Anda di halaman 1dari 15

41

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 di SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta. Seluruh siswi kelas VII, VIII, dan siswi kelas IX semua berjumlah 77

orang. Jumlah sampel ini sudah mewakili populasi penelitian. Penelitian ini

mendapatkan sampel remaja putri 26 di kelas VII, 31 di kelas VIIII dan 20 di kelas IX

dengan perbedaan usia masing-masing.

Subyek penelitian adalah remaja putri yang telah mengalami menstruasi.

Yang melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan serta mengisi kuesioner

untuk melengkapi data di SMP kanisius Gayam Yogyakarta. Setelah data diperoleh

didapatkan beberapa siswi belum mengalami menstruasi. Pada penelitian ini

didapatkan total sampel sebanyak 77 siswi. Subyek penelitian diperoleh remaja yang

berusia 12 tahun ada 10 orang, 13 tahun ada 14 orang, 14 tahun ada 19 orang, 15

tahun ada 20 orang, dan 16 tahun ada 4 orang.

Kejadian Menstruasi
Usia Total
Sudah menstruasi Belum menstruasi
12 tahun 10 (12,9%) 1 (1,2%) 10 (10,2%)
13 tahun 12 (15,5 %) 3(3,8%) 14 ( 18,1%)
14 tahun 28 (36,3%) 1 (1,2%) 29 (37,6%)
15 tahun 20 (25,97%) 0 (0%) 20 (25,97%)
16 tahun 4 (5,1%) 0 (0%) 4 (5,1%)
Jumlah 74 (96,1%) 4 (5,1%) 77 (100%)
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia dan Kejadian Menstruasi
42

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar Remaja Putri di SMP

Kanisisus Gayam sudah mengalami Menstruasi yakni 73 Siswi (94%) dan 4 siswi

(5,1%) Remaja Putri belum mengalami Menstruasi. Sampel yang belum mengalami

menstruasi terjadi pada usia 12 tahun 1 orang (1,2%) ,13 tahun ada 3 orang ( 3,8%)

dan pada usia 14 tahun ada 1orang (1,2%). Pada tabel diatas juga dapat dilihat bahwa

sampel terbanyak yaitu usia 14 tahun 28 siswi (36,3%). dan sampel yang paling

sedikit yaitu usia 16 tahun sebanyak 4 siswi (5,1%).

Usia Menarche Total


Umur
10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14tahun belum M
12 tahun 1 (1,2%) 5 (5,1%) 4 (5,1%) 0 0 1 (1,2%) 11(14,2%)
13 tahun 1(1,2%) 0 7 (9,0%) 1 (1,2%) 0 3 (3,8%) 11(14,2%)
14 tahun 0 3 (3,8%) 14(18,1%) 12(15,5%) 0 1 (1,2%) 30(38,9%)
15 tahun 0 1 (1,2%) 8 (10,3%) 9 (11,6%) 2 (2,59) 0 20(25,9%)
16 tahun 0 0 1 (1,2%) 2 (2,59%) 1 (1,2%) 0 4(5,1%)
Jumlah 2(2,59%) 9(11,6%) 34(44,1%) 24 (31,16 3 (3,8%) 4 (5,1%) 77(100%)
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Usia Menarche

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Remaja putri di SMP kanisisus Gayam

mengalami Menstruasi pada usia 10 tahun hingga 14 tahun. Rata-rata usia Menarche

terbanyak dialami Remaja putri saat berusia 12 tahun yakni 34 siswi (44,1%) dan yang

usia Menarche paling awal saat berusia 10 tahun yaitu 2 siswi (2,59%). Remaja yang

belum mengalami Menstruasi yakni 2 (2,59%) siswi pada usia 13 tahun dan 1 siswi

(1,2%) pada usia 14 tahun.

Status Gizi
sangat Total
Umur kurus kurus Normal Gemuk Obesitas
12 tahun 0 1(1,2%) 6 (7,79%) 3 (3,8%) 1 (1,2%) 11(14,2%)
13 tahun 0 1(1,2%) 10(12,9%) 2 (2,59) 0 13(16,8%)
14 tahun 0 1(1,2%) 19 (24%) 5 (5,1%) 3 (3,8%) 28(36%)
15 tahun 0 2(2,59) 17(22%) 1 (1,2%) 2 (2,59) 22(28%)
16 tahun 0 0 4 (5,1%) 0 0 4 (5,1%)
Jumlah 0 5(6,4%) 55(71%) 11(14,2%) 6 (7,79) 77(100%)
Tabel 4.3 Distribusi Sampel berdasarkan Umur dan Status gizi
43

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setengah dari populasi sampel remaja Putri

di SMP kanisisus Gayam memiliki status gizi normal yakni 55 siswi ( 71%), 17 siswi

lainnya memiliki status gizi lebih yakni 11 siswi (14,2%) status gizi Gemuk dan 6

siswi ( 7,79%) status gizi Obesitas dan sisanya hanya 5 orang yang tergolong ke dalam

status gizi kurus ( 6,4%). Tidak ditemukan subyek sampel yang memiliki status gizi

sangat kurus. Dari data diatas status gizi normal paling banyak jumlahnya yakni 56

siswi (57,9%) dan yang paling sedikit status gizi kurus yakni 4 Siswi (5,1%). Pada

status gizi kurus ditemukan jumlah yang sama banyak pada usia 12 tahun,13 tahun dan

14 tahun yakni 1 siswi (1,2%), status gizi obesitas terbanyak terjadi pada usia 14 tahun

sebanyak 3 siswi ( 3,8%) dan status gizi gemuk juga terbanyak didapatkan pada usia

14 tahun sebanyak 5 siswi ( 5,1%).

Status Gizi
Usia
sangat Total
Menarche
kurus kurus Normal Gemuk Obesitas
Belum M 0 1(1,2%) 3 (2,59%) 0 1 (1,2%) 3 (3,8%)
10 tahun 0 0 1(1,2%) 1(1,2%) 0 2 (2,5%)
11 tahun 0 0 6 (7,7%) 0 3 (3,8%) 8 (6,4%)
12 tahun 0 1(1,2%) 25 (32%) 6 (7,79) 2(2,59%) 28(36%)
13 tahun 0 3(3,8%) 17 (22%) 3(3,8%) 1 (3,8%) 23(29%)
14 tahun 0 0 3 (3,8%) 0 0 2(2,59%)
Jumlah 0 5(6,4%) 55 (71%) 10(12,9) 7(9%) 77(100%)
Tabel 4.3 distribusi Usia Menarche berdasarkan Status Gizi

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan dari Remaja putri di SMP

Kanisius Gayam yang sudah menstruasi memiliki status gizi normal yakni 55 siswi

(71%), yang memiliki status gizi kurus hanya 4 orang (5,1%), memiliki status gizi

gemuk 10 orang (12,9%) dan status gizi obesitas 7 orang (9%). Dari data diatas remaja

di SMP kanisius Gayam paling banyak mengalami Menarche pada usia 12 tahun

yakni 28 orang (36%) terdiri dari 1 orang dengan status gizi kurus, 16 orang dengan
44

status gizi normal, 3 orang status gizi gemuk dan 2 orang mengalami obesitas. yang

paling sedikit mengalami Menarche pada usia 10 tahun dan 14 tahun dengan jumlah

siswi sama yaitu 2 orang. Remaja yang Menarche pada usia 10 tahun memiliki status

gizi normal dan gemuk serta remaja yang Menarche usia 14 tahun memiliki status gizi

normal keduanya. Pada remaja yang belum mengalami menstruasi memiliki status gizi

normal 2 orang dan obesitas 1 orang dengan begitu dapat dikatakan bahwa 1 dari 7

siswi obesitas belum mengalami Menstruasi, 3 dari 7 siswi obesitas Menarche di usia

11 tahun dan sisanya mengalami Menarche di usia rata-rata. 1 dari 10 siswi dengan

status gizi gemuk Menarche pada usia 10 tahun dan sisanya Menarche pada usia rata-

rata. 2 dari 45 siswi dengan status gizi normal belum mengalami menstruasi, 1 dari 45

siswi mengalami Menarche pada usia 10 tahun, 5 dari 45 siwi status gizi normal

menarche pada usia rata-rata, dan sisanya 2 dari 45 siswi mengalami Menarche

terlambat pada usia 14 tahun.

JawabanBenar
Pertanyaan
n %
1. Pengetahuan gizi
- Apakah anda pernah mendengar istilah status gizi 77 100%
- Apakah status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
-zat gizi 8 10,3%
- Untuk menentukan status gizi seseorang baik atau buruk apakah yang menjadi standar
ukurnya 49 63%
- Menurut anda hal utama penentu status gizi seseorang adalah 64 83%
- Seseorang dikatakan mengalami gizi buruk apabila mengalami malnutrisi 1 0,09%
- Mengukur status gizi perlu dilakukan sebulan sekali 58 75%
- Jika (Ya) kapan terakhir kali anda mengukur status gizi anda (dalam bulan ini) 39 50%
- Apakah pola makan mempengaruhi status gizi 75 97%
- Apakah pendapatan orang tua mempengaruhi status gizi 51 66%
- Pernah mengalami sakit yang menahun akan mempengaruhi status gizi 74 96%

2. Pengetahuan tentang Menarche


45

- Menarche dan Menstruasi adalah sama 50 64%


- Menarche adalah menstruasi yang berulang kali 10 12%
- Waktu menstruasi pertama setiap orang berbeda-beda 77 100%
- Anak yang tubuhnya lebih gemuk cenderung menstruasi lebih cepat 27 35%
- Darah menstruasi adalah darah yang keluar karena bagian kelamin wanita yang terluka 66 85%
- Pempuan menstruasi bisa dua kali dalam sebulan 31 40%
- Saat menstruasi selalu merasakan sakit / nyeri dibagian perut bawah 11 14%
- Karena saat menstruasi mengeluarkan darah maka bisa jadi perempuan
mengalami kekurangan darah 56 72%
- Wanita yang sudah menstruasi menjadi tanda bahwa wanita sudah bisa hamil 59 88%
- Kehamilan terjadi karena berdekatan dengan laki-laki 63 81%
- Kehamilan terjadi bukan karena berdekatan dengan laki-laki melainkan karena
melakukan hubungan seksual 3 3%
- Wanita yg sudah menstruasi, sekali saja melakukan hubungan seksual pasti langsung
bisa hamil 65 84%
- Saat saya tau saya sudah menstruasi perasaan saya 67 87%
- Endometrium berperan sebagai sumber keluarnya darah saat menstruasi 57 74%
- Alat kontrasepsi yang digunakan menjamin penuh tidak akan terjadi kehamilan 61 79%
- Ovarium adalah organ pertama dan utama penyebab menstruasi 62 80%
- Menstruasi terjadi karena tidak adanya pembuahan yang terjadi 15 19%
- Konsepsi ( Pembuahan) dan ovulasi adalah sama 66 85%
- Wanita yang sedang hamil akan berhenti mengalami menstruasi 72 93%
- Hamil atau tidaknya wanita bisa dilihat dari tes urin 72 93%
- Setelah mengalami menstruasi wanita menjadi takut dengan hal terkait seksual 12 15%
- Remaja yang mengalami menstruasi awal sulit untuk mengurus keperluan diri terkait
kebersihan 40 51%
- Kehamilan dapat dicegah dengan alat kontrasepsi 48 62%

Tabel 5. Jawaban benar terhadap Pengetahuan gizi dan Menarche

Pada tabel diatas terkait pengetahuan Status gizi Remaja Putri di SMP kanisius.

Dari 10 pertanyaan yang diberikan 3 pertanyaan mendapatkan skor benar terendah

yakni pada pertanyaan penyebab seseorang mengalami gizi buruk sebanyak 10,3 %

menjawab benar, dan pengukuran status gizi yang baik dan parameternya (0,09%)

menjawab benar. Selain ini rata-rata remaja putri sudah mengetahui dengan benar

pengetahuan terkait status gizi lainnya


46

Pada tabel pengetahuan terkait Menarche dari 23 pertanyaan yang diberikan

rata-rata remaja putri di SMP kanisius Gayam sudah memiliki pengetahuan yang

benar, hanya saja pada beberapa pertanyaan memiliki nilai benar yang rendah seperti

siswi masih kebingungan akan pengertian Menarche dan bedanya dengan menstruasi

jawaban benar hanya 12%, Siswi masih kebingungan akan proses terjadiya menstruasi

banyak yang menjawab dalam sebulan bisa menstruasi sebanyak 2 kali, jawaban benar

sebanyak 40%. Siswi mengalami salah persepsi akan terjadinya kehamilan mereka

berfikir bahwa pada saat menstruasi hanya dengan berdekatan dengan lawan jenis

dapat mengakibatkan kehamilan, jawaban benar sebanyak (19%), penyebab

menstruasi dan akibat yang bisa ditimbulkan setelah remaja mengalami menstruasi

juga menunjukan hasil pengetahuan yang kurang yakni sebanyak 15 % remaja

menjawab benar.

4.2 Analisa Data

Tabel 6.1 Tes Homogenity of Variances S

Levene Statistic P-Value


1.038 0.402
47

Tabel 6.2 Hasil analisis one way anova

N Rerata ± s.b P
Status gizi 77 0.129 ± 0.55 > 0.05

Tabel 6.3 Hasil analisis Post-hoc LSD

Perbedaan IK 95% P
rata-rata Min Max
Normal vs kurus -0.291 -1.09 0.50 0.468
Normal vs gemuk -0.006 -0.60 0.59 0.985
Normal vs obesitas -0.113 -0.74 0.97 0.792
Kurus Vs gemuk -0.289 -0.63 1.20 0.535
Kurus vs Obesitas -0.405 -0.69 1.50 0.465
Gemuk vs obesitas -0.119 -0.84 1.08 0.805

Dari tabel 6.1 dapat dilihat bahwa data status gizi memiliki Varian yang

homogen maksudnya adalah variasi data dari masing-masing kategori memiliki jumlah

variasi yang hampir sama. Dari analisa data diatas menggunakan 77 sampel remaja

putri di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta didapatkan nilai P > 0.05 ini artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia Menarche. Analisa

lanjutan menggunakan Post-Hoc LSD meninjau perbedaan yang terjadi pada masing-
48

masing kategori dan hasilnya tidak ada perbedaan yang bermakna dimasing-masing

kategori.

4.3 Pembahasan

Penelitian dilaksanakan dengan megukur berat badan dan tinggi badan, serta

mencatat waktu Menarche pada remaja putri usia 12-16 tahun yang ada di SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta. Para siswi mengisi kuesioner pengetahuan yang telah

disiapkan untuk menilai tingkat pengetahuan remaja putri tentang status gizi dan

Menarche. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan yakni pertemuan awal

digunakan untuk mengisi kuesioner pengetahuan dan mencatat waktu Menarche dan

pertemuan kedua digunakan untuk mengukur berat badan dan tinggi badan.

Menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang wanita yang

secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Sebesar 96,1% dari total

sampel remaja putri telah mengalami menstruasi dan 3,8% belum mengalami

Menstruasi. Usia rata-rata Menarche remaja di SMP Kanisius Gayam adalah 10-14

tahun. Menurut hasil penelitian oleh Widyaningtyas (2013) usia Menarche remaja

putri yakni 11 tahun, menurut Rahmawati et all usia Menarche remaja putri di

Indonesia yakni saat duduk di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama kisaran 12-13 tahun.

Disni jelas terlihat terjadinya penurunan usia Menarche Pada remaha putri di

Yogyakarta. Menurut Ofuya (2007) usia Menarche dapat menggambarkan aspek

kesehatan dalam suatu populasi terutama mengenai kematangan seksual perempuan.

Rata-rata usia Menarche bisa dijadikan patokan untuk menentukan abnormalitas

dalam Menarche, menurut Uchenwahci (2007) remaja dengan Menarche cepat yakni

dibawah usia 8 tahun bisa dikatakan mengalami Pubertas Prekok dan bila mengalami
49

Menarche diatas usia 18 tahun dikatakan mengalami Pubertas Tarda (terlambat )

keadaan tersebut merupakan keadaan patologis akibat gangguan aksis

hipotalamus,hipofisis dan ovarium. Sebanyak 5 remaja putri usia 13 dan 14 tahun

belum mengalami Menstruasi. Menurut Chandran (2008) Amenore Primer terjadi

apabila tidak ada menstruasi sampai usia 16 tahun dengan perkembangan pubertas

yang normal atau sampai usia 14 tahun dengan perkembangan pubertas yang tidak

normal, etiologi yang paling sering adalah Hypothalamic-pitiutary-Ovarian (HPO).

Sebanyak 67 Remaja putri menjawab biasa saja setelah mendapat menstruasi dan 8

siswi menjawab takut. Menurut silvia (2005) kecenderungan usia Menarche yang

semakin dini juga berimplikasi pada risiko terjadinya kehamilan pada usia yang lebih

muda, usia Menarche yang terlalu cepat pada remaja putri dapat menimbulkan

keresahan karena secara mental mereka belum siap. Menurut Mackibben (2003)

Menstruasi dini berakibat pada pengeluaran jumlah zat besi yang bertambah karena

setiap sekali siklus menstruasi dikeluarkan sekitar 4 mg zat besi. Apabila mengalami

Menarche 1 tahun lebi awal maka akan kehilangan zat besi sebanyak 48 mg.

Rata-rata siswi SMP Kanisius Gayam memiliki status gizi normal. Sebanyak

56 siswi (59,7%) memiliki status gizi normal. Hasil ini disebabkan karena asupan

makanan dan pola makan yang bergizi sudah diterapkan oleh orang tua responden.

Asupan makanan yang cukup dan bergizi tinggi membuat gizi remaja terpenuhi.

Menurut Poerwati dan Misaroh (2009) kecukupan gizi dipengaruhi oleh Pendapatan,

karena pendapatan mempengaruhi kesanggupan orang tua untuk menyiapkan makanan

yang cukup gizi. Sebanyak 4 siswi (5,1%) mempunyai status gizi kurus. Hasil ini

terjadi karena pola makan dan asupan makanan yang kurang. Remaja dengan status

gizi kurus sedikit mengkonsumsi protein, dan dalam sehari 2-3 kali makan. Remaja
50

dengan status gizi gemuk sebanyak 11 siswi (14,2 %) dan remaja dengan status gizi

obesitas sebanyak 6 siswi (7,79 %). Pada hasil penelitian menunjukan pola makan dan

asupan nutrisi yang lebih, Pendapatan orang tua jelas terlihat berbeda sehingga

mempengaruhi kesanggupan pemenuhan nutrisi anak. Banyak faktor yang

mempengaruhi status gizi. Menurut suharjo (2003) faktor eksternal dan internal

menentukan status gizi seseorang. Faktor internal seperti genetik, asupan makanan dan

faktor penyakit infeksi sedangkan faktor eksternal seperti pertanian, faktor ekonomi,

sosial budaya, pengetahuan gizi, teknologi. Menurut Saliha (2010) faktor pertanian

terkait dengan penggunaan bahan kimia dalam penyajian makanan mempengaruhi

pertumbuhan remaja seperti penggunaan hormon dalam perkembangbiakan hewan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Usia Menarche cepat lebih banyak terjadi

pada status gizi normal dibandingkan obesitas, gemuk dan kurus, usia Menarche rata-

rata lebih banyak dialami Pada status gizi normal dibandingkan gemuk, obesitas, dan

kurus. Usia Menarche terlambat lebih banyak dialami pada status gizi normal

dibandingkan kurus, gemuk, dan obesitas. Analisis statistika pada penelitian ini

menghasilkan nilai P > 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna

secara statistik antara Status gizi dengan usia Menarche melalui parameter ini. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Malikhah (2013) bahwa ada

hubungan antara Status gizi dengan Usia Menarche pada remaja putri SMP negeri di

semarang yang menunjukan pada remaja dengan status gizi obesitas lebih cepat usia

Menarche-nya. Data yang didapat pada penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata usia

menarche 12 tahun. Dan sebagian besar usia Menarche berkategori normal 10-16

tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Widyaningtyas

(2012) yang menunjukan tidak ada hubungan antara status gizi dengan usia Menarche.
51

Pada penelitian ini didapatkan bahwa subyek dengan status gizi obesitas memiliki usia

Menarche normal dan ada yang belum mengalami menstruasi pada usia 13 tahun. Hal

ini dapat dikaitkan dengan faktor penyebab terjadinya Menarche yang bisa terjadi

karena banyak faktor. Menurut Kartono (1992) rangsangan audiovisual baik dari

media masa,cetak, dan elektronik memiliki pengaruhnya bagi kecepatan usia

Menarche. Menurut peneliti adanya hubungan yang tidak bermakna ini berkaitan

dengan hasil status gizi yang terukur bukanlah status gizi saat ketika remaja putri baru

mengalami Menstruasi, namun beberapa diantaranya telah mengalami menstruasi lama

sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan remaja yang menyatakan sedang menjalani diet

saat pengukuran berat badan dilakukan.

Pada penelitian ini juga dilakukan perbandingan usia Menarche teman sejawat

yakni mahasiswi FK UKDW 2011. Sebanyak 50 mahasiswi diambil data usia

Menarchenya. Dari 50 siswi sebanyak 24 mengalami Menarche cepat yakni mulai usia

9-11 tahun. 14 siswi mengalami Menarche rata-rata yakni pada usia 12 tahun. 11

siswi mengalami Menarche pada pada usia 13 tahun, hanya satu orang yang

mengalami Menarche pada usia 14 tahun. Dari data diatas jika dibandingkan dengan

remaja putri di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta hasil penelitian menunjukan bahwa

usia Menarche paling cepat terjadi pada mahasiswi FK UKDW 2011 yakni pada usia 9

tahun. Paling banyak Menarche terjadi pada usia 11 tahun sedangkan di SMP Kanisius

Gayam 12 tahun.

Pengetahuan tentang gizi remaja putri SMP Kanisius Gayam rata-rata memiliki

nilai benar yang cukup yaitu 60%. Pada pertanyaan secara khusus mengkaitkan

terminologi di dalamnya kebanyakan remaja menjawab salah seperti pengertian status

gizi dan parameter status gizi. Terminologi yang berkaitan dengan ilmu populer ini
52

tidak diberikan pada pembelajaran secara formal, istilah seperti itu kebanyakan remaja

mendengarnya lewat media masa. Menurut Suhartono (2007) sumber pengetahuan

yang didapat bisa dari keluarga, lingkungan dan sekolah. Pada tingkat pembelajaran di

sekolah menengah pertama ilmu tentang gizi sedikit diberikan, jenis ilmu populer

kebanyakan didapatkan siswi dari pengetahuan di luar sekolah. Sebanyak 10,3%

remaja menjawab pengertian status gizi dengan benar dan sisanya menjawab salah, hal

ini menunjukan bahwa istilah status gizi sering mereka dengar namun kurang tepat

dalam mendiskripsikan pengertiannya. Remaja putri SMP Kanisius gayam 99%

menjawab seseorang dengan gizi kuranglah yang mengalami gangguan gizi, menurut

Oxford Medical Dictionary (2007) gangguan gizi bisa mengarah pada malnutrisi yakni

ketidakseimbangan pengambilan makanan bisa karena asupan makanan terlalu sedikit

atau pengambilan makanan yang tidak seimbang.

Pada hasil pengetahuan Menarche, banyak jawaban pertanyaan yang dengan

nilai benar kurang dari 60%, hal ini menunjukan bahwa kurangnya pengetahuan

tentang reproduksi seksual pada sebagian remaja di SMP Kanisius Gayam. Menurut

Wield Hary ada banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu

pendidikan, pengalaman, usia, dan informasi. Informasi dari media masa seperti media

cetak dan media elektronik sangat mempengeruhi pengetahuan seseorang. Penelitian

menurut Riza Norta (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan

media masa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi. Sebanyak 64% remaja

menjawab bahwa pengertian menstruasi dan Menarche adalah sama, hal ini

menunjukan bahwa kata Menarche jarang didengar sehingga banyak remaja yang

tidak mengetahuinya.
53

Pengertian tentang kehamilan dan proses terjadinya menjadi penting untuk

diketahui remaja saat ini. Dari hasil data didapatkan bahwa 74 remaja percaya ketika

berdekatan dengan lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan dibandingkan dengan

melakukan hubungan seksual. Remaja juga tidak memiliki ketakutan akan hal-hal

yang terkait seksual setelah mengalami Menstruasi. Pengetahuan kesehatan reproduksi

menjadi sangat penting untuk remaja karena saat usia remaja terjadi perkembangan

yang dinamis untuk biologis dan psikologisnya sehingga mempengaruhi sikap dan

tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
54

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada

77 Responden diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan antara Status gizi dengan Usia Menarche pada remaja

putri di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dengan Nilai P-Value > 0.05.

2. Status gizi remaja putri di SMP Kanisius Gayam adalah kurus sebanyak

6,4%, Normal 55%, gemuk 12,9% dan Obesitas 9%. Remaja Putri sebagian

besar memiliki status gizi yang normal.

3. Usia Menarche rata-rata siswi SMP Kanisius Gayam adalah 12 tahun.

4. Tingkat pengetahuan Remaja putri tentang Status Gizi Cukup baik dapat

dilihat dari remaja mampu menjawab benar faktor yang mempengaruhi

status gizi.

Tingkat Pengetahuan Menarche remaja putri cukup dapat dilihat dari

kemampuan menjawab organ yang paling berpengaruh dalam proses

Menstruasi, Namun pengetahuan tentang reproduksi seksual kurang hal ini

dapat dilihat dari ketidaktahuan remaja akan penyebab dari kehamilan.

5.2 SARAN

1. Bagi responden
55

Remaja putri yang status gizinya kurus agar memperbaiki status gizinya

dengan menambah jumlah kandungan gizi yang dimakan secara teratur dan

yang gemuk dan obesitas agar memperbaiki pola dan asupan makanan.

2. Bagi Institusi SMP

Perlu diadakannya pemberian pengetahuan tambahan tentang status gizi

dan Menarche kepada siswi di SMP Kanisius Gayam. Pengetahuan

ditekankan pada proses terjadinya kehamilan dan akibat yang bisa muncul

bila perempuan telah Menstruasi.

3. Bagi Peneliti lain

Peneliti diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi usia

Menarche.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Perlu adanya Penambahan pengetahuan akan reproduksi seksual pada

materi sekolah formal, supaya remaja putri tidak merasa tabu dengan hal-

hal yang terkait seksual agar tercipta prilaku dan sikap yang bertanggung

jawab akan kehidupan seksual nantinya.

Anda mungkin juga menyukai