Anda di halaman 1dari 15

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengantar

Penelitian ini di laksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tamaona Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa pada tanggal 24

Februari 2021 sampai dengan 24 Maret 2021. Penelitian ini

menggunakan kuesioner untuk masing-masing variabel yaitu untuk

variabel independent dan variabel dependent. Sampel dalam penelitian

ini adalah remaja yang datang di Puskesmas Tamaona Kecamatan

Tombolo Pao. Selama penelitian di laksanakan di peroleh sampel

sebanyak 38 responden yang terdiri dari 18 laki-laki dan 20 perempuan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan Smartphone dalam waktu yang lama

terhadap kejadian Syndrom Astenopia pada remaja di Puskesmas

Tamaona Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Teknik sampling

yang digunakan adalah Aksidental Sampling dengan memenuhi kriteria

yang telah di tentukan sebelumnya. setelah melakukan penelitian, data

kemudian diolah dengan menggunakan computer program SPSS

Statistics 25 menggunakan uji regresi linear sederhana.


2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Tamaona merupakan satu-satunya puskesmas di

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dengan jumlah Puskesmas

Pembantu (Pustu) sebanyak 6 unit, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

sebanyak 1 unit, Pos Kesehatan Dusun (Posyandu) sebanyak 42 unit.

Puskesmas Tamaona terletak di Jl. Andi Baso Makkumpalle No. !0

Tombolo Pao dengn batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bone dan

Kabupaten Sinjai

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sinjai

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Tinggimoncong

dan Kabupaten Maros

Wilayah kerja Puskesmas Tamaona terdiri dari 9 Desa yaitu

sebagai berikut :

a. Desa Balassuka

b. Desa Bolaromang

c. Desa Erelembang

d. Desa Kanreapia

e. Desa Mamampang

f. Desa Pao

g. Desa Tabbinjai
h. Desa Tamaona

i. Desa Tonasa

3. Karateristik Responden

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Remaja

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Remaja
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamaona

Umur Frekuensi (F) Presentase (%)


15 Tahun 4 10.5
16 Tahun 3 7.9
17 Tahun 4 10.5
18 Tahun 11 28.9
19 Tahun 3 7.9
20 Tahun 7 18.4
21 Tahun 3 7.9
22 Tahun 2 5.3
24 Tahun 1 2.6
Total 38 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Tamaona pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2021 diperoleh distribusi frekuensi responden menurut umur

remaja terbanyak pada umur 18 yaitu 11 responden (28.9%), umur

20 yaitu 7 responden (18.4%), umur 16-17 tahun masing-masing 4

responden(10.5%), umur 19-21 masing-masing 3 reponden


(7.9%), umur 22 tahun 2 responden (5.3%), dan umur 24 tahun 1

responden (2.6).

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamaona

Jenis Kelamin Frekuensi (F) Presentase(%)


Laki-laki 18 47.4%
Perempuan 20 52.6%
Total 38 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Tamaona Pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2021 diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (47.4%) dan

perempuan sebanyak 20 responden (52.6%).

c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamaona

Pendidikan Frekuensi (F) Presentase (%)


SD 1 2.6
SMP 3 7.9
SMA 33 86.8
S1 1 2.6
Total 38 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Tamaona Pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2021 diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan terakhir terbanyak pada pendidikan SMA yaitu

sebanyak 33 responden (86.8%), SMP sebanyak 3 responden

(57.9%) serta SD dan S1 masing-masing 1 responden (2.6%).

4. Karakteristik Variabel Yang Di Teliti

a. Analisa Univariat

1) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Waktu

Penggunaan Smartphone

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Waktu
Penggunaan Smartphone Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tamaona

Lama Waktu Frekuensi (F) Presentase (%)


Penggunaan
Smartphone
4 Jam 3 7.9
5 Jam 7 18.4
6 Jam 4 10.5
7 Jam 6 15.8
8 Jam 5 13.2
9 Jam 5 13.2
10 Jam 4 10.5
12 Jam 3 7.9
13 Jam 1 2.6
Total 38 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Tamaona Pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2021 diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan

lama penggunaan Smartphone terbanyak selama 5 jam yaitu

sebanyak 7 responden (18.4%), 7 jam sebanyak 6 responden

(15.8%), 8 - 9 jam masing-masing 5 responden (13.2%), 6 dan 10

jam masing-masing sebanyak 4 responden (10.5%), 4 dan 12 jam

masing-masing sebanyak 3 orang (7.9%) dan 13 jam sebanyak 1

orang (2.6%).

2) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Syndrom

Astenopia

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Gejala Syndrom Astenopia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tamaona

Gejala Frekuensi (F) Presentase(%)


Syndrom Astenopia
3 Gejala 4 10.5
4 Gejala 34 89.5
Total 38 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah

kerja Puskesmas Tamaona Pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2021 diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan

Gejala Syndrom Astenopia terbanyak mengalami 4 gejala

sebanyak 34 responden (89.5%), dan mengalami 3 gejala

sebanyak 4 responden (10.5 %).

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat di lakukan untuk melihat ada tidaknya

pengaruh variabel independent (penggunaan Smartphone) terhadap

variabel dependent (Syndrom Astenopia). Hal ini dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.6
Analisis Pengaruh Penggunaan Smartphone Dalam Waktu
Yang Lama Terhadap Kejadian Syndrom Astenopia Pada
Remaja di Puskesmas Tamaona

         
Anova Coefficients
Model
F Sig. Model Sig.
25.42 Penggunaan
Regression Residual 2 0.000 Smartphone 0.000
         
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan table 5.6 menunjukkan bahwa variabel

independen (Penggunaan Smartphone) berpengaruh terhadap

variabel dependent (Syndrom Astenopia), dimana pada hasil uji

regresi linear sederhana jika sig >0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak dan jika sig <0,05 maka maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sedangkan pada nilai koefisien regresi linear sederhana pada

table 5.6 diatas nilai sig adalah 0,000 yang artinya 0.000 < 0.05.

Tabel 5.7
Analisis Pengaruh Penggunaan Smartphone Dalam Waktu Yang
Lama Terhadap Kejadian Syndrom Astenopia Pada Remaja
di Puskesmas Tamaona

Variabel T Hitung T Tabel Sig.


Independen
Penggunaan
5.042 2.030 .000
Smartphone
Hasil T hitung > T tabel (5.042 > 2.030)
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan hasil Uji t penggunaan

smartphone diperoleh nilai t hitung > t table (5.042 > 2.030) maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa secara parsial terdapat pengaruh penggunaan smartphone

dalam waktu yang lama terhadap kejadian Syndrome Astenopia.

5. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.

Uji normalitas dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan nilai

unstardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.8
Hasil Pengukuran Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov Smirnov


Sig. .200
Hasil Sig > 0.05
Sumber : Data Primer,2021

Berdasarkan hasil pengujian One-Sample Kolmogorov

Smirnov Test menghasilkan asymptotic significance > 0,05 (0.200 >

0.05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data

tersebut berdistribusi normal dan telah memenuhi syarat untuk

dilakukan uji regresi.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika

terjadi korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan telah terjadi masalah
multikolinearitas dalammodel regresi. Hal ini dapat dilihat pada table

berikut :

Tabel 5.9
Hasil Uji Multikolinieritas

Model Tolerance VIF

Constan
Penggunaan .1000 .1000
Smartphone
Hasil Tolerance < 10 VIF > 0.10
Sumber : Data Primer,2021

Hasil nilai Variance Inflation factor (VIF) pada table di atas,

nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa

antar variable bebas tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

6. Uji Analisis Validitas dan Reliabilitas Suatu Kuesioner

a. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Dengan menggunakan responden sebanyak 38 maka nilai r tabel

dapat di peroleh melalui tabel r product moment pearsondengan df


(degree of freedom) = n-2,jadi df = 38-2 = 36, maka r tabel = 0,3202.

Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r table.

1) Uji Validitas Penggunaan Smartphone

Tabel 5.9
Uji Validitas Penggunaan Smartphone

Variabel R Hitung R Tabel Keterangan


Pertanyaan 1 .635 0.3202 Valid
Hasil R hitung > R tabel (0.635 > 0.3202)
Sumber : Data Primer,2021

Berdasarkan uji validitas pada tabel 5.9 menunjukkan hasil

bahwa pada variabel independen pada pertanyaan 1 valid sesuai

hasil R hitung > R tabel (0.635 > 0.3202).

2) Uji Validitas Syndrom Astenopia

Tabel 5.10
Uji Validitas Syndrom Astenopia

Variabel R Hitung R Tabel Keterangan


Pertanyaan 1 .019 0.3202 Tidak Valid
Pertanyaan 2 .499 0.3202 Valid
Pertanyaan 3 .142 0.3202 Tidak Valid
Pertanyaan 4 .204 0.3202 Tidak Valid
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan uji validitas pada tabel 5.10 menunjukkan hasil

bahwa pada variabel dependen pada pertanyaan 2 Valid sesuai

hasil R hitung > R tabel (0,499 > 0.3202), pertanyaan 1 tidak


valid sesuai hasil R hitung < R tabel (0,019 < 0.3202), pertanyaan

3 tidak valid sesuai hasil R hitung < R tabel (0,142 < 0.3202),

pertanyaan 1 tidak valid sesuai hasil R hitung < R tabel (0,204 <

0.3202),

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan

dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-

kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama pada seluruh

butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0.60 maka reliabel.

1) Uji Reliabilitas Penggunaan Smartphone

Tabel 5.11
Uji Reliabilitas Penggunaan Smartphone

Variabel Cronbach’s R Tabel Keterangan


Alpha
Pertanyaan 1 -.229 0.60 Reliabel
Hasil Cronbach’s Alpha < R tabel
Sumber : Data Primer,2021

Berdasarkan uji reliabilitas pada tabel 5.11 menunjukkan

hasil bahwa pada variabel independen berada pada reliable

rendah sesuai hasil Cronbach’s Alpha < R tabel (0,229 < 0.60).
2) Uji Reliabilitas Syndrom Astenopia

Tabel 5.12
Uji Reliabilitas Syndrom Astenopia

Variabel Cronbach’s R Tabel Keterangan


Alpha
Pertanyaan 1 .237 0.60 Tidak Reliabel
Pertanyaan 2 .075 0.60 Tidak Reliabel
Pertanyaan 3 .221 0.60 Tidak Reliabel
Pertanyaan 4 .213 0.60 Tidak Reliabel
Hasil Cronbach’s Alpha < R Tabel
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan uji reliabilitas pada tabel 5.12 menunjukkan

hasil bahwa pada variabel dependen tidak reliabel sesuai hasil

Cronbach’s Alpha < R tabel. Pertanyaan 1 hasil Cronbach’s Alpha

< R tabel (0.237 < 0.60), pertanyaan 2 hasil Cronbach’s Alpha < R

tabel (0.075 < 0.60), pertanyaan 3 hasil Cronbach’s Alpha < R

tabel (0.221 < 0.60), pertanyaan 4 hasil Cronbach’s Alpha < R

tabel (0.213 < 0.60).

B. Pembahasan

Penggunaan smartphone dalam waktu yang lama dalam penelitian

ini adalah lama waktu yang dihabiskan oleh remaja dalam menggunakan

smartphone terhitung dalam dua puluh empat jam. Sedangkan kejadian

Syndrom Astenopia dalam penelitian ini adalah gejala-gejala kelelahan


mata yang dialami oleh remaja. Dalam penelitian ini akan di bahas secara

parsial untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel independent

(penggunaan smartphone dalam waktu yang lama) terhadap variabel

dependen (Syndrom Astenopia).

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dari 38 responden,

menggunakan uji regresi linear sederhana dengan ketentuan jika sig >

0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sedangkan jika sig < 0,05 maka

maka Ho ditolak dan Ha diterima, diperoleh nilai koefisien regresi linear

sederhana sig 0.000 < 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel

penggunaan smartphone dalam waktu yang lama berpengaruh terhadap

variabel kejadian Syndrom Astenopia pada remaja di Puskesmas

Tamaona Kecamatan Tombolo Pao.

Dari hasil analisa Uji t diperoleh nilai t hitung > t table (5.042 > 2.030)

maka maka dapat dinyatakan bahwa variabel penggunaan smartphone

dalam waktu yang lama berpengaruh terhadap variabel kejadian Syndrom

Astenopia pada remaja di Puskesmas Tamaona Kecamatan Tombolo Pao.

Asumsi tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafisa

Moka Mulita (2020) yang mengatakan bahwa kelelahan mata merupakan

salah satu gejala yang sering ditemukan karena adanya interaksi mata

dengan jarak dan durasi secara terus menerus dengan smartphone dan

penelitian yang dilakukan oleh Riske Kharisma Putri (2016) yang


menyimpulkan bahwa yang memengaruhi responden yang mengeluh CVS

ialah waktu maksimal menggunakan komputer dalam satu hari.

Anda mungkin juga menyukai