Anda di halaman 1dari 49

Pembekalan UKTTK Desember 2021

FARMASETIKA :
SEDIAAN SEMISOLID
Oleh:

apt. Nur Saadah Daud, M.Sc


FARMASETIKA
SEMI SOLID

Blueprint :
Mampu mengerjakan resep racikan
Salep/Krim/Gel.
 Definisi sediaan
 Bahan penyusun sediaan/formula
 Pembuatan sediaan (metode, perhitungan,
penimbangan)
 Informasi cara penggunaan (etiket)
 Resep-Contoh soal
SALEP

Definisi Salep (FI Ed VI, 2020) : Bahan obat harus larut atau
Sediaan setengah padat ditujukan terdispersi homogen ke dalam
untuk pemakaian topikal pada kulit dasar salep yang cocok.
atau selaput lendir.

Penggolongan Dasar Salep yang digunakan sebagai pembawa :


1. Dasar Salep Senyawa Hidrokarbon (ds 1)
2. Dasar Salep Serap (ds 2)
3. Dasar Salep yang dapat Dicuci dengan Air (ds 3)
4. Dasar Salep Larut dalam Air (ds 4)

Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep)


digunakan Vaselin putih (Vaselin album).
DASAR SALEP SENYAWA
HIDROKARBON

 Disebut dasar salep berlemak,


 Bersifat lemak dan bebas air
 Tidak dapat dicuci dengan air, hanya menyerap air dalam jumlah yang
sangat kecil.
 Dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit
tanpa adanya absorpsi obat.
 Dimaksudkan sebagai emolien, penutup permukaan kulit.
Contohnya :
vaselin putih (vaselin album), vaselin kuning (vaselin flavum), cera album
(malam putih), cera flava (malam kuning), paraffin cair, paraffin padat,
jelene dan minyak tumbuh-tumbuhan.
DASAR SALEP
SERAP
1. Dasar salep anhydrous yaitu dasar salep yang dapat bercampur dengan air
membentuk emulsi air dalam minyak.
Msl : parafin hidrofilik, lanolin anhidrat (adeps lanae), Unguentum Simplex
(Campuran 30 bagian malam kuning (cera flava) dan 70 bagian minyak wijen
(Ol. sesami)

2. Dasar salep yang telah mengandung air, sudah menjadi emulsi air dalam
minyak, tetapi masih dapat menyerap air yang ditambahkan.
Msl : misalnya lanoline dan Rose water ointment.
DASAR SALEP DASAR SALEP
yang DAPAT DICUCI DAPAT LARUT
DENGAN AIR DALAM AIR
 Basis yang tidak mengandung
 Dasar salep emulsi  emulsi M/A.
komponen berlemak.
 Mudah dicuci dari kulit.
 Dapat dicuci dengan air secara
 Lebih tepat disebut “krim”.
sempurna.
 Contohnya : Salep hidrofilik , Vanishing
 Disebut juga basis tidak berlemak.
cream
 Lebih tepat disebut “Gel”.
Contohnya :
PEG atau campuran PEG, tragakan,
PGA.
DASAR
SALEP
TTK mengerjakan resep berikut :

Apakah golongan dasar salep yang digunakan pada sediaan tersebut ?


A. Dapat dicuci dengan air
B. Dapat larut dalam air
C. Emulsi
D. Hidrokarbon
E. Serap

Jawab :
E. Serap
PEMBUATAN
SALEP
Metode Pembuatan Salep :

1. Metode Pelelehan ; zat aktif dan pembawa dilelehkan bersama dan


diaduk/digerus hingga membentuk massa salep yang homogen.
2. Metode Triturasi : zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis
yang akan digunakan atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian
dilanjutkan dengan penambahan sisa basis.
PEMBUATAN
SALEP
Peraturan umum dalam pembuatan salep :

1. Bahan yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan ke dalamnya, jika perlu
dengan pemanasan rendah.
2. Bahan yang larut dalam air dan stabil, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan
lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang digunakan, dikurangi dari basis
salepnya.
3. Bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak atau air,
harus diserbukkan dahulu, kemudian diayak dengan pengayak no 100, lalu
digerus dengan dasar salep.
4. Salep yang dibuat dengan jalan mencairkan (pemanasan/peleburan), maka
campurannya harus digerus sampai dingin.
PEMBUATAN SALEP
Cara pembuatan sediaan salep yang mengandung zat tertentu
PEMBUATAN
SALEP

1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep

a. Camphorae / Kamfer
 Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan di dalam pot salep tertutup (jika
tidak dilampui daya larutnya).
 Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak (Ol. Sesame)  kamfer dilarutkan
terlebih dahulu dalam minyak tersebut.
 Jika dalam resep terdapat Salol, Menthol atau zat lain yang dapat mencair jika
dicampur (karena penurunan titik eutektik nya)  maka Kamfer dicampurkan
dengan sesamanya supaya mencair  baru ditambahkan dasar salepnya.
 Jika Kamfer berupa zat tunggal  Kamfer ditetesi dengan eter atau alkohol 96%
terlebih dahulu  lalu digerus dengan dasar salepnya.
PEMBUATAN
SALEP

1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep

Bagaimana cara pembuatannya ?


Menthol akan membentuk campuran eutektik dengan
kamfer.
Cara pembuatan :
 Campurkan menthol dan kamfer, gerus hingga
mencair,
 Campurkan Ol. Cocos  gerus hingga homogen.
 Masukkan adeps lanae  gerus hingga homogen.
PEMBUATAN
SALEP

1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep

R/ Camphorae 1 Bagaimana cara pembuatannya ?


Vaselin flav 9 Kamfer berupa zat tunggal
m.f.Ungt
sue Cara pembuatan :
 Kamfer ditetesi dengan alkohol 96%
terlebih dahulu  lalu digerus
dengan dasar salepnya.
PEMBUATAN SALEP

1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep

b. Pellidol
 Larut 3% dalam vaselin dan 7% dalam minyak lemak maka Pellidol
dilarutkan bersama-sama dasar salep yang dicairkan.
 Jika dasar salep disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan lupa
menambahkan 20%.
 Jika Pellidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya  maka digerus
dengan dasar salep yang sudah dicairkan.
PEMBUATAN SALEP
1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep

c. Iodium
 Jika kelarutannya tidak dilampui  kerjakan seperti pada Kamfer.
 Larutkan dalam larutan pekat KI atau NaI.
 Ditetesi dengan Etanol 95% hingga larut  lalu ditambahkan dasar
salepnya.

R/ Iodii 2 Bagaimana cara pembuatannya ?


Kalii Iodii 3
Aquadest 5 Cara pembuatan:
Ungt.simplex 90 Larutkan KI dalam air, lalu ditambahkan Iodium hingga
larut.
m.d.s.u.e
Setelah itu gerus bersama Unguentum simplex hingga
homogen.
PEMBUATAN SALEP

2. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air


 Perhatikan peraturan salep no 2.
 Jika massa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air  maka obatnya
dilarutkan dahulu dalam air yang tersedia  dicampur dengan dasar salep yang dapat
menyerap air.
 Setelah semua obat dalam air terserap  baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep
 digerus hingga homogen.

 Dasar salep yang dapat menyerap air : Adeps lanae, Unguentum simplex, salep
hidrofilik
 Dasar salep yang sudah mengandung air : Lanolin (25% air), Unguentum leniens (25%),
Unguentum Cetylicum Hydrosum (40%)
PEMBUATAN SALEP

2. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air


R/ Kalii iodii 3 Bagaimana pembuatannya :
Lanolin 16 KI dilarutan dengan air dari lanolin 
Ungt. Simplex ad 30 ditambahkan ke dalam Ungt. Simplex .
m.d.s.ad us. ext gerus ad homogen.
m.d.s.ad us.ext = misce da signa ad usum
externum = campurkan, berikan tanda untuk
pemakaian luar

Bagaimana pembuatannya :
R/ Procain HCl 0,1
Aq. rosae 1  Larutkan Procain HCl dalam Aq. Rosae
Adeps lanae 3  dicampur dengan Adeps lanae.
ZnO 3  ZnO diayak dulu  dicampur dengan
Vaselin ad 30 vaselin  tambahkan ke campuran (1)
m.d.s.u.e  gerus ad homogen.
PEMBUATAN SALEP

2. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air

a. Protargol (argentum proteinatum)


 Larut dalam air dengan jalan menaburkan diatas air sama banyak  kemudian
didiamkan selama 15 menit ditempat gelap.
 Bila dalam resep terdapat gliserin  maka Protargol digerus dengan gliserin baru
ditambah air, dan tidak perlu ditunggu 15 menit (karena adanya gliserin
mempercepat daya larut protargol dalam air).

b. Colargol (argentum colloidale)


 Sama dengan Protargol dan air yang dipakai 1/3 kalinya.
PEMBUATAN SALEP
2. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air, tetapi tidak boleh dilarutkan
dalam air.
a. Argenti nitrat (AgNO3)
 Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit karena terbentuk
Ag2O  sehingga pada pembuatan AgNO3 tidak dilarutkan dalam air walaupun larut.
b. Fenol
 Sebenarnya phenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak dilarutkan karena
dapat mengiritasi kulit, juga tidak dapat diganti dengan phenol liquefactum
(campuran fenol dan air 77-81,5%)  Jadi dikerjakan seperti pada kamper dalam
salep.
Bahan lain : Oleum lecoris aselli, Zinc sulfat, dll
PEMBUATAN
SALEP

3. Zat berkhasiat bentuk padat tak larut


 Umumnya dibuat halus dengan mengayak atau menjadikannya serbuk halus terlebih
dahulu.
 Contoh : Zinci Oxydum diayak terlebih dahulu dengan pengayak no 60 sebelum
ditimbang.
 Acidum boricum, diambil yang pulveratum/
 Belerang, tidak boleh diayak
R/ Zinc Oxydum 1 Bagaimana cara pembuatannya ?
Vaseline album 9
 ZnO diayak dengan pengayak no 100, ditimbang
m.d.s.ad us.ext
 Masukkan Vaselin dalam mortir panas,
ditambahkan ZnO, digerus hingga homogen.
PEMBUATAN
SALEP

4. Zat berkhasiat berupa cairan

a. Air
 Terjadi reaksi, misalnya aqua calcis dengan minyak lemak akan terjadi
reaksi penyabunan. Untuk itu cara pengerjaannya adalah :
1). Diteteskan sedikit-sedikit
2). Dikocok dalam botol bersama minyak lemak, baru dicampur dengan
bahan lainnya.
PEMBUATAN
SALEP

4. Zat berkhasiat berupa cairan

a. Air
 Tidak terjadi reaksi
1) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap
oleh dasar salep.
2) Jumlah banyak, diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya dan berat
airnya diganti dengan dasar salep.
PEMBUATAN
SALEP

4. Zat berkhasiat berupa cairan


b. Alkohol
 Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap oleh dasar salep.
 Jumlah banyak :
1) Tahan panas, misalnya Tinct. Ratanhiae dipanaskan di atas tangas air sampai sekental sirup
atau 1/3 bagian, kehilangan beratnya diganti dengan dasar salep.
2) Tidak tahan panas:
• Diketahui perbandingannya maka diambil bagian-bagiannya saja, contohnya tinctura Iodii.
• Tidak diketahui perbandingannya, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit.
• Perlu diperhatikan bahwa kehilangan berat pelarutnya hendaknya diganti dengan dasar
salep.
• Bila dasar salep lebih dari satu macam, maka harus diperhitungkan menurut perbandingan
dasar salep tersebut.
PEMBUATAN
SALEP

4. Zat berkhasiat berupa cairan

R/ Tinct. Ratanhiae 6  Tinct. Ratanhiae 6 g dipanaskan  terjadi


Vaselin 20 kehilangan berat sebanyak 4 g menjadi 2 g 
Adeps lanae 10 kehilangan tersebut diganti dengan dasar salep.
m.f.Ungt Penimbangan nya bagaimana :
sue
 Perbandingan dasar salep Vaselin : Adeps lanae =
20 g : 10 g, maka total jumlah dasar salep = 30 g.
 Jadi dasar salep yang harus ditimbang :
Vaselin  20 g + (20 g/30 g x 4 g) = 22,667 g
Adeps lanae  10 g + (10 g/30 g x 4 g) = 11,333 g
PEMBUATAN
SALEP

4. Zat berkhasiat berupa cairan


c. Cairan kental
 Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit,
 Contoh; Glycerin, Pix Lithantracis, Pix Liquida, Oleum Cadini, Balsamum Peruvianum,
Ichtyol, Kreosot.
PEMBUATAN
SALEP

5. Zat berkhasiat berupa extractum

 Extractum Siccum (ektrak kering)


Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air dikurangi
dasar salep.
 Extractum Liquidum (ekstrak cair)
Dikerjakan seperti pada cairan dengan alkohol.
 Extractum Spissum (ekstrak kental)
Diencerkan terlebih dahulu dengan air atau etanol.
PEMBUATAN
SALEP

6. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep

 Balsem-balsem dan minyak atsiri. Balsam merupakan campuran dari damar


dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan
minyak atsirinya akan menguap.
 Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada masa salep yang panas atau digerus
terlalu lama dapat terjadi pemisahan.
 Air, sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortir menjadi licin.
 Gliserin, harus ditambahkan ke dalam dasar salep yang dingin, sebab tidak bisa
bercampur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair, dan ditambahkan
sedikit demi sedikit sebab tidak bisa diserap dengan mudah oleh dasar salep
PEMBUATAN
SALEP
6. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep

Berapa g masing-masing bahan yang harus


ditimbang ?
Penimbangan :
 Ichthammolum  10 x (25/100) = 2,5 g
R/ Ichthammolum 10 g  Adeps lanae  45 x (25/100) = 11,25 g
Adeps lanae 45 g  Vaselinum  45 x 925/100) = 11,25 g
Vaselinum 45 g
m.f.l.a. Ungt Total bobot salep = 2,5 g + 11,25 g + 11,25 g
s. obat bisul = 25 g  sesuai dengan resep yang
m.f.l.a = misce fac lege artis = diminta.
campur dan buatlah sesuai aturan
PEMBUATAN
SALEP
6. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep

Bagaimana cara pembuatannya ?

Cara pembuatan :
 Adeps lanae ditimbang, dicampur
R/ Ichthammolum 10 g dengan Vaselinum (Vaselin album)
Adeps lanae 45 g diaduk,
Vaselinum 45 g  Terakhir ditambahkan Ichthammolum,
m.f.l.a. Ungt diaduk homogen.
s. obat bisul  Massa salep kemudian dimasukkan ke
dalam pot salep.
KRIM
(CREMORES)

Definisi Krim (FI Ed VI, 2020) :


Sediaan setengah padat berupa emulsi yang
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Penggolongan Krim :
Krim tipe Minyak dalam Air (M/A)/(O/W)
Krim tipe Air dalam Minyak (A/M)/(W/O)
KRIM
(CREMORES)
Bahan penyusun Krim :
(zat aktif + fase minyak + fase air + agen pengemulsi)
1. Zat berkhasiat
2. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum,
minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan
sebagainya.
3. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/TEA, NaOH, KOH,
Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril
sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).
KRIM
(CREMORES)
Bahan tambahan lain :
4. Bahan pengemulsi
 Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang
dikehendaki.
 Untuk krim type a/m digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, koleterol dan cera.
 Untuk krim type m/a digunakan sabun monovalen seperti trietanolamin, natrium
stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu dapat juga dipakai tween,
natrium laurylsulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC dan emulgidum.

5. Bahan pengawet 6. Bahan pelembab (humektan)


Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan  Berfungsi untuk meningkatkan
metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga hidrasi kulit.
0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar  Contoh : gliserin, propilenglikol,
0,02% hingga 0,05%. PEG, sorbitol
KRIM
(CREMORES)

Pembuatan Krim :

 Bahan-bahan yang larut dalam minyak (fase minyak) dilebur bersama di atas
penangas air pada suhu 70 oC – 75 oC sampai semua bahan lebur,
 Bahan-bahan yang larut dalam air (fase air) dilarutkan terlebih dahulu dengan
air panas juga pada suhu 70 oC – 75 oC sampai semua bahan larut,
 Kemudian baru dicampurkan, digerus sampai terbentuk massa krim.
2 Bagaimana cara pembuatannya ?
KRIM
(CREMORES)  Lebur cera bersama vaselin dan acid.
Stearas.
 TEA + propilen glicol diilarutkan
dalam air hangat dan dicampurkan
pada leburan tersebut di atas.

3 Apakah bahan yang berfungsi sebagai


1 humektan dalam resep tersebut ?

Apakah bahan yang termasuk fase  Acid stearas : emulgator


minyak ? Fase air ?  Cera alba : peningkat viskositas
 Vaselin album : basis, emolien
 Fase minyak  Acid stearas,  TEA : emulgator
cera dan vaselin album  Propilen glikol : humektan
 Fase ait  TEA, propilen glikol,
aquadest
KRIM 1 Bagaimana perhitungan bahannya ?

(CREMORES)  Total bobot krim pada formula standar =


50 g
R/ Cold Cream 10 g  Maka penimbangan bahan untuk
m.f.unguentum membuat Cold Cream 10 g :
SUE  Cera flava = 2,5/50 x 10 = 0,55 g
 Cetacei = 5/50 x 10 = 1 g
Pro : Rina (25 th)  Adeps lanae = 5/50 x 10 = 1 g
 Ol. Sesami = 25/50 x 10 = 5,5 g
Formula Standar  Aq. Rosarum = 12,5/50 x 10 = 2,5 mL
R/ Cera flava 2,5
Cetacei 5 2 Bagaimana cara pembuatannya ?
Adeps lanae 5  Cera, cetacei, adeps lanae, Ol sesami dilebur
Oleum sesami 25 bersama , lalu dituang dalam mortir panas, gerus
Aq. Rosarum 12,5 sampai homogen sampai hangat.
m.f.unguentum  Ditambahkan Aq.Rosarum sedikit demi sedikit,
SUE aduk sampai homogen.
GEL
(JELLY)

Definisi Gel (FI Ed VI, 2020) :


Sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan

adalah suatu salep yang lebih halus.


Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin,
digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis.
Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan
titik lebur yang rendah.
GEL
(JELLY)
Komponen Gel :

1. Zat aktif
2. Gelling agent : polimer (gum arab, Tragakan, turunan selulosa (HPMC, CMC,
Hidroksipropilselulosa, Metilselulosa, Hidroksietilselulosa), dan karbomer
(karbopol)).
3. Zat tambahan : surfaktan, Wax, Polivinil alkohol, pengawet, chelating agent, gelling
oil, koloid padat terdispersi, bahan higroskopis.
GEL
(JELLY)
Gel Zinc Oksida

R/ ZnO 20%
NaOH (lar 10%) 3,2%
Karbomer 0,8%
Air 76%

Cara Pembuatan :
 Karbomer didispersikan ke dalam air,
 Ditambahkan NaOH dengan pengadukan yang
lambat,
 Tambahkan ZnO dan campurkan hingga
homogen.
PENIMBANGAN BAHAN
Cara penimbangan bahan atau obat disesuaikan dengan Pemerian tiap bahan.

 Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang di atas kertas perkamen.
 Bahan setengah padat seperti vaselin dan adeps lanae, ditimbang di atas kertas
perkamen yang dilapisi paraffin cair atau cawan penguap.
 Bahan kental seperti gliserin, ichtyol ditimbang di gelas arloji, cawan penguap.
 Bahan cair ditimbang di dalam cawan (sedikit), beaker glass (banyak).
 Bahan-bahan oksidator seperti KMnO4, iodine, kamfer, menthol ditimbang pada
botol timbang atau gelas arloji tertutup.
PENIMBANGAN BAHAN
Pemerian Bahan

Asam stearat
 Zat padat keras mengkilat, putih atau
kuning pucat, mirip lemak lilin.

Adeps lanae
Gliserin
 Berupa cairan seperti sirop, jernih, tidak
berwarna; tidak berbau, rasa manis
diikuti rasa hangat.

Vaselin album (putih)


 Berupa massa lunak, lengket, bening,
putih.
Vaselin flavum (kuning)
PENIMBANGAN BAHAN
Pemerian Bahan-Bahan Tertentu yang sering digunakan :

Cera Alba
 Zat padat, lapisan tipis bening, putih
kekuningan, bau khas lemah

Paraffin liquidum
 Cairan kental, transparan, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak mempunyai rasa.
Paraffin padat

Nipagin / Metil paraben


 Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih.
PENIMBANGAN BAHAN

Apakah alat yang digunakan untuk menimbang Bahan-bahan oksidator seperti


bahan ke2 pada resep tersebut ? KMnO4, iodine, kamfer, menthol
ditimbang pada botol timbang
A. Botol timbang
atau gelas arloji tertutup
B. Cawan penguap
C. Gelas beker
D. Kaca arloji
E. Kertas perkamen
PEMBERIAN INFORMASI
PENGGUNAAN SEDIAAN SEMISOLID
 Mampu membedakan penggunaan etiket putih dan etiket biru
 Mampu menuliskan aturan pakai dan keterangan lain sesuai dengan perintah pada
resep (Informasi pada etiket obat).
 Setelah salep selesai dicampur, segera dimasukkan ke dalam wadah dan disiapkan
etiket berwarna biru.
Etiket biru

Penandaan :
pada etiket harus tertera “obat luar” dan
bisa ditambah keterangan lainnya.

Sue = signa usus externum = untuk


pemakaian luar
PEMBERIAN INFORMASI
PENGGUNAAN SEDIAAN SEMISOLID

R/ Gentamicin eye ointment 5 g tube No 1


S 1 dd o.d.s. a.n

Pro : Tn. Alex (30 th)


Bagaimana aturan pakai obat tersebut yang
tercantum pada etiket ?
o.d.s = oculo
dextra sinistra =
mata kanan kiri

a.n. = ante
noctem =
sebelum tidur
CONTOH RESEP
(1)
TTK menerima resep Bagaimana cara perhitungan basisnya ?
berikut :
 Unguentum simplex : (Campuran malam kuning (cera flava)
dan minyak wijen (Ol. Sesami = 30 : 70)
R/ Mikonazol 2%
 Jumlah basis salep = 15 g – (1% x 15) + (2% x 15) = 14,55 g
Hidrokort asetat 1%  Cera flava = 30/100 x 14,55 = 4,365 g
Unguentum simplex  Ol. Sesami = 70/100 x 14,55 = 10,185 g
m.f. Ungt. 15
sue

Pro: Ny. Ani (34 th)


CONTOH RESEP
(2)
TTK menerima resep 1. Apa khasiat bahan-bahan dalam resep ?
berikut :
 Ketokonazole : Antifungi
 Sulfur : Antiskabies/antiseptik ekstern
R/ Ketokonazol 2%
 Asam salisilat : Keratolitik
Sulfur PP 4%  Vaselin : Basis
Acid Salicyl 2%
Vaselin ad 25 2. Bagaimana perhitungan bahannya ?
m.f. Ungt.
sue Kata ad (hingga) yaitu Vaselin ad 25, yang artinya jumlah
seluruh obat pada resep ini = 100% yang totalnya = 25 g.
Pro: Ny. Ani (34 th)  Ketokonazol = 2% x 25 gram = 0,5 g
 Sulfur PP = 4% x 25 gram = 1 g
 Acid Salicyl = 2% x 25 gram = 0,5 g
 Vaselin album = 25 – (0,5 + 1 + 0,5) = 23 g
CONTOH RESEP
(2)
TTK menerima resep 3. Bagaimana cara pembuatannya ?
berikut :
 Sulfur digerus halus kemudian ditambahkan Vaselin
sebagian, diaduk homogen (Massa 1).
R/ Ketokonazol 2%
 Asam salisilat ditimbang dimasukkan dilarutkan dengan
Sulfur PP 4% etanol 95% digerus ditambahkan Vaselinum sebagian
Acid Salicyl 2% diaduk homogen (Massa 2).
Vaselin ad 25  Ketokonazol digerus halus ditambahkan vaselin sisa, diaduk
m.f. Ungt. hingga homogen.
sue  Kemudian dimasukkan massa 1 dan massa 2, diaduk hingga
homogen.
Pro: Ny. Ani (34 th)  Massa salep kemudian dimasukkan kedalam pot obat,
CONTOH RESEP
(3)
Apakah basis salep yang digunakan ?
TTK menerima resep
berikut : Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis
salep) digunakan Vaselin putih (Vaselin album).
R/ Asam salisilat 200 mg
Bagaimana cara pembuatan ?
m.f. Ungt. 10
sue Cara mengerjakannya: Asam salisilat dilarutkan dengan etanol
95% secukupnya diaduk ditambahkan vaselin putih diaduk hingga
Pro: Ny. Ani (34 th) homogen.
Pembekalan UKTTK Desember 2021

TERIMA KASIH

Semoga Lulus semua di UKTTK


Desember 2021 nanti. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai