Anda di halaman 1dari 13

 

Panel Ahli Perubahan Iklim IPCC memperkirakan konsentrasi karbondioksida di


atmosfir naik, apa penyebanya, bagaimana cara menanggulangi atau
mencegahnya ?. Akan di jelaskan lebih lanjut 20%. Panel Antar Pemerintah
mengenai Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan saat ini 95% kemungkinan setiap
individu di planet bumi bertanggung jawab terhadap pemanasan global.
Kesimpulan ini merupakan salah satu butir dari temuan yang dimuat dalam laporan
penilaian ke-5 IPCC yang dirilis di Stockholm hari ini. Angka ini tersebut 
meningkat 5% dari laporan panel IPCC tahun 2007 lalu. Seperti sudah
diperkirakan, para ahli dalam laporan ini juga menyimpulkan konsentrasi
karbondioksida di atmosfir naik sebesar 20% sejak 1950.  Dengan temuan ini,
artinya tingkat konsentrasi karbondioksida di atmosfir meningkat 40% sejak era-
pra industri.Pemodelan yang dilakukan para ahli menyatakan dengan kondisi
tersebut temperatur atau suhu bumi  juga diprediksi akan naik 2 derajat Celsius,
dan permukaan air laut akan meningkat 1 meter pada akhir abad ini.

Kasus terburuk  bahkan menyebut permukaan air laut di bumi  lebih tinggi yakni 
naik lebih dari 1 meter. Sejumlah perkiraan menyebutkan peningkatan suhu bumi
di masa datang diperkirakan akan lebih rendah dari laporan IPCC tahun 2007 lalu.
Lebih dari 600 ilmuan dan peneliti berkontribusi didalam laporan ke-5 ini.
Perwakilan pemerintah dari anggota-anggota panel perubahan iklim mengeluhkan
lamanya para ilmuwan merumuskan kata-kata dalam laporan tersebut. Laporan
IPCC terbaru ini merupakan hasil dari kerja para ilmuwan dan pembuat kebijakan
selama tujuh tahun lebih.
Laporan ini didasarkan pada lebih dari 50 ribu kontribusi diseluruh dunia dan
proses review yang mendalam dan hati-hati.

Profesor Andy Pitman dari Universitas NSW mengatakan siklus 7 tahun ini
“Sangat berat” dan mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya di bidang ilmiah.
"Menurut saya siklus itu terlalu lambat untuk merespon isu-isu yang berkembang
didalam ilmu perubahan iklim," kata Profesor Pitman. IPCC menunjukan laporan
ini bisa lebih dipercepat : tahun 2011 laporan mengenai pengelolaan cuaca ekstrim
dan bencana berhasil dikerjakan relative lebih cepat, suatu pendekatan yang lebih
disukai professor Pitman. "Model seperti ini yang mungkin kita butuhkan untuk
menjembatani laporan panel IPCC.” Tambahnya. "Saya akan sangat bahagia jika
mereka bisa menjadi laporan berkala setiap 10 tahun sekali pun tidak apa-apa, asal
diselingi dengan laporan tanggapan yang bersifat cepat mengenai isu tertentu.
Penilaian IPCC ini mempertimbangkan perkiraan konservasi relative terhadap
ancaman yang mungkin dipicu oleh pemanasan global.

Artikel di atas adalah sebuah artikel mengenai pemanasan global yang disebut juga
global warming. Apakah itu global warming, akan dijelaskan pada kliping yang
saya susun ini.

GLOBAL WARMING
Mungkin anda pernah membayangkan berada di dalam mobil yang tertutup rapat
pada siang hari. Sinar matahari dengan leluasa dapat memasuki ruangan mobil
melalui kaca mobil, sehingga menyebabkan udara di dalam mobil menjadi lebih
panas.  Udara di dalam mobil menghangat, karena panas sinar matahari yang
masuk tidak dapat leluasa keluar. Sehingga panas tersebut terperangkap di dalam
mobil.
Demikian halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke
bumi menembus lapisan atmosfer bumi.  Radiasi tersebut akan dipantulkan
kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah
kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai
akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini
terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi
meningkat.  Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.

Pemanasan global (global worming) pada dasarnya merupakan fenomena


peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbon dioksida (CO2), METANA (CH4), dinitroksida (N2O), dan CFC sehingga
energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.

Penyebab Terjadinya Global Warming


 Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain  uap air,karbon dioksida, sulfur
dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-
rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari
suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga
es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-
gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
 Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer.
Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut
dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat
dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah
ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya
menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada
peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif
(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya
(albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya
es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhandiatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.

Penyebab lainnya
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas
manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan
teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa
aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:
1. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik
bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida
sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia,
berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat
setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan
ini.

2. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk


transportasi
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor.
Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan
kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi
manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak
diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana dari peternakan dan pertanian.


Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi
penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik
yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya
dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan
meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas
metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
4. Aktivitas penebangan pohon
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah
pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh
semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa
sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat
digunakan untuk  mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida
yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga
ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk
ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
6.Kentut Manusia 
Untuk katagori ini sangatlah kecil untuk menimbulkan pemanasan global,jadi
jangan tahan kentut kalian,hahahahahahahaha,kasian perut tu kalo ditahan,bisa
meledak nanti. 
7.Sendawa Manusia 
Sama dengan katagori nomer enam dampaknya juga tidak seberapa besar.

Akibat Global Warming


1. Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah
Antartika (Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai
tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut
akan terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan negara kepulauan
Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi dalam
skenario seperti itu.

2. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas
kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan
infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah
pemanasan global (global warming).

3. Kekeringan
Kekeringan Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita
kekeringan lebih parah . Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami
apa-apa lagi, hingga suplai makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan
hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat
kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak terbayang kalau kekeringan ini sampai
terjadi di bumi ini.
 
4. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai
virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan
kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu
berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite
of Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim,
1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran
penyakit.

5. Perekonomian Menjadi Kacau


Perekonomian kacau, ladang pertanian dan perkebunan yang biasanya
menghasilkan akan musnah oleh banjir atau kekeringan. Penduduk akan dibuat
makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan
jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga
membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang
terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.

6. Gelombang Panas
Gelombang Panas Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang
menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan
ratusan tahun yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu .
Gelombang panas memang pernah terjad beberapa kali di bumi , namun
belakangan ini makin sering terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya
akan meningkat 100 kali lipat

7. Ekosistem Hancur
Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan
ekosistem yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat
bencana kekeringan, banjir , badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup
yang tersisa bakal mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah
berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan
makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.

8. Punahnya Makhluk Hidup


Mahkluk Hidup Punah Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada sekarang bakal
musnah tahun 2050 kalau temperatur bumi terus naik. Spesies yang punah ini
kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan laut diperkirakan
banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi menghangat. Kalau
tumbuhan dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya terancam karena
kekurangan bahan makanan.

9. Perang dan Konflik


 Perang dan Konflik Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan
besar akan mengalami panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin
mereka berusaha saling merebut lahan yang belum rusak.

Cara Menangguli/Mencegah Global Warming


1. Jangan menebang pohon sembarangan

Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita
bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohon-pohonlah yang setiap harinya
menyediakan oksigen untuk kita. Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas
CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat
bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan oksigen tanpa
adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang.

2. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi

Banyaknya pemakaian kendaraan pribadi akan menyebabkan borosnya


penggunaan bahan bakar. Kita semua tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar
minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini bila
dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya
membuat terjadinya global warming semakin parah. Selama anda masih bisa
untuk menggunakan kendaraan umum gunakanlah kendaraan umum, hanya
gunakan kendaraan pribadi saat anda memang benar-benar membutuhkannya.

3. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan


kendaraan berbahan bakar alami dan ramah lingkungan.

Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya adalah


kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain harganya lebih murah
ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika dibanding dengan bahan bakar
minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik anda tak perlu
lagi risau saat harga BBM (Bahan bakar Minyak) naik.

4. Mematikan lampu di siang hari


Saat bepergian ke daerah PLN saya sering sekali melihat sebuah poster dengan
tulisan "Kunang-kunang aja kalau siang matiin lampu". Masa kita mau kalah sama
kunang-kunang? Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk
membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah
penting.

5. Menggunakan lampu hemat energi


Lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu energi dengan bentuk
XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi lampu hemat energi terbarukan
yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode).
Lampu hemat energi sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih
dari 60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi. Selain itu
penggunaan energi yang berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan
global. Sekarang kita bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik
tenaga batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja
pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka
pembakaran batubara bisa di hemat pula. Pembakaran batubara ternyata juga
menyumbangkan gas penyebab Global warming yang sangat besar.

6. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul)


Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia seperti merusak hutan hanya untuk
mencari keuntungan sesaat. Tanpa disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital
bagi manusia setiap harinya terus dirusak oleh sebagian manusia yang tidak
bertanggung jawab. Solusinya adalah dengan menegaskan perundangan tentang
perhutanan dan melakukan Reboisasi terhadap hutan yang sudah gundul. Selain
aksi dari penebangan hutan secara liar hutan gundul juga bisa disebabkan karena
kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah terjadinya Global Warming
hutan juga bisa mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan akan menjadikan
suhu menjadi sejuk dan segar.

7.Tanamlah Pohon di Pekaranganrumahanda


Anda mmmiliki rumah dengan pekarangan yang tidak digunakan? Manfaatkanlah
pekarangan tersebut untuk menanam berbagai macam tanaman. Anda tak harus
menanam pohon jati atau mahoni, anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman
lain yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi untuk bisa menghasilkan
oksigen. Bayangkan jika semua masyarakat melakukan hal yang serupa maka
kebutuhan akan oksigen akan sedikit demi sedikit terpenuhi.

8. Membangun rumah dengan fentilasi yang cukup


Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, dengan rumah kita bisa
hidup dengan tenang dan damai. Saat membangun rumah harap perhatikan
fentilasi dan tata cahaya yang tepat. Jangan sampai anda malam hari harus
menyalakan AC karena alasan panas dan fentilasi yang kurang. Saat siang hari
pula desainlah rumah anda agar bisa terang tanpa harus menghidupkan lampu dan
desain pula agar sejuk tanpa harus menghidupkan AC atau kipas angin.

Global warming yang saat ini terjadi bukan terjadi begitu saja. Semua ini ada
alasannya dan kitalah yang seharusnya mencari apa alasan dari Global warming,
bagaimana cara menghentikannya dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak
lagi terulang di masa depan. Manusia telah menyebabkan jumlah karbondioksida
meningkat, padahal dari hari-kehari jumlah pepohonan yang mampu menyerap
karbon dioksida semakin berkurang. Ibaratnya kita menambah jumlah
karbondioksida namun kita mengurangi bahan yang bisa menghilangkan
karbondioksida. Mulailah dari sekarang atau tidak pernah sama sekali, tanam
pepohonan disekitar rumah anda dan hematlah energi selagi anda bisa berhemat
karena tiba kalanya energi itu mahal dan tidak bisa di hemat.

Anda mungkin juga menyukai