Anda di halaman 1dari 2

Nama : Reza Husnul Trifauzi

NIM : 2104277032
Prodi : D3 Farmasi
Dosen Pengampu : Anna L Yusuf, M.Farm., Apt

Tugas Mandiri 2
Bagaimana cara pembuatan salep untuk zat aktif yang:
1. Zat padat larut dasar salep
a. Camphora
1) Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan di dalam pot
salep tertutup (jika tidak dilampaui daya larutnya)
2) Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (ol, sesami),
camphora dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut.
3) Jika dalam resep terdapat salol, menthol, atau zat lain yang
dapat mencair jika dicampur (karena penurunan titik eutektik),
camphora dicampurkan supaya mencair, baru ditambahkan
dasar salepnya.
4) Jika camphor aitu berupa zat tunggal, camphora ditetesi lebih
dahulu dengan eter atau alcohol 95%, kemudian digerus
dengan dasar salepnya.
b. Pellidol
1) Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan Bersama-sama
dengan dasar salepnya yang dicairkan (jika dasar salep
disaring, pellidol ikut disaring tetapi jangan lupa harus
ditambahkan pada penimbangannya sebanyak 20%).
2) Jika pellidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya, maka
digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan.
c. Lodium
1) Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada
camphora.
2) Larutkan dalam larutan pekat KI atau Nal (seperti pada
Unguentum Iodii dari Ph. Belanda V).
3) Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru ditambahkan
dasar salepnya.
2. Zat padat larut air
a. Protargol
1) Taburkan diatas air, diamkan ditempat gelap selama ¼ jam
sampai larut.
2) Jika dalam resep terdapat gliserin, tambahkan gliserin tersebut,
baru ditambahkan airnya dan tidak perlu ditunggu ¼ jam lagi
karena dengan adanya gliserin, protargol akan mudah larut.
b. Coralgol
Dikerjakan seperti protargol.
c. Argentum nitrat (AgNO3)
Walaupun larut dalam air, zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air
karena akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang
disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir.
d. Fenol
Sebenarnya fenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak
dilarutkan karena akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi kulit
dan juga tidak boleh diganti dengan phenol liquifactum (campuran
fenol dan air 77-81,5% FI ed.III).
3. Zat cair sebagai pelarut bahan obat
a. Air
1) Terjadi reaksi
Contohnya, jika aqua calcis bercampur dengan minyak lemak akan
terjadi penyabunan sehingga cara penggunaannya adalah dengan
diteteskan sedikit demi sedikit kemudian dikocok dalam sebuah botol
Bersama dengan minyak lemak, baru dicampur dengan bahan lainnya.
2) Tak terjadi reaksi
- Jumlah sedikit: teteskan terakhir sedikit demi sedikit
- Jumlah banyak: diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya saja
dan berat airnya diganti dengan dasar salepnya.
b. Etanol
1) Jumlah sedikit: teteskan terakhir sedikit demi sedikit.
2) Jumlah banyak
- Tahan panas: Tinct. Ratanhiae, panaskan diatas tangas air sampai
sekental sirop atau sepertiga bagian
- Tak tahan panas
- Diketahui perbandingannya, maka diambil bagian-bagiannya saja,
misalnya tinct,iodii.
- Tak diketahui perbandingannya, teteskan terakhir sedikit demi
sedikit.
- Jika dasar salep lebih dari 1 (satu) macam, harus diperhitungkan
menurut perbandingan dasar salepnya.
c. Ekstrak cair
- Dikerjakan seperti pada cairan dengan spiritus.
4. Zat kental
a. Ekstrak kental
Diencerkan dahulu dengan air atau etanol.

Anda mungkin juga menyukai