Meskipun kompetensi umumnya dianggap sebagai keterampilan, biasanya kompetensi tersebut
melibatkan kombinasi keterampilan khusus dan kepribadian sebagai pelengkap. Kompetensi sering digunakan untuk mendeskripsikan atribut yang diinginkan untuk manajer di perusahaan atau profesi tertentu. Contohnya termasuk kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kemampuan belajar. Kecerdasan emosional Emosi adalah perasaan kuat yang menuntut perhatian dan cenderung memengaruhi proses dan perilaku kognitif. Emosi cenderung bertahan sebagai suasana hati yang positif atau negatif, yang juga dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan (George, 1995). Kecerdasan emosional mencakup beberapa komponen keterampilan yang saling terkait. Empati adalah kemampuan untuk mengenali suasana hati dan emosi orang lain, untuk membedakan antara ekspresi emosi yang asli dan yang tidak, dan untuk memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap emosi dan perilaku. Pengaturan diri adalah kemampuan untuk menyalurkan emosi ke dalam perilaku yang sesuai dengan situasi, daripada merespons dengan perilaku impulsif. Kesadaran diri emosional adalah pemahaman tentang suasana hati dan emosi seseorang, bagaimana mereka berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, dan implikasinya terhadap kinerja tugas dan hubungan interpersonal. Aspek lain dari kecerdasan emosional yang membutuhkan kesadaran diri dan keterampilan komunikasi adalah kemampuan untuk secara akurat mengungkapkan perasaan seseorang kepada orang lain dengan bahasa dan komunikasi nonverbal (misalnya, ekspresi wajah, gerak tubuh). Kecerdasan emosional dapat dipelajari, tetapi peningkatan yang signifikan mungkin memerlukan pembinaan individu yang intensif, umpan balik yang relevan, dan keinginan yang kuat untuk pengembangan pribadi yang signifikan (Goleman, 1995). Pemimpin dengan kecerdasan emosional tingkat tinggi lebih mampu memecahkan masalah yang kompleks, merencanakan cara menggunakan waktu secara efektif, menyesuaikan perilaku dengan situasi, dan mengelola kondisi krisis. Kesadaran diri memudahkan untuk memahami kebutuhan seseorang dan kemungkinan reaksi jika peristiwa tertentu terjadi, sehingga memfasilitasi evaluasi solusi alternatif. Pengaturan diri memfasilitasi kestabilan emosi dan pemrosesan informasi dalam situasi stres, dan membantu para pemimpin mempertahankan optimisme dan antusiasme mereka sendiri tentang suatu proyek atau misi dalam menghadapi rintangan dan kemunduran. Empati dikaitkan dengan keterampilan sosial yang kuat yang dibutuhkan untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang kooperatif. Contohnya termasuk kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, berkomunikasi secara efektif, dan mengungkapkan penghargaan dan hal positif. Intelegensi social Kecerdasan sosial didefinisikan sebagai kemampuan untuk menentukan persyaratan kepemimpinan dalam situasi tertentu dan memilih tanggapan yang sesuai. Dua komponen utama kecerdasan sosial adalah persepsi sosial dan fleksibilitas perilaku. Persepsi sosial adalah kemampuan untuk memahami kebutuhan fungsional, masalah, dan peluang yang relevan untuk sebuah kelompok atau organisasi, dan karakteristik anggota, hubungan sosial, dan proses kolektif yang akan meningkatkan atau membatasi upaya untuk mempengaruhi kelompok atau organisasi. Persepsi sosial melibatkan keterampilan konseptual dan pengetahuan khusus yang diperlukan untuk kepemimpinan strategis, termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang yang ditentukan bersama oleh peristiwa lingkungan dan kompetensi inti organisasi, dan kemampuan untuk merumuskan tanggapan yang sesuai. Persepsi sosial juga melibatkan keterampilan interpersonal (misalnya, empati, kepekaan sosial, pemahaman proses kelompok) dan pengetahuan organisasi (struktur, budaya, hubungan kekuasaan), yang bersama-sama menentukan apakah layak untuk memulai perubahan dan cara terbaik untuk melakukannya. . Fleksibilitas perilaku adalah kemampuan dan kemauan untuk mengubah perilaku seseorang untuk mengakomodasi kebutuhan situasional. Seorang pemimpin dengan fleksibilitas perilaku tinggi tahu bagaimana menggunakan berbagai perilaku yang berbeda dan mampu mengevaluasi perilakunya dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Kemampuan belajar Salah satu kompetensi terpenting untuk kepemimpinan yang sukses dalam situasi yang berubah adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan beradaptasi dengan perubahan. Kompetensi ini merupakan kemampuan untuk menganalisis proses kognitif diri sendiri secara introspektif (misalnya, cara mendefinisikan dan memecahkan masalah) dan menemukan cara untuk memperbaikinya. Ini juga melibatkan kesadaran diri, yang merupakan pemahaman tentang kekuatan dan keterbatasan diri sendiri (termasuk keterampilan dan emosi).