Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI KEKONGRUENAN

DOSEN PENGAMPU : SITI UMI ROKHANI, M.Pd

Kekongruenan

syarat dua buah benda disebut kongruen adalah sebagai berikut.

1. Pasangan sisi - sisi yang bersesuaian sama panjang

2. Sudut yang bersesuaian sama besar

Contoh kesebangunan

1. Foto berskala. ketika mencetak foto, negatif foto dan foto yang sebenarnya adalah sebangun.

2. Pembuatan miniatur bangunan dibandingkan dengan ukuran sebenarnya adalah sebangun

3. Penggambaran peta diabndingkan dengan ukuran sebenarnya adalah sebangun

4. Ukuran foto dan bingkainya

5. Ukuran denah dengan ukuran sebenarnya

6. jendela dengan gagang jendelanya.

Contoh Kekongruenan

1. Pemasangan ubin di lantai. Ubin-ubinnya sama besar dan sudut yang bersesuaian adalah sama.

2. pemasangan jendela-jendela pada suatu ruangan. Antara satu jendela dengan jendela lain biasanya
adalah kongruen
3. Loker - loker di sekolah. Satu paket loker biasanya terdiri dari 20 atau lebih satuan loker, yang
ukurannya adalah kongruen.

4. Atap suatu bangunan. Biasanya ukuran atap adalah kongruen satu sama lain

5. Rak sepatu. Biasanya jejeran atas dengan di bawahnya memiliki ukuran yang kongruen

6. Lemari plastik. Lemari plastik yang dijual di pasaran (lemari yang dapat ditarik dan didorong) memiliki
ukuran-ukuran yang kongruen.

Aplikasi Kesebangunan dalam Kehidupan

Pada bagian ini, kamu akan diberikan beberapa contoh penerapan konsep kesebangunan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita. Selamat membaca!

Mengukur tinggi badan kepala sekolah

Suatu hari, seorang siswa bernama Tri diberi tantangan oleh rivalnya, Gono, untuk mengukur tinggi
badan kepala sekolah dengan batas waktu dua hari. Seharusnya ini menjadi tantangan yang mudah
bukan? Tri cukup meminta kepala sekolah berdiri di alat pengukur tinggi badan, mencatatnya, selesai.
Namun bukan tantangan namanya jika bisa dikerjakan semudah itu. Gono rupanya tahu bahwa kepala
sekolah sedang bertugas ke luar kota dan baru akan kembali seminggu kemudian. Gono pikir, tantangan
ini tidak akan dapat diselesaikan Tri. Namun rupanya Tri tidak kalah cerdik. Ia teringat bahwa di ruang
guru terdapat foto kepala sekolah beserta para guru dan staf lainnya, dan di lapangan upacara terdapat
podium tempat kepala sekolah memberikan amanat upacara. Tri kemudian memohon izin meminjam
foto itu kepada Bu Ani, wali kelasnya. Coba tebak, apa yang dilakukan Tri dengan foto itu?

Rupanya Tri mencoba mengukur tinggi dan jarak kaki kepala sekolah dalam foto. Selanjutnya dia menuju
lapangan dan mengukur lebar kaki kepala sekolah sesungguhnya menggunakan jejak sepatu kepala
sekolah di podium. Foto kepala sekolah dan tubuh kepala sekolah yang asli tentu sebangun bukan?
Dengan memanfaatkan kesebangunan itu Tri dapat menentukan tinggi badan kepala sekolah yang
sesungguhnya dengan menggunakan hubungan berikut.

Dengan ini, Tri berhasil menyelesaikan tantangan dari Gono. Selamat ya Tri!

Menghitung Diameter Matahari

Dengan prinsip kesebangunan, kamu juga bisa menghitung diameter matahari menggunakan prinsip
kesebangunan, lho. Namun sebelumnya, kamu perlu membuat alat bantu terlebih dahulu.

Ikuti langkah-langkah berikut ini

sediakan kertas karton ukuran sedang, aluminium foil, jarum, selotip, dan cutter,

gambar persegi berukuran 2 cm x 2 cm di tengah kertas karton, lalu potong mengikuti persegi yang
kamu buat,

potong aluminium foil dengan ukuran 3 cm x 3 cm,

tutup lubang di kertas karton dengan aluminium foil, rekatkan dengan selotip,

menggunakan jarum, lubangi bagian tengah aluminium foil. Lubangnya kecil saja ya, cukup sekali tusuk.

Mudah bukan cara membuatnya? Lalu bagaimana cara menggunakannya? Ikuti cara berikut

letakkan kertas putih berukuran cukup besar di tanah datar,

pegang alat yang telah kamu buat sejajar dengan kertas tersebut, pastikan cahaya matahari dapat
melewati lubang kecil pada alatmu,

mintalah bantuan temanmu untuk mengukur hal-hal berikut dengan menggunakan penggaris:

Diameter dari sinar matahari di kertas putih.

Jarak antara lubang di aluminium foil dan kertas putih.

Jika kamu perhatikan dengan saksama, posisi alat, matahari, dan sinar matahari yang ditangkap kertas
putihmu akan berbentuk kurang lebih seperti berikut.

Perhatikan bahwa segitiga yang dibentuk oleh diameter matahari dan lubang jarum sebangun dengan
segitiga yang dibentuk oleh diameter sinar matahari dan lubang jarum. Dengan sifat kesebangunan
tersebut, kamu bisa mengukur diameter matahari dengan formula berikut.
1. Kesebangunan Bangun Datar

Andi menggambar lapangan sepakbola dengan panjang 4 cm dan lebar 3 cm. Jika panjang lapangan
sepakbola yang sebenarnya 300 m, berapakah lebar lapangan sepakbola yang sebenarnya ?

Penyelesaian :

Bandingkanlah panjang lapangan sepakbola sebenarnya (Gambar b) dengan panjang lapangan sepakbola
pada gambar (Gambar a). Lakukan pula pada lebar lapangan sepakbola sebenarnya dengan lebar
lapangan sepakbola pada gambar, ubahlah satuannya sehingga sama. Panjang lapangan sepakbola yang
sebenarnya 300 m = 30000 cm.

l = 30000 cm

3 cm 4 cm

l x 4 cm = 3 cm x 30000 cm

l = 90000 cm

4 cm

l = 22500 cm = 225 m

Jadi, lebar lapangan sepakbola yang sebenarnya adalah 225 m.

2. Penerapan Kesebangunan segitiga

Sebuah kawat baja dipancangkan untuk menahan sebuah tiang listrik yang berdiri tegak lurus. Sebuah
tongkat didirikan tegak lurus sehingga ujung atas tongkat menyentuh kawat. Diketahui panjang tongkat
2 m, jarak tongkat ke ujung bawah kawat 3 m dan jarak tiang listrik ke tongkat 6 m. Berapa tinggi tiang
listrik?

Jawab:

Misalnya, tinggi tiang listrik adalah t sehingga diperoleh perbandingan sebagai berikut. [2]

Contoh lain Untuk menentukan lebar sungai yang arusnya deras, satu regu pramuka telah
menyelesaikan sketsa seperti gambar di bawah ini.
Tentukan lebar sungai !

Penyelesaian :

Misalnya lebar sungai h m

Perhatikan bahwa ∆ ABE ≈ ∆ CDE dan sisi bersesuaian sebanding, sudut-sudutnya sama besar sehingga

EC = CD

EA AB

EC = EA CD

AB

h = (h +3 m) 4 m

6m

h = (h+3 m) 2 m

3m

h=2mh+2m

3m

h-2m=2m

3m

1/3 h = 2 m

h=6m

Jadi, lebar sungai 6 m.[3]

Anda mungkin juga menyukai