Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 DS : Efusi pleura Gangguan pola tidur
Pasien mengatakan masih berasa ↓
mengantuk Penumpukan cairan dalam rongga pleura
DO : ↓
–terlihat lelah Ekspansasi paru menurun
–terlihat lemas ↓
–matanya ada lingkaran hitam Sesak nafas

Nyeri dada

Gangguan pola tidur
2. DS : Efusi Pleura Pola napas tidak efektif
 Pasien mengeluh sesak napas saat ↓
bernapas. Akumulasi cairan  pada         rongga
DO : pleura
–RR =  26 x/ menit ↓
–Denyut nadi = 96    x/menit Ekspansi paru menurun
–Pasien bernapas tersengal-sengal cepat, ↓
pendek RR meningkat
–ICS melebar dekstra ↓
–retraksi (-) otot bantu nafas (-) Pola napas tidak efektif

10
–fremitus raba ↓
–perkusi redup (D)

3. DS : Efusi Pleura Ketidakseimbangan nutrisi kurang


Pasien mengeluh tidak nafsu makan ↓ dari kebutuhan tubuh
DO : Ekspansi paru tidak
–Pasien tampak lemah. maksimal
–Berat badan menurun ↓
–Pasien tampak tidak punya tenaga  Sesak nafas

Nafsu makan menurun

Berat badan menurun

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN

11
NO. DIAGNOSA TTD

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan di tandai dengan pola
nafas abnormal (mis.,irama, frekuensi,kedalaman).

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan ditandai dengan pasien
mengatakan masih berasa mengantuk, pasien terlihat lelah, lemas dan matanya ada lingkaran hitam.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
makanan ditandai oleh pasien mengeluh tidak nafsu makan, pasien tampak lemah, berat badannya
menurun dan pasien tampak tidak punya tenaga.

INTERVENSI KEPERAWATAN

12
NO TGL Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. 13okto ketidak efektifan pola Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Menejemen jalan nafas (3140)
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ber nafas berhubungan selama 1x24 jam Diharapkan NOC :
ventilasi.
2016 dengan keletihan otot Status pernafasan
3. Masukkan alat nasopharingeal airway (MPA)
pernafasan di tandai Dipertahankan pada level...... atau oropharingeal airway (OPA),
dengan pola nafas Ditingkatkan ke level...... sebagaimana mestinya.
abnormal (mis.,irama,  1.Deviasi berat dari kisaran normal 4. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam,

frekuensi,kedalaman) berputar, dan batuk.


 2.Deviasi yang cukup berat dari
5. Kelola pengobatan aerosol sebagaimana
Kode diagnosa kisaran normal
mestinya.
keparawatan : 00032  3.Deviasi sedang dari kisaran normal 6. Monitor status pernafasan dan oksigenasi,
 4Deviasi ringan dari kisaran normal sebagaimana mestinya.
7. Intervensi yang digunakan:
 5.Tidak ada deviasi dari kisaran
8. Monitor status pernafasan dan oksigenasi,
normal
sebagaimana mestinya.
Kriteria hasil : 9. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Frekuensi pernapasan ventilasi.

Irama pernapasan 10. Masukkan alat nasopharingeal airway (MPA)


atau oropharingeal airway (OPA),
Kedalaman inspirasi
sebagaimana mestinya.
Suara auskultasi nafas
11. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam,
Kepatenan jalan nafas berputar, dan batuk.
12.  Kelola pengobatan aerosol sebagaimana
mestinya.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

13
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ JAM IMPLEMENTASI TTD
1. ketidak efektifan pola nafas 1. Memonitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana
berhubungan dengan keletihan mestinya.
otot pernafasan di tandai dengan 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
pola nafas abnormal (mis.,irama, 3. Memasukkan alat nasopharingeal airway (MPA) atau
frekuensi,kedalaman) oropharingeal airway (OPA), sebagaimana mestinya.
4. Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar,
dan batuk.
5. Mengelola pengobatan aerosol sebagaimana mestinya.

EVALUASI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/ JAM EVALUASI TTD

14
1. ketidak efektifan pola nafas b.d keletihan otot DS :
pernafasan di tandai dengan pola nafas abnormal Pasien mengatakan bahwa pasien
(mis.,irama, frekuensi,kedalaman) masih sesak nafas dan batuk
DO :
   TD : 120/80 mmHg
   N   : 80 x/ mnt
   R   : 25 x/ mnt
   SB : 37oC

P:
1. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi, sebagaimana
mestinya.
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
3. Masukkan alat nasopharingeal
airway (MPA) atau
oropharingeal airway (OPA),
sebagaimana mestinya.
4. Motivasi pasien untuk bernafas
pelan, dalam, berputar, dan
batuk.

15
5. Kelola pengobatan aerosol
sebagaimana mestinya.
6. posisikan untuk meringankan
sesak nafas.
7. auskultasi suara nafas, catat
yang ventilasinya menurun
atau tidak ada dan adanya
suara tambahan.

16

Anda mungkin juga menyukai