Anda di halaman 1dari 1

PATOFISIOLOGI

patofisiologi penyakit korroner menurut gede niuh (1996) penyakit jantung koroner meliputi
berbagaai kondisi patofisiologi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai
jantung . atherosklerosis ,merupakan atherosklerosis yang paling banyak terjadi pada
manusia ,ditandai dengan akumulasi bahan lemak (lipid) dan jaringan fibrosa paa dinding
arteri,karena atherosklerosis bertambah, lumen dari pembuluh menjadi sempit dan aliran
darah terhambat ke daerah miokardium yang disuplai oleh arteri itu. Karena bentuknya
atherosklerosis dinding arteri juga kehilangan elastisitas dan menjadi kurang responsif
terhadap volume dan tekanan . kondisi-kondisi yang menghambat suplai darah koroner antara
lain atherosklerosis,arteriosklerosis, arteritis ,spasmus arteri koroner ,thrombus koroner dan
emboli.

Walaupun berbagai teori telah ditelusuri untuk menjelaskan patogenesis dari


artherosclerosis , etiologi kondisi ini tetap belum jelas . lesi artherosclerotic biasanya timbul
pada permulaan dan bifurkasi dari arteri koroner utama . arteri koroner kiri lebih sering
terkenah dibandingkan dengan yang kanan . proses penyakit pada awalnya setempat
,kemudian menjadi difus dan bertambhan dengan arteroskelrosis . lesi pertama yang timbul
pada dinding arteri koroner disebut garis lemak . lesi ini timbul pada pembulu-pembuluh
koroner sejak usi 15 tahun ,sel-sel yang megandung lipid atau foam cells (sel-sel busa ) invasi
ke dalam dinding intima dan menimbulkan garis-garis lemak karena ,penyakit berlanjut
kemudian timbul sejenis benjolan dengan ukuran yang terus meningkat sehingga kapasitas
lumen menjadi terbatas . lesi tersebut merupakan jenis karakteristik khas artherosclerosis
yang berkembang . tingkat artherosclerosis yang lebih berkembang ditadai dengan benjolan
fibrosa berkapur atau disebut komplikasi lesi yang sangat timpang . defosit kapur dapat
rufture dan meningkat resiko spasmus,membentuk thrombus dan emboli . ini adalah jenis lesi
artherosclerosis yang memunculkan gejala penyakit jantung koroner . lumen arteri menjadi
begitu sempit sehingga timbul ketidakseimbangan suplai oksigen untuk miokrdium
dibandingkan dengn kebutuhannya . manifestasi miokardium biasanya tidak akan terjadi
sampai arteri 75% tersumbat . itu bisa berakibat angina vektoris , infark miokardial dan
kematian mendadak ( gede niuh,1996)

Menurut sylvia price (2006) patofisiologi dari penyakit jantung koroner terbagi dalam 2 tahap
yaitu

1. Iskemia
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat sementara dn bersifat
fleksibel .
2. Infark
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan
seluler yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis . bagian miokardium yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.

Anda mungkin juga menyukai