Anda di halaman 1dari 40

LAMPIRAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT


TARUMAJAYA
NOMOR :38/SK/DIR/RSTJ/X/2021
TANGGAL : 11 OKTOBER 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proakftif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasartana dalam mencapai
tujuan. Manjemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan aasuhan keperawatan secar profesioan. Proses manajemen
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan secara professional, di harapkam dapat meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu factor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dlam memberikan sumbangsih
bagi kemanusiaa sesuai ilmu dan kiat serta kewengan yang dimiliki. Salah satu
strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperaewatan adalah melakukan manjemen keperawatan dengan harapan
adanya factor kelola yang optimal mampu ,meningktakan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebuih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangal sabagi salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatanmerupakan tempat yang memingkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta
peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan professional
hanyalah akan menjadfi teori semata.Untuk itu, maka perawat perlu
mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Rumah sakit Tarumajaya . Salah satu kritik yang
dikemukakan mengenai model ini adalah bentuk terlalu kompleks dan teoritis,
1
tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawata untuk
memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya
dalam mendiskusikan masalah yang melibatkan sikap politis dan pribadi yang
lebih terbuka dan membantu perawat untuk lebih bertanggung gugat secara
professional terhadap tindakannya (Salvage, 1985).
Berdasarkan kondisi di atas , maka diperlukan adanya pedoman
pengorganisasian di bidang keperawatan di rumah sakit Tarumajaya Pedoman
pengorganisasian ini berfungsi pada system komando secara structural dan
secara fungsional sehingga alur dikeperawatan dapat berfungsi dengan
maksimal.

1. Tujuan
Dengan dibuatnya pedoman pengorganisasian Bidang Keperawatan
ini, bertujuan sebagai :
1. Sebagai pegangan dalam menggerakan organisasi Bidang Keperawatan
dalam rangka memberikan dukungan pelayanan kepada pasien
2. Sebagai acuan seksi-seksi yang ada di bawah jajaran Bidang
Keperawatan dlam melaksanakan program kerja dan kegiatabn sehari-
hari
3. Untuk melaksanakan arah dan focus dukungan pada pelayanan pasien
yang man dan nyaman, sehingga mensuport program keselamatan
pasien (Patient safety)

2. Ruang lingkup
Pedoman pengorganisasian bidang Keperawatan ini meliputi penataan
organisasi, jabatan, ketenagaan, mekanisme kerja dan penataan adminrasi
bagi seksi rawat inap dan seksi rawat jalan.
Selain itu sebagai pelimpahan kewenangan dan kemandirian bidang
keperawatan, maka pedoman ini juga berlaku secara umum di RS
Tarumajaya dan bagian lain dapat saling menghormati kewengan dan
kemabdirian masins-masing bagian dengan interkasi, komunikasi dan
integrasi dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pasien maupun
tidak langsung berhubungan dengan pasien.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT TARUMAJAYA

Rumah Sakit Tarumajaya merupakan Rumah Sakit umum dengan pelayanan kesehatan
dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan
pelayanan penunjang medis 24 jam. Rumah Sakit Tarumajaya berlokasi di Jl. Raya Tarumajaya
No. 1B Kp. Bali Pantai Makmur, Tarumajaya-Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Telp 021-
88992337/88992338 dengan alamat email tarumajayahospital@gmail.com. Rumah Sakit
Tarumajaya diresmikan pada tanggal 14 April 2016, dengan status berada dibawah kepemilikan
PT. Rumah Sakit Tarumajaya. Rumah Sakit Tarumajaya merupakan Rumah Sakit Tipe D.
Pada permulaan kepemimpinan dr. Taufiq A Bakar pada tahun 2016, Rumah Sakit
Tarumajaya memiliki motto yaitu “ikhlas dalam melayani” dengan memiliki visi misi dan nilai
dasar untuk menyusun rencana strategi Rumah Sakit Tarumajaya sesuai kebutuhan dan
perkembangan Rumah Sakit Tarumajaya. Rumah Sakit Tarumajaya memberikan beragam jenis
pelayanan medis antara lain poliklinik umum, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik spesialis
(bedah, kandungan, penyakit dalam, anak, dan saraf) dan Instalasi Gawat Darurat serta Rawat
inap yang terdiri dari kelas I, II, III, dan VIP yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi,
farmasi, fisioterapi, anestesi, home care, dan medical check up. Kapasitas tempat tidur pasien
yang disediakan Rumah Sakit Tarumajaya sebanyak 55 tempat tidur.
Kebijakan umum Rumah Sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya
secara tuntas dengan menyediakan keperluan keperawatan dan pengobatan pasien, baik obat
maupun alat yang diperlukan tanpa memberi resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang
muka. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak Rumah Sakit Tarumajaya berdiri
dan merupakan nilai dasar bagi Rumah Sakit Tarumajaya.
Rumah Sakit Tarumajaya mulai dibangun pada tahun 2016, berlokasi di di Jl. Raya
Tarumajaya No. 1B Kp. Bali Pantai Makmur, Tarumajaya-Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Diatas
areal tanah seluas +/- 3000 m. Secara legalitas disahkan pada tanggal 24 Maret 2016. Rumah
Sakit Tarumajaya didirikan sebagai Rumah Sakit umum yang diprakarsai oleh dr. Taufiq A.
Bakar selaku pemilik Rumah Sakit yang merangkap sebagai Direktur pada awal pembukaan
yang didukung oleh seluruh staf Rumah Sakit Tarumajaya.
Pada saat pendirian Rumah Sakit Tarumajaya, dicanangkan target kemandirian dicapai
tahun 2021 Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk menutupi biaya
operasional sendiri.
Sebagai Rumah Sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani tidak terlalu
banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di Rumah Sakit yang lebih lengkap
peralatannya. Setelah ada kerjasama dengan JKN, BPJS Kesehatan jumlah pasien mulai ada
peningkatan dibulan Oktober 2017.

3
BAB III
VISI, MISI & TUJUAN
RUMAH SAKIT TARUMAJAYA

A. VISI
Visi Rumah Sakit Tarumajaya adalah: menjadikan pusat pelayanan dan rujukan
kesehatan yang CEPAT, TEPAT, AKURAT dan TERJANGKAU untuk masyarakat.

B. MISI
Misi Rumah Sakit Tarumajaya adalah:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna, bermutu, berorientasi pada
kepuasan masyarakat, terjangkau dan dan berkeadilan.
2. Memberikan akses masyarakat Kecamatan Tarumajaya dan sekitarnya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan.
3. Sebagai mitra Pemerintah dalam memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif
serta rehabilitatif.
4. Memberikan pelayanan medis yang berbasis Murah Terjangkau.

C. TUJUAN
Tujuan Rumah Sakit Tarumajaya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang didasarkan kepada nilai-nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalisme, manfaat, keadilan, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien
serta mempunyai fungsi sosial.

D. MOTTO
Motto Rumah Sakit Tarumajaya yaitu: “ikhlas dalam melayani” Utamakan
pelayanan Pasien dengan berpedoman pada 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
dan 3 Tepat ( Tepat Tindakan, Tepat Obat dan Tepat Waktu).

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

1. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT TARUMAJAYA


Yang terdiri dari :
1. Dewan pengawas : dr. Taufiq A Bakar
2. Satuan Pengawas Internal : Cut Eva Safitri
3. Direktur : dr. Siti Nurhayati
4. IT dan Kesekretariatan : Mohamad Rizal, S.Kom
5. Case Manager/MPP : Ns. Winda Novita, S.Kep
6. Casemix : Hanilawati, SE
7. Komite : PMKP, Medik, Keperawatan, Tenaga kesehatan lain,
farmasi dan terapi,
8. Tim : Keselamatan dan kesehatan kerja, promosi kesehatan
rumah sakit, ponek, pelayanan HIV/AIDS, TBDOTS,
Terpadu geriatric, PPRA, PPI, Tarif.
9. Pelayanan Medis :Medical Check Up, IGD, Pelayanan Rawat Jalan,
Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan Rawat Ruang khusus dan pemulasaran jenazah.
10. Penunjang medis :Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Instalasi Gizi, Rekam
medis, Fisioterapi, CSSD, BDRS, Binatu.
11. Pelayanan keperawatan : Pengembangan Keperawatan, Pelayanan Keperawatan,
Medical Chek Up, Instalasi Gawat Darurat, Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat
Inap, Pelayanan Rawat Ruang Khusus
12. Keuangan : Akuntansi, piutang, hutang, pajak, inventaris, pengadaan.
13. Pengembangan dan bisnis : Rekruimen, Pembinaan, Kesejahteraan, Diklat, Pemasaran
dan Komunikasi, Pelayanan Konsumen, Administrasi.
14. Manajemen fasilitas & keselamatan : K3, Kesling, IPSRS, Keamanan, Kebersihan, Supir,

5
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT TARUMAJAYA

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT

DIREKTUR

MANAGER MANAGER
PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN

SUPERVISI
KOORDINATO
R RAWAT INAP

PJ SHIFT PJ SHIFT
PJ SHIFT

PERAWAT PERAWAT
PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA

7
A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL BIDANG
KEPERAWATAN
Manager Keperawatan

K
oor UGD

Koor Pav.
Seulanga

Koor
ICU/ICCU

Koor Kamar
Bersalin

Koor kamar
Operasi

Koor Paviliun
Matahari

Koor Pav.
Jeumpa
Koor Perinatalogi
8
BAB VI
URAIAN JABATAN

Jabatan yang ada di bagian keperawatan terdiri dari : Manager keperawatan dan Koordinator
Ruangan. Secara fungsional jabatan yang ada di bidang keperawatan adalah koordinator ruangan,
ketua tim, perawat pelaksana, PJ shift, Asisten perawat. Adapun uraian jabatannya adalah
sebagaimana berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Ketua Tim
3. Penanggung jawab Shift
4. Asisten Perawat
Secara detail uraian jabatan keperawatan adalah sebagai berikut :
A. MANAGER KEPERAWATAN
1. Pengertian :
Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang bagi
terselenggaranya asuhan keperawatan profesional dan menjamin dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan serta pengelolaan kegiatan administrasi keperawatan, pengembangan ketenagaan
dan penerapan kode etik keperawatan.
2. Persyaratan
a) Pendidikan :
1) Sarjana Keperawatan
2) Sarjana Muda Keperawatan atau Lulusan S1 Keperawatan
3) Pengalaman sebagai pelaksana perawatan 5-7 tahun
4) Memiliki sertifikat Kursus Manajemen dan atau Administrasi Keperawatan :
Memiliki kemampuan memimpin, Berwibawa, Sehat
2. Kedudukan
1) Atasan Langsung : Wakil Direktur Pelayanan Medik
2) Membawahi : Kepala Seksi Keperawatan
3) Tanggung Jawab :
b) Kelancaran tugas pelayanan administrasi keperawatan
9
c) Pemberian asuhan keperawatan yang profesional
d) Menjamin dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan
e) Perencanaan, pembinaan dan pengembangan ketenagaan dibidang keperawatan
f) Sistem regulasi ketenagaan dibidang keperawatan
g) Penerapan etika keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan

3. Tugas Pokok
a) Menyiapkan laporan kegiatan pelayanan keperawatan kepada Direktur dan Wadir
pelayanan medis.
b) Mendistribusikan surat dan menjawab surat yang masuk ke Bidang Keperawatan
dibantu Kasei
c) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Direktur atau Wadir pelayanan medis serta
bagian/bidang terkait
4. Wewenang
a) Membuat standar perencanaan keperawatan
b) Membuat standar pengorganisasian keperawatan
c) Membuat standar perencanaan keperawatan
d) Membuat standar supervisi keperawatan
e) Membuat standar evaluasi keperawatan
f) Membuat standar pengendalian mutu keperawatan
g) Membuat standar tugas pokok tenaga keperawatan
h) Membuat standar kualifikasi tenaga keperawatan
i) Membuat standar kebutuhan tenaga keperawatan
j) Membuat standar pengembangan karir dan system penghargaan
tenaga keperawatan
k) Membuat standar penilaian kinerja keperawatan
l) Membuat standar alat keperawatan
m) Menetapkan system dan melakukan tes penerimaan perawat
n) Mengatur rotasi/mutasi tenaga perawatan secara periodik bersama
Kepala Seksi keperawatan
o) Mengatur penempatan tenaga perawatan yang baru bersama Kepala
Seksi Keperawatan
p) Melaksanakan pengembangan keperawatan bersama
Kasie keperawatan
q) Merencanakan model praktik keperawatan klinik bagi
siswa/mahsiswa keperawatan
r) Membuat standar dokumentasi keperawatan

B. KEPALA RUANG RAWAT INAP


1. Pengertian : Seorang tenaga perawatan professional yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
satu ruang rawat inap.

10
2. Persyaratan
a) Pendidikan sarjana muda keperawatan
b) Pengalaman sebagai pelaksana perawatan 3 – 4 tahun
c) Memiliki sertifikat kursus Manajemen Keperawatan
d) Memiliki kemampuan kepemimpinan
e) Berwibawa
f) Sehat jasmani / rohani
3. Kedudukan
a) Aspek keperawatan dan asuhan keperawatan :
Bidang keperawatan melalui kepala seksi keperawatan.
b) Aspek tehnik medis dan non keperawatan : Kepala instalasi rawat
inap.
c) Membawahai Langsung
- Ketua tim.
- Pelaksana perawatan.
- Penolong orang sakit.
4. Tanggung Jawab
a) Secara administrative dan fungsional bertanggung jawab kepada
kepala bidang keperawatan melalui kepala seksi perawatan.
b) Secara tehnis medis operasional, bertanggung jawab kepada kepala
seksi instalasi rawat inap.
5. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di bidang
ruang rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya
6. Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan keperawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
b) Melaksanakan fungsi pergerakan pelaksanaan meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
di ruang rawat inap.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas jaga tenaga perawatan
dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang
berlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat inap.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan

11
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
ketentuan standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat inap.
6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan
dan tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
7) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan optimal.
9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan di ruang rawat inap.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
11) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari di ruang rawat inap.
13) Mendampingi dokter saat visite dan mencatat program
pengobatan serta menyampaikannya kepada staf untuk
melaksanakannya.
14) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat inap menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non
infeksi untuk pemberian asuhan keperawatan.
15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat
untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas wewenangnya.
18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindung
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar. Hal ini sangat penting untuk tindakan
perawatan selanjutnya.
20) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat
inap lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi.

12
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya sehingga memberi ketenangan.
22) Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara
kebersihan ruang rawat inap dan lingkungannya.
23) Peneliti pengisian sensus harian pasien di ruang rawat inap.
24) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian
memeriksa/meneliti ulang pada saat penyajiannya sesuai
dietnya.
25) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
26) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksana
kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruang rawat
inap. Selanjutnya menyampaikan kepada kepala seksi
perawatan/kepala bidang keperawatan.
27) Membuat uraian tugas untuk para stafnya atau unit kerja
bawahannya.
28) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas di lingkungan Rumah
Sakit Tarumajaya

7. Wewenang
Melaksanakan fungsi pengawasan, mengendalikan dan penilaian meliputi :
a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
b) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan.
c) Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program pendidikan yang telah
ditentukan oleh institusi pendidikan.
d) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan pegawai ( DP3 ) bagi pelaksana perawatan dan
tenaga lain di ruang rawat inap yang berada di bawah tanggung
jawabnya, untuk berbagai kepentingan ( kenaikan pangkat/golongan
dan melanjutkan sekolah ).
e) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
f) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
dan perawatan serta mencatat lain di ruang rawat inap.

C. URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN METODE TIM


1. Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing

13
b) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkanberdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien.
e) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
f) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
g) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

2. Pengorganisasian dan ketenagaan


a) Merumuskan metode penugasan keperawatan
b) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.
c) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali diruang rawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat
roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan
jumlah dan kondisi pasien.
f) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan
dalam bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi.
g) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
h) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
i) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
j) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
k) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

3. Pengarahan:
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.
c) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
d) Memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
e) Melalui supervisi:
1) Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan
dari ketua tim.
2) Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga.

14
4) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
5) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas
dengan baik.
6) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
7) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

15
4. Pengawasan:
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien.
b) Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota
tim/ pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing
serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
c) Memberi umpan balik kepada ketua tim.
d) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
e) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

D. KETUA TIM
1. Tugas Pokok
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja
anggota tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi
2. Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
1) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama
kepala ruangan
2) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk
anggota tim/pelaksana.
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
4) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan
6) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
7) Mengorientasikan pasien baru.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

3. Pengorganisasian dan ketenagaan:


a) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
b) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang

16
menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien.
d) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksan
f) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim/pelaksana.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
4. Pengarahan:
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
c) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
d) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien.
e) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
f) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

5. Pengawasan:
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
b) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/
pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada
saat itu juga.

6. Melalui evaluasi:
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan tugas.
c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
d) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana
e) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.

17
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

E. PERAWAT PELAKSANA
1. Uraian Tugas
a) Perencanaan:
1) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima
tugas.
2) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
3) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
4) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
5) Menerima pasien baru.
6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

b) Pengorganisasian dan ketenagaan:


1) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
4) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya
6) Melaksanakan asuhan keperawatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
tindakan keperawatan yang dilakukan.
c) Pengarahan:
1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang
tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
3) Menerima pujian dari ketua tim.
4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
6) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d) Pengawasan:
1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk

18
proses evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi
pasien.
2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

F. Asisten perawat
1. Pengertian:
Tenaga penolong orang sakit yang diberi wewenang untuk melaksanakan
membantu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap.
2. Atasan Langsung : Koordinator Ruangan Rawat Inap
3. Tugas Pokok
a) Membantu melaksanakan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
b) Menjaga kebersihan ruangan perawatan dan sekelilingnya.
4. Wewenang : Mengajukan alat-alat tenun dan spoelhook serta bahan
habis pakai.
5. Uraian Tugas:
a) Merapikan kantor perawatan.
b) Membagi air panas untuk pasien.
c) Mengatur makan dan membagi snack pasien.
d) Menyiapkan alat untuk mengganti linen dan bahan atau alat dan air
untuk memandikan pasien.
e) Serah terima linen kotor/bersih dengan bagian laundry.
f) Membersihkan spoelhook, wastapel, pispot dan tempat sputum.
g) Mengontrol kebersihan kamar pasien dan menyiapkan kamar untuk
pasien baru.
h) Menjahit kancing baju, horden dan kasur yang robek.

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja di Bagian keperawatan meliputi hubungan kerja internal


dan antar bagian atau Instalasi.

A. TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI RUMAH TANGGA


1. Dasar hubungan
a. Direksi menghargai kemandirian manager Keperawatan didalam
pengelolaan kegiatan operasional Keperawatan rumah sakit sehari-
hari. Sesuai dengan tugas, fungsi,wewenang dan tanggung jawab yang
telah diamantkan pada bidang Keperawatan.
b. Penyelenggranaan dan pengelolaaan di Bidang Keperawatan RS
Tarumajaya mengacu pada Kebijakan dan Etika Rumah sakit dan Job
Analisis Bidang Keperawatan yang terdapat dalam pedoman ini.
2. Penataan jabatan
a. Penataan dan pelaksanaaan pejabat di Manager Keperawatan
dilakukan berdarakan prinsip-prinsip manejemn islami dan
mengutamakan kolegialitas (kebersamaaan) dalam menyelsaikan
tanggung jawab, tugas dan kewajibannya.
b. Apabila manager Keperawatan berhalangan tetap dan/atau yang lebih
dari 1 (satu) bulan, maka kebijkan pemegang jabatan diserahkan
sepenuhnya kepada wakil Direksi Medis untuk menunjuk pejabat
pengganti sementara Manager Keperawatan dan/untuk menunjuk
pengganti tetap berdarakan periode jabatan yang ada.
c. Segala hak dan kewajiban manager Keperawatan saat berhalangan
tetap dan/atau yang lebih dari 1 (satu) bulan, beralih secara otomatis
sepada kepala seksi yang mewakili dan/atau yang ditunjuk oleh
Direktur sampai dengan kepala Bidang tersebut dinyatakan dapat
bekerja sesuai dengan job yang telah ditetapkan termasuk didalamnya
adalah tugas dan kewenangan yang belum terselesaikan saat
terjadinya pengalihan jabatan tersebut.

3. Penataan Pekerjaan
a. Manager Keperawatan membuat program scara umum dan garis besar
pekerjaan bidang keperawatan yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan
tenaga keperawatan serta pengembangan staf keperawatan baik
bersifat formal maupun non formal setiap tahun atau sesuai dengan
ketentuan direktur.
b. Masing-masing Koordinator menerjemahkan atau menguraikan
program pokok Bidang Keperawatan secara detail beserta anggaran
20
biaya untuk dapat dilaksanakan dan menuangkannya dalam bentuk
Term of refrent (TOR) atau kerangka acuan program.
c. Penatalaksanaan jabatan dan pekerjaan secara umum didasarkan pada
pedoman ini dan secara lengkap terdapat pada job analisis masing-
masing pejabat dan apabila dibutuhkan uraian secara khusus, maka
akan diatur tersendiri berdasarkan kesepakatan bersama pada jajaran
struktur keperawatan.
4. Penataan Admintrasi
a. Adminitrasi Bidang Keperawatan meliputi surat menyurat, brosur,
pengarsipan dan dokumentarial dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing Koordinator dengan system sentralisasi
adminitrasi sesuai dengan ketentuan RS Tarumajaya.
b. Untuk menjamin dan mempertanggung jawabkan setiap bentuk
adminitrasi di Bidang Keperawatan, secara internal dan atau eksternal
harus diketahui dan disyahkan oleh pihak-pihak yang terkait dengan
bidang yang dimaksud berdasarkan ketentuan yang berlaku di Rumah
Sakit Tarumajaya.
c. Untuk mengakses adminitarsi sentral pada Bidang keperawatan,
selain berdasarkan ketentuan umum RS Tarumajaya , juga akan
dibuat kesepakatan internal Bidang Keperawatan dengan
sepengetahuan wakil direktur pelayanan medis.

Hubungan Kerja Internal Manager Keperawatan


Manager Koordinator Keperawatan
Keperawatan

B. TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR BAGIAN


Hubungan kerja antar bagian pada bidang Keperawatan yang terdiri dari
seksi keperawatan meliputi semua bagian dan unit yang ada di RS Tarumajaya.
Hal ini disebabkan Bidang Keperawatan merupakan pemberi pelayanan secara
langsung kepada pasien. Adapun gambaran hubungan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut :
Semua bagian yang ada di RS Tarumajaya membutuhkan Bidang Keperawatan
dalam hal :
1. Semua bagian pelayanan membutuhkan bidang Keperawatan karena hampir
seluruh instalasi rawat jalan, gawat darurat dan bedah sentral ada tenaga
keperawatan
2. Semua bagian unit yang tidak ada tenaga keperawatan juga tetap
membutuhkan keperawatan karena untuk koordinasi dalam bidang
pelayanan

21
C. TATA HUBUNGAN KERJA FUNGSIONAL
Manager Keperawatan

Koo
r IGD
Koor Pav Matahari
Koor OKA

Koor ICU/HCU
Koor Perinatalogi
Koor Pav. Seulanga

Koor Pav. Jeumpa

Semua unit perawatan yang mempunyai tenaga keperawatan mempunyai hubungan kerja
fungsional meliputi :
Seksi keperawatan mempunyai hubungan kerja fungsional di seluruh ruangan rawat inap
dan rawat jalan yang berfungsi untuk mengatur pola ketenagaan, pedoman keperawatan.

D. TATA HUBUNGAN KERJA DENGAN PANITIA/KOMITE

22

Panitia Mutu
Komite Keperawatan
Tim K3RS

Komite PPI Komite Medis

Bidang
Keperawatan Tim DOTS

Tim KPRS

Tim Ponek

Panitia Etik
Tim PKRS

23
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. STANDARISASI KETENAGAAN

N Nama Kualifikasi Pengala Diperl


o Jabatan man ukan
Formal Sertifik
. dan
at
Kualifika
si utama
1 Manage - S2 Manaje - S1 Kep. 1
. r keper men Denga
Kepera awata Kepera n
watan n watan pengal
aman
kerja
5
tahun
- Pernah
menja
di
manaje
r
minim
al 5
tahun
- Memil
iki
kema
mpuan
dalam
kepem
impin
an
- Mamp
u
berko
munik
asi dan
present
asi
24
dengan
baik
- Sehat
jasman
i dan
rohani
2 Keperaw D3 Manaje - D3
. atan/Keb Kepera men pengal
idanan watan/ kepera aman
Kebida watan/k kerja 2
nan ebidana
n

25
Tahun
- Memil
iki
kema
mpuan
dalam
kepem
impin
an
- Mamp
u
berko
munik
asi dan
present
asi
dengan
baik
- Sehat
jasman
i dan
rohani

B. KONDISI KETENAGAAN

N Nama Kualifikasi ∑
o jabatan
Formal Masa Sert
. 𝑎
kerja ifika
𝑑
t
𝑎
1 Manag - S2 5
. er keperawatan Tahun
Kepera
watan
2 Koordi - D3 2
. nator Kebidana Tahun
Kepera n
watan/
kebida
nan
26
C. DASAR PERHITUNGAN KETENAGAAN
Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
mengacu pada pedoman penghitungan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Islam
Tarumajaya antara lain sebagai berikut :
1. Rawat Inap
Cara penghitungannya berdasarkan :
a. Klasifikasi pasien/tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis
kasus
b. Rata-rata pasien perhari
c. Jam perawatannya yang diperlukan/ruangan/hari
d. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat/bidan adalah : 7 jam perhari
f. Standar rata-rata jam perawatan/pasien/hari

Berdasarkan Klasifikasi Pasien


Pasien diklasifikasikan dalam beberapa katagori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan meliputi : (Berdasarkan
penelitian di luar negeri : Standart tenaga Keperawatan di RS, Dirjen
Yanmed 2002) :
a) Askep minimal (minimal care) : 2 jam/hari
b) Askep sedang (partial care) : 3,08 jam/hari
c) Askep berat/total (Total care) : 4,15 jam/hari
d) Askep maximal (intensive care): 6,16 jam/hari

Berdasarkan standart rata-rata jam perawatan /pasien / hari


Dari buku pedoman praktisi manajemen SDM di pelayanan kesehatan
: (Metode Filiphina dan Thailand ) standart rata-rata jam perawatan
/pasien/hari adalah sebagai berikut :

N Jenis Standart rata- Ketera


o Katagori rata jam ngan
. perawatan/pasien
/hari
1 Pasien 3,4 jam
.
Penyakit
Dalam
2 Pasien 3,5 jam
.
penyakit
Bedah
27
3 Campuran 3,4 jam
. bedah dan
penyakit
Dalam
4 Pasien post 3 jam
. Partum

5 Bayi/neonat 2,5 jam


. us
6 Pasien anak 4 jam
.
7 Pasien 0,5
. rawat jam/pasien
Jalan
8 Pasien 3 – 8 Tergant
. kamar jam/pasien ung
Operasi kelas
RS
9 Pasien 8 jam/pasien
. gawat
Darurat
1 Pasien 5-4
0 kamar jam/pasien
. Bersalin

Sehingga dapat dirumuskan langkah-langkah dalam menghitung


jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Langkah ke 1 Tabel 1.1

Jumlah total jam perawatan


pasien/jari dalam satu ruang Jam kerja
efektif perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah factor koreksi


25% karena dengan melihat adanya LOSS DAY dan adanya job
descibtion diluar keperawatan (non nursing job) :
b. Langkah ke 2 Tabel 1.2

Jmlh hari libur dlm 1 tahun + cuti + hari besar X


jml perawat yg diperlukn Jumlah hari kerja efektif

28
c. Langkah ke-3
Table 1.3

Jumlah tenaga keperawatan (hasil dari


table 1.1) + LOSS DAY (Tabel 1.2) x 25%

Loss day adalah : perkiraan jumlah hari loibur (hari minggu dan
hari besar) dan cuti tahunan, apapun ketentuan penghitungan loss
day-nya sebagai berikut :
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Cuti : 12 hari
2. Rata-rata jumlah hari libur dlam satu tahun = 52 hari
3. Rata-rata hari besar dalam 1 tahun = 14 hari
4. Rata-rata jumlah hari kerja efektif = 286 hari Rumus LOSS DAY

Cuti + Jmlh hari libur dalam 1 thn + hari


besar dlm 1 tahun X Jml tenaga Hari kerja
= (12 + 52 + 14) x Jumlah tenaga = 78 X Jumlah tenaga
efektif
286
= 0,27 x jumlah tenaga

Tabel 1.4
Jumlah tenaga Perawat = Hasil rumus table 1.1
+ Hasil rumus table 1.2 + Hasil rumus table 1.3

Berdasarkan rumus Gilles 1996


Menentukan jumlah kwantitatif tenaga keperawatan menurut
Gilles 1996 adalah sebagai berikut :
1. Jumlah jam perawatan efektif pasien yang dirawat setiap 24 jam
2. Jumlah hari kerja efektif perawat tiap satu tahun
3. Penggunaaan tempat tidur rata-rata
4. Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan pasien
5. Berdasarkan penghitungan diatas maka kebutuhan kwantitatif
tenaga keperawatan dapat dihitung sebagai berikut :
Contoh :

29
a. Hari minggu = 52 hari
b. Cuti tahunan = 12 hari
c. Hari besar/tahun = 10 hari
d. Cuti sakit/ijin = 12 hari
Jadi jumlah keseluruhan hari tak kerja adalah total = 86 hari
1. Jumlah hari kerja efektif/tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja
2. Jam kerja efektif perorang = 7 jam
Maka cara penghitungan jumlah perawat yang diperlukan
dalam satu unit perawatan adalah menggunakan rumus
sebagai berikut

Jmlh perawatan yang dibutuhkan px/hr X rata-rata jml px X jml hari/thn (jml
hari tiap perthn –hari tak kerja ) X Jmlh jam kerja perorg/hr

2. Rekrutmen dan seleksi


Rekrutmen merupakan proses mencari,menemukan, menarik
para calon karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi.
Rekrutmen juga merupakan serangkaian kegiatan memikat pelamar
kerja dengan motivasi,kemampuan,keahlian dan pengetahuan yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan yang telah diidentifikasi oleh
manajer secretariat dalam perencanaan atau pengembangan karyawan,
adanya mutasi,transfer karyawan ke bagian lain,adanya karyawan
yang meninggal,mengundurkan diri atau telah memasuki masa
pensiun (Rachmawati,2007)
Seleksi karyawan Rumah Sakit dilakukan karena adanya hal-hal
tertentu yaitu : kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi dan
memnuhi syarat tertentu, berbagai pilihan keadaan calon yang
mendaftar, dan berusaha memilih dengan tepat pada calon yang
mendaftar. Jadi dari ke 3 hal tersebut diperlukan keseimbangan antara
kebituhan,pilihan dan ketepatan, sejingga inti pokok yang diperlukan
dalam seleksi adalah “ kebutuhan dipenuhi dengan tepat” yaitu : tepat
jumlah sesuai kebutuhan,tepat kualifikasi sesuai kebutuhan dan tepat
waktu sesuai kebutuhan (Sabarguna and Sumarni,2003).

Rekrutmen dan seleksi di Bidang Keperawatan dilaksanakan


berdasarkan kebutuhan dan dalam rangka memenuhi gap atau

30
ketidakseimbangan antara standarisasi dan kondisi ketenagaan yang
ada. Selain itu, rekrutmen dan seleksi juga dapat dilaksanakan dalam
rangka mstandar kompetensi dan kualifikasi tenaga dalam rangka
memenuhi standar Rencana strategis Rumah Sakit Tarumajaya.
Peran dan fungsi Bidang Keperawatan dalam proses rekrutmen
dan seleksi adalah sebagai :
1. Pewancara profesi calon karyawan yang ada di Bidang
Keperawatan sesuai dengan struktur organisasi Bidang
Keperawatan
2. Pembuat materi soal untuk pelaksanaan tes tertulis bagi calon
karyawan yang melamar di Bidang Keperawatan
3. Korektor hasil jawaban soal tertulis bagi calon karyawan yang
melamar di Bidang keperawatan

D. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEPERAWATAN


Pengembangan sumber daya keperawatan dilaksanakan berdasarkan
tuntutan perkembangan Rumah sakit secara luas dan atau perubahan
organisasi di bagian. Dalam pengembangan sumber daya keperawatan dapat
melakukan melaui berbagai macam jenis dengan mengajukan kepada
direktur yaitu sbb :
1. Pendidikan formal
Berdasarkan kebutuhan Bidang Keperawatan dapat mengajukan
bantuan dana pendidikan formal bagi staf yang ada.
2. Pelatihan di luar rumah sakit
Diklat pejabat dan staf keperawatan yang dilakukan di luar rumah
sakit Tarumajaya yang bersifat pemenuhan kompetensi, sertifikasi
dan dalam rangka penilaian kinerja bagi profesi tenaga kesehatan.
Pengajuan Diklat di luar RS Tarumajaya dilakukan secara berjenjang
dari staf kepada Kasub, dari Ksubag kepada kabag atau dari kabg
kepada direktur sesusai kebutuhan. Pengajuan Diklat juga dapat
dilakukan atas saran dan rekomendasi bagian kesekretariatan atau
Direksi sebagai otoritas dan kewenangan jabatan.
3. Pelatihan Di Dalam rumah sakit
Diklat pejabat dan staf Bidang Keperawatan juga dilaksanakan secara
inhouse training (pelatihan di dalam RS). Diklat ini dapat berupa
refresing,pembekalan dan lain-lain. Inhouse traing dengan
kompetensi, kualifikasi dan akreditasi dapat dimasukkan diklat
exhouse training apabila mendatangkan narasumber dari luar RS dan
memperoleh angka akreditasi (ada SKP)dari organisasi profesi
tertentu. Pengajuan diklat di dalam RS dapat dilakukan secara
tersentral sebagai bentuk sosialisasi adanya aturan baru, atau adanya
hal-hal yang perlu dan harus diketahui oleh seluruh karyawan.

31
Apabila tidak ada penyelenggaraan tersentral pejabat jajaran
Keperawatan dapat pula mengajukan jenis diklat tertentu kepada
bagian keperawatan bagian kesekretariatan.

32
BAB IX
PROGRAM ORIENTASI

Kegiatan orientasi merupakan bagian dari proses rekruetmen dan seleksi


karyawan baru. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh para ahli seperti Amstrong,2003).
(Edward et al,2003), (Grensing,2006), (Mathis and Jackson,2004). Proses rekrutmen
juga mencakup pembuatan dan finalisasi pekerjaan yang sesuai atau penempatan dan
juga orientasi atau pembekalan karyawan baru.

A. Kegiatan Orientasi RS Tarumajaya


Kegiatan orientasi RS Tarumajaya diselenggarakan dalam rangka memberi
kesempatan bagi karyawan baru utuk mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuian maupun ketrampilan, juga dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja karyawan baru. Kesemuanya perlu adanya program yang
terarah,terpadu dan terencana yang dipandu oleh tenaga-tenaga ahli dibidang
dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki oleh Rs Tarumajaya. Untuk itu
program ini menuntut tanggung jawab dan pengabdian agar segera dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan RS dan unit kerja barunya tersebut.
Tujuan dilaksanakannya orientasi RS Tarumajaya adalah :
1. Tujuan Umum
a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup terhadap
peryarikatan muhammdiyah secara regional maupun nasional
b. Memberikan pemahaman terhadap peraturan yang berlaku di RS
Islam Tarumajaya
c. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
yangh diamanatkan kepadanya

2. Tujuan khusus
a. Memberi kesempatan bagi karyawan baru untuk mengenal dan
beradbtasi dengan lingkungan kerja barunya
b. Memberikan gambaran terhadap parameter dan sejauh mana kinerja
karyawan baru tersebut di ruang kerja bersangkutan
c. Untuk menetukkan tingkat kemampuan tenaga baru tersbut dalam
penempatan tugas nantinya
d. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan profesi dan
bidang kerjanya
e. Memberikan pengetahuan yang cukup bagi karyawan baru terhadap
koordinasi unit kerja di RS Tarumajaya yang terkait dan berhubungan
erat dengan profesi tugasnya.
Materi dan model orientasi dilaksanakan dengan 2 cara yaitu :
Klasikal dan Praktik di unit kerja. Ketentuan praktik di unit kerja, masing-
33
masing materi orientasinya diatur melalui protap sesuai dengan profesi
tenaga kerja dan unit yang dimaksud, sedangkan klasikal dilaksankan
sekurang-kurangnya selama 3-5 hari dengan materi pokok sebagai berikut :
a. Pengenalan RS Tarumajaya
b. Visi, Misi, Motto dan tujuan Rumah Sakit Tarumajaya
c. Hak dan kewajiban karyawan rumah sakit Tarumajaya
d. Peraturan kekaryawanan Rumah Sakit Tarumajaya dan Juklak
pemberlakuannya di RS Tarumajaya
e. Kebijakan umum dan tata tertib Rumah Sakit Tarumajaya
f. Struktur organisasi RS Tarumajaya dan struktur unit kerja
g. K3 RS,KPRS dan PPI
Untuk memberikan gambaran kegiatan orientasi bagi karyawan
baru,mutasi dan pejabat maka penyelenggaraan kegiatan orientasi dapat
berpedoman pada Bagan alur orientasi karyawan di bawah ini
a. Alur orientasi bagi karyawan baru

Tim
penerimaan
karyawan SDM
baru

Manager keperawatan

Koordinator
Pelaksanaan

Pedoman

34
Keterangan :
- Semua tenaga baru sebagaimana di atas, wajib
mengikuti orientasi induk sekurang-kurangnya selama 3
– 5 hari yang diselenggarakan oleh Tim Diklat RS
Tarumajaya, atau panitia yang dibentuk oleh Direktur
RS Tarumajaya
- Bagi karyawan baru harus mengikuti orientasi secara
total sesuai matrik jenis tenaga dan bagian yang
terkait,secara detail dapat dilihat dalam lampiran
pedoman ini.
b. Alur Orientasi Karyawan Mutasi

SDM Manager
keperawatan

koordinator

Keterangan :
- Orientasi bagi karyawan yang dimutasi diserahkan
sepenuhnya kepada Kepala Bagian dan atau Kepala unit
kerja yang bersangkutan
- Masing-masing unit kerja harus memiliki
pedoman/Protap/SOP orientasi unit kerja yang mengacu
pada pedoman orientasi

B. KEGIATAN ORIENTASI BAGIAN DAN UNIT KERJA


Orientasi di bagian atau unit kerja dilaksankan setelah orientasi
sentral Tumah sakit dengan tujuan :
1. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan
wewenang yang diamanatkan kepadanya
2. Memberi kesempatan bagi tenaga baru untuk mengenal dan
beradabtasi dengan lingkungan barunya
3. Mengetahui,memahami dan menerapkan prosedur
keamanan dan keselamatan kerja di Manager
35
Keperawatan dan jajarannya
4. Meengetahui dan memahami terhadap struktur organisasi
Bidang Keperawatan dan unit kerja dibawahnya
5. Mengetahui dan memahai tentang pola ketenagaan dan system
penilain kinerja di Bidang keperawatan dan jajaran
6. Meengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian
unit lain yang terkait dengan bidang keperawaatan daan jajarannya

Materi Bidang Keperawaatan dan Unit kerja di bawah jajaran


Bidang Keperawtan terdiri dari :
1. Visi Misi Bidang Keperawatan
2. Struktur Organisasi Bidang Keperawatan dan jajarannya
3. Struktur organisasi Komite Keperawatan
4. Pola ketengaan dan penilaian kinerja di bidang keperawatan
5. SPO dan aturan yang berlaku di Bidang Keperawatan
6. Melakukan kunjungan ke baagian/unit yang terkait dengan
bidang keperawatan
7. Mengikuti orientasi di unit kerja yang terkait dengan profesi dan
bidang kerjanya

36
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Rapat merupakan bagian dari proses penyelenggaraaan organisasi dan baguian


dari tugas seorang pejabat dalam menggerakkan bagian unit kerjanya, Untuk itu
diperlukan pengaturan tertentu agar penyelenggaraan rapat di bagian atau unit selaras
dengan agenda rapat atau pertemuan di Rumah Sakit Tarumajaya . Hal ini juga
mengacu pada standar akreditasi Rumah Sakit versi 2012 (Supriyanto et al,2011).

A. UNTUK MENJAGA KOLEGIALITAS KEPEMPINAN DI BIDANG


KEPERAWATAN, DIADAKAN RAPAT BERJENJANG SEBAGAI
BERIKUT :
1. Rapat insedentil adalah pertemuan bagian yang dilaksanakan berdasrkan
kebutuhan atau adanya maslah yang membutuhkan penangan cepat. Rapat
ini dapat diikuti oleh pejabat lain yang terkait sampai kepada jajaraan
Direksi sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi
2. Rapat Triwulan adalah pertemuan Manager Keperawatan yang dilaksankan
dalam rangka evaluasi kinerja selama 3 (tiga) bulan berjalan yang diikuti
oleh seluruh kepala Subag beserta staf jajaran bidang keperawatan
3. Rapat semesteran adalah pertemuan yang dilaksankan dalam rangka
evaluasi kinerja 6 (enam) bulan terakhir dan mengkomparasikan dengan
hasil kerja 3 (tiga) bulan sebelumnya (pertama).
4. Rapat tahunan adalah pertemuan yang diadakan pada akhir tahun guna
mengavluasi menganalisis dan menyusun rekomendai tingkat kinerja yang
telah dilalui.

B. KOORDINASI DAPAT DILAKUKAN SECARA FORMAL MAUPUN


INFORMAL TERGANTUNG PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN
KOOORDINASI TERSEBUT DENGAN KETENTUAN :
1. Koordinasi formal dilakukan bila permasalahan menyangkut unit kerja lain
diluar struktur Kepala Bidang Keperawatan, baik kepala unitnya
diikutsertakan dalam kordinasi tersebut atau tidak dengan waktu yang
ditentukan terlebih dahulu di dalam jam dinas maupun diluar jam dinas
2. Koordinasi Informal dilakukan bila permasalahan dan kebutuhannya
terbatas pada struktur organisasi manager Keperawatatan,. Koordinasi ini
juga dapat dilakukan bersama Kasie jajaran Kabid Keperawatan atau per
Kepala seksi dengan waktu tak tertentu baik saat jam dinas maupun di luar
jam dinas dalam rangka mengkomunikasikan masalah-masalah yang sedang
berjala

37
BAB XI
SISTEM PELAPORAN

Pelaporan merupakan bagian dari sebuah evaluasi atau control dalam organisasi,
evaluasi merupakan bagian penting rangkaian dalam pembahasan semua displin ilmu
yang berkenaan dengan manjemen. Evaluasi merupakan suatu proses untuk
menetukkan nilai atau bersanya keberhasilan atau kesuksesan dalam mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini mencakup langkah-langkah
memformulasikan tujuan,mengidentifikasi kriteria secara tepat yang akan dipakai
mengukur kesuksesan tersebut
Dengan demikian dalam system pelaporan yang ada di Bidang Keperawatan dan
jajaraannya unsure evaluasi akan dijadikan satu factor untuk mengetahui, menilai dan
melihat kembali pelaksanaan program,pengendalian mutu, pengembangan SDI dan
lain- lainnya. Untuk itu dalam system pelaporan dibagian keperawatan terdiri dari :

A. LAPORAN HARIAN
Laporan harian merupakan pencatatan unit yang dilakukan setiap hari dalam buku
kegiatan harian oleh staf Keperawatan. Pencatatan harian yang ada di Bidang
Keperawatan antara lain :
1. Permasalahan di Bidang pelayanan maupun fasilitas yang ada di RS
Tarumajaya
2. Jumlah pasien setiap unit serta permasalahan yang ada
3. Menghitung BOR dan pencapaian target masing-masing unit kerja
4. Dan lain-lain yang dianggap perlu

B. LAPORAN MINGGUAN
Laporan evaluasi yang dibuat koordinator rawat inap dalam bentuk google drive
setiap minggu.

C. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan adalah evaluasi yang dilakukan oleh pejabat RS Tarumajaya dan
jajarannya pada setiap bulan sekali. Dengan sistematika laporan sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi Program Kerja Bulanan
2. Laporan Kegiatan rutin harian
3. Laporan Kegiataan Insidentil
4. Laporan peningkatan mutu bagian dengan ketentuan :
a. Setingkat Kabag wajib melakukan analisa dan evaluasi kegiatan,
mengusulkan program kerja bulan berikutnya,serta rencana tindak
lanjut setiap laporan pejabat dibawahnya
b. Setingkat kasubag membuat laporan hasil kegiatan dan disertai
kesimpulan

38
D. LAPORAN TAHUNAN
Lapporan tahunan adalah laporan pertanggungjawaban akhir tahun oleh
pejabat RS Tarumajaya termasuk bidang keperawatan dan jajarannya dengan
sistematika sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Maksud dan tujuan
3. Isi (Inti) laporan memuat parameter 1-3 Laporan Bulanan
a. Laporan Realisasi Program Kerja bulanan
b. Laporan kegiatan Rutin Harian
c. Laporan Kegiatan insidentil
d. Laporan peningkatan mutu bagian
4. Evaluasi dan Analisis kegiataan/laporan
5. Kesimpulan dan saran
6. Penutup
7. Lampiran data pendukung
a. Setingkat manager keperawatan wajib melakukan analisa dan evaluasi
kegiatan,menilai mutu & prestasi kerja, mencari factor penghambat
dan memberikan alternative solusi mengusulkan program kerja
semester/ tahun berikutnya untuk mencapai target RS Islam
Banjarmasin
b. Setingkat manager keperawatan membuat laporan dengan
mengumpulkan hasil kegiatan membandingkan dengan target untuk
mengetahui prestasinya, membuat apresiasi mutu kerja yang
berjalan,menyampaikan hambatan yang dihadapi.

39
BAB XII
PENUTUP

Demikian pedoman pengorganisasian di bidang keperawatan RS Tarumajaya


dibuat sebagai acuan pengorganisasian bagi karyawan RS Tarumajaya umumnya dan
bagi staf dan pimpinan keperawatan,
Mudah-mudahan dengan adanya kebijakan ini, dapat leboih memudahkan semua
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal mauoubn
eksternal. Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua limpahan taufik dan
Hidayahnya kepada hamba-hambaNya yang selalu berlomba dlam kebaikan dan
berusaha secara terus menerus memperbaiki amaliyahna, amiin.
Akhirnya kami ucapkan Alhamdulillah robbil’alamin atas segala karunia dan
nikmat yang diberikan Allah SWT.

40

Anda mungkin juga menyukai