Makalah IDK
Makalah IDK
PENDAHULUAN
1
Itulah beberapa hal yang melatarbelakangi kami menyusun
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
B. Pembahasan Apendiktomi
1. Apa yang dimaksud dengan Apendiktomi ?
2. Apa yang menjadi tujuan Apendiktomi ?
3. Bagaimana indikasi Apendiktomi ?
4. Apa saja instrument operasi Apendiktomi ?
5. Bagaimana prosedur tindakan operasi ?
6. Bagaiaman asuhan keperawatan perioperatif Apenditomi ?
C. Tujuan Penulisan
2
A. Kajian Teori Apendicitis
1. Untuk mengetahui epidemiologi Apendicitis;
2. Untuk mengetahui definisi Apendicitis;
3. Untuk mengetahui etiologi Apendicitis;
4. Untuk mengetahui patofisiologi Apendicitis;
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Apendicitis;
6. Untuk mengetahui komplikasi Apendicitis;
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Apendicitis;
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pasien Apendicitis;
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
Apendicitis.
B. Pembahasan Apendiktomi
1. Untuk mengetahui definisi Apendiktomi;
2. Untuk mengetahui tujuan Apendiktomi;
3. Untuk mengetahui indikasi Apendiktomi;
4. Untuk mengetahui instrument operasi Apendiktomi;
5. Untuk mengetahui prosedur tindakan operasi;
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan perioperatif
Apenditomi.
D. Manfaat Penulisan
3
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan tindakan
keperawatan pada pasien, khususnya dalam asuhan keperawatan
perioperatif apendiktomi.
b. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan tentang ilmu keperawatan apendiktomi
sehingga dapat bekerjasama dengan baik dengan tenaga
kesehatan.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah kepustakaan mengenai Keperawatan Medikal Bedah
I tentang Apendiktomi.
d. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai apendiktomi
sehingga dapat mengaplikasikan pada pratik keperawatan
apendiktomi dengan baik dan benar.
E. Prosedur Penulisan
4
BAB II
SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. Prinsip Dasar Sistem Muskoloskeletal
1. Terdiri dari otot, tendon, ligamen, tulang, tulang rawan, sendi, dan bursa.
2. Memberikan bentuk dan kemampuan untuk bergerak pada manusia.
B. Otot
1. Digolongkan berdasarkan kandungan jaringan-jaringannya :
a. Otot kardia (jantung) : terdiri dari jaringan lurik jenis khusus
b. Otot polos (involunter) : mengandung jaringan otot polos
c. Otot rangka ( volunter dan refleks) terdiri dari jaringan lurik
2. Tubuh manusia mempunyai sekitar 600 otot rangka.
5
2. Otot ekstremitas atas digolongkan berdasarkan tulang yang mereka
gerakan;
3. Otot yang menggerakan lengan digolongkan lebih lanjut menjadi otot yang
berawal dari rangka aksial dan otot yang berawal dari skapula;
7. Selubung yang lebih kuat, episium mengikat semua fasikel menjadi satu
untuk membentuk keseluruhan otot.
6
G. Perlekatan Otot
1. Sebagian besar otot rangka melekaat ke tulang (baik itu secara langsung
maupun tidak langsung);
H. Kontraksi
1. Selama kontraksi, salah satu tulang tempat otot melekat relative tidak
bergerak, sedangkan yang lainnya tertarik kea rah tulang yang diam;
2. Origo : tempat otot melekat ke tulang yang diam atau kurang bergerak;
3. Insersi : tempat otot melekat ke tulang yang lebih banyak bergerak.
I. Pertumbuhan Otot
J. Pergerakan Otot
1. Otot rangka memungkinkan beberapa jenis pergerakan.
2. Nama fungsional sebuah otot berasal dari jenis pergerakan yang
dilakukannya
a. Otot fleksor memungkinkan penekukan (fleksi);
b. Otot adduktor memungkinkan pergerakan ke arah sumbu tubuh
(adduksi);
c. Otot sirkumduktor memungkinkan gerakan melingkar (sirkumduksi).
3. Sendi diartroda memungkinkan 13 pergerakan sudut dan melingkar :
a. Bahu melakukan sirkumduksi;
b. Siku melakukan fleksi dan ekstensi;
7
c. Pinggul melakukan rotasi internal dan eksternal;
d. Lengan melakukan abduksi dan adduksi;
e. Tangan melakukan supinasi dan pronasi;
f. Rahang melakukan retraksi dan protaksi;
g. Kaki melakukan eversi dan inversi.
L. Klasifikasi Tulang
1. Tulang biasanya digolongkan berdasarkan bentuknya;
2. Penggolongan tulang meliputi :
a. Panjang (seperti humerus, raidus, femur, dan tibia);
b. Pendek (seperti karpal dan tarsal);
c. Pipih (seperti: skapula, iga dan tengkorak);
d. Ireguler (seperti tulang belakng dan mandibula);
e. Sesamoid merupakan tulang kecil yang berkembang dalam tendon
(seperti patela).
M. Fungsi Tulang
1. Tulang melindungi jaringan dan organ dalam;
2. Tulang menstabilkan dan menyokong tubuh;
8
3. Tulang memberikan permukaan untuk melekatnya otot, ligamen, dan
tendon;
4. Tulang bergerak lewat metode “Pengungkit” ketika berkontraksi;
5. Tulang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang (Hematopoiesis);
6. Tulang menyimpan garam-garam mineral (seperti 99% kalsium tubuh)
O. Pembentukan Tulang
1. Pada usia 3 bulan dalam kandungan, rangka janin tersusun atas tulang
rawan.
2. Sekitar usia 6 bulan, tulang rawan janin telah berubah menjadi tulang
keras.
3. Setelah lahir, beberapa tulang (paling nyata pada karpal dan tarsal)
mengalami osifikasi (mengeras).
a. Perubahan ini terjadi akibat osifikasi endokondral;
b. Pada proses ini, osteoblas (sel pembentuk tulang) menghasilkan
osteoid (suatu materi berkolagen yang mengalami osifikasi).
9
Q. Tulang Rawan
1. Suatu jaringan ikat padat yang terdiri dari serabut yang menempel di
dalam zat seperti gel yang kuat.
2. Menyokong dan member bentuk berbagai struktur.
3. Sebagai bantalan dan meredam getaran, mencegah penghantaran secara
langsung ke tulang.
4. Tidak mempunyai pasokan darah atau saraf.
5. Terdiri dari tiga jenis : hialin, fibrosa, dan elastic.
U. Sendi
1. Sendi (artikulasi) titik kontak antara dua tulang yang menahan kedua
tulang menjadi satu;
2. Dapat pula memungkinkan fleksibilitas dan pergerakan;
3. Dapat di golongkan berdasarkan fungsi (seberaapa luas geraknya)
a. Sinartrosis (tidak dapat digerakkan);
b. Amfiartrosis (sedikit dapat digerakkan);
10
c. Diartrosis (dapat bergerak bebas).
11
Kondilus dalam suatu cekungan pada tulang lainnya.
Memungkinkan fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,
dan sirkumduksi.
Meliputi sendi radiokarpal dan metakarpofalangeal
tangan.
Sendi Pelana Menyerupai sendi kondilus tetapi memungkinkan
pergerakan yang lebih bebas.
Hanya sendi karpometakarpal ibu jari yang
merupakan sendi pelana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis.
Faktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah abses, perforasi dan peritonitis.
B. Saran
13
14