Anda di halaman 1dari 9

Nama : Andrewin Felix Sinaga

Nim : 18.01.1618

Kelas/Prodi : IV-B/Teologi

Mata Kuliah : Seminar Sejarah Gereja

Dosen Pengampu : Dr. Jan Jahaman Damanik

Peran GKPS Melayani Lansia Masa Pandemic Covid-19

I. Latar Belakang

Lanjut Usia adalah salah satu fase kehidupan manusia yang tidak boleh tidak harus
dihadapi. Menua atau menjadi tua tidak pernah dapat dihindari oleh siapapun, betapapun
canggihnya teknologi kosmetik dan kedokteran modern. Setiap makhluk hidup akan menjadi
tua dan menghadapi krisis lanjut usia. Lansia merupakan orang yang sistem biologisnya
mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usia yang sudah lanjut.
Pada lansia terjadi penurunan kapasitas fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot
serta kekuatannya yang akan menjadi penghambat dalam melaksanakan aktivitas. 1 Menua
adalah suatu proses kehilangan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normal sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua
merupakan proses yang terusmenerus (berlanjut) secara alamiah. Sejauh ini, virus Corona
terlihat lebih sering menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut usia (lansia)
disbanding dengan orang dewasa atau anak.2

Mereka membutuhkan perhatian, baik dalam keluarga, masyarakat maupun gereja,


sehingga mereka dapat menikmati kehidupannya secara wajar seiring dengan proses
penuaan tersebut terutama di situasi pandemic Covid-19 saat ini. Dengan lebih terperinci, Earl
F. Zeigher, mendaftarkan kebutuhan lansia dalam proses menjalani masa menuanya, yakni:
Kepastian tentang kasih Allah yang berkelanjutan, Jaminan bahwa hidupnya dilindungi,
1
Hanna Santoso dan Andar Ismail. Memahami Krisis lanjut Usia,(Gunung Mulia,2012), 7-8
2
Titik Respati dan Hilmi Sulaiman, Kopidpedia, (Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba, 2020),
143
Bebas dari emosi yang memuncak (khususnya mengenai rasa bersalah, kesedihan, rasa
takut), Bebas dari kepedihan karena kesepian. Suatu pandangan hidup menyangkut waktu
dan kekekalan, Melanjutkan pertumbuhan spritual melalui pengalaman baru, Kepuasan status
dalam kehidupan selaku manusia. Merasa dibutuhkan atau merasa dirinya memiliki sesuatu
yang berguna bagi orang lain.3

II. Pembahasan
II.1. Sejarah singkat Covid-19

COVID-19 (Coronavirus Disease-19) adalah penyakit menular yang disebabkan


oleh evere acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2), yang sama dengan
penyebab SARS pada tahun 2003. Meski tergolong dalam satu keluarga besar virus,
namun berbeda jenis virus, dan penyebarannya lebih luas dan cepat dibanding virus
SARS. Sejak Desember tahun 2019, negara-negara di dunia mengalami pandemi penyakit
menular ini.4 Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Offce melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifkasi pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus). Pada awal tahun
2020 NCP mulai menjadi pendemi global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa
negara di luar RRC. Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster
pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan
kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya
diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Pandemi ini
terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar China.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan
penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease
(COVID-19). COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga
besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda
3
Daniel susanto. Pelayanan pastoral di Indonesia, (Jakarta: mejelis jemaat GKI menteng, 2008), 111-114
4
Vennetia R. Danes, panduan perlindungan lanjut usia berprespektif gender pada masa Covid-19,
(Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Republik Indonesia)
jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%)
lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus
COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran
yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.5

II.2. Lansia
2.1. 1. Sekilas tentang Lansia

Usia Lanjut adalah sesuatu proses perubahan yang terjadi pada seseorang
setelah kematangan fisik dicapai. Pada umumnya, usia lanjut ini dijelaskan terjadi
dalam tiga aspek, yakni usia lanjut secara biologis (kronologis), psikologis dan secara

sosiologis. Menua tidak dapat dihindarkan, meskipun bagi banyak orang seringkali
menjadi suatu tahap perkembangan hidup yang sulit diterima. Proses menjadi lanjut
usia atau menjadi tua seperti menghadapkan seseorang pada salah satu tugas yang
paling sulit, karena manusia menolak pelepasan mahkota hidupnya di dalam proses
menjadi tua.6 Ada tiga hal yang harus dihadapi oleh kaum lansia saat memasuki
proses menjadi tua yaitu :

1) Kaum lansia harus menghadapi perjuangan perubahan fisik, antara lain tanda-
tanda yang tampak oleh mata seperti warna rambut yang menjadi putih, kulit yang
keriput dan juga melemahnya organ-organ tubuh (mata, pendengaran, dan organ
dalam seperti jantung, otot sampai pada pencernaan). Mereka kerapkali harus
merasakan sakit dan menyerah untuk menerima perawatan berulang kali.
2) Tidak mengherankan jika kaum lansia akan mengalami perubahan psikososial,
yaitu permasalahan psikologi yang sering timbul (lebih banyak disebabkan)
karena tidak berhasil menemukan jalan keluar dari masalah akibat dari proses
menua. Kaum lansia sering dianjurkan agar mampu menghadapi berbagai
persoalan dengan sikap enteng hingga mereka tidak merasa terdesak untuk
mengubah orientasi kehidupanyang selama ini secara tetap di ikutinya. Perubahan

5
Safrizal ZA, dkk, Pedoman umum menghadapi pandemic Covid-19, (Jakarta: Kementerian Dalam
Negeri,2020), 2

6
Alfons Deeken, Usia Lanjut, (Yogyakarta : Kanisius, 1986),13
psikososial tidak akan menjadi masalah jika kaum lansia mencapai pemaknaan
hidup yang utuh (hidup yang berguna, beberperan bagi kehidupan orang lain).
3) Perlakuan lingkungan terhadap kaum lansia juga terjadi dan harus dihadapi oleh
kaum lansia. Lingkungan mulai dari keluarga, masyarakat sekitar, negara bahkan
gereja seringkali termasuk di dalamnya. Perlakuan lingkungan akibat stereotipe
terhadap kaum lansia sebagai manusia yang lemah dan tidak berguna lagi.7
2.2. 3. Lansia di GKPS

Lansia di GKPS merupakan seksi kategorial baru di GKPS. Sebelum sinode


GKPS yang ke 44 dalam tata gereja dan peraturan gereja orang lanjut usia belum
masuk bagian dari wadah pelayanan kategorial yang ada dalam PRT dan tata gereja
GKPS pasal 17 ayat 7, usia lansia dikaitkan dengan masa umur pelayanan seorang
pelayan yakni 65 tahun. Dan hal ini terbukti dalam setiap kegiatan orang lanjut usia
yang ada di GKPS di mulai dari usia 65 tahun. 8 Sehingga bidang kategorial hingga
tahun 2020 belum di sahkan adanya bidang kategorial seksi lansia. Hingga pada tahun
2021, lansia diputuskan sebagai salah satu seksi dalam kategorial di GKPS. Mengenai
kegian, tanggung jawab, hak, kewajiban dan lain sebagainya telah diaturkan dalam
tata gereja GKPS Sinode bolon GKPS ke 44.

Dalam rangka GKPS


melaksanakan panggilan dan
pengutusannya, Seksi Lanjut usia atau
disingkat Lansia GKPS adalah badan
pelayanan yang melaksanakan
pelayanannya di bidang kategorial.
Lanjut usia yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan yang telah berusia 60
tahun ke atas. Dalam rangka GKPS melaksanakan panggilan dan pengutusannya,
Seksi Lansia GKPS bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga spiritualitas dan

7
John W. Santrock, Life Span Development, (Jakarta : Erlangga, 2002), 240.

8
GKPS, Tata Gereja dan Peraturan-peraturan GKPS (P.Siantar: Kolportase GKPS-Sinarta-Medan, 2003),
133-209
pemberdayaan warganya agar lebih berperan serta dalam keluarga, gereja,
masyarakat, dan negara. Seksi Lansia GKPS bertanggung jawab untuk: Berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan Seksi Lansia, Saling melayani di
antara warga Seksi Lansia dalam keadaan suka dan duka, Memberikan persembahan
khusus untuk pelayanan Seksi Lansia. dan berhak untuk: Memeroleh pelayanan
dalam keadaan suka dan duka, Memilih dan dipilih menjadi anggota Pengurus Seksi
Lansia dalam semua lingkup kepengurusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
Mempunyai hak bicara dan hak suara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lansia
GKPS memiliki beberapa kegiatan, antara lain 1. Mendalami Firman Tuhan dan
menghayatinya dalam hidup sehari-hari. 2. Mengajarkan peran dan fungsi anggota
Seksi Lansia sebagai teladan dan imam dalam keluarga. 3. Memperluas kecerdasan
dan keterampilan anggota Seksi Lansia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. 4. Melaksanakan tugas-tugas GKPS dikalangan Lansia khususnya dan
tugas-tugas GKPS umumnya.9

2.3. GKPS selama pandemic Covid-19

Pada 14 Maret 2020, pimpinan pusat GKPS menghimbau seluruh Jemaat


GKPS termasuk lansia dihimbau agar saling bahu-membahu dalam penanganan
Covid-19 dengan cara selalu mensterilkan tempat ibadah dan bagi yang merasa
kurang enak badan disarankan agar tidak mengikuti peribadahan di gereja terutama
bagi anak-anak dan lansia.10 Oleh karena penyebaran covid makin masif, cepat dan
telah banyak memakan korban sehingga pada 26 Maret 2020 pimpinan pusat GKPS
menghimbau agar segala kegiatan peribadahan baik Ibadah Minggu, Partonggoan
(kebaktian rumah tangga) dilakukan dirumah masing-masing sehingga gereja
ditutup.11 Namun keadaan tersebut bukan menjadi penghalang bagi jemaat GKPS
untuk beribadah. Warga jemaat GKPS beribadah dirumah masing-masing dengan
menggunakan teknologi yang ada, seperti YouTube, Live Streaming, dan dengan

9
Pimpinan Sinode GKPS, Tata Gereja GKPS (Dokumen Sinode Bolon GKPS Ke-44 N0. 2), (P. Siantar:
Kantor Pusat gkps, 2020), 100
10
Pimpinan Pusat GKPS hal.sosialisasi tentang Covid-19, Pematangsiantar, 14 Maret 2020
11
Pimpinan Pusat GKPS hal.tentang pelaksanaan Kegiatan Keagamaan pada masa Pandemic,
pematangsiantar, 26 Maret 2021
memberikan tata ibadah beserta renungan kepada masing-masing keluarga.12 Perlahan
beberapa gereja GKPS dibuka dengan syarat mematuhi protokol kesehatan yang telah
ditetapkan. Bagi gereja harus menyediakan tempat mencuci tangan, pengukur suhu,
dan handsanitiser. Kegiatan sekolah minggu tetap ditiadakan menimbang anak-anak
kurang mengerti untuk menjaga jarak dan tentang penanganan covid-19. Lansia
disarankan agar beribadah dari rumah, tidak ikut serta datang ke gereja, lansia rentan
terpapar virus covid-19 karena daya tahan tubuh yang tidak kuat lagi terutama bagi
lansia yang memiliki riwayat penyakit dalam. 13 dan Pada 17 Juni 2021 pimpinan
sinode GKPS kembali memberikan himbaun kepada seluruh jemaat GKPS
dikarenakan adanya gelombang kedua penyebaran virus Covid-19 dan semakin
banyak jemaat GKPS yang terpapar covid-19 yang mengharuskan isolasi mandiri.
Mengikuti surat edaran pada tanggal 16 Juni 2021 dari Menteri Agama Republik
Indonesia tentang Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan di Rumah ibadat,
maka jemaat GKPS dihimbau agar kepada jemaat yang tinggal di daerah Zona merah,
agar berkoordinasi dengan aparat yang terkait. Jika tidak memungkinkan melakukan
ibadah, maka ibadah dilakukan secara on-li ne atau dengan mneyediakan tata ibadah.
Setiap acara yang berhubungan dengan gereja seperti pemberkatan dll, terlebih
dahulu meminta ijin kepada pihak yang terkait dan jika mendapatkan ijin maka tetap
menjaga protokol kesehatan yang telah dianjurkan.14

2.4. Peran GKPS Melayani Lansia Masa Pandemic Covid-19

Peranan GKPS, pada masa Pandemic Covid-19 seiring berjalannya waktu


dari tahun 2019 hingga saat ini, tentu pelayanan kepada lansia tetap dijalankan
sebagai tugas dan tanggungjawab gereja. Di GKPS lansia dalam masa tuanya
mempunyai kegiatan Mendalami Firman Tuhan dan menghayatinya dalam hidup
sehari-hari. Di situasi pandemic Covid-19 saat ini, pelayanan kepada lansia dirasa
penting agar lansia tidak merasa terasingkan karena tidak dapat beribadah bersama di
gereja. Pelayanan yang GKPS lakukan kepada lansia ialah memberikan penghargaan
bagi lansia (tidak semua gereja gkps) di gereja dan kujungan kerumah lansia yang
12
Hasil wawancara kepada Pdt. Devit Sumbayak, S.Th, Pada Rabu, 15 September 2021
13
Hasil wawancara kepada Bv. Mannaidah Sinaga, pada Rabu, 08 September 2021, pukul 12:21
14
Pimpinan Pusat GKPS hal.sosialisasi tentang pelaksanaan Kegiatan Keagamaan pada masa Pandemic,
Pematangsiantar, 17 Juni 2021
dilakukan sekali setahun ketika minggu lansia, namabalu (janda/duda), na tading
maetek (yatim piatu) dan janda. Minggu khusus untuk pelayanan na mabalu, lansia
pakon na tading maetek, adalah pelayanan yang dilakukan setiap tahunnya pada bulan
agustus minggu keempat. Kunjungan ini dilakukan kepada lansia yang sudah tidak
dapat hadir lagi kegereja dengan keterbatasan yang disebabkan oleh umur yang
semakin tua. Pada saat melakukan perkunjungan, biasanya akan diberikan bingkisan
kepada lansia tersebut atau dalam bahasa simalungun disebut sebagai panatapion.
Namun GKPS di tengah pandemic Covid-19 pada saat ini juga harus tetap melakukan
pelayanan bagi lansia. Hal itu nyata terjadi ditengah kehidupan jemaat GKPS hingga
saat ini. Lansia sudah dibatasi untuk ikut beribadah bersama digereja, tetapi bukan
berarti minggu lansia dan panatapion tidak berjalan. Beberapa gereja melakukan
ibadah lansia dirumah rumah dengan jumlah yang dibatasi dan tetap mematuhi
protokol kesehatan.15 Pelayanan kepada lansia tentu menjadi hal yang penting bagi
mereka dihari tuanya. GKPS memperhatikan kehidupan lansia dalam bentuk aksi
kasih dalam minggu setiap tahunnya. Dalam kondisi pandemic kegiatan pelayanan
tetap terlaksana. Bagi lansia yang tidak pasih dalam memakai teknologi yang ada,
para pengurus gereja sudah menyediakan tata ibadah agar dapat dibaca dan beribadah
dirumah. Beribadah secara virtual juga dapat dilakukan oleh lansia yang di dampingi
oleh keluarga. Pelayanan bagi lansia sangat penting ditengah pandemic Covid-19 saat
ini. Lansia menjadi sasaran utama dari virus yang mewabah saat ini, sehingga lansia
memerlukan dukungan di tengah kekawatiran yang ada. GKPS melalui khotbah dan
peribadahan tetap menghimbau agar bagi jemaat GKPS khususnya lansia tetap
menjaga protokol kesehatan dan tetap berdoa pada tuhan, sebab lansia adalah mereka
yang membutuhkan perhatian lebih baik dari keluarga, gereja dan orang yang ada
disekitarnya.16

III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:

15
Hasil wawancara kepada Bv. Mannaidah Sinaga, pada Rabu, 08 September 2021, pukul 12:21
16
Hasil wawancara kepada Pdt. Devit Sumbayak, S.Th, Pada Rabu, 15 September 2021
1. Lansia adalah mereka membutuhkan perhatian, baik dalam keluarga, masyarakat
maupun gereja, sehingga mereka dapat menikmati kehidupannya secara wajar seiring
dengan proses penuaan yang terjadi.
2. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh evere acute respiratory
syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) dan lansia adalah mereka yang mudah terpapar
penyakit Covid-19, terutama bagi yang memiliki penyakit dalam.
3. Lansia pada masa pendemic Covid -19 disarankan agar lebih baik tidak mengikuti
peribadahan di gereja, demi kesehatan lansia.
4. Lansia merupakan bidang kategorial yang baru sah di gereja GKPS pada sinode bolon
ke-44 tahun 2020
5. Lansia di GKPS ditengah pandemic Covid-19 tetap menerima pelayanan dari gereja,
baik kunjungan yang tetap mematuhi protokol kesehatan, dan juga beribadah yang
dilakukan dirumah, dengan tata ibadah dan renungan yang telah gereja siapkan juga
melalui ibadah virtual (youtube, live streaming).
IV. Daftar Pustaka
Sumber buku:
Alfons Deeken, Usia Lanjut, Yogyakarta : Kanisius, 1986
Daniel susanto. Pelayanan pastoral di Indonesia, Jakarta: mejelis jemaat GKI menteng,
2008
GKPS, Tata Gereja dan Peraturan-peraturan GKPS, P.Siantar: Kolportase GKPS-
Sinarta-Medan, 2003
Hanna Santoso dan Andar Ismail. Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012
John W. Santrock, Life Span Development, Jakarta : Erlangga, 2002
Pimpinan Sinode GKPS, Tata Gereja GKPS (Dokumen Sinode Bolon GKPS Ke-44 N0.
2), P. Siantar: Kantor Pusat gkps, 2020
Safrizal ZA, dkk, Pedoman umum menghadapi pandemic Covid-19, (Jakarta:
Kementerian Dalam Negeri,2020
Titik Respati dan Hilmi Sulaiman, Kopidpedia, Bandung: Pusat Penerbitan Universitas
(P2U) Unisba, 2020

Sumber lain:
Hasil wawancara kepada Bv. Mannaidah Sinaga, pada Rabu, 08 September 2021, pukul
12:21
Hasil wawancara kepada Pdt. Devit Sumbayak, S.Th, Pada Rabu, 15 September 2021
Pimpinan Pusat GKPS hal.sosialisasi tentang Covid-19, Pematangsiantar, 14 Maret 2020
Pimpinan Pusat GKPS hal.sosialisasi tentang pelaksanaan Kegiatan Keagamaan pada
masa Pandemic, Pematangsiantar, 17 Juni 2021
Pimpinan Pusat GKPS hal.tentang pelaksanaan Kegiatan Keagamaan pada masa
Pandemic, pematangsiantar, 26 Maret 2021
Vennetia R. Danes, panduan perlindungan lanjut usia berprespektif gender pada masa
Covid-19, (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Republik
Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai