Anda di halaman 1dari 10

KASUS PENIPUAN

JUAL ONLINE GAMBAR HARD DISK

DISUSUN OLEH :
ADINDA FIRDHAUZA N (2019021092)
GLORYA ANGELA KEZIA (2019021093)
MUHAMMAD ADE NAUFAL (2019021106)

HUKUM BISNIS MANAJEMEN - C


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1. Pengertian E-commerce ................................................................................................... 2
2.2. Pengertian Perlindungan Konsumen ................................................................................ 2
2.3. Transaksi Jual Beli Online Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen ............ 3
2.4. Kronologis kasus penipuan jual online gambar hard disk dan kaitan nya dengan hukum
perlindungan konsumen di Indonesia .......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 6
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kasus Penipuan Jual Online
Gambar Hard Disk ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Bapak Zein Saleh pada mata kuliah Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bisnis Online Dalam Sudut Pandang Hukum
Bisnis Di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zein Saleh, selaku dosen mata kuliah
Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan bisnis online di masyarakat selalu mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor kebutuhan dan berkembangnya teknologi informasi dalam mendukung
kegiatan bisnis online atau yang dikenal dengan nama e-commerce. Bisnis online atau e-commerce
merupakan model bisnis modern yang non-fice (tidak menghadirkan pelaku bisnis secara fisik)
dan non-sign (tidak memakai tanda tangan asli). Bisnis online atau e-commerce menjadi tren
paradigma bisnis klasik dalam menumbuhkan model-model interaksi antara produsen dan
konsumen di dunia virtual. Sistem perdagangan yang dipakai dalam e-commerce dirancang untuk
menandatangani secara elektronik.

Kebebasan peluang dalam membuka bisnis online menjadikan para pelaku bisnis melakukan
tindakan bisnis yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum di Indonesia. Hal ini dapat terjadi
seperti memanipulasi produk, pemalsuan nama produsen ataupun distributor, dan sebagainya yang
menyangkut pelanggaran hukum bisnis online. Bisnis online yang sudah menjadi tren saat ini bisa
membuka cela bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan suatu tindak
kejahatan yang menyebabkan kerugian bagi orang lain demi mendapatkan keuntungan dan
memperkaya diri sendiri, para pelaku melanggar aturan dan norma-norma hukum yang
berlaku.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan e-commerce?
b. Apa yang dimaksud dengan perlindungan konsumen?
c. Bagaimana transaksi jual beli online menurut Undang-Undang Perlindungan
Konsumen?
d. Bagaimana kronologis kasus penipuan jual online gambar hard disk dan kaitan nya
dengan hukum perlindungan konsumen di Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui apa maksud dari e-commerce

1
b. Untuk mengetahui apa maksud dari perlindungan konsumen
c. Untuk mengetahui bagaimana transaksi jual beli online menurut Undang-Undang
Perlindungan Konsumen
d. Untuk mengetahui kronologis dari kasus penipuan jual online gambar hard disk dan
kaitan nya dengan hukum perlindungan konsumen di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian E-commerce
Pada saat ini masyarakat lebih sering menggunakan media online untuk berbelanja, seperti
menggunakan aplikasi Tokopedia, Shopee, Buka Lapak, dan lain-lain. Alasan masyarakat
menggunakan media online karena lebih mudah dan praktis. Tokopedia, Shopee, ataupun Buka
Lapak termasuk ke dalam bisnis online atau yang biasa dikenal dengan e-commerce. Bisnis online
atau e-commerce adalah suatu website yang dapat melakukan transaksi secara online, yang di mana
menyediakan layanan get and deliver. Pengertian dari transaksi online itu sendiri merupakan
transaksi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli secara online melalui media internet, yang di
mana tidak ada pertemuan secara lanngsung atau tatap muka antara penjual dan pembeli. Bisnis
online atau e-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas
biaya-biaya operasional untuk kegiatan perdagangan.

2.2. Pengertian Perlindungan Konsumen


Perlindungan konsumen merupakan salah satu bagian dari hukum konsumen yang memuat
berbagai asas-asas dan kaidah-kaidah yang memiliki sifat mengatur, serta melindungi kepentingan
konsumen agar mereka tidak mengalami kerugian akibat ulah produsen yang tidak bertanggung
jawab atas barang dan / atau jasa yang diproduksi.1 Perlindungan konsumen pun sangat perlu untuk
selalu dilakukan, karena berkaitan sebagai upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Baik itu
hukum konsumen ataupun hukum perlindungan konsumen, pada dasarnya membicarakan hal yang
sama, yaitu kepentingan hukum atau hak-hak konsumen agar hak-hak konsumen dapat diakui dan
diatur di dalam hukum secara positif dan dapat ditegakkan di dalam kehidupan masyarakat.

2
Dengan demikian, hukum perlindungan konsumen dapat diartikan sebagai keseluruhan peraturan
hukum yang mengatur hak-hak serta kewajiban-kewajiban konsumen agar produsen yang timbul
dalam usahanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

2.3. Transaksi Jual Beli Online Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen


Terdapat beberapa Undang-Undang Perlindungan Konsumen terkait transaksi jual beli online
yang berhubungan dengan kewajiban pelaku usaha (penjual online), diantaraya :
1. Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah :
1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usaha nya
2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujue mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa, serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan
3) Memperlakukan atau melayani komsumen secara benar dan jujur, serta tidak
diskriminatif
4) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu, serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan

2. Pasal 8 ayat (1) huruf f Undang-Undang Perlindungan Konsumen berbunyi :


“Melarang pelaku usaha untuk memperdagangkan barang/jasa yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau
promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut.”

3. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 berbunyi :


“Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang
dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah :
a. Barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga
khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu,
sejarah atau guna tertentu
b. Barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru

3
c. Barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki sponsor,
persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau
aksesori tertentu;
d. Barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai
sponsor, persetujuan atau afiliasi;
e. Barang dan/atau jasa tersebut tersedia”

4. Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik


memberikan dua hal penting, yaitu :
1) Pengakuan transaksi elektronik dan dokumen elektronik dalam kerangka
hukum perikatan dan hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum transaksi
elektronik dapat terjamin.

2) Diklasifikasikannya tindakan-tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran


hukum terkait penyalahgunaan Teknologi Informasi dan disertai dengan sanksi
pidana nya.

2.4. Kronologis kasus penipuan jual online gambar hard disk dan kaitan nya dengan
hukum perlindungan konsumen di Indonesia
Seseorang bertransaksi di toko 'PC Seller' di Tokopedia. Dia membeli produk hard disk seharga
Rp 450.000,00. Setelah barang sampai, ia kaget dan merasa tertipu karena hanya menerima kertas
bergambar hard disk eksternal berkapasitas 1 TB, bukan seperti barang yang dia ekspektasikan.
Pada informasi deskripsi produk, memang toko itu menulis 'hanya gambar saja'. Sementara pada
produk yang dijual dia menulis 'Hard disk external WD 1 Tb'. Penjual mengecoh calon pembeli
dengan dekskripsi yang tertera dan harga yang tinggi seolah-olah barang tersebut adalah barang
hard disk sungguhan. Ia pun melaporkan kasus yang terjadi dan langsung ditindaklajuti oleh
Tokopedia dengan menghapus akun penjual tersebut. Meskipun pada kronologi tersebut pembeli
terkecoh karena tidak membaca deksripsi sebelum membeli, namun penjual disini tetap salah
karena telah mengecoh calon pembeli.

4
Berdasarkan kronologis kasus di atas, kasus penipuan jual beli ini telah melanggar beberapa
hukum bisnis di Indonesia yang melanggar kewajibannya sebagai pelaku usaha (penjual online),
sesuai dengan Pasal 7B Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang berbunyi “Memberikan
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, serta
memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan,”. Dalam hal ini penjual telah
melanggar pasal tersebut karena penjual sudah memberikan infomasi barang dan harga yang
mengecoh konsumen, sehingga pembeli merasa dirugikan dalam kasus ini. Pada kondisi seperti
ini pembeli berhak menerima ganti rugi atas penipuan yang menimpa dirinya dari pihak
Tokopedia, yang di mana pihak Tokopedia merupakan pihak yang menjadi penyambung transaksi
antara penjual dan pembeli. Hak ganti rugi yang diberikan kepada pembeli dari Tokopedia sesuai
dengan pasal 7G Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang berbunyi “Memberi kompensasi,
ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan”.

Selain itu, hukum yang dilanggar terdapat juga pada Pasal 8 ayat (1) huruf f Undang-
Undang Perlindungan Konsumen, yaitu “Melarang pelaku usaha untuk memperdagangkan
barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,
keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut”. Berdasarkan pasal
tersebut, ketidaksesuaian spesifikasi barang yang diterima oleh pembeli dengan barang yang
terdapat dalam iklan / foto penawaran barang merupakan bentuk pelanggaran / larangan bagi
pelaku usaha dalam memperdagangkan barang nya. Kemudian selain melanggar Undang-Undang
Perlindungan Konsumen, penjual tersebut juga telah melanggar Undang-Undang No 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yaitu melakukan penyalahgunaan Teknologi
Informasi dengan melakukan penipuan di media elektronik secara online dan wajib diberikan
hukuman pidana yang berlaku.

Sebenarnya jika kasus ini ditindaklanjuti, peluang untuk menemukan pemiliki asli akun
tersebut sangat besar, sehingga dapat membawa pelaku ke jalur hukum karena telah melanggar
hukum bisnis online di Indonesia. Namun, pembeli hanya minta ganti rugi dan dari pihak
Tokopedia sendiri sudah menutup akun tersebut, sehingga kasus ini sudah ditutup atau dinyatakan
selesai.

5
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, sebagai pelaku bisnis online tidak semata hanya ingin menjual suatu produk yang
dilakukan di media sosial ataupun aplikasi belanja online, tetapi harus juga mengikuti aturan
sebagai pelaku bisnis online. Dengan tujuan bisnis online tersebut dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan aturan Undang-Undang Bisnis Online yang berlaku. Tentu, sebagai pelaku bisnis
online juga harus lebih waspada terhadap keaslian foto produk dan produk jual agar sesuai dan
tersampaikan kepada konsumen dengan baik. Bagaimanapun konsumen juga memiliki hak pada
produk yang dibeli dan tentunya harus mendapatkan perlindungan yang baik. Tak hanya itu,
sebagai konsumen juga harus tegas dan segera mengambil tindakan terhadap pelaku bisnis online
yang melakukan tindakan kriminal atau tidak sesuai dengan aturan agar bisnis online tersebut
mendapatkan teguran ataupun hukuman yang berlaku.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt50bf69280b1ee/perlindungan-konsumen-
dala-e-commerce/
https://m.detik.com/news/berita/d-4302570/kasus-jual-online-gambar-hard-disk-ini-kata-
asosiasi-e-commerce
https://news.detik.com/berita/d-4302473/kasus-jual-beli-online-gambar-hard-disk-ahli-hukum-ada-
unsur-menipu

https://www.academia.edu/16657766/Makalah_E-commerce
1
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen Edisi Revisi, Kencana, 2016.

Anda mungkin juga menyukai