Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI

PESANTREN DARUL AMAN GOMBARA MAKASSAR


RELATIONSHIP OF BODY IMAGE WITH NUTRITIONAL STATUS OF
ADOLESCENCE GIRLS IN PESANTREN DARUL AMAN GOMBARA
MAKASSAR

Gita Pratiwi Basar1, Rahayu Indriasari1, Sabaria Manti Battung1

(Email/Hp: gitapratiwibasar@gmail.com/085256083542)
1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Univesitas Hasanuddin,
Makassar

ABSTRAK
Pendahuluan: Masa remaja perlu diupayakan untuk meningkatkan status gizi kesehatan,
dimana remaja merupakan generasi penerus dan sebagai sumber daya pembangunan yang
potensial. Masalah gizi yang terjadi pada remaja bisa disebabkan beberapa faktor, salah
satunya adalah body image yang bisa berdampak pada status gizi remaja. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan body image dengan status gizi remaja putri di
Pesantren Darul Aman Gombara Makassar. Bahan dan Metode: Jenis penelitian yang
digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel
penelitian ini sebanyak 96 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Pengambilan
data body image menggunakan metode wawancara. Penentuan status gizi diperoleh dari
parameter IMT/U. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS.
Hasil: Hasil dari analisis status gizi remaja putri tergolong normal yaitu sebesar 83,3%, gizi
kurang 4,2%, gizi lebih 9,4%, dan obesitas 3,1%. Terdapat hubungan antara ketidakpuasan
bentuk tubuh dengan status gizi remaja di pondok pesantren darul aman gombara makassar
dengan nilai p-value = 0,002 (p<0,05). Tidak terdapat hubungan antara kepedulian bentuk
tubuh dengan status gizi remaja di pondok pesantren darul aman gombara makassar dengan
nilai p-value = 0,111 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ketidakpuasan
bentuk tubuh dengan status gizi, sementara tidak terdapat hubungan antara kepedulian bentuk
tubuh dengan status gizi.

Kata kunci: Remaja putri, body image, status gizi.

ABSTRACT
Introduction: Adolecence needs to be endeavored to improve the nutritional status of health,
where adolescents are the next generation and as potensial development resources. Nutrition
problems that occurin adolescentcan be caused by several factors, one of them is body image
which can have an impact on adolescent nutritional status. Purpose: This study aims to
determine the relationship of body image with the nutritional status of adolescent girls in the
Pesantren Darul Aman Gombara Makassar. Material and Method: The type of research used
was analytic observational with cross sectional research desaign. The sample of this study
were 96 people using total sampling techniques. Retrieval of body image data using the
interview method. Determination of nutrional status is obtained from BMI/U parameters.
Data processing and analysis inthis study is using SPSS. Results: The results of the
adolescent girl nutritional status analysis were normal, wich is 83.3%, 4.2% less nutrition,
9.4% over nutrition, and 3.1% obesity. There is a relationship between body shape
dissatisfaction with the nutritional status of adolescent in pesantren darul aman gombara
makassar with a p-value = 0,002 (p<0,05). There is no relationship between body shape
concern with the nutritional status of adolescents in the pesantren darul aman gombara
makassar with p-value = 0,111 (p<0.05). Conclusion: There is a relationship between body
shape dissatisfaction with nutritional status, while there is no relationship between body
shape concern with nutritional status.

Keywords: Adolescence girls, body image, nutritional status.

PENDAHULUAN
Remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan psikososial, Perubahan
tersebut memengaruhi kebutuhan gizi. Selain itu, kebutuhan gizi pada remaja juga
dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial.1 Status gizi adalah keadaan tubuh akibat
mengkonsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi tiga
yaitu status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Penentuan status gizi remaja
dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan menggunakan Indeks Masa
Tubuh (IMT).2
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 diketahui bahwa prevalensi
kurus pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia adalah 8,1% (1.4% sangat kurus dan 6,7%
kurus), status gizi normal sebesar 78,3. Selain itu, prevalensi kurus pada anak remaja usia 16-
18 tahun di Sulawesi Selatan sebesar 10.4% (2,4% sangat kurus dan 8,0% kurus), status gizi
normal sebesar 79,1%.3Status gizi sangat penting untuk usia harapan hidup yang lebih
panjang. Maka dari itu, remaja perlu mendapatkan perhatian khusus terkait gizi karena sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan juga berpengaruh terhadap
masalah gizi saat dewasa. Bila konsumsi gizinya kurang dari kecukupan maka seseorang
akan mengalami gizi kurang, sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan akan menderita
gizi lebih dan obesitas.4
Perempuan dengan status berat badan overweight dan obes cenderung memiliki
ketidakpuasan Body image yang lebih besar dibanding perempuan dengan berat badan
normal.5 Studi yang dilakukan pada santriwati di Pondok Pesantren Tradisional Kediri yang
berusia 15-17 tahun ditemukan proporsi ketidakpuasan citra tubuh sebesar 17,92% dan
adanya hubunghan bermakna (p<0,05) antara ketidakpuasan citra tubuh dengan status gizi. 6
Penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Al-ishlah Bungah, menemukan bahwa
santriwati yang tinggal di pondok berada pada masa remaja dengan kondisi jauh dengan
orang tua mengalami kekhawatiran terhadap perubahan fisik yang dialami, selain itu kondisi
yang tidak tinggal dengan keluarga akan lebih sering bertemu dengan teman sebaya. Hal
tersebut remaja cenderung membanding-bandingkan dirinya dengan teman sebayanya.7
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa status gizi remaja di Indonesia sangat
beragam. Hal ini bisa disebabkan oleh body image dari remaja tersebut. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan body image
dengan status gizi remaja putri di pesantren Darul Aman Gombara Makassar.

BAHAN DAN METODE


Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar, Sulawesi Selatan. Dilakukan pada bulan Desember-Maret 2019. Jumlah populasi
yang digunakan adalah seluruh siswa putri kelas X Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar, sebanyak 96 siswa menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data body
image menggunakan kuesioner FRS (Figure Rating Scala) dan BSQ (Body Shape
Questioner) dengan metode wawancara responden. Penentuan status gizi diperoleh dari
parameter IMT/U menggunakan timbangan dan microtoice. Data yang telah terkumpul
kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS dan menggunakan analisis univariat dan
bivariat, pada analisis bivariat penelitian ini menggunakan uji chi square dan uji fisher.
Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas hasil penelitian.

HASIL
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan di Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar, sebagai berikut:
Analisis Univariat
Tabel.1 Distribusi Karakteristik Responden Pondok Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar Tahun 2020

Karakteristik Total
Remaja
n %
Umur
15 4 4,2
16 64 66,7
17 28 29,2
Suku
Bugis 79 82,3
Bugis Makassar 8 8,3
Jawa 2 2,1
Mandar 1 1,0
Toraja 1 1,0
Sasak 2 2,1
Lainnya 3 3,1
Keadaan kesehatan saat ini
Sehat 90 93,8
Maag 1 1,0
Influenxa 4 4,2
Muntah-muntah 1 1,0
Total 96 100,0
Sumber: data primer, 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah umur terbanyak adalah santri
yang berumur 16 tahun sebanyak 64 orang (66,7%). Suku terbanyak yang dimiliki responden
adalah suku bugis sebanyak 79 orang (82,3%). Sementara untuk keadaan kesehatan
didapatkan santri yang sehat sebanyak 90 orang (93,8%), maag sebanyak 1 orang (1,0%),
influenza sebanyak 4 orang (4,1%), dan muntah-muntah sebanyak 1 orang (1,0%).

Tabel.2 Distribusi Karakteristik Orang Tua Responden di Pondok Pesantren Darul


Aman Gombara Makassar Tahun 2020
Karakteristik Orang Tua Ayah Ibu
Remaja n % N %
Pendidikan Terakhir
SD 2 2,1 1 1,0
SMP/MTs 4 4,2 3 3,1
SMA/MA/SMK 36 37,5 45 46,8
D3/D4 3 3,1 6 6,2
≥S1 51 53,1 41 42,7
Pekerjaan
Dosen 1 1,0 2 2,1
Guru 2 2,1 2 2,1
PNS 23 24,0 23 24,0
Polisi/Polri/TNI 5 5,2 1 1,0
Wiraswasta/Wirausaha 62 64,5 12 12,6
Petani 3 3,1 0 0
IRT 0 0 55 57,3
Lainnya 0 0 1 1,0
Total 96 100,0 96 100,0
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir ayah responden
terbanyak yaitu ≥S1 sebanyak 51 orang (53,1%) dan pendidikan terakhir ibu responden
terbanyak yaitu SMA/MA/SMK sebanyak 45 orang (46,8%). Sementara untuk pekerjaan
ayah responden terbanyak yaitu Wiraswasta/Wirausaha sebanyak 62 orang (64,5%), dan
pekerjaan ibu responden terbanyak yaitu IRT sebanyak 55 orang (57,3%).
Tabel.3 Distribusi persepsi Body Image Responden Di Pondok Pesantren Darul Aman
Gombara Makassar Tahun 2020
Jumlah Sampel
Persepsi
N %
Negatif 67 69,8
Positif 29 30,2
Total 96 100,0
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar santri memiliki persepsi
body image negatif sebanyak 67 orang (69,8%), dibandingkan persepsi body image positif
sebanyak 29 orang (30,2%).
Tabel.4 Distribusi kecemasan terhadap bentuk tubuh Responden Di Pondok Pesantren
Darul Aman Gombara Makassar Tahun 2020
Jumlah Sampel
Kategori
N %
Cemas 37 38,5
Tidak Cemas 59 61,1
Total 96 100,0
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar santri tidak cemas
dengan bentuk tubuhnya sebanyak 59 orang (61,1%), dan yang merasa cemas dengan bentuk
tubuhnya sebanyak 37 orang (38,5%).
Tabel .5 Distribusi Status Gizi Responden Pondok Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar Tahun 2020
Jumlah Sampel
Status Gizi
N %
Gizi Kurang 4 4,2
Gizi Baik 80 83,3
Gizi Lebih 9 9,4
Obesitas 3 3,1
Total 96 100,0
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas status gizi santri menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki status gizi baik sebanyak 80 orang (83,3%), gizi kurang sebanyak 4 orang (4,2%),
gizi lebih 9 orang (9,4%), dan obesitas sebanyak 3 orang (3,1%).
Analisis Bivariat
Tabel.6 Hubungan Body Image Dengan Status Gizi Responden Pondok Pesantren Darul
Aman Gombara Makassar Tahun 2020
Persepsi Body Status Gizi Total P
Image Malnutrisi Normal
N % n % N %
Negatif 16 23,9 51 76,1 67 100
0,002
Positif 0 0,0 29 100 29 100
Total 16 16,7 80 83,3 96 100
*uji fisher
*metode FRS
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa santri yang mengalami malnutrisi dengan
persepsi body image negatif sebanyak 16 orang (23,9%), dan tidak ada santri yang
mengalami malnutrisi dengan persepsi body image positif (0,0%).
Berdasarakan hasil uji fisher didapatkan p-value = 0,002 (p<0,05) yang berarti terdapat
hubungan antara body image dengan status gizi, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima, ada hubungan antara body image dengan status gizi.
Tabel.7 Hubungan Kecemasan bentuk tubuh Dengan Status Gizi Responden Pondok
Pesantren Darul Aman Gombara Makassar Tahun 2020
Status Gizi
Kecemasan Total P
Malnutrisi Normal
Bentuk Tubuh
N % n % n %
Cemas 9 24,3 28 75,7 37 100
0,111
Tidak Cemas 7 11,9 52 88,1 59 100
Total 16 16,7 80 83,3 96 100
*uji chi square
*metode BSQ
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa santri cenderung mengalami status gizi
malnutrisi dan merasa cemas terhadap bentuk tubuhnya sebanyak 9 orang (24,3%)
dibandingkan santri yang mengalami malnutrisi dan tidak cemas terhadap bentuk tubuhnya
sebanyak 7 orang (11,9%).
Berdasarakan hasil uji chi square didapatkan p-value = 0,111 (p<0,05) yang berarti
tidak terdapat hubungan antara kepedulian bentuk tubuh dengan status gizi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima, tidak ada hubungan antara kepedulian bentuk tubuh dengan
status gizi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa remaja putri di pondok pesantren darul
aman kategori umur terbanyak yaitu 16 tahun. Remaja adalah masa yang sangat penting
dalam membangun perkembangan mereka. Berdasarkan World Health Organization (WHO),
remaja adalah seseorang yang berusia antara 10-19 tahun.8 Masa remaja sangatlah penting
diperhatikan karena merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa. Pada masa
remaja gizi seimbang sangat menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian
khusus perlu diberikan kepada remaja, terkhusus remaja putri agar status gizi dan kesehatan
yang optimal dapat dicapai. Alasannya remaja putri akan menjadi seorang ibu yang akan
melahirkan generasi penerus yang lebih baik.9
Salah satu faktor penting yang dapat mewujudkan gizi seimbang pada anak yaitu
kesadaran dari orangtua. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tingkat pendidikan ayah
pada remaja putri di pondok pesantren darul aman rata-rata adalah lulusan sarjana, sedangkan
pendidikan ibu rata-rata adalah lulusan SMA/Sederajat. Tingkat pendidikan dapat dijadikan
sebagai cerminan keadaan sosial ekonomi di dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin tinggi pula pekerjaannya, yang memungkinkan seseorang memiliki
kesadaran yang lebih tinggi terhadap suatu hal.10
Pada dasarnya status gizi seseorang ditentukan berdasarkan konsumsi gizi dan
kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-zat gizi tersebut. Status gizi normal menunjukkan
bahwa kualitas dan kuantitas makanan yang telah memenuhi kebutuhan tubuh. Seseorang
yang berada di bawah berat badan normal memiliki risiko tinggi terhadap penyakit infeksi,
sedangkan seseorang yang berada di atas ukuran normal memiliki risiko tinggi penyakit
degeneratif.11 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aman
Gombara Makasssar terdapat remaja putri yang memiliki status gizi kurang. Hal tersebut
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang kurang, seperti yang dilakukan beberapa santri yaitu
ketika makan mereka membagi porsi makanan, dan juga ketika mereka terlambat makan,
mereka sering kehabisan makanan.
Dalam kasus yang sering terjadi di klinik dan komunitas adalah Eating Disorder No
Otherwise Specified. EDNOS adalah gangguan pola makan yang tidak spesifik seperti
anoreksia dan bulimia namun EDNOS termasuk sebagian dari kedua sindrom tersebut.
Sindrom yang muncul adalah sedikitnya konsumsi makanan sehari-hari, tidak nafsu makan
dan memuntahkan kembali makananannya.12 Dari hasil penelitian terdapat beberapa remaja
yang memiliki status gizi lebih bahkan obesitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya
aktivitas fisik yang dilakukan oleh beberapa santri. Pada tahun 2008, WHO menemukan
bahwa secara global sebanyak 31% remaja yang berumur 15 tahun keatas tidak aktif secara
fisik. Orango-orang lebih memilih untuk duduk seharian dan melakukan aktivitas ringan yang
tidak melakukan banyak gerak.13
Pada penelitian body image yang dilakukan, peneliti menggunakan dua metode yaitu
metode FRS dan BSQ. Hasil analisis dengan menggunakan FRS atau kepuasan bentuk tubuh,
didapatkan bahwa sebagian besar santri memiliki persepsi body image negatif. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa pada remaja putri di pondok pesantren darul aman gombara
makassar tidak puas dengan bentuk tubuhya. Sementara penelitian yang menggunakan
metode BSQ atau kecemasan terhadap bentuk tubuh menunjukkan bahwa sebagian besar
santri tidak merasa cemas dengan bentuk tubuhnya. Maka dapat dikatakan bahwa remaja
putri di pondok pesantren darul aman gombara makassar memiliki body image yang negatif.
Perubahan fisik yang dialami oleh remaja menghasilkan persepsi yang berubah-ubah
mengenai citra tubuh, namun hampir selalu bersifat negatif dan menunjukkan penolakan
terhadap fisiknya. Penolakan terhadap fisik dipengaruhi oleh pandangan negatif pada diri
remaja, maka dari itu sebagian remaja memiliki perasaan kurang puas terhadap fisiknya. 14
remaja yang memiliki pandangan negatif terhadap fisiknya akan menjadi resah, memiliki
pikiran dan perasaan yang negatif dalam menilai tubuhnya atau kondisi fisiknya.15
Berdasarkan hasil uji chi square pada kepuasan bentuk tubuh didapatkan p-value =
0,002 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara body image dengan status gizi remaja
putri di pondok pesantren darul aman gombara makassar. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan pada remaja putri di SMA Theresiana Semarang bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara body image dengan status gizi (p=0,001). 16 Penelitian juga
serupa dengan Alivia yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara body image dengan
status gizi remaja putri usia 15-18 tahun (p=0,002). Ketidakpuasan ini seringkali terjadi
karena remaja putri merasa tubuhnya masih terlalu gemuk dan merasa bahwa ada beberapa
bagian tubuh yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Gambaran citra tubuh (body image)
seseorang muncul saat mereka remaja dan mulai berinteraksi dengan lingkunga sosialnya
atau teman sebaya dan mulai membanding-bandingkan dengan teman-teman yang lain. Citra
tubuh negatif juga mengakibatkan remaja putri melakukan berbagai usaha penurunan berat
badan dengan cara yang tidak benar dan nantinya akan mempengaruhi status gizinya17.
Sedangkan pada kecemasan bentuk tubuh hasil uji chi square didapatkan p-value =
0,111 (p<0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara body image dengan status gizi
remaja putri di pondok pesantren darul aman gombara makassar. Hal ini menandakan bahwa
santri yang memiliki status gizi normal cenderung tidak cemas dengan bentuk tubuhnya.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan pada siswi di Mts Al-Hidayah Depok bahwa
Tidak ada hubungan antara body image dengan status gizi, Hasil uji statistik didapatkan hasil
dengan nilai p-value sebesar 0,155 (p= >0,05).18 Penelitian yang dilakukan Erni S. Nomate
juga mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja
putri SMAN 1 Kupang. Hal ini ini disebabkan karena citra tubuh merupakan faktor tidak
langsung terhadap status gizi remaja melainkan pola konsumsi sehingga walaupun responden
menganggap berat badannya berlebih dan pola konsumsinya tergolong sedang namun status
gizinya tetap normal. 19
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa remaja di pondok pesantren
darul aman gombara makassar memiliki status gizi kurang 4,2%, gizi lebih 9,4%, dan
obesitas sebanyak 3,1%. Terdapat hubungan antara kepuasan bentuk tubuh dengan status gizi
remaja di pondok pesantren darul aman gombara makassar dengan nilai p-value = 0,002
(p<0,05). Tidak terdapat hubungan antara kecemasan terhadap bentuk tubuh dengan status
gizi remaja di pondok pesantren darul aman gombara makassar dengan nilai p-value = 0,111
(p<0,05). Diharapkan pihak pesantren agar memperhatikan risiko penyebab stres dalam
pengasuhan santri di pondok pesantren sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang
dapat menyebabkan pada masalah kondisi status gizi yang tidak baik dan sebaiknya pihak
pesantren memberikan pengetahuan mengenai status gizi. Kepada santri yang mengalami
stress sebaiknya menyampaikan masalah atau beban yang dihadapi kepada teman, guru
ataupun orangtua agar dapat terselesaikan dan tetap menjaga asupan sehingga tidak
mengalami malnutrisi. Kepada santri yang memiliki persepsi body image negatif sebaiknya
lebih percayaan diri dan tidak mencemaskan bentuk tubuh dengan tetap mengontrol berat
badan sehingga memiliki status gizi baik dan memiliki bentuk tubuh yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hardiansyah Ms & I Dewa Nyoman Supariasa. 2016. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi.
Jakarta. Egc
2. Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3. Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes Ri.
4. Sulistyoningsih, Hariani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
5. Dyah Ayu Kusuma Wardani, Dkk. 2015. Obesitas, Body Image, Dan Perasaan Stres
Pada Mahasiswa Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
6. Fitria N, Sudargo T, Huriyati E. Hubungan Ketidakpuasan Citra Tubuh Dan Perilaku
Makan Dengan Status Gizi Santri Di Pondok Pesantren Mubtadi Aat, Lirboyo, Kediri
(Tesis).
7. Zahrotus Sa’adah.2019. Hubungan Antara Dukungan Teman Sebaya Dengan Body
Image Pada Remaja (Studi Kolerasi Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Ishlah
Bungah Gresik). (Skripsi) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
(Online : 03 Desember 2019)
8. Savitri, Wulan. 2015. Hubungan Body Image, Pola Konsumsi Dan Aktivitas Fisik
Dengan Status Gizi Siswi SMA 63 JAKARTA.
9. Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit Buku
Gramedia. Jakarta
10. Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran). Jakarta: Penerbit PT Ghalia Indonesia.
11. Muchlisa, Citrakesumasari, Rahayu Indriyasari. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi
Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin Makassar Tahun 2013.
12. Hoek, F. R. 2012. Epidemiology of Eating Disorders: Incidence, Prevalence and
Morality Rates, Springerlink.
13. National Health Service UK. Causes of Obesity 2014.
http://www.nhs.uk/conditions/obesity/pages/causes.aspx
14. Nasir, A. & Muhtih, A. (2011). DasarDasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika, p. 494.
15. Andriyah Chairun Nisa. 2016. Hubungan Tingkat Stress Dengan Konsumsi Makan
Dan Status Gizi Pada Siswa Kelas X Di SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. (skripsi)
16. Roberts, Bonnie Warthington dan Williams Sue R. 2000.Nutrition Troughuot The
Life Cycle, Fourth Edition. The McGraw-Hill Book.
17. Bestiana, D. 2012. Citra Tubuh dan Konsep Tubuh Ideal Mahasiswi FISIP Universitas
Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi.
18. Ridha, Rosalia. 2018. Hubungan Citra Tubuh, Pengetahuan Gizi Dan Kebiasaan
Makan Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Mts Alhidayah Depok Tahun 2018.
Skripsi Thesis. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
19. Nomate, Erni S. Marselinus L. Nur, Sarci M. Toy. 2017. Hubungan Teman Sebaya,
Citra Tubuh Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Remaja Putri. Unnes Journal of
Public Health 6 (3)

Anda mungkin juga menyukai