Anda di halaman 1dari 62

PENGARUH PEMBERIAN KURMA AJWA (PHOENIX

DACTYLIFERA) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


LANSIA

Proposal Penelitian

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

disusun oleh
EDWIN AGUNG PRAYOGA
22030116130105

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) terhadap Tekanan
Darah pada Lansia

Disusun Oleh:
Edwin Agung Prayoga 22030116130105

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal 18 Februari 2021 dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima

Semarang, 3 Maret 2021

DEWAN PENGUJI
PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ahmad Syauqy, S.Gz., M.P.H., Ph.D. Arwinda Nugraheni, S.K.M., M.Epid.


NIP. 198503152014041001 NIP. 198909282014042001
PENGUJI

dr. Enny Probosari, MSi.Med., Sp.G.K.


NIP. 197901282005012001

Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Dra. Ani Margawati, M.Kes., Ph.D.


NIP. 196505251993032001

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................


iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................


v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................


vi

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................


vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


1

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................


1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................


4

C. Tujuan .......................................................................................................
4

1. Tujuan Umum .......................................................................................


4

2. Tujuan Khusus ......................................................................................


4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................


5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................


6

A.Telaah Pustaka .......................................................................................... 6

1. Tekanan Darah ......................................................................................


6

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .............................


7

3. Dampak Tekanan Darah Tinggi ..........................................................


11

iii
4. Epidemiologi Tekanan Darah Tinggi .................................................
15

5. Penatalaksanaan Tekanan Darah Tinggi .............................................


16

6. Kurma Ajwa ........................................................................................


20

7. Pengaruh Kurma Ajwa pada Tekanan Darah .....................................


25

B.Kerangka Teori ....................................................................................... 27

C.Kerangka Konsep ................................................................................... 28

D.Hipotesis ................................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................

29

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................


29

B. Rancangan Penelitian .............................................................................


29

C. Subjek Penelitian ....................................................................................


31

D. Variabel Penelitian .................................................................................


32

E. Definisi Operasional ...............................................................................


33

F. Alur Kerja ...............................................................................................


34

G. Pengumpulan Data .................................................................................


34

H. Analisis Data ..........................................................................................


36

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


38

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori ....................................................................................


27
Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................
28
Gambar 3. Alur Rancangan Penelitian ..................................................................
30
Gambar 4. Alur Kerja ............................................................................................
34 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden .......................................


46
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden .........................................
47
Lampiran 3. Kuesioner Data Diri ..........................................................................
48
Lampiran 4. Kuesioner Tekanan Darah ................................................................
49
Lampiran 5. Kuesioner Konsumsi Kopi................................................................ 49
Lampiran 6. Kuesioner Aktivitas Fisik PASE ......................................................
50
Lampiran 7. Kuesioner Food Recall 3x24 Jam .....................................................
51
Lampiran 8. Leaflet ...............................................................................................
52

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tekanan darah merupakan tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Tekanan darah dicatat sebagai dua nilai yang
berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan
darah sistolik terjadi saat ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah
ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi saat ventrikel
berelaksasi dan terisi oleh darah dari atrium.1

Tidak semua tekanan darah berada dalam batas normal sehingga


menyebabkan munculnya gangguan pada tekanan darah yang dikenal
dengan hipertensi dan hipotensi.2 Definisi hipertensi menurut Kemenkes
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.3

Gangguan tekanan darah tinggi atau yang disebut hipertensi sangat


banyak terjadi. Prevalensi dan keparahan hipertensi semakin meningkat
seiring bertambahnya usia, sehingga kelompok lansia merupakan
kelompok umur yang rentan terkena hipertensi. Menurut Survei
Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional AS (NHANES), 70% lansia

≥65 tahun menderita hipertensi. 4 Hipertensi merupakan faktor risiko utama


terjadinya penyakit kardiovaskuler dan menjadi salah satu beban kesehatan
global yang paling penting, karena kasus kardiovaskuler merupakan
penyumbang kematian tertinggi di dunia termasuk di Indonesia. 5
Berdasarkan data WHO tahun 2019, kematian lansia usia 65 tahun ke atas
di dunia sebanyak 57%. Di Asia, kematian lansia dilaporkan sebanyak
59%. Sementara di Indonesia, kematian pada lansia tercatat sebanyak

1
51%.6 Penyebab kematian lansia tertinggi di Indonesia adalah penyakit
sistem kardiovaskuler.7

Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang tidak
dapat dimodifikasi (genetik, umur, jenis kelamin, etnis/ras) dan faktor yang
dapat dimodifikasi (asupan makanan, aktivitas fisik, status gizi, merokok).
Asupan makanan terbukti memiliki peran penting dalam pengaturan
tekanan darah. Asupan tinggi natrium akan menyebabkan pembuluh darah
menyempit sehingga kerja jantung akan semakin berat yang berakibat pada
tekanan darah yang naik.8 Sementara itu, asupan tinggi buah-buahan dan
sayuran dikaitkan dengan insiden penyakit kardiovaskular yang lebih
rendah.9,10 Diusulkan bahwa efek menguntungkan dari buah-buahan dan
sayuran sebagian dapat dikaitkan dengan tingginya kandungan flavonoid.11
Salah satu jenis buah yang tinggi akan kandungan flavonoid adalah kurma
Ajwa.

Kurma Ajwa merupakan salah satu jenis kurma yang paling populer di
masyarakat. Ketersediaan kurma Ajwa di Indonesia cukup banyak dan
mudah didapatkan terutama menjelang bulan Ramadhan. Kurma Ajwa
dapat diperoleh dengan cara membeli di pasar buah, pusat oleh-oleh haji,
atau dapat dibeli secara online. Kurma Ajwa memiliki rasa manis,
berwarna hitam, memiliki wangi khas, legit, seratnya banyak dan padat,
serta bertekstur lembut. Tekstur yang lembut ini dapat memudahkan semua
kalangan terutama lansia untuk mengonsumsi kuma Ajwa apabila
dikonsumsi dengan dosis tertentu. Kurma Ajwa memiliki harga yang lebih
mahal dibandingkan jenis kurma yang lain. Akan tetapi, jika dibandingkan
dengan kurma Iran yang memiliki kulit tipis dan serat lebih sedikit, maka
dapat dilihat bahwa kurma Ajwa memang lebih baik dari segi kualitas
tekstur dan kandungannya.12

Penelitian telah menunjukkan bahwa kurma Ajwa (Phoenix dactylifera)


dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kurma Ajwa memiliki
kandungan flavonoid diantaranya quercetin, orientin dan flavanone. 13
Kandungan flavonoid pada 100 gram buah kurma yang dianalisis sangat
bervariasi dan berkisar antara 68,88 sampai 208,53 mg RE.14 Jika

2
dibandingkan dengan buah mentimun yang juga memiliki efek
menurunkan tekanan darah, kandungan flavonoid dalam 100 gram kurma
Ajwa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mentimun biasa (85 mg/100
ml).15

Penelitian menunjukkan flavonoid quercetin memiliki efek penurunan


tekanan darah yang paling konsisten.16 Terdapat bukti untuk mendukung
beberapa mekanisme potensial dimana flavonoid quercetin dapat
mengurangi tekanan darah dan menurunkan keparahan hipertensi pada
hewan dan manusia. Misalnya, flavonoid quercetin dapat mengurangi stres
oksidatif, mengganggu sistem Renin-Angiotensin, dan meningkatkan
fungsi endotel atau fungsi vaskular.17 Banyak bukti yang diperoleh dari
model hewan hipertensi menunjukkan bahwa quercetin mungkin efektif
dalam menurunkan beban oksidan.17 Quercetin juga dikenal dapat mengikat
ion logam, seperti seng dan dapat menghambat aktivitas ACE dalam
Sistem Renin-Angiotensin.18,19 Efek antihipertensi quercetin juga dikaitkan
dengan kemampuannya dalam meningkatkan fungsi endotel melalui
peningkatan aktivitas sintase oksida nitrat endotel dan produksi oksida
nitrat.20

Hingga saat ini masih sedikit penelitian terkait pemberian kurma Ajwa
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia. Penelitian sebelumnya pada
ibu hamil hipertensi menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah yang
signifikan antara sebelum dan setelah pemberian kurma Ajwa ke arah
positif, sehingga kurma Ajwa dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.21 Sementara itu, dalam penelitian crossover
pada pria dan wanita yang didiagnosis dengan sindrom metabolik
(prehipertensi, tanpa diabetes tipe 2), quercetin 150 mg/hari selama 6
minggu secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dibandingkan
dengan plasebo.22 Penurunan tekanan darah sistolik ini berpotensi relevan
secara klinis karena data yang dikumpulkan dari uji coba terkontrol secara
acak menunjukkan bahwa terjadi penurunan ratarata 12-13 mmHg tekanan
darah sistolik selama 4 tahun (pengurangan 3mmHg setiap tahun) dan

3
dikaitkan dengan pengurangan 25% risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskular.23

Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan penderita hipertensi di


Jawa Tengah mencapai sebesar 35% dari total penduduk. Sementara dari
profil Kesehatan Kota Semarang, pada tahun 2014 sampai 2018 terjadi
peningkatan kasus pada penyakit hipertensi (161.283 kasus). Puskesmas
Karangayu merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kota
Semarang. Penelitian sebelumnya di wilayah kerja Puskesmas Karangayu
menunjukkan jumlah pasien hipertensi cukup tinggi, yaitu 245 orang.24
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
melihat pengaruh pemberian kurma Ajwa terhadap tekanan darah pada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangayu, Kota Semarang.

B. Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian kurma Ajwa
(Phoenix dactylifera) terhadap tekanan darah pada lansia?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui pengaruh pemberian kurma Ajwa terhadap tekanan
darah dengan mengetahui perbedaan tekanan darah setelah
pemberian kurma Ajwa antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangayu, Kota
Semarang.

2. Tujuan Khusus
b. Mendeskripsikan gambaran tekanan darah lansia di wilayah kerja
Puskesmas Karangayu, Kota Semarang.

c. Mendeskripsikan asupan natrium, konsumsi kopi, aktivitas fisik,


dan status gizi lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangayu, Kota
Semarang.

4
d. Menganalisis perbedaan tekanan darah setelah pemberian kurma
Ajwa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangayu, Kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bacaan,
sumbangan ilmiah, dan masukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan terkait pengaruh pemberian kurma Ajwa (Phoenix
dactylifera) terhadap tekanan darah pada lansia.

2. Praktis
a. Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah,
khususnya terkait pengaruh pemberian kurma Ajwa (Phoenix
dactylifera) terhadap tekanan darah pada lansia.

b. Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengontrol tekanan darah
lansia.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Tekanan Darah
a. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa
melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung
memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi
pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah
yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa
keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di
mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung O 2
akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah
kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke
jantung. Tekanan darah dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah
sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan
darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika
ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium.1

b. Klasifikasi Tekanan Darah25


JNC 8 mengklasifikasikan tekanan darah menjadi 4
kategori, yaitu normal, pre-hipertensi, hipertensi tahap 1, dan
hipertensi tahap 2.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah


Tekanan Darah Tekanan Darah
Klasifikasi
Normal < 120 dan Sistolik Diastolik
< 80

Pre-Hipertensi 120-139 atau 80-89


Hipertensi Tahap 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Tahap 2 ≥ 160 atau ≥ 100

6
c. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah
pompa, pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter air
raksa (mmHg).26

Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa


dengan sebuah pompa udara sampai dengan tekanan yang
menghalangi aliran darah di arteri utama (brachial artery) yang
berjalan melalui lengan. Lengan kemudian ditaruh di samping
badan pada ketinggian dari jantung, dan tekanan dari manset pada
lengan dilepaskan secara berangsur-angsur. Ketika tekanan di
dalam manset berkurang, seorang dokter mendengar dengan
stetoskop melalui arteri pada bagian depan dari sikut. Tekanan pada
mana dokter pertama kali mendengar denyutan dari arteri adalah
tekanan sistolik (angka yang di atas). Ketika tekanan manset
berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya
berhenti adalah tekanan diastolik (angka yang di bawah).26

Angka yang di atas, tekanan darah sistolik berhubungan


dengan tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan
memompa darah maju ke dalam arteri-arteri. Angka yang di bawah,
tekanan diastolik mewakili tekanan di dalam arteri-arteri ketika
jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik
mencerminkan tekanan paling rendah yang dihadapkan pada
arteriarteri. Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau
diastolik meningkatkan risiko komplikasi hipertensi.26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


Kondisi masing-masing individu tidak sama sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan darah pada setiap individu bisa berlainan.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah dibedakan menjadi faktor
yang dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan.

7
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a.
Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan

1) Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga tersebut mempunyai risiko menderita
hipertensi. Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada
individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.27

2) Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring
dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur
di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.27

3) Jenis Kelamin
Hipertensi pada usia dewasa muda lebih banyak terjadi pada
pria. Usia 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah
wanita. Hal ini berkaitan dengan adanya hormon estrogen.
Wanita yang belum mengalami menopause, hormon estrogen
berperan meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) yang
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Seiring
bertambahnya usia, hormon estrogen akan berkurang dan
menyebabkan wanita rentan mengalami hipertensi setelah
menopause.28

4) Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang
menjadi ciri khas dan pembeda satu dengan lainnya. Tekanan
darah tinggi banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada
yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya,
namun pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang
lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin yang besar.27
8
b. Faktor yang Dapat Dikendalikan
a. Asupan Natrium
Natrium menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh
karena menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan,
sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Konsumsi natrium yang tinggi menyebabkan prevalensi
hipertensi menjadi 9–20%.29 Sumber utama natrium adalah
garam dapur atau NaCl, selain itu garam lainnya bisa dalam
bentuk soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoate
dan vetsin (monosodium glutamate). WHO menganjurkan
bahwa komsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih 6
gram/hari setara 110 mmol natrium.30

b. Konsumsi Kopi
Kopi menyebabkan aktivitas saraf parasimpatis
menghambat aliran vena balik, kemudian menstimulasi
peregangan reseptor di dalam paru sehingga terjadi peningkatan
impuls menuju pusat pengaturan kardiovaskuler sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan denyut jantung.31
Seseorang dikatakan memiliki kebiasaan meminum kopi apabila
dalam kurun waktu satu minggu dapat meminum kopi 3-4x atau
meminum kopi 1 cangkir/hari.32

c. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur
berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh
darah. Kurangnya aktifitas fisik dapat mengakibatkan seseorang
terkena hipertensi. Secara teori aktivitas fisik sangat
memengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak
aktif melakukan kegiatan cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin
keras otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula
tekanan darah yang membebankan pada dinding arteti sehingga

9
tahanan perifer yang menyebabkan kenanikan tekanan darah.
Kurang nya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko
kelebihan berat badan yang akan menyebkan risiko hipertensi
meningkat.33

d. Status Gizi
Sejumlah bukti dari penelitian observatif mencatat bahwa
berat badan terkait langsung dengan tekanan darah.
Diperkirakan 60% penderita hipertensi adalah obese dan sekitar
20-30% prevalensi hipertensi disebabkan oleh obesitas.34
Sehingga dapat diketahui bahwa status gizi seseorang bisa
menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi terutama
sesorang dengan status gizi obesitas.

e. Merokok
Penelitian telah membuktikan bahwa dalam satu batang
rokok mengandung 4000 racun kimia berbahaya, termasuk di
dalamnya 43 senyawa. Bahan utama rokok yaitu nikotin yang
merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak
jantung dan sirkulasi darah dengan adanya penyempitan
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin
dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam
pembuluh darah dan dapat menyebabkan pengapuran dinding
pembuluh. Seseorang dikatakan memiliki kebiasaan merokok
apabila mengkonsumsi minimal empat batang rokok tiap
harinya.35

f. Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer
dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatis. Oleh karena stres tersebut, maka tubuh akan bereaksi
seperti meningkatnya ketegangan otot, meningkatnya denyut
jantung, dan meningkatnya tekanan darah. Reaksi ini sangat

10
cepat dan bisa menimbulkan penyakit termasuk tekanan darah
tinggi.36

g. Konsumsi Alkohol
Hubungan antara konsumsi alkohol yang berat dan
hipertensi telah ditunjukan dengan jelas dalam berbagai
penelitian epidemiologis. Kira-kira 5% dari kasus hipertensi
penyebabnya adalah alkohol.37 Dalam penelitian dibuktikan
adanya pengaruh antara konsumsi alkohol dengan terjadinya
hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada pria dewasa di Korea
didapatkan bahwa mereka yang mengkonsumsi 30 g alkohol per
hari berisiko mengalami hipertensi.38 Pengaruh alkohol terhadap
kenaikan tekanan darah telah dibuktikan. Mekanisme
peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas.
Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan
volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam
meningkatkan tekanan darah.39

3. Dampak Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat merusak tubuh sebelum
gejala berkembang. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kecacatan, kualitas hidup yang buruk, atau bahkan
serangan jantung atau stroke yang fatal. Berikut adalah komplikasi dari
tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.40–46 a. Kerusakan arteri

Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan


dalamnya halus sehingga darah mengalir dengan bebas, memasok
zat gizi dan oksigen ke organ dan jaringan vital. Hipertensi secara
bertahap meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri,
akibatnya:

1) Arteri rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat


merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Saat lemak dari makanan
memasuki aliran darah, lemak dapat terkumpul di arteri yang

11
rusak. Sehingga, dinding arteri menjadi kurang elastis, dan
membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

2) Aneurisma. Tekanan konstan dari darah yang bergerak melalui


arteri yang melemah dapat menyebabkan bagian dindingnya
membesar dan membentuk tonjolan (aneurisma). Aneurisma
berpotensi pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang
mengancam jiwa. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana
pun, tetapi paling umum terjadi di arteri terbesar tubuh (aorta).

b. Kerusakan jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan banyak masalah pada
jantung, termasuk:

1) Penyakit arteri koroner. Arteri yang menyempit dan rusak


akibat tekanan darah tinggi mengalami kesulitan memasok
darah ke jantung. Ketika darah tidak dapat mengalir dengan
bebas ke jantung, dapat mengakibatkan nyeri dada (angina),
irama jantung tidak teratur (aritmia), atau serangan jantung.

2) Pembesaran jantung sebelah kiri. Tekanan darah tinggi


memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan bagian jantung (ventrikel
kiri) menebal. Ventrikel kiri yang menebal meningkatkan risiko
serangan jantung, gagal jantung, dan kematian jantung
mendadak.

3) Gagal jantung. Tekanan pada jantung yang disebabkan oleh


tekanan darah tinggi dapat menyebabkan otot jantung melemah
dan bekerja kurang efisien. Akhirnya, jantung yang kewalahan
mulai gagal.

c. Kerusakan otak
Otak bergantung pada suplai darah yang membawa zat gizi
untuk bekerja dengan baik. Tetapi tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan beberapa masalah, di antaranya:

12
1) Serangan iskemik transien atau stroke ringan. Serangan iskemik
transien adalah gangguan singkat suplai darah ke otak. Arteri
yang mengeras atau pembekuan darah yang disebabkan oleh
tekanan darah tinggi dapat menyebabkan serangan iskemik
transien. Serangan iskemik transien sering kali merupakan
peringatan bahwa seseorang berisiko terkena stroke parah.

2) Stroke. Stroke terjadi ketika bagian otak kekurangan oksigen


dan zat gizi, sehingga menyebabkan sel-sel otak mati.
Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi bisa
menyempit, pecah atau bocor. Tekanan darah tinggi juga dapat
menyebabkan pembekuan darah di arteri yang menuju ke otak,
sehingga menghalangi aliran darah dan berpotensi
menyebabkan stroke.

3) Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat


membatasi aliran darah ke otak, menyebabkan jenis demensia
tertentu (demensia vaskular). Stroke yang mengganggu aliran
darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

4) Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini merupakan tahap transisi


antara perubahan pemahaman dan ingatan yang umumnya
muncul seiring dengan penuaan dan masalah yang lebih serius
yang disebabkan oleh demensia. Studi menunjukkan bahwa
tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif
ringan.

d. Kerusakan ginjal
Ginjal menyaring kelebihan cairan dan limbah dari darah -
suatu proses yang membutuhkan pembuluh darah yang sehat.
Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan
menuju ke ginjal. Penderita diabetes disertai tekanan darah tinggi
dapat memperburuk kerusakan pada ginjal. Masalah ginjal yang
disebabkan oleh tekanan darah tinggi meliputi:
1) Jaringan parut pada ginjal (glomerulosklerosis). Jenis kerusakan
ginjal ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam ginjal
13
menjadi luka dan tidak dapat secara efektif menyaring cairan
dan limbah dari darah. Glomerulosklerosis dapat menyebabkan
gagal ginjal.

2) Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab


paling umum dari gagal ginjal. Pembuluh darah yang rusak
mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif,
sehingga cairan dan limbah dalam tingkat yang berbahaya
menumpuk. Pada akhirnya mungkin diperlukan dialisis atau
transplantasi ginjal.

e. Kerusakan pada mata


Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan
halus yang memasok darah ke mata, menyebabkan:

1) Kerusakan retina (retinopati). Kerusakan jaringan sensitif


cahaya di bagian belakang mata (retina) dapat menyebabkan
pendarahan di mata, penglihatan kabur dan kehilangan
penglihatan total. Seseorang berisiko lebih besar jika menderita
diabetes disertai tekanan darah tinggi.

2) Penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati). Koroidopati


dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau terkadang
jaringan parut yang mengganggu penglihatan.

3) Kerusakan saraf (neuropati optik). Aliran darah yang tersumbat


dapat merusak saraf optik, menyebabkan pendarahan di dalam
mata atau kehilangan penglihatan.

f. Disfungsi seksual
Ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan
ereksi (disfungsi ereksi) menjadi semakin umum pada pria saat
mereka mencapai usia 50. Tetapi pria dengan tekanan darah tinggi
bahkan lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal itu
disebabkan aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan
darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis. Wanita juga
bisa mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi.

14
Aliran darah yang berkurang ke vagina dapat menyebabkan
penurunan gairah atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau
kesulitan mencapai orgasme.

g. Keadaan darurat tekanan darah tinggi


Tekanan darah tinggi biasanya merupakan kondisi kronis
yang secara bertahap menyebabkan kerusakan selama
bertahuntahun. Tetapi terkadang tekanan darah naik begitu cepat
dan parah sehingga menjadi keadaan darurat medis yang
membutuhkan perawatan segera, seringkali dengan rawat inap.
Dalam situasi ini, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan:

1) Kehilangan memori, perubahan kepribadian, kesulitan


berkonsentrasi, mudah tersinggung atau kehilangan kesadaran secara
progresif

2) Stroke
3) Kerusakan parah pada arteri utama tubuh (diseksi aorta)
4) Nyeri dada
5) Serangan jantung
6) Gangguan pemompaan jantung secara tiba-tiba, menyebabkan
cadangan cairan di paru-paru yang mengakibatkan sesak napas
(edema paru)

7) Hilangnya fungsi ginjal secara tiba-tiba


8) Komplikasi dalam kehamilan (preeklamsia atau eklamsia)
9) Kebutaan

4. Epidemiologi Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi merupakan salah
satu penyakit yang paling umum ditemukan dalam praktik kedokteran
primer. Menurut NHLBI (National Heart, Lung, and Blood Institute), 1
dari 3 pasien menderita hipertensi. Hipertensi juga merupakan faktor
resiko infark miokard, stroke, gagal ginjal akut, dan juga kematian.47
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa

15
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 26,5%.48 Prevalensi
hipertensi berdasarkan pengukuran (menggunakan kriteria hipertensi
JNC VII) cenderung turun dari 31,7 persen pada tahun 2007 menjadi
25,8 persen tahun 2013. Dalam laporan RISKESDAS 2013,
diasumsikan bahwa penurunan diperkirakan terjadi karena (i)
perbedaan alat ukur, yang digunakan tahun 2007 tidak diproduksi lagi
pada tahun 2013, (ii) kesadaran masyarakat akan kesehatan yang makin
membaik pada tahun 2013. Asumsi (ii) terlihat pada prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosis atau gejala yang meningkat. Hal ini
menunjukkan bertambahnya masyarakat yang sudah memeriksakan diri
ke tenaga kesehatan. Prevalensi hipertensi lebih tinggi di kelompok
lanjut usia.49

5. Penatalaksanaan Tekanan Darah Tinggi


Penatalaksanaan tekanan darah yang tinggi pada prinsipnya ada dua
macam yaitu secara farmakologis dengan menggunakan obat, dan
secara nonfarmakologis yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari
dan kembali ke produk alami (back to nature). a. Farmakologis50

1) Diuretic Tiazid
Diuretik tiazid adalah diuretik dengan potensi menengah
yang menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium pada daerah awal tubulus distal ginjal,
meningkatkan ekskresi natrium dan volume urin. Tiazid juga
mempunyai efek vasodilatasi langsung pada arteriol, sehingga
dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Tiazid
diabsorpsi baik pada pemberian oral, terdistribusi luas dan
dimetabolisme di hati.

2) Beta Blocker
Beta blocker memblok beta adrenoseptor. Reseptor ini
diklasifikasikan menjadi reseptor beta 1 dan beta 2. Reseptor beta 1
terutama terdapat pada jantung sedangkan reseptor beta2 banyak
ditemukan di paru paru, pembuluh darah perifer, dan otot lurik.

16
Terapi menggunakan beta blocker akan mengantagonis semua efek
sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Beta blocker yang selektif
(dikenal juga sebagai cardio selective beta blockers) misalnya
bisoprolol. Beta blocker yang non selektif (misalnya propanolol)
memblok reseptor beta 1 dan beta 2.

3) ACE Inhibitor
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)
menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari
prekursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada darah,
pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal dan otak.
Angiotensin II merupakan vaso konstriktor kuat yang memacu
pelepasan aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer.

Penghambatan pembentukan angiotensin II ini akan


menurunkan tekanan darah. Jika sistem angiotensin renin
aldosteron teraktivasi misalnya pada keadaan penurunan
sodium, atau pada terapi diuretik efek antihipertensi ACEI akan
lebih besar.

b. Non Farmakologis
1) Pengaturan Asupan Makanan
Asupan makanan terbukti memiliki peran penting dalam
pengaturan dan pemeliharaan tekanan darah. Perubahan pola
makan yang menurunkan tekanan darah berpotensi mencegah
hipertensi dan mengurangi risiko komplikasi terkait tekanan
darah.51 Pola makan Dietary Approaches to Stop Hypertension
(DASH) terdiri dari pola makan rendah lemak jenuh, kolesterol,
lemak total, daging merah, manisan, gula tambahan, dan
minuman yang mengandung gula. Diet ini menekankan
konsumsi buah-buahan, sayuran, produk susu bebas lemak atau
rendah lemak, biji-bijian, ikan, unggas, dan
kacangkacangan. 52

Kemungkinan besar bahwa beberapa komponen diet DASH


dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah.51 Selain itu,
17
pola makan yang menekankan buah-buahan dan sayuran
mencapai penurunan tingkat tekanan darah sekitar setengah dari
penurunan tekanan darah yang diamati dengan diet DASH.51
Data ini mendukung premis bahwa konsumsi buah dan sayuran
adalah pelindung bagi jantung.11 Konsumsi tinggi buah-buahan
dan sayuran dikaitkan dengan insiden penyakit kronis yang
lebih rendah, seperti penyakit kardiovaskular, risiko kanker
secara keseluruhan, penyakit mata tertentu, dan osteoporosis.9,10
Diusulkan bahwa efek menguntungkan dari buah-buahan dan
sayuran sebagian dapat dikaitkan dengan tingginya kandungan
flavonoid.11

2) Pemberian Buah Kurma Ajwa


Salah satu jenis buah yang tinggi akan kandungan flavonoid
adalah kurma Ajwa. Kandungan flavonoid pada 100 gram buah
kurma yang dianalisis sangat bervariasi dan berkisar antara
68,88 sampai 208,53 mg RE.14 Jenis flavonoid yang
teridentifikasi pada kurma Ajwa diantaranya quercetin, orientin
dan flavanone.13 Flavonoid quercetin memiliki efek penurunan
tekanan darah yang paling konsisten pada penelitian hewan dan
manusia, terlepas dari dosis, durasi, atau status penyakit.16

Terdapat bukti untuk mendukung beberapa mekanisme


potensial dimana flavonoid quercetin dapat mengurangi
tekanan darah dan menurunkan keparahan hipertensi pada
hewan dan manusia. Misalnya, flavonoid quercetin dapat
mengurangi stres oksidatif, mengganggu sistem
ReninAngiotensin, dan meningkatkan fungsi endotel atau
fungsi vaskular.17
Banyak bukti yang diperoleh dari model hewan hipertensi
menunjukkan bahwa quercetin mungkin efektif dalam
menurunkan beban oksidan, namun data yang tersedia dari
manusia masih samar-samar. Mengingat bukti yang tidak
konsisten mengenai efek antioksidan quercetin, ada

18
kemungkinan bahwa efek penurunan tekanan darah dari
quercetin disebabkan oleh mekanisme lain yang lebih
dominan.17

Sistem Renin-Angiotensin terlibat dalam regulasi tekanan


darah dan mengontrol kehilangan cairan. Aktivitas berlebihan
jangka panjang dari Sistem Renin-Angiotensin dikaitkan
dengan hipertensi dan dapat memiliki efek kardiovaskular yang
negatif.53 Inhibitor farmakologis, seperti kaptopril dan
imidapril, menonaktifkan molekul ACE melalui pengikatan
molekul seng di situs aktif dan memperlambat konversi
angiotensin I menjadi angiotensin II.54,55 Beberapa flavonoid
juga dikenal dapat mengikat ion logam, seperti seng. Quercetin
dikenal karena sifat ini dan ada bukti bahwa quercetin dapat
menghambat aktivitas ACE melalui mekanisme ini.18,19

Efek antihipertensi quercetin juga dikaitkan dengan


kemampuannya dalam meningkatkan fungsi endotel melalui
peningkatan aktivitas sintase oksida nitrat endotel dan produksi
oksida nitrat. Penelitian menyatakan bahwa peningkatan sintase
oksida nitrat endotel aorta menyebabkan peningkatan fungsi
endotel yang kemudian menurunkan tekanan darah.20 Teori ini
juga didukung oleh peningkatan konsentrasi oksida nitrat
plasma dan penurunan tekanan darah yang bergantung pada
dosis yang terlihat dalam penelitian terdahulu.56 Akan tetapi,
penelitian tidak menemukan perubahan penanda dari fungsi
endotel dan menunjukkan bahwa mekanisme yang mendasari
efek quercetin pada tekanan darah masih belum diketahui.57
6. Kurma Ajwa
Kurma Ajwa memiliki buah yang lembut dan kering, kurma ini
dibudidayakan di wilayah Al Madinah Arab Saudi bagian barat.
"Hadits" dan literatur Islam menunjukkan khasiat bermanfaat dari
varietas kurma ini dan diyakini bahwa memakan jenis kurma ini akan
menyembuhkan banyak penyakit dan penyakit kronis. Kurma Ajwa

19
berbentuk bulat telur memanjang dan berukuran sedang. Warnanya
merah tua pada tahap rutab dan berubah menjadi coklat tua dengan
kerutan pada tahap tamer. Bobot daging dan biji Ajwa bertambah
selama tahap rutab dan kemudian menurun pada tahap tamer.58 a.
Kandungan Gizi Kurma Ajwa

1) Gula
Daging kurma Ajwa merupakan makanan berenergi tinggi
karena kandungan gula yang bervariasi antara 33,2-74,2%.
Glukosa dan fruktosa adalah gula pereduksi utama, sedangkan
sukrosa sebagai non-pereduksi memiliki persentase kecil dalam
komposisinya.59

2) Asam Amino
Analisis asam amino daging kurma Ajwa menunjukkan
persentase asam amino esensial yang lebih tinggi. Asam amino
esensial utama yang dilaporkan adalah prolin (86 mg/100 g),
histidin (26 mg/100 g), leusin (57 mg/100 g), glisin (83 mg/100
g), asam aspartat ( 186 mg/100 g), glutathione (205 mg/100 g)
dan lisin (73 mg/100 g).59

3) Vitamin dan Mineral


Daging kurma ditemukan kaya akan mangan (0,4 mg/100
g), magnesium (1,5 mg/100 g), natrium (7,5 mg/100 g) dan
kalium (4,8 mg/100 g). Vitamin, seperti b-karoten (provitamin
A), asam L-askorbat (vitamin C), tiamin (vitamin B1),
riboflavin (vitamin B2) dan asam nikotinat (niasin) diketahui
ada dalam kurma.60 Kurma Ajwa mengandung provitamin A

dan vitamin C yang tinggi.61


4) Serat Pangan
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan kurma Ajwa
diperkaya sumber serat pangan total, serat pangan larut dan
serat pangan tidak larut.59 Daging kurma ajwa memiliki
kandungan serat pangan total mulai dari 6,2 hingga 8,9%.
Demikian pula, daging Ajwa memiliki serat pangan larut
20
bervariasi dari 6,2 hingga 13,5%. Dalam konteks yang sama
daging Ajwa memiliki serat pangan tidak larut bervariasi dari

3,2 hingga 4,6%.62


5) Lipid
Total asam lemak jenuh sekitar 21,2% sedangkan total asam
lemak tak jenuh merupakan 75,26% dari biji kurma Ajwa.
Asam palmitat (10,3%), asam miristat (5,6%), asam laurat
(3,2%) dan asam sterat (2,1%) merupakan asam lemak jenuh
dominan dalam biji kurma Ajwa. Asam lemak tidak jenuh
terdiri dari asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,3%) dan asam
linoleat (0,86%).63

b. Fitokimia Kurma Ajwa


1) Senyawa Fenolik
Kandungan fenolik total buah Ajwa bervariasi antara 245
dan 455 mg/100 g. Namun, pelarut ekstraksi memainkan peran
penting. Kandungannya selalu lebih tinggi pada ekstrak air
dibandingkan dengan ekstrak alkohol.64,65 Kandungan fenolik
yang lebih tinggi dalam larutan air mungkin disebabkan oleh
polaritas larutan air dan selanjutnya tergantung pada metode
ekstraksi. Komposisi fenolik kurma Ajwa meliputi rutin
(0,650,85 mg / 100 g), katekin (0,73 mg / 100 g) dan asam
caffeic (0,57-1,84 mg / 100).64–66 Penelitian menemukan bahwa
asam p-kumarat, asam galat, dan asam ferulic merupakan
senyawa fenol yang paling dominan pada kurma Ajwa.64 Tabel
menunjukkan komposisi senyawa fenolik berbeda yang ada
dalam kurma Ajwa.
2) Flavonoid dan Komponen Minor
Buah kurma Ajwa diperkaya dengan flavonoid aktif
diantaranya quercetin, isoquercetin, luteolin, apgenin, dan
rutin.64,67 Sumber lain menyatakan jenis flavonoid yang
teridentifikasi pada kurma Ajwa diantaranya quercetin, orientin
dan flavanone.13 Kandungan flavonoid pada 100 gram buah

21
kurma yang dianalisis sangat bervariasi dan berkisar antara
68,88 sampai 208,53 mg RE.14

Komponen kecil lainnya dalam buah kurma Ajwa termasuk


triterpenoid, steroid dan ftalat.68 Senyawa bioaktif dari kurma
Ajwa ini berkontribusi terhadap sifat anti-inflamasi dan
antioksidan. Kurma Ajwa juga mengandung sejumlah besar
antosianidin dan sebagian besar hadir dalam tahap kimri.69
Kurma Ajwa mengandung beberapa asam organik penting
seperti asam suksinat, asam oksalat, asam malat, asam sitrat,
asam isobutirat dan asam format. Asam ini selanjutnya
meningkatkan fungsionalitas kurma Ajwa.64

c. Aktivitas Biologi dan Farmakologis Kurma Ajwa


1) Aktivitas Antioksidan
Buah kurma Ajwa banyak dikonsumsi di negara-negara
Arab dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dikarenakan
kandungan fenolat, melatonin, karotenoid dan vitamin yang
tinggi.70–72 Jalur yang mungkin dilalui kurma Ajwa dalam
memberikan efek antioksidan adalah penekanan radikal bebas,
yang pada gilirannya mengurangi proliferasi penyakit.
Penelitian mengevaluasi bahwa ekstrak kurma Ajwa mencegah
pengurangan antioksidan penting seperti glutathione
peroksidase, superoksida dismutase dan karnitin
asiltransferase.73

2) Aktivitas Anti-virus, Anti-jamur dan Anti-bakteri


Ekstrak kurma Ajwa mungkin menjadi cara yang terjangkau
untuk melindungi pasien dari infeksi virus dengan menghambat
infektivitas fag lisis.74 Aktivitas antijamur kurma Ajwa juga
dilaporkan dalam penelitian.75 Selain itu, resistensi bakteri
merupakan salah satu tantangan utama dalam obat antimikroba.
Untuk mengatasi masalah resistensi, penggunaan produk alami
merupakan pendekatan yang baik untuk mengendalikan infeksi
karena terjangkau dan juga tidak memiliki efek samping.76 Kurma

22
Ajwa berperan penting karena memiliki efek signifikan dalam
pengobatan penyakit karena bakteri. Kurma Ajwa menghambat
aktivitas Escherichia coli dan Klebsiella pneumonia dan juga
menghambat efek reduksi methylprednisolone.77

3) Aktivitas Anti-inflamasi
Faktor transkripsi (LOX dan NF-kB) berperan penting
dalam inflamasi, diabetes, kanker dan penyakit lainnya.
Sehingga langkah penting dalam pencegahan penyakit adalah
pengaturan faktor transkripsi yang tepat. Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan bahwa konstituen tanaman seperti flavonoid
dan fenolat bertindak sebagai agen antiinflamasi yang sangat
baik.78 Telah diteliti bahwa kurma Ajwa memiliki sifat anti
inflamasi pada tikus albino dengan meningkatkan kadar enzim
COX 1 dan 2. Kurma Ajwa menghambat peroksidasi lipid
siklooksigenase enzim COX-1 dan COX-2. Studi ini juga
menunjukkan bahwa konstituen kurma Ajwa seperti olyphenol,
serat, steroid dan mineral memiliki efek antiinflamasi.68

4) Aktivitas Nefroprotektif dan Hepatoprotektif


Nefrotoksisitas adalah efek samping umum dari banyak obat
antibiotik. Ochratoxin (mikotoksin yang dihasilkan oleh
antibiotik) dapat mempengaruhi ginjal manusia yang
menyebabkan gagal ginjal.79 Dosis oral okratoksin secara
signifikan meningkatkan kadar kreatinin serum dan urea pada
kelinci percobaan dan merusak tubulus proksimal. Di sisi lain,
ekstrak kurma Ajwa mengurangi kadar kreatinin serum dan
urea. Kombinasi ekstrak kurma Ajwa dengan okratoksin
mengurangi keparahan lesi.80

Penelitian menunjukkan efek terapi ekstrak air kurma Ajwa


terhadap hepatotoksisitas yang diinduksi oleh okratoksin A pada
tikus. Perlakuan secara signifikan mengurangi aktivitas bilirubin
dan enzim ALT pada tikus yang diobati dengan ekstrak air
kurma Ajwa.81

23
5) Aktivitas Anti-diabetik
Fitokimia memiliki kemampuan untuk mengontrol fungsi
jaringan pankreas dengan meningkatkan produksi insulin dan
mengurangi penyerapan glukosa di dinding usus. Aktivitas
antidiabetik pada ekstrak Ajwa mungkin disebabkan oleh
saponin, fenol, steroid dan flavonoid, yang berperan besar
dalam menghentikan diabetes.82

Senyawa fenolik mengurangi efek enzim aglucosidase, yang


mempengaruhi penyerapan glukosa di usus halus dan ginjal.
Selain itu, senyawa fenolik juga memodulasi sekresi insulin
dalam tubuh manusia. Profil antioksidan yang kuat dari buah
Ajwa dapat memainkan peran antidiabetik yang kuat dengan
membasmi radikal bebas.83

6) Aktivitas Anti-kanker
Efek anti tumor yang menguntungkan dari kurma Ajwa ini
disebabkan oleh adanya flavonoid terutama quercetin, steroid
dan polifenol.82 Bioaktif kurma Ajwa meningkatkan aktivitas
enzim antioksidan seperti SOD, GST, dan katalase dalam tubuh
yang menghambat proliferasi sel-sel yang rusak dengan
mengurangi kemungkinan mutagenesis. Kurma Ajwa memiliki
efek penghambatan siklo-oksigenase yang mirip dengan obat
antiinflamasi komersial seperti aspirin, ibuprofen, celebrex dan
naproxen.68 Ekstrak kurma ajwa dan polifenol Ajwa efektif
dalam menghambat pertumbuhan sel adenokarsinoma usus
besar dan juga menjaga kesehatan usus. Selain itu, ekstrak
kurma Ajwa juga mempertahankan dan menahan perubahan
mikrobiota.84

7. Pengaruh Kurma Ajwa pada Tekanan Darah


Kurma Ajwa memiliki kandungan flavonoid diantaranya quercetin,
orientin dan flavanone.13 Flavonoid quercetin memiliki efek penurunan
tekanan darah yang paling konsisten.16 Sebuah penelitian pada manusia

24
dilakukan untuk mengetahui efek quercetin pada tekanan darah pada 62
wanita (35-55 tahun) dengan diabetes tipe 2. Dalam uji coba double-
blind, acak, terkontrol plasebo, para wanita dibagi menjadi 2 kelompok,
dengan 1 kelompok menerima kapsul 500 mg quercetin dan yang
lainnya menerima plasebo setiap hari selama 10 minggu. Mereka
menemukan bahwa 500 mg quercetin per hari secara signifikan
menurunkan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan plasebo. Para
wanita tersebut mengkonsumsi makanan mereka yang biasa, dan tidak
ada perbedaan pola makan yang signifikan antara kedua kelompok.85

Dalam studi crossover pada pria dan wanita yang didiagnosis


dengan sindrom metabolik (prehipertensi, tanpa diabetes tipe 2),
quercetin 150 mg/hari selama 6 minggu secara signifikan menurunkan
tekanan darah sistolik dibandingkan dengan plasebo. 22 Penurunan
tekanan darah sistolik ini berpotensi relevan secara klinis karena data
yang dikumpulkan dari uji coba terkontrol secara acak menunjukkan
bahwa terjadi penurunan rata-rata 12-13 mmHg tekanan darah sistolik
selama 4 tahun (pengurangan 3mmHg setiap tahun) dan dikaitkan
dengan pengurangan 25% risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskular.23

Terdapat penelitian untuk menyelidiki kemampuan suplementasi


quercetin dalam mengurangi tekanan darah pada pria dan wanita
prehipertensi dan hipertensi stadium 1. Desain crossover terdiri dari
fase quercetin 4 minggu (730 mg quercetin per hari), periode washout 2
minggu, dan fase plasebo 4 minggu. Pada subjek pre-hipertensi, tidak
ada perbedaan tekanan darah antara mereka yang menerima plasebo
dan mereka yang menerima quercetin. Namun, quercetin menurunkan
tekanan darah sistolik (sekitar 7 mmHg) dan tekanan darah diastolik
(sekitar 5 mmHg) pada subjek dengan hipertensi stadium 1.86 Efek
serupa diamati dalam studi pada pria dengan hipertensi stadium 1.
Konsumsi quercetin menghasilkan tekanan darah sistolik, diastolik, dan
rata-rata yang lebih rendah (135mmHg, 88 mmHg, dan 103 mmHg)
dibandingkan dengan plasebo (142mmHg, 91 mmHg, dan 108mmHg; P

25
<0,05). Efek penurunan tekanan darah dari quercetin berkorelasi
negatif dengan tingkat keparahan hipertensi.57

B. Kerangka Teori

26
Keterangan:
Variabel yang akan diteliti adalah pemberian kurma Ajwa, tekanan
darah, asupan natrium, konsumsi kopi, aktivitas fisik, dan status gizi.
Variabel umur, merokok, dan konsumsi obat-obatan secara alami
terkendali oleh pemilihan sampel karena pemilihan sampel dibatasi pada
umur lebih dari 60 tahun, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi obat
penurun tekanan darah.

C. Kerangka Konsep

27
Pemberian Kurma Ajwa Tekanan Darah

Perancu:
1. Asupan natrium
2. Konsumsi kopi
3. Aktivitas fisik
4. Status gizi

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis
1. Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah
pemberian kurma Ajwa antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.

2. Ada perbedaan tekanan darah diastolik setelah


pemberian kurma Ajwa antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.

28
BAB III
METODE PENELITIAN

B. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Keilmuan
Keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gizi Masyarakat.

2. Ruang Lingkup Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Karangayu, Kota Semarang.

3. Ruang Lingkup Waktu


a. Penyusunan Proposal: Januari-Februari 2021
b. Pengambilan Data: Maret-April 2021
c. Pengolahan Data: April 2021

C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian
eksperimental merupakan suatu rancangan penelitian yang digunakan
untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan
penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.87 Desain
yang digunakan adalah Randomized Controlled Trial. Randomized
Controlled Trial (RCT) adalah uji coba dimana subjek secara acak
ditugaskan ke salah satu dari dua kelompok: satu adalah kelompok
perlakuan yang menerima intervensi kurma Ajwa (Phoenix dactylifera)
yang sedang diuji, dan yang lainnya adalah kelompok kontrol. Selain itu,
pada kedua kelompok diberikan edukasi mengenai tekanan darah
menggunakan media leaflet. Kedua kelompok tersebut kemudian
ditindaklanjuti untuk melihat apakah ada perbedaan hasil di antara mereka.
Hasil dan analisis selanjutnya digunakan untuk menilai keefektifan kurma
Ajwa untuk menurunkan tekanan darah pada lansia.

Peneliti memberikan kurma Ajwa dengan dosis 100 gram per hari
dengan jangka waktu 6 minggu. Dosis ini diperoleh berdasarkan penelitian
sebelumnya yang efektif menurunkan tekanan darah dengan pemberian 150

29
mg/hari kapsul quercetin selama 6 minggu.88 Dimana diketahui kandungan
flavonoid termasuk quercetin dalam 100 gram buah kurma berkisar 208,53 mg
RE.14 Sehingga dibutuhkan 71,93 gram (dibulatkan

Tabel 2. Rancangan Penelitian


Subjek
menjadi 100 gram) kurmaPra-Test Perlakuan
Ajwa setiap harinya. Pasca-Tes
K-A O I O1-A
K-B O O1-B

Populasi Target

Populasi
Terjangkau

Pengacakan

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Tidak Diberikan Kurma


Diberikan Kurma Ajwa
Ajwa

Pengecekan Rutin Tekanan Pengecekan Rutin Tekanan


Darah Darah

Perbandingan Hasil Ukur Tekanan


Darah
30
Gambar 3. Alur Rancangan Penelitian
Keterangan87:
K-A : subjek perlakuan
K-B : subjek kontrol
O : observasi sebelum diberi
perlakuan
I : dilakukan perlakuan
- : tidak diberi perlakuan
O1(A+B) : observasi setelah diberi perlakuan

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah lansia usia diatas 60
tahun. Populasi terjangkau adalah lansia usia diatas 60 tahun di
Puskesmas Karangayu.

2. Sampel
Sampel penelitian ini yaitu bagian dari populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. a.
Kriteria inklusi:

1) Berusia diatas 60 tahun yang tinggal di wilayah penelitian


2) Tidak merokok
3) Tinggal bersama keluarga dengan kondisi sehat dan bisa
diwawancarai

4) Memiliki tekanan darah kategori prehipertensi (sistolik 120-


139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg)25
5) Tidak konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah
b. Kriteria eksklusi:
1) Menderita penyakit komplikasi lain seperti gagal ginjal, diabetes
mellitus pada saat penelitian berlangsung.

Pengambilan jumlah dan penentuan sampel penelitian ini


menggunakan rumus (t-1) (r-1) >15, dimana t adalah banyaknya
kelompok perlakuan dan r adalah jumlah replikasi. Banyaknya

31
kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah 2 kelompok, sehingga
didapatkan:
(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
(r-1) ≥ 15/1
r ≥ 16

Dari rumus di atas didapatkan sampel minimal 32 lansia. Jumlah


sampel ditambah 10% dengan maksud untuk mengantisipasi responden
yang drop out. Sehingga total sampel yang digunakan sebanyak 36
responden (18 responden pada kelompok intervensi dan 18 responden
pada kelompok kontrol). Pembagian responden ke dalam masingmasing
kelompok dilakukan secara acak (random assignment).

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian kurma Ajwa
(Phoenix dactylifera).

3. Variabel Perancu
Variabel perancu dalam penelitian ini adalah asupan natrium, konsumsi
kopi, aktivitas fisik, dan status gizi.

E. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Hasil Pengukuran Skala Data


1 Pemberian kurma Pemberian kurma Ajwa pada 100 g/hari Nominal
Ajwa (Phoenix lansia kelompok perlakuan
selama 6 minggu sebanyak
32
dactylifera) 100 g/hari.
Kurma Ajwa yang diberikan
adalah kurma kering,
memiliki karakteristik fisik
ukuran yang paling kecil,
paling pendek, dan
warnanya paling gelap
(hitam) diantara jenis kurma
yang lainnya. Diameter dan
panjang kurma Ajwa
masing-masing berkisar 14,6
mm dan 26,4 mm.12
2 Tekanan darah Hasil pemeriksaan tekanan mmHg Rasio
darah sebelum dan sesudah
pemberian kurma. Cara
pengukuran tekanan darah
menggunakan tensimeter air
raksa.
3 Asupan natrium Total asupan natrium dari mg Rasio
makanan dan
minuman yang
dikonsumsi
yang diperoleh
melalui wawancara
menggunakan
formulir food recall 3x24 jam.
4 Konsumsi kopi Jumlah gelas kopi yang kali/minggu Rasio
dikonsumsi dalam 1
minggu.
5 Aktivitas fisik Pergerakan anggota tubuh skor Rasio
lanjut usia meliputi
ketahanan, kelenturan, dan
kekuatan otot yang diukur
dengan menggunakan
kuesioner Physical Activities
Scale for The Elderly
(PASE).
6 Status gizi Kondisi keseimbangan kg/m2 Rasio
antara makanan yang masuk
ke dalam tubuh lansia
dengan kebutuhan tubuh
yang diukur melalui
perhitungan IMT yang
diperoleh dari hasil
pengukuran BB/TB2.

33
F. Alur Kerja

Responden

Informed consent

Pengisian kuesioner karakteristik lansia, pengukuran


antropometri, danpengukuran tekanan darah (hari ke- 0)

Pemberian stok buah kurma setiap 1 minggu sekali, sampai


minggu ke- 6 (100 gram kurma per hari)

Pengisian kuesioner aktivitas fisik, recall asupan 3x24 jam.

Pengukuran tekanan darahsetiap 1 minggu sekali

Analis is statistika

Gambar 4. Alur Kerja

G. Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Sebelum melakukan pengumpulan data primer, responden (lansia) akan
diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Kemudian
dilakukan kajian etik untuk memberikan kepastian perlindungan kepada

34
responden. Responden akan memberikan tanda tangannya dalam informed
consent sebagai bentuk persetujuan dari penelitian yang dilakukan.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung,
meliputi karakteristik lansia (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, riwayat penyakit), karakteristik keluarga (pendapatan
keluarga, jumlah anak), asupan makan, dan aktivitas fisik.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung, meliputi gambaran umum Puskesmas Karangayu Kota
Semarang.

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini


yaitu:

1. Kuesioner tentang karakteristik lansia dan keluarga.


2. Tensimeter air raksa untuk pengukuran tekanan darah.
3. Kuesioner status gizi lansia berdasarkan IMT, lansia ditimbang berat badan
dan diukur tinggi badannya kemudian dicatat langsung.

4. Kuesioner Recall 3x24 jam untuk menilai asupan makanan.


5. Kuesioner Physical Activities Scale for The Elderly (PASE) untuk menilai
tingkat aktivitas fisik lansia.

Langkah pengukuran tekanan darah:


1. Pasien dalam kondisi tenang.
2. Pasien diminta untuk tidak merokok atau minum yang mengandung kafein
minimal 30 menit sebelum pemeriksaan.

3. Istirahat sekitar 5 menit setelah melakukan aktifitas fisik ringan.


4. Lengan yang diperiksa harus bebas dari pakaian.
5. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan posisi pasien duduk.
6. Posisikan lengan sedemikian sehingga arteri brachialis kurang lebih pada
level setinggi jantung.
35
7. Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja sedikit diatas pinggang dan
kedua kaki menapak di lantai.
8. Lakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa.

9. Pengulangan pengukuran dilakukan beberapa menit


setelah pengukuran pertama.

H. Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Penyuntingan Data (Cleaning)
Penyuntingan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data yang
sudah diperoleh.

b. Pengkodean Data (Coding)


Pengelompokan data dan pemberian kode atau nilai pada
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk mempermudah dalam
memasukkan data atau analisis data. Kemudian tiap variabel
dikategorikan sesuai jumlah skor/nilai untuk masing-masing
variabel.

c. Entry Data
Memasukkan data pada program komputer sebelum dianalisis,
dimana data ditabulasikan.

d. Cleaning Data
Mengkoreksi data sebelum analisis agar kualitas data terjaga.

2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.
Analisis pada penelitian ini menggunakan 3 jenis analisis yaitu analisis
univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap


variabel dalam penelitian meliputi usia, jenis kelamin, asupan

36
natrium, konsumsi kopi, aktivitas fisik, status gizi, tekanan darah
sebelum perlakuan, dan tekanan darah setelah perlakuan.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan tekanan
darah dari kedua kelompok (kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol) dengan menggunakan independent t test.

c. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dengan uji ANCOVA (Analysis of
Covariance) dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian kurma
Ajwa terhadap tekanan darah setelah dikendalikan dengan variabel
perancu. Dikatakan berhubungan bila p ≤ 0,05 dengan α = 0,05.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Barbeau T. Cardiovascular physiology. Francis Marion University; 2004.


2. Fitriani N, Nilamsari N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan
darah pada pekerja shift dan pekerja non-shift di PT. X Gresik. J Ind Hyg
Occup Heal. 2017;2(1):57–75.

3. Pusat Data dan Informasi. Hipertensi. Jakarta; 2014.


4. Mozaffarian D, Benjamin E, Go A. Heart disease and stroke statistics.
Circulation. 2015;131:29–322.

5. Suhadi R. Seluk beluk hipertensi: Peningkatan kompetensi klinis untuk


pelayanan kefarmasian. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press; 2016.

6. WHO. World Mortality. 2019.


7. Djaja S. Analisis penyebab kematian dan tantangan yang dihadapi penduduk
lanjut usia di Indonesia menurut riset kesehatan dasar 2007. Bul Penelit Sist
Kesehat. 2012;15(4):323–30.

8. Aristi D, Rasni H, Susumaningrum L, Susanto T, Siswoyo S. Hubungan


konsumsi makanan tinggi natrium dengan kejadian hipertensi pada buruh
tani di wilayah kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember. Bul Penelit Sist
Kesehat. 2020;23(1):53–60.

9. Boeing H, Bechthold A, Bub A. Critical review: vegetables and fruit in the


prevention of chronic diseases. Vol. 51. 2012. 637-663 p.

10. Chun O, Chung S, Song W. Estimated dietary flavonoid intake and major
food sources of U.S. adults. J Nutr. 2007;137:1244–1252.

11. Macready A, TW G, Chong M. Flavonoid-rich fruit and vegetables improve


microvascular reactivity and inflammatory status in men at risk of
cardiovascular disease – FLAVURS: a randomized controlled trial. Vol. 99.
2014. 479-489 p.

12. Abdul-hamid NA, Hafizah N, Maulidiani M, Mediani A, Safinar I, Ling C,


et al. Quality evaluation of the physical properties, phytochemicals,

38
biological activities and proximate analysis of nine Saudi date palm fruit
varieties. J Saudi Soc Agric Sci [Internet]. 2020;19(2):151–60. Available
from: https://doi.org/10.1016/j.jssas.2018.08.004
13. Bouhoreira A, Dadamoussa B. Characterization of some flavonoids in
Phoenix dactylifera L using HPLC-MS-MS. J Chem Pharm Res.
2016;8(5):169–76.
14. Eimad T, Mohamed B, Khalid S, Mohamed B, Chakib A, Younes F.
Evaluation of antioxidant, antihemolytic and antibacterial potential of six
Moroccan date fruit (Phoenix dactylifera L.) varieties. J King Saud Univ.
2016;28:136–42.

15. Abubakar Y, Erfiza NM. Analisis total flavonoid dan vitamin C pada
beberapa jenis mentimun (Cucumis sativus L.). J lmiah Mhs Pertan
Unsyiah. 2018;3(1):381–7.

16. Clark J, Zahradka P, Taylor C. Efficacy of flavonoids in the management of


high blood pressure. Nutr Rev. 2015;1–24.

17. Larson A, Symons J, Jalili T. Quercetin: A treatment for hypertension?—A


review of efficacy and mechanisms. Pharmaceuticals. 2010;3:237–50.

18. Chen C, Pace-Asciak C. Vasorelaxing activity of resveratrol and quercetin


in isolated rat aorta. Gen Pharmacol. 1996;27:363–6.

19. Loizzo M, Said A, Tundis R, Rashed K, Statti G, Hufner A, et al. Inhibition


of angiotensin converting enzyme (ACE) by flavonoids isolated from
Ailanthus excelsa (Roxb) (Simaroubaceae). Phytother Res. 2007;21:32–6.

20. Rivera L, Moron R, Shancez M. Quercetin ameliorates metabolic syndrome


and improves the inflammatory status in obese zucker rats. Vol. 16, Obesity.
2008. 2081-2087 p.

21. Husaidah S, Ikhtiar M, Nurlinda A. Pengaruh pemberian kurma Ajwa


(Phoenix dactylifera) terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil
hipertensi. J Kesehat. 2019;2(1):34–43.

22. Egert S, Bosy-Westphal A, Seiberl J, et al. Quercetin reduces systolic blood


pressure and plasma oxidised low-density lipoprotein concentrations in

39
overweight subjects with a high-cardiovascular disease risk phenotype: a
double-blinded, placebo-controlled cross-over study. Br J Nutr.
2009;102:1065–1074.

23. He J, Whelton P. Elevated systolic blood pressure and risk of cardiovascular


and renal disease: overview of evidence from observational epidemiologic
studies and randomized controlled trials. Am Hear J. 1999;138:211–219.
24. Purwati D, Suryani M, Supriyono M. Perbedaan tekanan darah sebelum dan
sesudah terapi relaksasi benson pada pasien hipertensi. Ejeournal Stikes
Telogorejo. 2012;

25. Bell K, Twiggs J, Olin BR. Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC8
Guideline Recommendations. 2015.

26. Pudiastuti R. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.


27. Susilo Y. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andi; 2011.
28. Pratiwi E, Y M. Tetap Sehat Saat Lansia. Yogyakarta: Rapha Publishing;
2017.

29. Sukma P, Puruhita N. Pengaruh pemberian jus tomat (Lycopersicum


commune) terhadap tekanan sistole dan diastole laki-laki hipertensi usia 40-
45 tahun. J Nutr Coll. 2015;4(2).

30. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka UTama;
2002.

31. Khoiru R, Suprihatin. Peningkatan tekanan darah setelah minum kopi dan
merokok. J STIKES. 2014;7(1).

32. Hamer M. Coffee and health: Explaining conflicting result in hypertension.


J Hum Hypertens. 2006;20:909–12.

33. Triyanto E. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014.

34. Nugroho T. Anatomi Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: EGC;
2011.

40
35. Bowman S. Clinical research hypertension: A prospective study of cigarette
smokey and risk of insiden hypertension in Bringham and Women Hospital
Massachucetts. 2007;1–3.

36. Subekti R. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah pada


Usia Lanjut di Dusun Sumberan Sumberagung Moyudan Sleman
Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Jogjakarta; 2014.

37. Masters S. Alkohol. In: Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: Salemba
Medika; 2002.
38. Lee S, Kim Y, Sunwoo S, Huh B. A retrospective cohort study on obesity
and hypertension risk among Korean adults. J Korean Med Sci. 2005;20(2).

39. Departemen Kesehatan RI. Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana


penyakit hipertensi. Jakarta; 2006.

40. Basile J, et al. Overview of hypertension in adults [Internet]. [cited 2021 Jan
16]. Available from: https://www.uptodate.contents/search.

41. American Heart Association. Health threats from high blood pressure
[Internet]. [cited 2021 Jan 16]. Available from:
https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threatsfrom-
high-blood-pressure

42. National Heart Lung and Blood Institute. High blood pressure [Internet].
[cited 2021 Jan 16]. Available from:
https://www.nhlbi.nih.gov/healthtopics/high-blood-pressure

43. American Heart Association. Hypertensive crisis: When you should call 91-
1 for high blood pressure [Internet]. [cited 2021 Jan 16]. Available from:
https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/understandingbl
ood-pressure-readings/hypertensive-crisis-when-you-should-call-911-
forhigh-blood-pressure

44. American Heart Association. How high blood pressure can lead to vision
loss [Internet]. [cited 2021 Jan 16]. Available from:

https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threatsfrom-
high-blood-pressure/how-high-blood-pressure-can-lead-to-vision-loss

41
45. American Heart Association. What is a TIA? [Internet]. [cited 2021 Jan 16].
Available from: https://www.stroke.org/en/about-stroke/types-ofstroke/tia-
transient-ischemic-attack/what-is-a-tia.

46. National Institutes of Health. Intensive blood pressure control might lessen
cognitive loss [Internet]. [cited 2021 Jan 16]. Available from:
https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/intensive-
bloodpressure-control-may-lessen-cognitive-loss

47. Franklin S. Ageing and hypertension: The assessment of blood pressure


indices in predicting coronary heart disease. J Hypertens. 1999;17(5):29–
36.
48. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013.

49. Standing P, Deakin H, Norman P, Standing R. Hypertension - Its derection,


prevalence, control and treatment in a quality driven British general
practice. Br J Cardiol. 2005;12:471–6.

50. Dipiro J, Dipiro C, Well B, Scwinghammer T. Pharmacoteraphy Handbook.


Seventh Ed. USA: Mc. Graw Hill; 2008.

51. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR, Karanja N, Elmer PJ, Sacks FM.
Dietary approaches to prevent and treat hypertension: A scientific statement
from the American Heart Association. Vol. 47, Hypertension. 2006. 296-
308 p.

52. Heart and Stroke Foundation of Canada. Getting your blood pressure in
check. Heart and Stroke Foundation of Canada. 2014.

53. Vikrant S, Tiwari S. Essential hypertension - Pathogenesis and


pathophysiology. J Indian Acad Clin Med. 2001;2:141–61.

54. Carretero O. Novel mechanism of action of ACE and its inhibitors. Am J


Physiol Hear Circ Physiol. 2005;289:796–1797.

55. Wyld P, Grant J, Lippi A, Criscuoli M, Re G Del, Subissi A.


Pharmacokinetics and biochemical efficacy of idrapril calcium, a novel

42
ACE inhibitor, after multiple oral administration in humans. Br J Clin
Pharmacol. 1994;38:421–5.

56. Olaleye M, Crown O, Akinmoladun A. Rutin and quercetin show greater


efficacy than nifedipin in ameliorating hemodynamic, redox, and metabolite
imbalances in sodium chloride-induced hypertensive rats. Vol. 33. 2014.
602-608 p.

57. Larson A, Witman M, Guo Y. Acute, quercetin-induced reductions in blood


pressure in hypertensive individuals are not secondary to lower plasma
angiontensin-converting enzyme activity or endothelin-1: nitric oxide. Vol.
32. 2012. 557-564 p.

58. Gasim A. Changes in sugar quality and mineral elements during fruit
development in five date palm cultivars in AI-Madinah AI-Munawwarah. J
King Abdul Aziz Univ. 1994;(6):29–36.
59. Assirey E. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (Phoenix
dactylifera L.) cultivars grown in Saudi Arabia. J Taibah Univ Sci.
2015;75–9.

60. Al-Shahib W, Marshall R. The fruit of the date palm: Its possible use as the
best food for the future? Int J Food Sci Nutr. 2003;247–59.

61. Sawaya W, Safi W, Black L, Mashadi A, Al-Muhammad M. Physical and


chemical characterisation of the major date varieties grown in Saudi Arabia,
2: Sugars, tannins, vitamins A and C. Date Palm J. 1983;183–96.

62. Khalid S, Ahmad A, Masud T, Asad M, Sandhu M. Nutritional assessment


of ajwa date flesh and pits in comparison to local varieties. J Plant Anim
Sci. 2016;26(4):1072–80.

63. Galeb H, Salimon J, Eid E, Nacer N, Saari N, Saadi S. The impact of single
and double hydrogen bonds on crystallization and melting regimes of Ajwa
and Barni lipids. Food Res Int. 2012;48:657–66.

64. Ahmad I, AbdElgawad H, Jaouni S Al, Zinta G, Asard H, Hassan S.


Metabolic analysis of various date palm fruit (Phoenix dactylifera L.)

43
cultivars from Saudi Arabia to assess their nutritional quality. Molecules.
2015;20:13620–41.

65. Saleh EA, Tawfik MS, Abu-Tarboush HM. Phenolic contents and
antioxidant activity of various date palm (Phoenix dactylifera L.) fruits from
Saudi Arabia. Food Nutr Sci. 2011;2:1134–41.

66. Ahmed A, Arshad M, Saeed F, RS Ahmed, Chatha S. Nutritional probing


and HPLC profiling of roasted date pit powder. Pakistan J Nutr.
2016;15:229.

67. Ragab A, Elkablawy M, Sheik B, Baraka H. Antioxidant and


tissueprotective studies on ajwa Extract: Dates from Al-Madinah Al-
Monwarah, Saudia Arabia. J Environ Anal Toxicol. 2013;

68. Zhang C, Adosari S, Vidyasagar P, Nair K, Nair M. Antioxidant and


antiinflammatory assays confirm bioactive compounds in ajwa date fruit. J
Agric Food Chem. 2013;61:5834–40.

69. Eid N, Al-Awadi B, Vauzour D, MJ Oruna-Concha, Spencer J. Effect of


cultivar type and ripening on the polyphenol content of date palm fruit. J
Agric Food Chem. 2013;61:2453–60.
70. Al-Farsi M, Alasalvar C, Morris A, Baron M, Shahidi F. Comparison of
antioxidant activity, anthocyanins, carotenoids, and phenolics of three
native fresh and sun-dried date (Phoenix dactylifera L.) varieties grown in
Oman. J Agric Food Chem. 2005;53:7592–9.

71. Al-Farsi M, Lee C. Nutritional and functional properties of dates: A review.


Crit Rev Food Sci Nutr. 2008;48:877–87.
72. Chaira N, Smaali M, Martinez-Tome M, Mrabet A, Murcia M, Ferchichi A.
Simple phenolic composition, flavonoid contents and antioxidant capacities
in water-methanol extracts of Tunisian common date cultivars (Phoenix
dactylifera L.). Int J Food Sci Nutr. 2009;60:316–29.

73. Al-Yahya M, Raish M, AlSaid M, Ahmad A, Mothana R, Al-Sohaibani M.


Ajwa dates (Phoenix dactylifera L.) extract ameliorates
isoproterenolinduced cardiomyopathy through downregulation of oxidative,

44
inflammatory and apoptotic molecules in rodent model. Phytomedicine.
2015;

74. Jassim S, Naji M. In vitro evaluation of the antiviral activity of an extract of


date palm (Phoenix dactylifera L.) pits on a Pseudomonas phage. Evidence-
Based Complement Altern Med. 2010;7:57–62.

75. Boulenouar N, Marouf A, Cheriti A. Antifungal activity and phytochemical


screening of extracts from Phoenix dactylifera L. cultivars. Nat Prod Res.
2011;25:1999–2002.

76. Al-Daihan S, Bhat R. Antibacterial activities of extracts of leaf, fruit, seed


and bark of phoenix dactylifera. African J Biotechnol. 2010;11(42):10021–

5.
77. Aamir J, Kumari A, Khan M, Medam S. Evaluation of the combinational
antimicrobial effect of Annona Squamosa and Phoenix Dactylifera seeds
methanolic extract on standard microbial strains. Int Res J Biol Sci.
2013;2:68–73.

78. Talhouk R, Karam C, Fostok S, El-Jouni W, Barbour E. Anti-inflammatory


bioactivities in plant extracts. J Med Food. 2007;10:1–10.
79. Kalantaripour T, Shekaari M, Basiri M, Najar A. Cerebroprotective effect of
date seed extract (Phoenix dactylifera) on focal cerebral ischemia in male
rats. J Biol Sci. 2012;1–6.

80. Ali A, Abdu S, Alansari S. Biosafty of ajwa date against biotoxicty of


ochratoxin (A) on proximal renal tubules of male rat. Kidney Res J.
2011;1:1–12.

81. Bakr A. The protective role of ajwa date against the hepatotoxicity induced
by ochratoxin a. Egypt J Nat Toxins. 2011;8:1–15.

82. Hussain T, Qadir M, Ali M, Ahmad B, Khan Y. Ajwa date (Phoenix


dactylifera): An emerging plant in pharmacological research. Pak J Pharm
Sci. 2014;27.

83. Zhang C, Aldosari S, Vidyasagar P, Shukla P, Nair M. Health-benefits of


date fruits produced in Saudi Arabia based on in vitro antioxidant,

45
antiinflammatory and human tumor cell proliferation inhibitory. J Saudi Soc
Agric Sci. 2015;

84. Eid N, Enani S, Walton G, Corona G, Costabile A, Gibson G, et al. The


impact of date palm fruits and their component polyphenols, on gut
microbial ecology, bacterial metabolites and colon cancer cell proliferation.
J Nutr Sci. 2014;3.

85. Zahedi M, Ghiasvand R, Feizi A. Does quercetin improve cardiovascular


risk factors and inflammatory biomarkers in women with type 2 diabetes: a
doubleblind randomized controlled clinical trial. Int J Prev Med.
2013;4:777–785.

86. Edwards R, TLyon, SE SL. Quercetin reduces blood pressure in


hypertensive subjects. J Nutr. 2007;137:2405–2411.

87. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika; 2011.
88. Laurence D, Bacharach A, editors. Evaluation of Drug Activities:
Pharmacometrics. London: Academic Press Inc. Ltd; 1964.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Karangayu

Dengan Hormat,

46
Saya adalah mahasiswa Program Studi SI Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang, bermaksud melaksanakan penelitian mengenai,
“Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) terhadap

Tekanan Darah pada Lansia”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu
kegiatan dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi SI
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Oleh karena itu, saya mengharap kesediaan anda untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan informasi yang anda berikan.
Informasi yang yang anda berikan hanya akan dipergunakan untuk
mengembangkan ilmu gizi dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud
lain.

Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.

Semarang, 2021

EDWIN AGUNG PRAYOGA


22030116130105

47
Lampiran
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : “Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera)


terhadap Tekanan Darah pada Lansia”

Peneliti : Edwin Agung Prayoga


NIM : 22030116130105

Saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa
saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) terhadap Tekanan Darah
pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu, Kota Semarang.

Saya telah diberitahu bahwa partisipasi ini tidak merugikan saya dan saya
mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi saya
maupun bagi dunia kesehatan.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Semarang, 2021
Peneliti Responden

EDWIN AGUNG PRAYOGA (..........................................)


22030116130105

48
Lampiran

3. Kuesioner Data Diri

LEMBAR KUESIONER DATA DIRI

Judul : Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactyilifera) terhadap


Tekanan Darah pada Lansia

A. Karakteristik Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Tgl lahir :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Tinggal bersama : Riwayat
penyakit :

B. Data Antropometri
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : m
IMT : kg/m2
Status Gizi :

49
Lampiran

4. Kuesioner Tekanan Darah

Data Tekanan Darah


Sebelum perlakuan :
Setelah perlakuan :

Lampiran 5. Kuesioner Konsumsi Kopi


Konsumsi Kopi
1. Seberapa seringkah Anda mengkonsumsi kopi?
_______ x/(*hari/minggu/bulan)

(*pilih salah satu)


2. Pukul berapa Anda biasa mengkonsumsi kopi? _______________

50
Lampiran

6. Kuesioner Aktivitas Fisik PASE

KUESIONER AKTIVITAS FISIK LANJUT USIA PHYSICAL ACTIVITIES


SCALE FOR THE ELDERLY (PASE)

Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda! Selama
7 hari terkhir, seberapa sering Anda:
Pertanyaan 0 1 2 3
Tidak Jarang Kadangkadang Sering
pernah

1. Seberapa seringkah anda


melakukan aktvitas fisik
duduk?
2. Berjalan-jalan di luar rumah?
3. Melakukan olahraga ringan?
4. Melakukan ibadah?
5. Menyapu lantai atau sekitar?
6. Mengepel lantai?
7. Memasak makanan?
8. Mencuci piring atau pakaian?

51
Lampiran

7. Kuesioner Food Recall 3x24 Jam


FORM RECALL MAKANAN 3x24 JAM
Nama Responden : Pengukuran ke : (1) (2)
(3) Tanggal :
Waktu Nama Makanan Bahan Makanan
Makan Jenis Jumlah
URT Gram
Pagi

Selingan

Siang

Selingan

52
Lampiran
Malam

53
Lampiran 8. Leaflet

52
53

Anda mungkin juga menyukai