DISUSUN OLEH :
NIM: PO7133119027
DOSEN PEMBIMBING
Penyakit yang satu ini juga dikenal dengan campak Jerman. Kata ahli, penyakit ini
disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penyakit ini
kebanyakan menyerang anak-anak dan remaja. Pada 2016 di negara kita sendiri, menurut
WHO setidaknya ada lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi.
Menurut para ahli, penularan utama rubella bisa melalui butiran liur di udara yang
dikeluarkan pengidapnya melalui batuk dan bersin. Bagaimana dengan gejalanya?
Penyakit ini akan menimbulkan ruam kemerahan pada kulit, tapi tak sama dengan
campak. Untungnya, rubella lebih ringan bila ketimbang campak. Namun, bila menyerang
wanita hamil, lain lagi ceritanya.
Rubella yang menyerang wanita hamil dengan usia kehamilan lima bulan, berpotensi
tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital. Yang bikin resah lagi, juga bisa
menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. Menurut data WHO, sekitar 100.000 bayi
di dunia terlahir dengan sindrom ini tiap tahunnya.
2. Histoplasmosis
Penyakit yang ditularkan lewat udara ini merupakan infeksi jamur pada paru-paru
yang disebabkan karena menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum. Kebanyakan
virus ini ditemukan di tanah, kotoran burung, dan kelelawar. Spora jamur ini akan masuk
ke dalam paru-paru ketika seseorang bernapas.
Menurut ahli, histoplasmosis akan memunculkan gejala jika seseorang menghirup spora
jamur dalam kadar yang banyak. Umumnya, gejala ini baru akan muncul tiga sampai 17
jari setelah terpapar. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, nyeri otot, batuk kering, demam,
dan sesak napas.
3. Influenza
Sepertinya hampir semua orang tak asing dengan penyakit “sejuta umat” ini. Virus
influenza sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit yang
ditularkan lewat udara terjadi karena kontak langsung, seperti bersin atau batuk.
Penularan influenza juga bisa melalui non-kontak. Misalnya, menyentuh benda yang
sudah tercemar virus.
Dalam banyak kasus, seseorang yang mengidap virus ini akan mengalami gejala ringan
seperti batuk, bersin, demam, lelah, nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit kepala. Yang
bikin resah, penyakit yang ditularkan lewat udara ini terus bermutasi dan menyebabkan
berbagai penyakit serius lainnya. Misalnya, flu burung atau swine flu.
4. Tuberkulosis
Cara penularannya hampir sama dengan virus flu. Bakteri tuberkulosis (TB)
bisa menyebar di udara pada saat pengidapnya batuk, meludah, atau bersin.
Tuberkulosis sendiri merupakan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang
bisa menyerang dan merusak jaringan tubuh pengidapnya. Selain menyerang paru-
paru, TB juga bisa menyebar ke tulang, sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah
bening, dan organ lainnya. TB laten merupakan jenis TB yang paling sering diidap
oleh seseorang yang terinfeksi. TB laten ini merupakan bakteri TB yang “tertidur”
atau belum aktif secara klinis. Bakteri TB ini akan aktif dan menunjukkan gejala-
gejalanya setelah periode waktu tertentu. Bisa beberapa minggu atau tahun,
bergantung dengan kondisi kesehatan dan daya tahan pengidapnya.
5. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
B. Pengendalian
Hal penting lainnya Memperbaiki budaya keselamatan kerja institusi akan membantu
perbaikan pelaksanaan langkah-langkah yang dianjurkan dan dengan demikian
menurunkan risiko. Beberapa strategi harus digabungkan dan pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan harus memberikan dukungan dan menyempurnakan pelaksanaan
rekomendasi pencegahan dan pengendalian infeksi.
1. Strategi penting untuk mengurangi risiko pajanan patogen dan penularan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pengendalian administratif,
pengendalian teknis dan lingkungan, dan penggunaan APD.
2. Pengendalian manajerial (misalnya, ketersediaan staf dan persediaan yang memadai,
pendidikan petugas kesehatan, pasien, dan pengunjung) serta pengendalian teknis dan
lingkungan adalah komponen penting dalam pembentukan struktur pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang seaman
mungkin. Ventilasi ruangan yang memadai merupakan pengendalian teknis penting
untuk infeksi pernapasan dan harus dipertimbangkan dengan cermat
3. Penggunaan APD harus didefinisikan dengan kebijakan dan prosedur yang khusus
membahas masalah pencegahan dan pengendalian infeksi (misalnya, kewaspadaan
isolasi). Efektivitasnya tergantung pada perlengkapan yang memadai dan teratur,
pelatihan staf yang memadai, membersihkan tangan secara benar, dan yang
terpenting, perilaku manusianya.
4. Langkah pengendalian sumber infeksi harus dilakukan untuk semua orang yang
memperlihatkan gejala infeksi pernapasan melalui kebersihan pernafasan dan etika
batuk.
A. Corona Virus dan Pengendaliannya
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan
penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan
Desember 2019.
1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh
virus di tangan Anda.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau
mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat
menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit
penyakit ini.
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai
permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang
terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat
menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.
4. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin
dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau
bersin dan segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat menyebarkan
virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di
sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.
5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan
kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan
kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda.
Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki
informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi
Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera
mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga
melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di
mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-
tempat tersebut – terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes,
sakit jantung atau paru-paru Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi
di tempat-tempat tersebut.