PENDAHULUAN
kenaikan gula darah karena terganggunya hormon insulin yang berfungsi sebagai
hormon untuk menjaga homeostatis tubuh dengan cara penurunan kadar gula
darah (kemenkes RI). Diabetes melitus merupakan penyakit yang setiap tahun
prevalensi penderita diabetes melitus orang dewasa diatas 18 tahun pada tahun
2014 berjumlah 422 juta (WHO, 2016:25). Prevalensi diabetes melitus Asia
Tenggara telah berkembang pada tahun 1980 sebesar 4,1% dan pada tahun 2014
Kesehatan Kota Malang menjelaskan bahwa pada tahun 2016 sebesar 4.854
orang dengan rincian perempuan sebanyak 2482 orang dan laki-laki sebanyak
1372 orang yang menderita penyakit diabetes melitus. Penderita diabetes melitus
merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat yang serius dan perlu menjadi
Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes usia
20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Pencegahan dan pengendalian diabetes jelas
dan perubahan perilaku pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat serta
institusi seperti tempat kerja. 3 (tiga) hal utama perlu dilakukan yakni (1)
perubahan perilaku yang terkait makanan sehat dan berimbang, aktivitas fisik,
karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik
absolute maupun relatif. Absolut terjadi apabila sel beta pancreas tidak dapat
yang dihasilkan tersebut tidak dapat bekerja secara optimal (Risty, 2008).
gaya hidup (pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik). Gejala lain
adalah adanya stress, kelainan genetika, usia yang semakin tua dapat pula
menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes (Sinaga, 2003).
Agar penyakit diabetes ini tidak bertambah parah dan menyebabkan komplikasi
yang lebih berat maka perlu dilakukan kontrol terhadap penyakit ini. Salah satu
cara untuk mengontrol penyakit ini adalah dengan melakukan diet dan menjaga
pola makan, periksa rutin serta terapi obat. Namun demikian tidak semua
penderita diabetes memiliki kemauan yang keras untuk melakukan diet. Hal
inilah yang menjadi kendala bagi penderita diabetes dapat terlepas dari jeratan
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah
satu kendala pada pelayanan diabetes, terapi gizi merupakan komponen utama
pendekatan tim yang terdiri dari dokter, dietisien, perawat dan petugas kesehatan
lain serta pasien itu sendiri untuk meningkatkan kemampuan setiap pasien dalam
Terdapa dua tipe diabetes, yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II.
lebih karena factor gaya hidup sehingga upaya untuk mengendalikannya juga
sangat berkaitan dengan gaya hidupnya termasuk salah satunya adalah diet.
Pelaksanaan diet pada penderita diabetes ini tergantung pada persepsi dan
bagaimana cara untuk mengontrol penyakit diabetes ini. Pemahaman yang baik
melakukan pola atau gaya hidup sehat terutama berkaitan dengan pola makan.
dari stimulus yang diterima oleh indera sehingga menimbulkan suatu pandangan
masyarakat terlihat acuh terhadap penyakit diabetes yang terlihat dari pola makan
yang kurang diperhatikan, padahal mereka mengetahui dampak dari hal tersebut.
menjadi faktor penanganan yang baik untuk penderita diabetes mellitus. Namun
pernikahan, lokasi geografi dan juga kelas sosial. Sehingga penulis tertarik untuk
Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
World Health Organization (WHO). 2016. Asthma Fact Sheets. Diunduh dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/ 16 November 2016.
https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-stat-report.html
https://www.kemkes.go.id/article/view/18121200001/prevent-prevent-and-
prevent-the-voice-of-the-world-fight-diabetes.html