Anda di halaman 1dari 6

INPUT DATA PETA (MAP)

NAMA : NUGRAHA ALI DIMYATI


NIM : L011191126
KELAS : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS C

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PRIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
I. PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan penentuan atau pencarian letak suatu bangunan


atau tempat dengan korelasi yang ada antara suatu tempat dengan tempat yang lain
dan dengan kemajuan teknologi terutama pada visualisasi. Sehingga masyarakat
sekarang cenderung mengerti atau mengatahui suatu lokasi berdasarkan apa yang
pernah mereka perkirakan atau apa yang dilihat sebelumnya. Oleh karena itu,
diperlukan suatu penyajian peta yang menarik dan mudah dipahami dengan
mengandung kaidah kartografi pada setiap objek bangunan yang cenderung lebih
disukai dibanding dengan pembedaan kategori nominal, terutama bagi masyarakat
awam dalam membaca informasi-informasi pada peta.
Definisi kartografi adalah pemindahan informasi yang terpusat pada basis data
spasial yang dapat dipertimbangkan dengan sendirinya menjadi suatu model yang
beraneka ragam mengenai kenyataan geografi (Menno dan Ferjan, 2007). Objek
kartografi adalah pembuatan peta sebagai refleksi dunia atau alam nyata (real world)
yang setepat mungkin (Handoyo, 2009) dan berdasarkan jenis penyajian gambaran dari
wilayah permukaan bumi, peta dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, peta garis
(berupa data vektor) dan peta foto atau citra (berupa data raster). Dengan kemajuan
teknologi visualisasi, saat ini peta foto mengalami perkembangan pesat, banyak
perusahaan yang menawarkan peta foto untuk wilayah yang dinginkan dengan scene
tertentu dan tingkat resolusi spasial yang beraneka ragam. Dalam melakukan pemetaan
ini, penulis menggunakan peta foto yang berupa citra satelit yang berasal dari aplikasi
Google Earth (GE) yang merupakan hasil dari teknologi penginderaan jauh dengan
pencitraan tahun 2012 sebagai sumber data dalam pemetaan ini. Dari citra satelit
Google Earth dilakukan analisis (interpretasi) untuk mengetahui objek-objek yang
terdapat dalam citra dan selanjutnya digunakan dalam pembuatan peta garis dengan
menggunakan software ArcGIS 10 dan mengacu pada kaidah kartografi.
II. PEMBAHASAN

A. Pengolahan Data

Dalam melakukan suatu proses pemetaan ada beberapa tahapan awal yang
dilakukan yaitu mengumpulkan data sebelum di olah di antaranya
1. Menentukan lokasi atau daerah yang ingin di petakan
2. Melihat data data yang telah ada seperti pada citra google eart tahun
sebelumnya
3. Peta penyebaran Titik BenchMark (BM)
4. Peta master
5. Data survey lapangan untuk menambahkan objek bangunan, evaluasi akurasi
posisis objek dan dokumentasi untuk pembuatan peta.

B. Tahap Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data ini merupakan penjelasan dan wujud realisasi dari
strategi pengolahan data yang telah dibuat. Tahapan pengolahan data yaitu, sebagai
berikut:

1. Koreksi geometrik atau rektifikasi merupakan tahapan agar data citra dapat
diproyeksikan sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan. Acuan dari
koreksi geometrik ini dapat berupa peta dasar ataupun data citra sebelumnya
yang telah terkoreksi.
2. Proses overlay dilakukan untuk mengetahui posisi dan menambahkan objek-
objek yang tidak terdapat pada citra GE tahun sebelumnya dengan menggunakan
data Master Plan Undip dan data survey lapangan yang antara lain, berupa data
koordinat, data jarak dari pengukuran detail bangunan (metode offset) dan
beberapa foto untuk mengetahui detail dari posisi objek bangunan dengan posisi
objek di sekitarnya.
3. Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke
dalam format digital. Objek-objek sepert jalan, rumah, sawah, dan lain-lain yang
sebelumnya dalam format raster pada sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat di
ubah ke dalam format digital dengan proses.
4. Perhitungan Akurasi merupakan perbandingan antara data hasil klasifikasi
dengan kondisi lapangan. Dengan kata lain, dalam prosesnya, dengan melakukan
pengecekan dan pengambilan beberapa sampel dilapangan sebagai
pembanding.
5. Desain simbol atau simbolisasi digunakan untuk pendefinisian dari suatu objek
berdasarkan karakteristik tertentu sebagai pembeda antar objek.
6. Tata letak atau layout peta merupakan proses tahap akhir dari pengolahan data
peta atau pembuatan peta, dalam penyajian layout peta dapat dibuat bervariasi.
Dalam penyajian tampilannya, layout atau tata letak harus sesuai dengan kaidah
kartografi agar peta menjadi lebih informatif,
7. Evaluasi kartografis dilakukan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan dari
peta yang dihasilkan, evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian dari pengamatan
sepuluh mahasiswa terhadap karakteristik variabel grafis dari hasil pemetaan.

C. Tahap Penyajian

Merupakan tahap proses pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan
pada media. Dalam tahap ini bisa digunakan cara manual dengan menggunakan alat
yang fungsional, namun cara ini membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi
agar didapat hasil yang baik.
Akan lebih baik lagi jika digunakan teknik digital melalui komputer. Penggambaran
peta bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai software pendukung, misalnya ARC
View, ARC Info, AutoCAD Map dan berbagai software lainnya.
Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data tersebut sudah
disimbolisasikan dalam bentuk digital dan dimasukkan ke dalam peta yang telah
digambar pada komputer, maka kemudian bisa dilakukan proses printing atau percetakan
pada peta.

D. Tahap Penggunaan Data


Meruapakan tahap yang paling penting dalam proses pembuatan peta, karena tahap
ini menentukan baik atau tidaknya suatu peta. Dalam tahapan ini, peta akan diuji apakah
peta tersebut dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah untuk dimengerti.
Peta yang baik tentunya merupakan peta yang mudah untuk dimengerti dan
dipahami oleh pengguna. Selain itu, pengguna juga bisa memberikan respon berupa
tanggapan atau kritik agar peta dapat disempurnakan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan

Ada beberapa cara yang bisa anda gunakan dalam mencari dan mengumpulkan
data, di antaranya adalah :
 Secara langsung
Merupakan pencarian yang dilakukan dengan metode konvensional atau meninjau
secara langsung dimana daerah yang akan dijadikan sebagai objek dari peta yang
akan dibuat. Bisa juga dilakukan dengan fotogrameti atau metode foto udara yang
dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat.

 Tidak langsung
Melalui cara mencari data dari peta atau data data yang sudah ada sebelumnya. Data
yang diperoleh dengan cara ini disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang
digunakan sebagai dasar pembuatan peta disebut sebagai peta dasar.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data kuantitatif


atau kualitatif, kemudian dilakukan perhitungan yang lebih rinci. Kemudian data akan
diolah dengan menggunakan sistem digital computing dengan software, sehingga data
tersebut akan langsung siap untuk disajikan.

Tahap penyajian merupakan tahap proses pembuatan peta dari data yang telah
diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini bisa digunakan cara manual dengan
menggunakan alat yang fungsional, namun cara ini membutuhkan perhitungan dan
ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik
DAFTAR PUSTAKA

Uman Kertanegara, 2013, PENINJAUAN SECARA KARTOGRAFIS DALAM PEMBUATAN


PETA KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO. Semarang : Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai