Anda di halaman 1dari 26

ROH ALLAH DAN ROH-ROH LAINNYA MENURUT PL

Nama : Melisda Novelita Napitu

Nim : 18.01.1684

Kelas/Prodi : III/Teologi

Mata Kuliah : MKP Pneumatologi PL

Dosen Pengampu : Dr. Jontor Situmorang


I. Pendahuluan

Roh diartikan sebagai sesuatu (unsur) yang ada dan jasad


yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup
(kehidupan). Di dalam bahasa Ibrani Roh diartikan sebagai Ruakh,
dan Roh Allah disebut ruackh Elohim yang berbicara tentang
kuasa-Nya. Dalam Perjanjian Lama selain Roh Allah ada terdapat
beberapa Roh lainnya, yaitu Malaikat, Iblis, Roh orang mati dan
Roh jahat. Setiap roh-roh ini memiliki peranan yang berbeda dan
masing-masing roh ini tentu memiliki hubungan dengan Roh
Allah. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang
Roh Allah dan roh-roh lainnya dalam Perjanjian Lama.

II. Pembahasan
II.1. Roh Allah
II.1.1. Pengertian Roh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
roh diartikan sebagai sesuatu unsur yang ada dalam
jasad manusia yang menyebabkan manusia hidup,
dan juga disebut dengan spirit atau semangat. Kata
roh juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup yang
tidak berbadan jasmani yang berakal budi dan
berperasaan (seperti malaikat atau setan). Dapat
juga berarti jiwa, badan halus.1 Berbicara tentang
roh sepertinya berbicara tentang sesuatu yang
abstrak, karena roh tidak dapat dilihat dan hanya

1
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), 752.
bisa dirasakan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa dalam bahasa Ibrani Roh berasal dari kata
‫( רּו ַח‬Ruakh) yang artinya adalah roh dan dapat juga
diartikan sebagai dalam Perjanjian Lama identik
dengan angin, nafas, watak, titik pedoman, tempat
kesadaran dan kemuan serta roh.2
II.1.2. Roh Allah dalam Perjanjian Lama

Di dalam KBBI roh diartikan sebagai


sesuatu (unsur) yang ada dan jasad yang diciptakan
Tuhan sebagai penyebab adanya hidup
(kehidupan).3 Di dalam bahasa Ibrani Roh diartikan
sebagai Ruakh, dan Roh Allah disebut ruackh
Elohim (ִ‫ )רּו ֵח אֳ ֹלה֮ ם‬yang berbicara tentang kuasa-
Nya. Secara harafiah Roh Allah berarti kehadiran
Allah yang aktif dan terlihat.4 Kata ruakh terdapat
378 kali dalam PL, bagian terbesar pemakaiannya
mengacu paca manusia, tapi kebanyakan berkaitan
dengan yang supra alami. Kata benda ruakh berasal
dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas
dengan kuat dari hidung. Umumnya ruakh berarti
bernyawa berkaitan dengan nafesy, makhluk hidup.

2
M.V. Van Pelt, New International Dictionary Of Old Testament
Theology and Exegese Vol 3 (Amerika: Paternoster Publishing, 1996),
8119-8120.
3
…, KBBI Edisi Ke-4 ( Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2008), 1179.
4
Jerry Mac Gregor & Maric Prys, 1001 Fakta Mengejutkan Tentang Allah
(Yogyakarta: Andi, 2003), 255.
Ruakh sering berarti angin, dan sering pula
dianggap berkuasa bahkan bisa merusak (Kel
10:13; 14:21; Ayub 21:18; Maz 1:4; 35:5; 107:25;
Yeh 1:4; 1 Raj 19:11). Tapi selalu dikendalikan
Allah menurut kehendak-Nya (Am 4:13; Ayb
28:25; Amsal 30:4; Maz 104:3; 135:7; 148:8).5
Berbicara tentang “Roh Allah (ruakh
Elohim)” berarti berbicara tentang kuasa-Nya.
Secara harafiah ruakh Elohim berarti kehadiran
Allah yang aktif dan tidak terlihat.6 Ungkapan
Ruakh Elohim juga merupakan ungkapan esensi
Allah yang aktif atau berkarya sebagai pribadiNya.7
Roh Allah adalah nafas Allah atau asas hidup Ilahi
yang dinyatakan dan diungkapkan dalam Roh,
inilah daya penciptaan Allah yang menampakkan
diri sebagai daya hidup dari Firman Allah.8 Roh
Allah adalah nafas Allah atau asas hidup Ilahi yang
dinyatakan dalam karya-Nya yang dinamis. Roh
inilah daya penciptaan Tuhan Allah yang
menampakkan diri sebagai daya hidup dari firman

5
…, Ensiklopedi AlkitabMasa Kini Jilid II M-Z ( Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2000), 316-317.
6
Jerry MacGregor & Marie Prys, 1001 Fakta Mengejutkan Tentang Allah
(Yogyakarta: Andi, 2003), 255.
7
Lioyd Neve, The Spirit Of God in The Old Testament, (Tokyo; Saibunsha,
1972), 2.
8
Harun Hadiwijono, iman Kristen (Jakarta: BPK-GM, 2012), 121-122.
Tuhan yang menciptakan (Mzm. 33:6).9 Tetapi juga
dalam waktu yang sama dan dengan cara yang ajaib
menjadi benih hujan (1 Raj. 18:45). Dalam
pengertian lain bahwa angin tidaklah luar biasa dan
juga tidak dapat menekan apa pun tergantung
kepada Allah, namun disisi lain angin tersebut tidak
terbatas walaupun tidak punya sayap namun dia
bisa pergi jauh dari dunia. Dia hadir dalam bentuk
angin tetapi kehadiranNya dikarenakan oleh
kesatuannya dengan Allah.10 Roh Allah adalah
kuasa Allah dan kekuasaan impersonal, di dalam
Roh ada kekuatan Allah.11 Roh Allah adalah
kehadiran Allah di dalam manifestasinya Ia lahir
menciptakan dunia. Roh Allah adalah kuasa yang
menciptakan manusia sebagai makhluk yang
hidup.12 Roh Allah adalah Roh yang keluar dari
dalam diri Allah yang berarti Allah juga. Kuasa
Roh mencerminkan Allah sendiri. Roh Allah
adalah pelaksana dari semua kehendak Allah, Roh-
Nya bekerja di seluruh bumi, Roh di utus oleh
9
Christoper J. H. Wright, Knowing The Holy Spirit Through The Old
Testament (Oxport: Monarch Books, 1988), 110.
10
Edmond Jacob, Theology Of Old Testament (London: Hodder and
Stoughton, 1958), 121-125.
11
David Coffey, Did You Receive The Holy Spirit When You Belleved?
Same Basic Questions For Pneumatology (Amerika: Marquette University
Press, 2005), 75.
12
Eduart Schweizer, The Holy Spirit (Philadelphia: Fortress Press, 1978),
13.
Allah (Mzm. 104:30) dan diberikan oleh Allah (Bil.
11:29, Yes. 42:1,5).

II.2. Roh-roh Lain dalam Perjanjian Lama


II.2.1. Malaikat
Para Malaikat adalah makhluk-makhluk
yang diciptakan (Mzm. 148:8). Alkitab tidak
menyatakan secara pasti kapan malaikat-malaikat
itu diciptakan. Pada mulanya semua malaikat
diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa
ciptaan-Nya baik (kej. 1:31). Bahkan setelah dosa
masuk ke dalam dunia, malaikat-malaikat Allah
yang baik, yang tidak memberontak kepada-Nya,
disebut kudus (bnd. Mrk. 8:38). Para malaikat
adalah makhluk, bukan pencipta. Namun mereka
adalah suatu golongan makhluk yang terpisah dan
berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dengan
manusia (bnd. 1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai
makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan
mereka terbatas (bnd. 1 Ptr. 1:11-12; Why. 7:1).
Sudah pasti, bahwa pengetahuan yang dimiliki para
malaikat dibatasi oleh keberadaan mereka sebagai
makhluk. Ini berarti bahwa mereka tidak
mengetahui segala sesuatu seperti Allah.13
Dalam Perjanjian Lama, ada satu dua
malaikat disebut dengan nama. Gabriel (Daniel
13
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 172-174.
8:16; 9:21) adalah malaikat yang juga berperan
sampai Perjanjian Baru (Lukas 1:19, 26). Mikhael
bukan malaikat biasa (Daniel 10:13 “salah seorang
dari pemimpinpemimpin malaikat,”). Dalam
Perjanjian Baru, Mikhael adalah kepala para
malaikat (Yudas 9 “penghulu malaikat”; juga
Wahyu 12:7). Gabriel diutus Allah kepada Daniel
untuk membawa sebuah jawaban doa yang
dimohonkan oleh Daniel (Daniel 10:11-14). Doa
itu sebenarnya sudah didengar sejak hari pertama ia
berdoa (10:2-3), tetapi jawaban doa itu lambat
diterima Daniel lantaran Gabriel terhalang datang
selama 21 hari untuk menghadapi roh-roh
pelindung kerajaan Persia. Untunglah, datang
Mikhael, seorang pemimpin malaikat, menolong
Gabriel dan menghadapi langsung roh-roh
pelindung kerajaan Persia, dan Gabriel pun dapat
dengan leluasa datang menemui Daniel untuk
menyampaikan jawaban doa yang dinanti-nanti
Daniel. Ada lima peran malaikat. Pertama,
menyampaikan pesan Allah kepada manusia
(Kejadian 22:11 agar Abraham tidak
mengurbankan anaknya; 31:11-13; Keluaran 3:2
Musa; 1 Raja-raja 19:5-8 Elia). Kedua, menyingkap
rahasia peristiwa yang akan terjadi terkait umat
Allah (Daniel 10:14). Ketiga, menjadi tanda
datangnya segera peristiwa istimewa, seperti suatu
kelahiran orang yang istimewa (Kejadian 16:7-14
Ismael; Hakim-hakim 13 Simson). Keempat,
melindungi umat, baik individu maupun kolektif
(Kejadian 48:16 Yakub; Keluaran 23:20-23; 33:2;
Mazmur 91:11), sekaligus menghadapai musuh
umat (2 Raja-raja 19:35//Yesaya 37:36; Mazmur
35:5-6). Kelima, melaksanakan hukuman Allah
atas orang berdosa di lingkungan umat.14

II.2.2. Iblis
Alkitab kita berbicara tentang malaikat-
malaikat yang baik dan kudus (Mar 8:38) serta
malaikat yang tidak taat (Yud 1:6). Malaikat yang
baik digambarkan sebagai tentara Allah yang
senantiasa siap untuk menaati FirmanNya. Mereka
melaksanakan Firmannya dengan mendengarkan
suaraNya (Mzm 103:20). Para Malaikat yang
memberontak dan tidak melakukan firmanNya
serta tidak mendengarkan perintahNya akan jatuh
kedalam Dosa, kemudian mereka berwujud sebagai
lawan, musuh dan pemberontak yang disebut
dengan Iblis, yang mewujudkan suatu kuasa yang
berusaha merusak karya-karya Allah. Sehingga dari
hal tersebut dapat kita ketahui bahwa iblis itu
berasal dari malaikat Allah yang memberontak dari

14
https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 , diakses pada
Selasa, 02 Maret 2021, pukul 16:00
pada perintah dan kebenaran Allah. Dalam arti
malaikat-malaikat Tuhan yang merasa sombong,
melalaikan dan mengabaikan tugas mereka sebagai
pesuruh Allah (Yeh 28:1-19), sehingga mereka
menjadi jahat dimata Allah, malaikat jahat ini
sering disebut dengan istilah pada masa kini
Lusifer.15
Kata Ibrani untuk Iblis adalah śaṭan dan
dalam Perjanjian Lama hanya disebut dalam tiga
kitab (Ayub, Zakharia, dan 1 Tawarikh). Untuk
alasan yang belum dimengerti, Alkitab Terjemahan
Baru konsisten menerjemahkan kata Ibrani śaṭan
sebagai Iblis.16 Kata Iblis berasal dari kata Ibrani
“Satan” yang berarti “to attack”, (figuratively)
accuse: (be an) adversary, resist. Bila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti
“untuk menyerang, (arti khiasan) menuduh:
(menjadi) musuh, lawan.17 Iblis dalam pekerjannya
dan kuasanya memiliki banyak sebutan atau
julukan terkhusus dalam perjanjian Lama, antara
lain: Iblis (Pemfitnah), Belial (yang tidak berguna/
yang jahat) (Yeh 9:3). Syaitan (ayub 1:6-7). Dewa

15
William W. Orr, The Misteri Of Satan, (Scriptural Press Publications,
1999), 15
16
https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 , diakses pada
Selasa, 02 Maret 2021, pukul 15:43
17
e-Sword, Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries.
lalat di Ekron (2 Raj 1:2), Pendakwa (Za 3:1). 18
Berdasarkan arti kata Satan, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pekerjaan iblis
adalah menyerang, menuduh, dan melawan baik
Allah dan manusia. Sejak jatuh kedalam dosa, Iblis
mengadakan permusuhan dengan Allah dan juga
manusia. Secara garis besar, Alkitab Perjanjian
Lama tidak memberikan keterangan yang terlalu
jelas tentang keberadaan Iblis dan apa pekerjaannya
di dalam dunia ini. kemunculannya hanya dijumpai
beberapa kali seperti dalam Kejadian 3:1 (bnd.
Wahyu 12:9) yang digambarkan hadir dalam rupa
ular. Gambaran tentang Iblis muncul pula dalam
nubuat nabi Yehezkiel tentang raja Tirus
(Yehezkiel 28:12-17). Iblis juga muncul di dalam
penglihatan Zakaria (Zakaria 3:1). Di dalam
seluruh Alkitab, istilah “Setan” hanya muncul
empat kali di seluruh Perjanjian Lama. jumlah
kemunculan kata ini yang sedemikian sedikit
tidaklah menunjukkan bahwa setan tidak bekerja
secara meluas di dunia ini.19 Acuan PL mengenai
Iblis jarang sekali, tapi Iblis terus-menerus terlibat
dalam kegiatan-kegiatan melawan kepentingan

18
W.N. Mcelrath, Billy Mathias, Ensklopedi Alkitab Praktis, (Bandung:
LLB, 1978), 154
19
Stephen Tong, Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Setan, (Surabaya:
Momentum, 2009), 86.
manusia.20 Iblis dan para pengikutnya sebagai
makhluk roh yang tidak mempunyai tubuh yang
tidak dapat dilihat, tetapi iblis sungguh-sungguh
ada. Iblis diciptakan sebagai pribadi dan
digambarkan sebagai makhluk yang cerdik.
Kepandaian dan kelicikan iblis sangat
membingungkan manusia. Alkitab menyatakan
Iblis beserta pengikut-pengikutnya seperti setan,
percaya akan Allah serta mereka gemetar
dihadapannya (Yak 2:19). Tatapi kepandaian
mereka dipergunakan untuk menggagalkan maksud
dan tujuan Allah, untuk memajukan maksud-
maksud iblis yang cemar dan yang dilarang oleh
Allah.21

II.2.3. Roh orang Mati


Roh orang mati disebut juga arwah. Selain
soul, spirit, dan departed spirit, arwah dalam
bahasa Inggris juga disebut shade dan tempat
tinggalnya disebut the shades. Kata shade berarti
warna kegelapan, yang sudah berkurang dari
kecemerlangannya. Arwah adalah sesuatu dari
manusia yang sudah berkurang kecemerlangannya.
Ada empat istilah Ibrani untuk arwah dan

20
…, Ensiklopedi AlkitabMasa Kini Jilid I A-L, (England: The Inter-
Varsity Fellowship, 1982), 409.
21
William W. Orr, The Misteri Of Satan, 19-21
Perjanjian Lama dengan sengaja tidak memakai
kata ruaḥ. Pertama, ’iṭṭim (Yesaya 19:3) hanya
sekali. Di Babilonia dikenal arwah jahat yang
ditakuti. Kedua, elohim (1 Samuel 28:13 “roh,”
Yesaya 8:19 “arwah-arwah,”). Ketiga, rěpa’im.
Arwah adalah penghuni dunia orang mati (Kejadian
37:35 šě’ol; bnd. Yehezkiel 32:23-27 ’ereṣ ḥayyim
“dunia orang-orang hidup”). Dunia orang mati
(Sheol) digambarkan dalam berbagai sebutan:
dunia arwah (Yesaya 26:19 ’ereṣ rěpa’im), bawah
air (Ayub 26:5 taḥat mayyim), dunia orang mati
yang paling bawah (Ulangan 32:22 šě’ol taḥtit;
Mazmur 86:13 šě’ol taḥtitiyya; Yesaya 7:11
ha‘meq šě’ol), bumi yang paling bawah (Yehezkiel
31:16 ’ereṣ taḥtit; 32:24 ’ereṣ taḥtiyyot), tempat
sunyi (Mazmur 94:17; 115:17 duma), kubur,
tempat kebinasaan (’abaddon), gelap, dan negeri
segala lupa (Mazmur 88:12-13). Ada kumpulan
arwah (Amsal 21:16 qĕhal rĕpa’im “tempat arwah-
arwah berkumpul”). Arwah tidak ingat apa-apa
(Yesaya 26:14), karena itu tidak memiliki alasan
untuk bersyukur kepada Allah (Mazmur 88:10).
Arwah lemah, tidak berdaya, tidak memiliki
vitalitas, tanpa kekuatan untuk melakukan yang
baik atau jahat (Yesaya 14:9-10). Keempat, ’obot.
Dalam Perjanjian Lama, ’obot (sg. ’ob) sebanyak
17 kali (tetapi Ayub 32:19 tidak jelas kaitannya
dengan arwah), tidak termasuk Obot sebagai nama
tempat (Bilangan 21:10, 11; 33:43-44). Kata
yiddě‘onim (sg. yiddě‘oni “yang mengetahui”;
seakar dengan yada‘ “tahu”), total 11 kali, selalu
berpasangan dengan ’obot (Imamat 19:31; 20:6, 27;
Ulangan 18:11; 2 Raja-raja 21:6//2 Tawarikh 33:6;
Yesaya 8:19; 19:3).21 Dalam Terjemahan Baru,
yiddě‘onim diterjemahkan sebagai “roh peramal.”
Namun, ’obot dan yiddě‘onim membentuk sebuah
pasangan kata (hendiadis) dengan arti kurang lebih
“arwah yang mengetahui” (arwah yang kepadanya
orang meminta suatu informasi). Sebagai obyek
fisik suatu tindakan, ’obot melalui metonimia
(pemakaian kata yang mewakili penggantian obyek
atau gagasan dengan kata lain yang ada kaitannya)
merujuk pemanggil arwah (1 Samuel 28:3
“menyingkirkan”; ayat 9 “melenyapkan”; 2 Raja-
raja 23:24 “menghapuskan”).22

II.2.4. Roh Jahat


Roh Jahat adalah kekuatan yang
memberontak terhadap Allah. kejatuhan manusia
yang pertama mengakibatkan hukuman dan diusir
dari taman Firdaus, hal ini sebagai bukti ketidak
harmonisan antara roh kejahatan dan roh Allah.

22
https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 , diakses pada
Selasa, 02 Maret 2021, pukul 18:09
Allah ingin agar dunia dan manusia hidup di dalam
Allah dengan harapan ada keteraturan dan
kehidupan. Namun sejarah mencatat bahwa
manusia cenderung hidup di dalam kehendaknya
sendiri, mereka sering tergoda dipimpin oleh roh
kejahatan. Kisah kekejaman Kain terhadap Habil
adalah contoh perkembangan roh kejahatan.
Penulis kitab Kejadian tidak tanggung-tanggung
menyaksikan kemarahan Allah terhadap dunia dan
manusia yang dikuasai roh jahat. Air bah harus
terjadi sebagai konsekwensi atas kejahatan
manusia. Air bah adalah pengajaran Allah yang
sangat keras terhadap dunia ciptaan-Nya dan
maksudnya adalah agar manusia sadar pentingnya
kehidupan. Allah membenci kegelapan dan
sebaliknya merindukan terang dalam kehidupan
umat-Nya. Roh jahat berkuasa dalam menciptakan
kegelapan, kekacauan dan kematian di tengah-
tengah dunia ini. Roh jahat bersumber dari iblis
mampu meruntuhkan kesetiaan, kebenaran dan
kehidupan manusia.23
Roh-roh jahat juga disebut sebagai roh-roh najis
menunjukkan bahwa apapun yang mereka lakukan
memutarbalikkan segala sesuatu yang bersih, mulia
dan benar. Pemutarbalikan ini dapat dilakukan

23
Agus Jetros Saragih, Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu
Kontekstual, (Medan: Bina Media Perintis, 2015), 25-27.
dengan cara memperkembangkan kebaikan maupun
kejahatan. Pelanggaran susila orang-orang Kanaan
nampaknya bisa ditelusuri sebagai kegiatan dari roh
jahat (Im. 18:6-30;Ul. 18:9-14).24
Roh Jahat berbeda dengan makhluk ciptaan
yang terdiri dari daging dan darah, roh-roh jahat
adalah makhluk roh (bnd. Ef. 6:12). Kadang-
kadang roh-roh jahat dapat menampilkan kekuatan
yang melampaui kekuatan manusia biasa pada saat
mereka bekerja dengan memakai umat manusia.
Pada umumnya roh-roh jahat bertindak sebagai
utusan setan untuk menyebarluaskan rencananya
guna menggagalkan rencana Allah. meskipun setan
memiliki keterbatasan secara ciptaan, namun roh-
roh jahat menyebarluaskan kuasa dan kegiatannya
dengan sangat gencar. 25
II.3. Hubungan Roh Allah dan Roh-roh lainnya
menurut perjanjian Lama
II.3.1. Hubungan Roh Allah dengan Malaikat
Dalam konsep kuno, malaikat
merepresentasikan kehadiran Allah, yang kemudian
hari disebut Shekina. Dalam bentuk makhluk,
malaikat merepresentasikan kehadiran Allah
(Hakim-hakim 13 Malaikat TUHAN, Malaikat
Allah; tetapi lihat ayat 22). Allah yang
24
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 240.
25
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: ANDI, 2014),233- 237.
menyelamatkan umat-Nya disebut mal’ak panayw
(Yesaya 63:9 “the angel of His presence”; bukan
Terjemahan Baru “seorang duta atau utusan”).
Malaikat tampak kepada manusia juga dalam rupa
manusia (Daniel 9:21 ha’iš gabri’el “the man
Gabriel”; KJV, TNK, NASB; 10:18 kěmar’e ’adam
“rupanya seperti manusia”). Yakub bergulat dengan
seorang pria misterius di tepi sungai Yabok
(Kejadian 32:24-30). Yosua berjumpa dengan pria
yang menghunus pedang (Yosua 5:13- 15
“Panglima Balatentara TUHAN”). Abraham
menjamu tamunya dengan baik yang ternyata tiga
malaikat (Kejadian 18). Malaikat bisa
menampakkan diri hanya kepada orang yang
memerlukan penampakan itu (Daniel 10:7). Manna
adalah makanan malaikat (Mazmur 78:24-25).
Malaikat memiliki kebijaksanaan untuk
membedakan benar dan salah (2 Samuel 14:17, 20;
19:27).26 Perjanjian Lama selalu menyebutkan
malaikat-malaikat sebagai makhluk yang nyata,
yang berwujud, yang sungguh-sungguh ada. Dalam
tiga puluh empat peristiwa yang tercatat dalam
tulisan-tulisan Musa, malaikat-malaikat selalu
menampakkan diri sebagai makhluk yang sungguh
ada yang melakukan hal-hal tertentu sesuai dengan

26
https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 , diakses pada
Selasa, 02 Maret 2021, pukul 18:09
sifat pelayanan mereka sebagai pesuruh/utusan.
Sebagai contoh, Abraham makan dan bercakap-
cakap dengan Malaikat (Kej.18). Dalam kitab-kitab
Kejadian, keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan
dan Hakim-hakim ada banyak acuan yang
menunjukkan kepada Malaikat Yahweh yang
rupanya bersifat ke-Allahan. Seorang malaikat
menjalankan hukuman atas Israel setelah Daud
salah mengadakan cacah jiwa (2 Sam. 24:16).
Yesaya menunjuk kepada Serafim (Yes. 6:2), dan
Yehezkiel menunjuk kepada Kerub (Yeh. 10:1-3),
Daniel menyebutkan Gabriel (Dan. 9:20-27) dan
Mikhael (Dan. 10:13; 12:1). Zakharia sering
menyebut malaikat-malaikat sebagai agen-agen
Allah (Za. Pasal 1). Dalam kitab Mazmur para
malaikat digambarkan sebagai abdi-abdi Allah
yang menyembah Dia dan yang melepaskan umat-
Nya dari kerugian/kerusakan/kejahatan (Mzm.
34:7-8; 91:11; 103:20).27

II.3.2. Hubungan Roh Allah dengan Iblis


Iblis memperoleh izin masuk kehadapan
Allah, namun tunduk kepada kuasa-Nya yang
tertinggi. Tujuan iblis sangat membahayakan, ia
mewakili pertikaian dan kehendak jahat. Sehingga
satu segi peranan Iblis dalam kitab Ayub, Dia
27
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 169.
adalah makhluk ciptaan Allah, namun merupakan
lawan dari kehendak Allah (Mat 4:1-11), ia
berusaha menggoda umat Allah secara jasmani (2
Kor 12:7), Maupun rohani (2 Kor 11:14). Ia telah
dikalahkan oleh ketaatan Kristus dan akan lenyap
Pada Akhirnya (Why 20:2,7,10). Kita dapat melihat
bahwa strategi iblis tidak untuk menggoda Ayub
melakukan dosa-dosa seprti perzinahan,
kecurangan, korupsi dan lain sebagainya,
melainkan mencobainya ke arah dosa yang paling
hebat yakni ketidak taatan kepada Allah. Dalam
Kitab Ayub dikatakan bahwa iblis hanya dapat
mencobai Ayub sejauh Allah mengijinkannya
(Ayub 1:8, 2:3). Artinya bahwa iblis berperan
hanya sebagai yang tunduk kepada hak daulat
Allah. Setelah merampas segala kekayaan dan
kebahagiaan duniawi Ayub, iblis disingkirkan
begitu saja, sehingga pada akhir ceritra tidak
disebutkan lagi.28 Kitab Ayub memperkenalkan
Iblis sebagai pendakwa orang beriman (bnd. Zakh.
3:1; Why. 12:10). Ketika Allah menarik
perhatiannya kepadakebenaran Ayub, yang tidad
dapat dirusaknya itu, ia menuduh Ayub mempunyai
sifat “mencari untung”. Iblis mengatakan bahwa
Ayub tidak akan setia lagi kepada Allah, jika Allah
mengambil berkat-berkat jasmaniah itu dri
28
Frederick S. Lealy, Iblis Sudah Keok, (Jakarta: BPK-GM, 1979), 37
padanya.29 Satu-satunya yang menjadi tujuan Iblis
untuk mencobai Ayub, telah ia nyatakan sendiri
sejak penampilan pertamanya derada di hadapan
Allah, yaitu agar Ayub berhenti dari kesalehan
hidupnya dan ketaatannya kepada Allah dan
berbalik mengutuki Allah. Dalam Ayub 1:11 dan
diulangi dalam 2:5, iblis berkata: “...ia pasti
mengutuki Engkau di hadapan-Mu”. Tujuannya
yang jahat ini, ia ulangi melalui perantaraan istri
Ayub, “masih bertekunkah engkau dalam
kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!”
(psl. 2:9). Dalam hal mencobai Ayub, yang ia
lakukan bukanlah menggoda Ayub untuk
melakukan dosa-dosa tertentu-perzinahan,
kecurangan, kekejaman atau sebagainya-melainkan
mencobai dia untuk tidak lagi setia kepada Allah.30

II.3.3. Hubungan Roh Allah dengan Roh orang


mati
Alkitab mencatat bahwa roh orang yang
sudah mati akan kembali kepada Allah. Di dalam
Pengkhotbah 12:7 mencatat bahwa, “… roh
kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”

29
Clarence H. Benson, Pengantar Perjanjian Lama: Puisi dan Nubuat,
(Malang: Gandum Mas, 2004), 6.
30
W. S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2,
(Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1994), 141
Dari ayat ini, kata “Allah yang mengaruniakannya”
dapat dipahami sebagai ‘anugerah Allah’, karena
roh yang ada pada manusia itu diberikan bukan
karena permintaan manusia, melainkan inisiatif dari
Allah sendiri. Selain itu, penting juga untuk
memahami kata “kembali”, karena apa yang telah
diberikan oleh Allah akan kembali kepada-Nya.
Sehingga, roh yang ada pada manusia akan kembali
kepada Allah yang telah mengaruniakannya. Hal
itu akan kembali pada Allah apabila sudah
waktunya, yaitu saat manusia mengalami kematian
atau meninggalkan dunia ini. Daud juga
mengungkapkan dalam Mazmur 104:30 bahwa, “...
apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka
mati binasa dan kembali menjadi debu.” Jadi, dari
kedua ungkapan ayat di atas, dapat dipahami bahwa
segala sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada
manusia akan kembali kepadaNya, sehingga saat
manusia mengalami kematian, rohnya akan
kembali kepada Allah yang telah mem- berikan roh
itu kepada manusia seperti yang terjadi pada awal
penciptaannya (bnd. Kej. 2:7).31

II.3.4. Hubungan Roh Allah dengan Roh jahat

31
Scheunemann, V. Dunia Orang Mati. Yayasan Persekutuan Pekabaran
Injil Indonesia (Malang: 1983), 7
Roh jahat adalah kontras roh Tuhan (ruaḥ
baik). Keduanya bukan entitas personal, namun
sumbernya sama yakni Tuhan. Kedua jenis roh itu
sejajar, tetapi efeknya bertolak belakang. Karena
itu, kedua roh tidak dapat hadir sekaligus pada saat
yang sama dalam diri seseorang. Pada 1 Samuel,
roh Tuhan berperan penting. Pada awal
kepemimpinannya sebagai raja Israel, Saul dikuasai
roh Tuhan (1 Samuel 10:6 roh Tuhan; seterusnya
roh Allah dalam 10:10; 11:6; 19:20, 23). Itu berarti
meski Saul merupakan raja hasil pemilihan rakyat
secara demokratis, kepemimpinannya direstui-Nya
dan Tuhan besertanya. Namun, keadaan itu berubah
ketika roh Tuhan berpaling dari Saul dan beralih
kepada Daud, serta Saul sebagai gantinya dikuasai
roh jahat (1 Samuel 16:13-14).32 Dalam Perjanjian
Lama, ruaḥ jahat belum sebagai roh jahat yang
yang bersifat pribadi, yang secara aktif menentang
Allah dan menghambat pelaksanaan rencana-Nya.
Penyebutan roh jahat yang dikaitkan dengan Allah
menyiratkan teologi narator Alkitab yang mengakui
otoritas absolut Allah dalam membuat Saul tidak
lagi sanggup memerintah dengan baik sebagai raja,
terutama dalam menghadapi Daud.33 Dengan
mengasalkan roh jahat kepada Allah, hendak

32
C. Dohmen dan D. Rick, Theological Dictionary of the Old Testament.
(Grand Rapids: Eerdmans, 1974-2006), 578.
dikatakan bahwa Allah juga berkuasa atas perilaku
Saul sehingga perasaan dan pikirannya berakibat
buruk (ra‘a) bagi dirinya sendiri, namun bukan
Allah penyebab langsung keburukan itu, melainkan
suatu roh jahat.34 Roh jahat yang dikaitkan dengan
’elohim menunjuk roh yang memberikan pengaruh
buruk kepada Saul yang dikuasai suatu perasaan
dan pikiran jahat, sebagai manifestasi hukuman
Allah dan berperan dalam melaksanakan rencana
Tuhan terkait kejatuhan Saul.
Pandangan umum bahwa kedua roh tersebut
tidak mempunyai hubungan, roh jahat tidak
berhubungan dengan Roh Allah, bahkan kedua roh
ini saling bertentangan dan bermusuhan. Mudah
menemukan kesaksian Alkitab dalam mendukung
pandangan dia atas. Roh jahat yang sering
dianalogikan sebagai musuh Allah adalah sumber
kegelapan, kekacauan (ibr. Tohuwabohu) dan
kematian (ibr. Mawet). Kisah penciptaan diawali
dengan berita tentang bumi yang gelap gulita
kosong dan tidak berbentuk (Kej. 1:2-3). Namun
dalam konteks seperti itu Allah dengan Roh-Nya
hadir dan berkarya menciptakan kebaikan,

33
Th. C. Vriezen, Agama Israel Kuna, terj I. J. Cairns (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1981), 74
34
https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 , diakses pada
Selasa, 02 Maret 2021, pukul 15:43
keteraturan dan kehidupan ditengah-tengah dunia
yang gelap dan kacau balau tersebut. Duni
diciptakan Allah berupa tatanan yang sangat teratur
menurut hukum-hukum alam. Allah senantiasa
dipuji-puji, namun dipihak lain hal-hal yang
bersifat tohu wabohu atau kacau balau tetap ada.
Roh Allah sebagai sumber keteraturan sementara
roh jahat sebagai sumber kekacauan.35
III. Kesimpulan

Berbicara tentang roh sepertinya berbicara tentang sesuatu


yang abstrak, karena roh tidak dapat dilihat dan hanya bisa
dirasakan. Dalam Perjanjian Lama kecuali Roh Allah, dan
manusia ada beberapa Roh yang dibahas dalam perjanjian lama
seperti Malaikat, Iblis, Roh orang mati dan Roh orang jahat.
Malaikat adalah makhluk-makhluk yang diciptakan (Mzm.
148:8). Malaikat adalah makhluk, bukan pencipta. Malaikat
merepresentasikan kehadiran Allah, yang kemudian hari disebut
Shekina. Dalam bentuk makhluk, malaikat merepresentasikan
kehadiran Allah (Hakim-hakim 13 Malaikat TUHAN, Malaikat
Allah; tetapi lihat ayat 22). Kata Ibrani untuk Iblis adalah śaṭan
dan dalam Perjanjian Lama hanya disebut dalam tiga kitab (Ayub,
Zakharia, dan 1 Tawarikh). Iblis memperoleh izin masuk
kehadapan Allah, namun tunduk kepada kuasa-Nya yang tertinggi.
Tujuan iblis sangat membahayakan, ia mewakili pertikaian dan
kehendak jahat. Roh orang mati disebut juga arwah. Selain soul,
35
Agus Jetros Saragih, Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu
Kontekstual, (Medan: Bina Media Perintis, 2015), 24-25.
spirit, dan departed spirit, arwah dalam bahasa Inggris juga
disebut shade dan tempat tinggalnya disebut the shades. Alkitab
mencatat bahwa roh orang yang sudah mati akan kembali kepada
Allah. Di dalam Pengkhotbah 12:7 mencatat bahwa, “… roh
kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” Roh Jahat adalah
kekuatan yang memberontak terhadap Allah. Roh jahat adalah
kontras roh Tuhan (ruaḥ baik). Keduanya bukan entitas personal,
namun sumbernya sama yakni Tuhan. Kedua jenis roh itu sejajar,
tetapi efeknya bertolak belakang. Karena itu, kedua roh tidak
dapat hadir sekaligus pada saat yang sama dalam diri seseorang.

IV. Daftar Pustaka

…, Ensiklopedi AlkitabMasa Kini Jilid I A-L, England: The


Inter-Varsity Fellowship, 1982

…, Ensiklopedi AlkitabMasa Kini Jilid II M-Z, Jakarta:


Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2000

…, KBBI Edisi Ke-4, Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama,


2008

Benson, Clarence H. Pengantar Perjanjian Lama: Puisi dan


Nubuat, Malang: Gandum Mas, 2004

Coffey, David. Did You Receive The Holy Spirit When You
Belleved? Same Basic Questions For Pneumatology, Amerika:
Marquette University Press, 2005

Dohmen, C. dan D. Rick, Theological Dictionary of the Old


Testament. Grand Rapids: Eerdmans, 1974-2006
Gregor, Jerry Mac & Maric Prys, 1001 Fakta Mengejutkan
Tentang Allah, Yogyakarta: Andi, 2003

Hadiwijono, Harun. iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2012

https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/195/178 ,
diakses pada Selasa, 02 Maret 2021, pukul 15:43

Jacob, Edmond. Theology Of Old Testament, London: Hodder


and Stoughton, 1958

Lasor, W. S. D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar


Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1994

Lealy, Frederick S. Iblis Sudah Keok, Jakarta: BPK-GM, 1979

M.V. Van Pelt, New International Dictionary Of Old


Testament Theology and Exegese Vol 3, Amerika: Paternoster
Publishing, 1996

Mcelrath, W.N. Billy Mathias, Ensklopedi Alkitab Praktis,


Bandung: LLB, 1978

Neve, Lioyd. The Spirit Of God in The Old Testament, Tokyo;


Saibunsha, 1972

Orr, e-Sword, Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries.

Orr, William W. The Misteri Of Satan

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Balai Pustaka, 1995

Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2, Yogyakarta: ANDI, 2014


Saragih, Agus Jetron. Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu
Kontekstual, Medan: Bina Media Perintis, 2015

Schweizer, Eduart. The Holy Spirit, Philadelphia: Fortress


Press, 1978

Tong, Stephen. Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Setan,


Surabaya: Momentum, 2009

Vriezen, Th. C. Agama Israel Kuna, terj I. J. Cairns Jakarta:


BPK Gunung Mulia, 1981

William W. The Misteri Of Satan, Scriptural Press


Publications, 1999

Wright, Christoper J. H. Knowing The Holy Spirit Through


The Old Testament, Oxport: Monarch Books, 1988

Anda mungkin juga menyukai