
berpindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya untuk mendapatkan
responden sesuai sampel yang diinginkan.
2. Waktu penelitian tidak sesuai dengan proposal yang diajukan,
dikarenakan peneliti harus mengikuti jadwal sesuai kegiatan dari
Puskesmas, sehingga demi terpenuhinya sampel, peneliti harus mengikuti
kegiatan sampai sampel dapat terpenuhi. Di dalam proposal seharusnya
penelitian dilakukan selama satu bulan di bulan Januari 2022, sementara
pada penelitian ini dilakukan sejak 17 Desember 2021 – 3 Februari 2022.
3. Tidak setiap Posbindu peneliti mendapatkan sampel sesuai yang
diinginkan, sementara waktu terus berjalan, sehingga untuk memenuhi
target, peneliti juga melakukan door to door untuk terpenuhinya sampel
dan agar waktu penelitian tidak terlalu lama.
4. Dalam pengambilan data mayoritas responden harus didampingi oleh
peneliti satu per satu, sehingga membutuhkan waktu pengambilan data
yang cukup lama.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Kecemasan Penderita
Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di Puskesmas Baki, Sukoharjo,
disimpulkan bahwa :
Responden yang diteliti sebanyak 90 responden, mayoritas berusia 59
tahun, penderita berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir rendah,
yaitu Sekolah Dasar (SD), karena rendahnya pendidikan, maka mayoritas
responden tidak bekerja atau sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), dan
kebanyakan responden menderita hipertensi selama 2 – 5 tahun dengan
penyakit penyerta paling banyak adalah penyakit hipertensi dengan Diabetes
Melitus (DM).
Penderita hipertensi dengan penyakit penyerta di Puskesmas Baki,
Sukoharjo, paling banyak mengalami kecemasan dengan tingkat sedang.

B. Saran
1. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya untuk meneliti ada tidaknya
hubungan antara kecemasan dengan penderita hipertensi yang juga
mengalami Diabetes Melitus (DM)
2. Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMS
Pihak institusi dapat menjadikan sebagai sumber referensi untuk
meningkatkan pengetahuan terhadap penderita hipertensi dengan penyakit
penyerta dan dapat diterapkan dalam pembelajaran sebagai pengontrolan
tekanan darah.
2. Puskesmas Baki, Sukoharjo
Sebagai pusat pelayanan kesehatan di masyarakat alangkah lebih
baik untuk tetap meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat yang
memerlukan, terutama pada masyarakat yang menderita penyakit kronis.
Untuk kegiatan Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) dan
Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) tetap
dipertahankan agar masyarakat dapat melakukan pengecekan secara
teratur dan juga memperhatikan faktor psikis penderita.

3. Penderita Hipertensi di Puskesmas Baki, Sukoharjo


Penderita hipertensi harus kontrol setiap satu bulan sekali ke
Puskesmas atau tempat fasilitas kesehatan lainnya untuk mengecek
tekanan darahnya agar dapat terkontrol. Terlebih bagi penderita yang
memiliki penyakit penyerta, maka tidak hanya cek tekanan darah saja
melainkan juga cek kondisi penyakit penyertanya juga. Selain dengan
minum obat teratur, kontrol kecemasan juga perlu dilakukan dengan cara
berpikir positif dan melakukan aktifitas yang bermanfaat guna uintuk
mengurangi kecemasan yang ada. Ketika berhadapan dengan alat
pengukur tekanan darah (tensimeter) apabila cemas maka dapat
melakukan teknik nafas dalam dan berusaha untuk berpikir positif.
Kecemasan dapat memperburuk kondisi seseorang, sehingga selain
kontrol dan minum obat teratur maka juga harus mengontrol kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA
Adyatma, M. A., Murtaqib, & Setioputro, B. (2019). Hubungan Spiritualitas
dengan Stres Pada Penderita Hipertensi di Poli Jantung RSU dr. H. Koesnadi
- Bondowoso (The Correlation between Spirituality and Stress in
Hypertension Patiens at Cardiology Unit of dr. H. Koesnadi Hospital -
Bondowoso). E-Journal Pustaka Kesehatan, 7(2), 88–96.
https://jurnal.unej.ac.id
Azizah, A. R., Raharjo, A. M., Kusumastuti, I., Abrori, C., & Wulandari, P.
(2021). Risk Factors Analysis of Hypertension Incidence at Karangtengah
Public Health Center, Wonogiri Regency. Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 7(3), 142. https://doi.org/10.19184/ams.v7i3.23979
Fradina, B., & Nugroho, purwo setiyo. (2020). Hubungan Riwayat Keluarga
Diabetes Melitus dan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Samarinda Tahun 2019. Borneo Student
Research, 1(3), 1948–1953. http://journals.umkt.ac.id
Nurimah, P., Hariyono, & Tripuspitasari, M. (2018). Hubungan Lama Menderita
Hipertensi dengan Kejadian Demensia Pada Lansia. 28.
https://repo.stikesicme-jbg.ac.id
Pratiwi, N. P., Untari, E. K., & Robiyanto, R. (2020). Hubungan Persepsi dengan
Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Lanjut Usia di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak. JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN
FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice), 10(2), 118.
https://doi.org/10.22146/jmpf.45579
Rahajeng, E. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi.
Rizal, H., Rizani, A., & Marwansyah.H. (2019). Gambaran Tingkat Kecemasan
Pasien Hipertensi Dengan. Jurnal Citra Keperawatan, 6(1), 18–24.
http://ejurnal-citrakeperawatan.com/index.php/JCK/article/view/106
Sholikhah, N. P. N., Laksmi, A. T., & Supratman. (2021). Gambaran Tingkat
Stres dan Kecemasan Penderita Hipertensi. 69–75.
publikasiilmiah.ums.ac.id
Suciana, F., Agustina, N. W., & Zakiatul, M. (2020). Korelasi Lama Menderita
Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 9(2), 146.
https://doi.org/10.31596/jcu.v9i2.595
Suprayitno1, E. (2019). Gambaran Status Tekanan Darah Penderita Hipertensi di
Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Journal Of
Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 4(2), 20–24.
https://doi.org/10.24929/jik.v4i2.799
Wahyudi, C. T., Ratnawati, D., & Made, S. A. (2018). Pengaruh Demografi,
Psikososial, Dan Lama Menderita Hipertensi Primer Terhadap Kepatuhan
Minum Obat Antihipertensi. Jurnal JKFT, 2(2), 14.
https://doi.org/10.31000/jkft.v2i1.692

Anda mungkin juga menyukai